Cara pengukuran panggul
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Persalinan
dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya
jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa atau tidak,
pengukuran panggul diperlukan.
Seorang
multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang a’terme dengan spontan
dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu
jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan kesukaran
kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang
(exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari bagian
lunak jalan lahir.
Pada ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan
dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan
penyulit persalinan, apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan
panggul. Pengukuran panggul dilakukan pada setiap wanita hamil yang akan
direncanakan untuk lahir secara per vaginam. Pemeriksaan panggul ini
dilakukan pada usia kehamilan > 32 minggu pada setiap pemeriksaan
antenatal.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara mengukur panggul?
2.
Apakah fungsi panggul?
3.
Bagaimana bentuk-bentuk panggul?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Panggul
Selama ini
kita tahu bahwa bidan merupakan
tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan maternal dan
perinatal. Keberadaan bidan memiliki
posisi strategis, mengingat sebagian besar persoalan reproduksi berhubungan
dengan kaum perempuan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan berkualitas. Untuk dapat memberikan pelayanan
berkualitas, bidan harus
terlebih dahulu terampil serta memiliki kompetensi yang luas termasuk dalam
anatomi khususnya wanita dalam memberikan asuhan kebidanan yang
bekualitas.
Panggul terdiri atas
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum
Bagian Keras
Panggul
Tulang
panggul terdiri atas empat tulang :
1. 2 tulang
pangkal paha (ossa coxae)
2. 1 tulang
kelangkang (os sacrum)
3. 1 tulang
tungging (os coccygis)
a.
Tulang pangkal paha (ossa coxae)
terdiri daria.
1.
Tulang usus (os ilium)
a)
Merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
b)
Bagian atas merupakan pinggir tulang
yang tebal yang disebut crista iliaca.
c)
Ujung depan maupun belakang dari
crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior dan spina iliaca
posterior superior.
d)
Sedikit dibawah spina iliaca
anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca anterior
inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior terdapat
spina iliaca posterior inferior.
e)
Dibawah spina iliaca posterior
inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura ischiadica mayor.
f)
Pada os ilium terdapat lajur ialah
linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan
panggul kecil.
2.
Tulang duduk (os ischium)
a)
Terdapat sebelah bawah dari tulang
usus.
b)
Pinggir belakang berduri disebut
Spina Ischiadica
c)
Di bawah spina ischiadica terdapat
incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian
inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut tuber
ischiadicum.
3.
Tulang kemaluan (os pubis)
a)
Terdapat sebelah bawah dan depan
dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang dalam
tulang panggul yang disebut foramen obturatorium.
b)
Tangkai tulang kemaluan yang
berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis pubis.
c)
Sedangkan yang berhubungan dengan
tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis.
d)
Rasmus inferior kiri dan kanan
membentuk arcus pubis.
b.
Tulang kelangkang (os sacrum)
1.
Berbentuk segitiga
2.
Melebar diatas dan meruncing kebawah
3.
Terletak sebelah belakang antara
kedua pangkal paha
4.
Terdiri dari 5 ruas tulang
bersenyawa
5.
Permukaan depannya cekung dari atas
kebawah maupun dari samping ke samping
6.
Kiri dan kanan dari garis tengah
nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora.
7.
Lubang ini dilalui urat –urat syaraf
yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil
8.
Flexus sacralis ini melayani
tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di
kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke dalam
rongga panggul.
9.
Permukaan belakang tulang kelangkang
gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri disebut crista
sacralis
10. Ke atas
tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang
11. Bagian atas
dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut
promontorium.
c.
Tulang tungging (os coxigis)
1.
Berbentuk segitiga dan terdiri atas
3-5 ruas bersatu
2.
Pada persalinan ujung tulang
tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar
Ruang Panggul (Pelvis Cavity)
1.
Pelvis major (false pelvis)
2.
Pelvis minor (true pelvis). Pevis
major terletak di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.
Pintu Panggul
1.
Pintu atas panggul (PAP) = Disebut
Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas
symphisis.
2.
Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira
pada spina ischiadica, disebut midlet
3.
Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi
simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
4.
Ruang panggul yang sebenarnya
(pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
Inklinasi
panggul / miring panggul
yaitu sudut
antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri
sudut ini 55 derajad.
B. Cara Pengukuran Panggul
Ukuran
panggul dapat ditentukan secara:
a) Klinik (pelvimetri klinik)
Pemeriksaan
dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Caranya, dokter akan
memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga
menyentuh bagian tulang belakang/promontorium. Setelah itu, dokter akan
menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui
ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul.
Jarak
minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jika kurang
maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir
tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan
secara normal.
1) Pintu Atas Panggul
Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera
adalah ukuran yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara
indirect ialah dengan tergantung dari lebar dan inklinasi sympisis.
Cara
mengukur conjugata diagonalis (CD) :
·
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk
dan jari tengah, melalui konkavita dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas
sampai dapat meraba promotorium.
·
Sisi radial dari jari telunjuk
ditempelkan pada pinggir sympisis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari
telunjuk tangan kiri.
·
Promotorium hanya bisa tercapai oleh
jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul
dengan ukuran normal, promotorium tak tercapai, tapi menandakan bahwa CV cukup
besar.
·
Kalau CV lebih besar dari 10 cm,
maka pintu atas panggul diangap cukup luas (biasanya CV = 11 cm). Sebetulnya
ini tidak tepat, kerena walaupun CV cukup besar, masuh ada kemungkinan bahwa
ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit. Sayang sekali diameter
transversa tak dapat diukur secara klinis, tapi kesempitan diameter transversa
tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.
·
Selain dengan pengukuran CD kita
juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pintu atas panggul mencukup kalau keala
anak dengan ukuran tervesarnya sudah melewati pintu atas panggul.
Ini dapat diketahui dengan :
1. Pemeriksaan
luar
Kalau kepala
janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul, maka hanya
bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar di atas sympisis. Ukuran-ukuran
luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian, apakah persalinan dapat
berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat
memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar
yang terpenting adalah :
§ Distantia
Spinarum :
Jarak antara
spina iliaca anterior superior kiri dan kanan
§ Distantia
Cristarum :
Jarak yang
terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri
§ Conjugata
Externa (Baudeloque) :
Jarak antara
pinggir atas sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V
§ Ukuran
lingkar panggul
Dari pinggir
atas sympisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak
yamg lain.
Catatan :
Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul
kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.
2.
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dilakukan pada usia
kehamilan 36 minggu. Caranya, Teknisnya dokter/bidan akan memasukkan dua jarinya
(jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang
belakang/promontorium. Setelah itu, dokter/bidan akan menghitung jarak dari
tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul
dan pintu tengah panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan
promontorium adalah 11 cm. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan
promontorium adalah 11 cm. Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul
sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu
berpanggul sempit dapat melahirkan secara normal. Panggul tengah di ukur
dengan cara memeriksa spina ischiadika atau tonjolan tulang panggul yang teraba
menonjol atau tidak, dan sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat dan
intertuberosum lebih dari 8 cm untuk mengetahui panggul bawah luas.
Bagian terendah kepala sampai
spinaischiadica atau lebih rendah. Caput succedaneum yang besar dapat memberi
kesan yang salah, dimana seolah-olah bagian terendah sudah sampai setinggi
spina ischiandica, padahal kepala masih tinggi, maka hasil pemeriksaan dalam
harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam, untuk menentukan
ukuran dan bentuk panggul :
Dengan pemeriksaan dalam dapat kita
ukur CD, tapi kita juga dapat kesan mengenai bentuk panggul. Yang harus
diperiksa ialah :
1.
Apakah promotorium teraba atau
tidak. Bila teraba berapa cd nya.
2.
Apakah tidak ada tumor (exostose)
pada permukaan belakang sympisis.
3.
Apakah linea innominata teraba
seluruhnya atau sebagian.
4.
Apakah sidewalls (dinding samping)
lurus, convergent atau divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak
perlu diikuti oleh bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.
5.
Apakah kedua spina ischiadica
menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan
dinding samping yang convergent.
6.
Apakah os sacrum mempunyai inklinasi
ke depan dan belakang. Perhatikan pula lomkavitas dari sacrum. Dalam keadaan
pathologic sacrum mempunyai bentuk hamper lurus.
7.
Apakah sudut arcus pubis cukup luas
atau tidak.
2) Bidang tengah panggul
Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur
secara klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis.
3) Pintu bawah pangul
Diameter transversa dan diameter sagitalis posterior
dan anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms. Tapi pengukuran
diameter transversa ini adalah pengukuran yang kasar, karena tubera ischii
tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke orang.
Ukuran yang lebih besar dari 8 cm, dianggap mencukupi. Karena pengukuran
diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan untuk memperhatukan bentuk
arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yang tumpul.
b) Pemeriksaan
Rontgen
Dilakukan
dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama pemotretan
ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain,
hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa
untuk mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun
sebetulnya bisa terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara
klinis, pengukuran dengan alat rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci
mengenai diameter pintu panggul.
Ukuran-ukuran
panggul dapat juga diukur dengan sinar X. keuntungan dari pengukuran panggul
dengan sunar roentgen ialah :
1.
Dapat mengambil ukuran-ukuran yang
tak dapat ditentukan secara klinis seperti diameter transversa dari pinti atas
panggul, ukuran antara spinae ischiadicae, diameter antero posterior dari
bidang tengah panggul.
2.
Selain dari pada memberikan
ukuran-ukuran panggul juga memperlhatkan pada kita bentuk pangul.
3.
Dapat menentukan apakah ukuran
terbesar kepala sudah melampaui pintu atas panggul.
Langkah-langkah
Pemeriksaan panggul bagian dalam
a.
Persetujuan Pemeriksaan
1.
Jelaskan tentang prosedur
pemeriksaan
2. Jelaskan
tentang tujuan pemeriksaan
3. Jelaskan
bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang
menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
4. Pastikan
bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
5. Mintakan
persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
b. Persiapan
Alat dan
Bahan
(a) Ibu
– Ranjang
Periksa
– Kapas dan
Larutan antiseptik
(b)
Pemeriksa
– Sarung
tangan
– Sabun dan
air
– afron
c. Memasang
sarung tangan karena biasanya kalau tidak menggunakan sarung tangan maka akan
mudah terserang berbagai macam infeksi penyakit seperti HIV.
d.
Pemeriksaan
1.
Pastikan kandung kemih wanita kosong
sebelum memulai pemeriksaan, karena pemeriksaan bimanual sangat tidak nyaman
bagi wanita jika kandung kemihnya penuh. setelah mengosongkan kandung kemih,
persilahkan ibu untuk berbaring di atas ranjang periksa.
2.
Persiapkan ibu pada posisi litotomi
di atas meja. Pastikan bokong sedikit dibelakang tepi meja, karena apabila
wanita tidak di posisikan dengan tepat di tepi meja dapat menggangu ketika
spikulum akan dipegang anda akan kesulitan mengatur posisi spikulum.
3.
Dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri, sisihkan labium mayor ke lateral untuk membuka vulva.
4.
Masukkan telunjuk dan jari tengah
tangan kanan ke dalam lumen vagina melalui introitus yang terbuka.
5.
Pindahkan tangan kanan ke fundus
uteri.
6.
Arahkan bagian ventral/palmar
jari-jari tangan dalam ke simpisis os pubis, tentukan besar sudut yang
dibentik antara os pubis kiri dan kanan.
7.
Dengan ujung bagian ventral
jari-jari dalam, telusuri linea inominata kiri sejauh mungkin, kemudian lakukan
pula pada bagian kanan dengan cara yang sama.
8.
Letakkan jari dalam pada sekitar
pertengahan linea inominata kiri kemudian geser ke bawah (sejajar sumbu badan
ibu) menelusuri dinding samping panggul untuk menilai arah dan sudutnya (rata,
menyudut ke dalam atau luar).
9.
Menjelang akhir dinding samping
panggul (sekitar 5 cm dari pintu atas panggul) akan teraba tonjolan tulang, kea
rah dalam jalan lahir dan berbentuk segitiga, yang disebut dengan spina
iskiadika. Nilai derajat penonjolan spina ke jalan lahir.
10. Lakukan hal
yang sama pada dinding samping panggul bagian kanan (gunakan bagian atau sisi
medial jari tengah) kemudian nilai distansia interspinarum.
11. Raba
tuberkositas iskiadia dengan meneruskan rabaan dinding samping panggul hingga
bagian paling ujung. Lakukan untuk dinding kiri dan kanan, kemudian nilai
distansia intertuberosum (jarak antara kedua tuberositas).
12. Geser tangan
dalam kea rah belakang sehingga teraba bagian tulang yang rata dan mempunyai
lekukan ke belakang, bagian ini disebut dengan sacrum. Nilai konkafitas tulang
tersebut dengan menelusurinya ke arah atas dan bawah (tepat di bagian tengah).
13. Teruskan
perabaan bagian tengah sacrum hingga mencapai ruas dan bagian ujung tulang
coocygis. Nilai inklinasi tulang tersebut, ke depan (mengarah ke jalan lahir)
atau ke belakang.
14. Pindahkan
jari tangan dalam ke linea inominata kanan kemudian telusuri sejauh mungkin ke
belakang hingga posisi jari mengarah ke tengah (sumbu badan ibu). Bila di
tengah tonjolan tulang ke bagian dalam jalan lahir (promontorium os sacrum),
maka beri tanda pada pangkal jari tangan kanan dengan tangan kiri untuk
memutuskan batas atau jarak dari titik tersebut sampai ujung jari kanan.
15. Keluarkan
telunjuk dari tengah tangan kanan sementara jari telunjuk tangan kiri yang
menentukan batas tadi, tetap pada posisinya.
16. Ambil alat
ukur/penggaris dengan tangan kiri, dekatkan dengan jari tengah tangan kanan dan
batas yang telah dibuat tadi untuk menentukan konjugata diagonalis yang
kemudian dikonversikan menjadi konjugata vera.
17. Beritahukan
pada ibu bahwa pemeriksaan telah selesai.
Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal
berdasarkan bobot bayi:
1.
Panggul sempit, panggul jenis ini
hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah.
2.
Panggul sedang, bisa mengeluarkan
bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg.
3.
Panggul luas, panggul jenis ini bisa
mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg.
Ukuran
panggul rata-rata dan terkategori normal:
1.
Pintu atas panggul (pelvic
inlet) minimal memiliki diameter 22 cm.
2.
Pintu tengah panggul (mid
pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm.
3.
Pintu bawah panggul, panjang
diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.
C. Fungsi
Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah :
1.
Panggul besar (Pelvis Mayor)
Fungsi dari panggul besar adalah menyangga isi abdomen
2.
Panggul kecil (Pelvis Minor)
Fungsi panggul kecil adalah :
a.
Membentuk jalan lahir
b.
Tempat alat genitalia
D. Bentuk-bentuk
Panggul Wanita
Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk
panggul :
1.
Panggul Gynecoid : bentuk
panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul
tipikal wanita
2.
Panggul Android : bentuk PAP
seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul
tipikal pria
tipikal pria
3.
Panggul Antropoid : bentuk
PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
4.
Panggul Platipeloid : bentuk
PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit
arah muka belakang.
bentuk panggul
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Persalinan
dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya
jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul.
Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa atau tidak,
pengukuran panggul diperlukan.
Pada ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat
menimbulkan penyulit persalinan, apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau
kelainan panggul. Pengukuran panggul dilakukan pada setiap wanita hamil yang
akan direncanakan untuk lahir secara per vaginam. Pemeriksaan panggul ini
dilakukan pada usia kehamilan > 32 minggu pada setiap pemeriksaan
antenatal.
B.
Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritk
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Winkjosastro.
Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;2002.
Cunningham.
Obstetric Williams. penerbit buku kedokteran ECG, Jakarta;2006.
IBG Manuaba
dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta;2006
Salmah, dkk.
Asuhan kebidanan antenatal EGC. Jakarta;2006
Varney.
Varney midwifery. Jakarta;1997.
Neil, W.R.
Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001.
Post a Comment for "Cara pengukuran panggul"