Stategi dan substansi dakwah Rasulullah di Madinah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan Ilmu pengetahuan dan teknologi
( IPTEK ) saat ini perlu diimbangi dengan perkembangan keimanan dan ketakwaan
(IMTAK ) ini untuk menunjang keberhasilan pendidikan yang dilandasi keimanan
dan ketakwaan.
Di era globalisasi ini banyak para siswa yang tidak
lagi mengindahkan atau mengenal agama, oleh karena itu untuk lebih mengenalkan
siswa dengan kondisi atau kaegamaan perlu adanya pendidikan yang membawa siswa
siswi untuk mengetahui sejarah atau keadaan masa perjuangan rasul dalam
mengembangkan islam agar siswa termotivasi untuk selalu bisa menghargai agama
dan bertindak sesuai dengan akidah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah?
2. Bagaimana
substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
3. Apakah
hambatan dan kesulitan dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Dakwah Rasulullah
SAW pada periode Madinah.
2. Substansi
dan strategi dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
3. Hambatan dan
kesulitan dakwah Rasulullah SAW selama di Madinah.
D. Manfaat Makalah
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis maupun pembaca tentang dakwah
Rasulullah SAW di Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi dan Substansi
Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Pekerjaan besar yang dilakukan
Rasulullah SAW dalam periode Madinah adalah pembinaan terhadap masyarakat Islam
yang baru terbentuk. Peristiwa hijrah nabi ke Madinah akhirnya
dijadikan sebagai awal perhitungan tahun hijriah. Dasar-dasar kebudayaan yang diletakkan oleh Rasulullah SAW itu pada
umumnya merupakan sebuah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat
dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, social, ekonomi dan politik yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Pada Periode Madinah, Rasulullah adalah pemimipin
spiritual dan kepemerintahan kota tersebut, dan Rasullullah meletakkan
nilai-nilai dasar keagamaan pada penduduk Madinah. Pada masa periode Madinah
inilah Islam mengalami kejayaan dan memperluas territorial wilayah
kekuasaannya.
Dalam membina masyarakat Islam di Madinah strategi dakwah yang dilakukan
Rasulullah SAW antara lain :
1. Mendirikan Masjid.
Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum bangunan-bangunan lainnya selain
kediaman beliau sendiri, karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital
dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan mereka lahir dan batin untuk
membina masyarakat Islam atau daulah Islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di
masjid ini Rasulullah SAW mengobarkan semangat jihat di jalan Allah SWT,
sehingga kaum muslimin waktu itu belum begitu banyak tetapi rela
mengorbankan harta dan jiwa untuk kepentingan Islam. Di masjid pula beliau
senantiasa mengajarkan doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam
kepada kaum muhajirin dan ansor. Dan di dalam masjid pula kaum muslimin
mengadakan sholat berjamaah, mengadakan musyawarah untuk merundingkan
masalah-masalah yang di hadapi.
2. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor
Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan kampung halaman mereka, di
pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Ansor karena
kaum Ansor telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan
keuntungan yang bersifat materi, melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah
SWT semata. Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn dengan Harits bin Zaid,
Ja’far bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Itbah bin
Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran dengan kaum
Muhajirin. Dengan demikian kaum muhajirin yang bertahun-tahun berpisah dengan
keluarganya merasa tentram dan aman melaksanakan syariat agamanya. Di tempat
yang baru tersebut sebagian ada yang hidup berniaga ada yang bertani seperti
(Abu Bakar, Utsman dan Ali) mengerjakan tanah kaum Ansor. Dengan ikatan teguh
ini Nabi Muhammad SAW dapat menyatukan dengan ikatan persaudaraan Islam yang
kuat yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke dalam satu ikatan
masyarakat Islam
yang kuat dengan semangat bergotong royong, senasib sepenanggunan. Segolongan orang arab yang menyatakan masuk Islam dalam keadaan miskin
disediakan tempat tinggal dibagian masjid yang kemudian dikenal dengan nama
Ashab Shuffa. Keperluan hidup mereka dipikul bersama diantara
Muhajirin dan Ansor.
3. Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi.
Guna menciptaka suasana tentram di kota baru bagi Islam (Madinah), Nabi
Muhammad SAW membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi
yang berdiam di dalam dan di sekeliling kota Madinah. Inilah salah satu
perjanjian yang diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang ahli
politikus yang ulung yang belum pernah dilakukan oleh para nabi-nabi
terdahulu. Diantara isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi
antara lain :
a. Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin; kedua belah fihak
bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
b. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa
saja yang memerangi mereka. Orang Yahudi memikul belanja mereka sendiri begitu
pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.
c. Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong,
melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
d. Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang
terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan antara kaum Yahudi
dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan kepada Allah dan
Rasullullah SAW.
e. Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib
dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab
Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
Perjanjian
politik yang dibuat oleh Nabi Muhammada SAW tersebut telah menjamin kemerdekaan
beragama dan menjamin kehormatan jiwa dan harta dari golongan yang bukan Islam.
Ini adalah merupakan peristiwa yang baru dalam dunia politik dan peradaban
manusia. Sebab waktu itu diberbagai pelosok dunia masih terjadi perkosaan dan
perampasan hak-hak asasi manusia.
4. Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk masyarakat Islam
Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka Rasulullah SAW menentukan
dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam yang baru terwujud itu, baik dalam
bidang politik, ekonomi, social maupun yang lainnya. Hal ini disebabkan karena
dalam periode perkembangan agama Islam di Madinah inilah telah turun wahyu
Allah SWT yang mengandung perintah berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang bertalian
dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana) dan lain-lain. Dengan
ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, social dan lainnya, maka semakin
teguhlah bentuk-bentuk masyarakat Islam, sehingga semakin hari pengaruh agama
Islam di kota Madinah semakin bertambah besar. Dengan
diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam
dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah
disebut “ Madinatul Munawwarah ”.
B.
Hambatan dan Kesulitan Dakwah Rasulullah
SAW selama di Madinah
Ketika Nabi berada di Madinah serangan dari kaum
Musyrik tidaklah berhenti, ini terbukti dengan adanya beberapa perlawanan yang
sering dilakukan Rasululllah terhadap kaum Musyrik.
1. Kaum Munafik
Menyakiti Rasulullah SAW
Orang-orang
munafik dari kabilah Aus dan Khazraj serta kaum Yahudi dipimpin oleh Abdullah
bin Ubay bin Salul. Setelah kedatangan Islam di Madinah sebagian besar umatnya
berbondong-bondong masuk Islam. Maka ia menjadi kecewa dan gusar. Maka mereka
mulai melakukan tipu muslihat terhadap Islam, membolak-balik
persoalan-persoalan kaum muslimin.
Artinya : “ Di
antara orang Arab Baduwi yang di sekelilingimu itu, ada orang-orang munafik,
dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya.
Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui
mereka. Nanti mereka akan kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan
ke azab yang besar”. (QS. At-Taubah : 101).
2. Orang Yahudi
Menyakiti Kaum Muslimin
Peristiwa
ini ketika Nabi Muhammad mencoba untuk memindahkan kiblat umat Islam dari
Masjid Aqsa ke Masjidil Haram (Kabah). Banyak kaum Yahudi mencoba untuk
menghalanginya yaitu orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak dapat
maksud pemindahan kiblat.
Artinya :”Orang-orang
yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata :”Apakah yang memalingkan
mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah
berkiblat kepadanya?” Katakanlah : Kepunyaan Allah lah Timur dan Barat. Dia
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.” (Al
Baqarah :142).
Di waktu
Nabi Muhammad saw berada di Mekah di tengah-tengah kaum musyrik beliau
berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di
Madinah di tengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Tuhan
untuk mengambil Kabah menjadi kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian
bahwa dalam ibadat salat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Kabah itu menjadi
tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Tuhan. Untuk persatuan umat Islam,
Allah menjadikan Kabah sebagai kiblat.
3. Sikap
Orang-Orang Arab Badui Terhadap Islam
Orang-orang
Badui yang berdiam di sekitar Madinah selalu menghindar dari tanggung jawab
perintah Islam. Mereka bersifat munafik terhadap perintah-perintah Islam, ini
digambarkan alam firmah Allah swt, ketika perang Hudaibiyah:
Artinya : “Orang-orang
Baduwi yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan mengatakan :” Harta dan
keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami”,
mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya …”. (QS.
Al-Fath : 11).
4. Tuduhan
Terhadap ‘Aisyah r.a
Berita
bohong ini mengenai istri Rasulullah saw ‘Aisyah r.a. Ummul Mu’minin, sehabis
perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya’ban 5 H. Peperangan ini diikuti oleh
kaum munafik dan turut pula ‘Aisyah dengan Nabi berdasarkan undian diantara
istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka
berhenti pada suatu tempat. ‘Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu
keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia
pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan
bahwa ‘Aisyah masih ada dalam sekedup. Setelah ‘Aisyah mengetahui, sekedupnya
sudah berangkat dia duduk ditempatnya dan mengharapkan sekedup itu akan kembali
menjemputnya. Kebetulan, lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan ibnu
Mu’athal, ditemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut serasa
mengucapkan :”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, isteri Rasul !”
‘Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan untuk mengendarai
untanya. Shafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah.
Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing.
Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar-besarkannya dengan
menyebut ‘Aisyah berselingkuh dengan Shafwan, maka fitnah atas ‘Aisyah itupun
bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.
BAB III
KESIMPULAN
Rasulullah SAW memiliki keteladanan yang luar biasa. Ketika berada
dalam kesulitan dan perjuangan mendakwah islam yang banyak memiliki halangan,
beliau tetap sabar, ikhlas, dan penuh ketabahan tanpa sedikitpun berbuat kasar
kepada kaum quraisy. Rasulullah saw. Bersama pengikutnya dengan hati lapang dan
iklas meninggalkan segala harta benda dan keluarga yang sangat dicintai untuk
hijrah ke kota madinah, yang nama lainnya madinatul munawarah dengan tujuan
mendakwahkan agama islam kepada seluruh umat manusia.
Keimanan
semua umat islam harus di buktikan dengan mempercayai nabi muhammad melakukan
isra dan mikraj hanya dalam waktu satu malam yang tidak semua orang bisa
mempercayainya.
Dan
bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan
suri tauladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan
keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
http://cici-merda.blogspot.com/2012/06/dakwah-rasulullah-periode-madinah.html
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://remajamasa2013.blogspot.com/2013/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-periode.html
http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html
http://chatondimas.blogspot.com/2011/10/makalah-tentang-dakwah-rasullah-periode.html
http://ekspresidakwah.blogspot.com/2012/10/strategi-dakwah-rasulullah-periode.html
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/strategi-dakwah-rasulullah-saw-516406.html
Terampil
Belajar Pendidikan Agama Islam untuk Kelas VIII Penerbit Grafindo
http://ikhsanu.blogspot.com
http://greenzonekampus.blogspot.com/2010/09/sejarah-dakwah-seblum-masa-nabi.html
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2012/10/makalah-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://pensupendi.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-dakwah-rasull-periode.html
http://hasbiahfuji.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-dakwah-nabi.html
Post a Comment for "Stategi dan substansi dakwah Rasulullah di Madinah"