Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Farmasetika dasar

BAB I
     PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dengan adanya manusia di dunia ini mulailah muncul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupun mengkonsumsi obat. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat  adalah  zat  aktif  berasal  dari   nabati, hewani, kimiawi  alam maupun sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif (profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada manusia maupun hewan. Zat aktif tersebut  tidak  dapat   dipergunakan begitu saja, sebagai obat terlebih dahulu harus dibuat  dalam bentuk sediaan. 
Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. Umumnya bentuk sedian obat mengandung satu atau lebih senyawa obat/zat yang berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu. Dalam memilih bentuk sediaan obat perlu memperhatikan sifat bahan obat, sifat sediaan, kondisi penderita dan penyakitnya, harga, dan lain-lain. Disamping itu perlu diperhatikan pula penulisan resepnya agar jelas dan lengkap, sehingga tidak memberikan permasalahan dalam pelayanannya.
Untuk pemakaian topical, keunggulan bentuk sediaan liquid, jika dibanding bentuk sediaan solid maupun semisolid, terletak pada daya sebar dan bioadesivitasnya, selama viskositasnya optimum. Namun terkait daya lekat dan ketahanan pada permukaan kulit, bentuk sediaan liquid relatif lebih rendah jika dibanding bentuk sediaan semisolid. Hal ini terutama berhubungan dengan tingkat viskositas dari kedua bentuk sediaan tersebut.
Dalam makalah ini, akan membahas mengenai Linimentum. Linimentum merupakan sediaan cair atau cairan kental yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan linimentum dapat berupa emulsi, suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya.
I.2 Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah dapat mengetahui pengertian linimentum, jenis-jenis linimentum, contoh sediaan linimentum, mengetahui tata cara pembuatan linimentum dengan takaran yang sesuai serta penulisan resep linimentum (contoh untuk penyakit scabies).

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Obat dan Sediaan Obat
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.
Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat aksinya di dalam tubuh. Efek farmakologi obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi (site of action) yaitu Efek toksik dan Efek terapetik Pemilihan bentuk sediaan obat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan.
Tujuan bentuk sediaan obat perlu diketahui yaitu sebagai berikut :
·      Keadaan klinik penderita berpengaruh dalam pemilihan bentuk obat (peroral, injeksi, suppositoria)
·      Bentuk obat mempengaruhi kecepatan kerja obat (peroral, per injeksi, inhalasi, per anus, topikal)
·      Jenis obat yang sama, bentuk obat berbeda digunakan untuk tujuan terapi yang berbeda:
- Metronidazol (tablet, sirup, suppositoria, ovula,injeksi)
- Magnesium sulfat (pulvers, injeksi)
- Anti Inflamasi Non Steroid (tablet, injeksi, suppositoria)
·      Bentuk obat sama, efek terapi berbeda (sistemik, lokal)
Bentuk obat mempengaruhi “ kepatuhan” pasien dalam menggunakan obat :
- Anak : pulvers, sirup
- Dewasa : tablet, kapsul
- Lansia : sirup, kapsul, pulvers, tablet
·      Jenis obat yang sama pada penyakit yang sama yaitu dapat diberikan bentuk obat berbeda (Trikomoniasis-Candidiasis dengan terapi metronidazol dan ketokonazol/nistattin).
·      Bentuk obat tergantung sifat fisiko kimia bahan obat
Macam-macam Bentuk Sediaan Obat yaitu :
1.    Bentuk sediaan obat padat
2.    Bentuk sediaan obat cair
3.    Bentuk sediaan obat ½ padat
Menurut karakteristik fisik konsistensinya, obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:
a. Cairan kental atau encer : liniment
b. Setengah padat: cream, pasta
c. Lebih padat : sapo medicatus, emplastrum
Adapun keuntungan sediaan setengah padat dibandingkan dengan sediaan cair:
·      Dapat diatur daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya
·      Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
·      Lebih sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.
·      Lebih mudah digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Cara mengenali kerusakan sediaan semi padat yaitu mengandung minyak atau lemak sebagai basis, maka dalam penyimpanan dapat terjadiketengikan, terutama untuk sediaan-sediaan dengan basis lemak tak jenuh, ketengikan ini dapat diketahui pada perubahan bau dan konsistensinya, dapat berbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya, dan dapat juga terjadi perubahan.
II.2 Pengertian Linimentum
Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mengandung sifat rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar. Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan otot digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit dengan mengoleskan pada kulit menggunakan kain flanel atau bahan lain yang cocok; linimentum yang menghangatkan digunakan pada kulit dengan cara mengoleskan sambil memijat dan mengurut.
Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai berikut :
1.    Dipakai pada kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat terjadinya iritasi) dan dengan cara digosokkan pada permukaan kulit
2.    Apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut alkohol
3.    Linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau mengurut. Contoh : Linimentum salonpas (untuk counteriritant)
Adapun keuntungan linimenta adalah:
1.    Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat
2.    Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut.
3.    Penetrasi lebih baik dari sediaan salep
II.2 Jenis Linimentum
Linimentum yaitu sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan linimentum dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak atau berupa emulsi, yaitu hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga bila dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk dan dapat pula berpa suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya.
Emulsi dan suspensi tergolong dalam sistem dispersi, yang artinya bahwa bahan tidak larut dalam medium, namun hanya tersebar merata dalam medium. Emulsi merupakan sediaan liquid yang mengandung satu atau lebih zat aktif, yang berada dalam 2 atau 3 jenis cairan yang tidak saling menyatu, namun terdispersi homogen, yang distabilkan oleh suatu emulgator. Zat aktif dalam sediaan ini dapat berupa minyak, atau solid yang terlarut dalam salah satu fase dalam sistem dispersi ini. Sediaan emulsi ini didesain dalam dunia kefarmasian untuk memfasilitasi penghantaran zat aktif yang berupa minyak, atau zat aktif  yang larut minyak. Jika hanya diberikan dalam bentuk minyak saja, maka tingkat penerimaan pasien akan cenderung rendah.
Suspensi topikal yaitu sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit biasanya berupa liniment. Emulsi untuk penggunaan eksternal biasanya langsung disebut sebagai cream (sediaan semisolid), lotion atau liniment (sediaan liquid), hingga akhirnya sediaan emulsi ataupun lotio banyak digunakan oleh kalangan masyarakat dalam penyembuhan suatu penyakit.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan oleh zat pengemulsinya atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia Ed.III). Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir – butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator) yang merupakan komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsa yang stabil.
Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi peroral atau injeksi intravena sedangkan untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau membran mukosa yaitu liniment, lotion, krim dan salep. Emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai emulsi M/A atau A/M (fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak), tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolient atau pelembut jaringan dari preparat tersebut dan dengan keadaan permukaan kulit. Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.
Macam– macam Linimenta, yaitu :    
1.    Campuran lemak padat dengan lemak lunak
2.    Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
3.    Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
4.    Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
5.    Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu Emulsum Benzylis Benzoatus
6.    Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)
Ada dua jenis liniments yaitu sebagai berikut:
1.     Liniments beralkohol liniments oleaginous lebih ringan dalam tindakan mereka, digunakan umumnya untuk mereka tetapi rubefacient, counterirrita lebih berguna ketika nantit agak kurang mengiritasi. Astringent dan pijat diperlukan efek menembus menembus kulit lebih kulit, tergantung pada mereka mudah daripada bahan-bahan dengan minyak dasar. dapat berfungsi lapisan semata-mata sebagai pelindung.
2.     Liniments beralkohol liniments oleaginous, Solvent mungkin rubefacient tetap, digunakan umumnya untuk minyak counterirrita (minyak almond, kacang nt agak astringent, dan minyak, minyak wijen efek penetrasi, minyak biji kapas) atau  menembus. kulit lebih tidak stabil substansi (mudah daripada melakukan hal wintergreen dengan basis minyak, minyak, terpentin) atau kombinasi minyak tetap dan volatile.
Linimentum tidak harus diterapkan pada kulit yang memar/rusak karena iritasi yang berlebihan mungkin terjadi. Liniments : Dermatologis Aplikasi ini harus ditandai untuk " pemakaian luar "  meresepkan produk jenis ini tetapi hanya mereka yang berisi rubefacients diiklankan secara luas dan digunakan oleh konsumen untuk mengobati nyeri otot ringan dan nyeri.
II.3 Pembuatan Linimentum
Linimentum (Liniment) sediaan kental atau cair yg dioleskan pada kulit. Larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak atau berupa emulsi (hasil penyabunan yg mengandung air, bila dioleskan memberikan perasaan sejuk. Cara pembuatan linimentum yaitu sebagai berikut:
1. Mencampurkan seperti pada pembuatan salep.
   Contoh : Linimen Gondopuro.(F.N)
2. Dengan penyabunan (terjadi penyabunan)
    Contoh : Linimen Amonia.(F.N.)
                 Lotio benzil benzoas.(F.N)
3. Terbentuk dari emulsi
    Contoh : Peruvianum Emulsi I (F.N)
                  Peruvianum Emulsun II (F.N)                 
Adapun sediaan Liniment di pasaran antara lain :
1.    Linimentum Sport
Penyimpanan dalam botol berwarna, bermulut kecil dan ditempat sejuk. Pada etiket juga tertera “Obat luar”. Linimenta tidak dapat digunakan untuk kulit yang luka atau lecet.
2.    Sloan’s Liniment
        Sloan’s Liniment adalah bahan aktif dalam cabai yang membuat mereka panas digunakan dalam krim dan lotion obat untuk meringankan nyeri otot atau sendi. Pada tubuh menyebabkan sensasi panas yang mengaktifkan sel-sel saraf tertentu. Dengan penggunaan rutin capsaicin, efek pemanasan ini mengurangi jumlah substansi P, zat kimia yang bertindak sebagai utusan nyeri dalam tubuh.
3.    Tawon Oil    
             Komposisinya yaitu minyak kelapa (coconut oil), minyak kayu putih (cajuput oil), minyak sereh, daun lada, rimpang jahe (ginger), rimpang kunyit, dan bawang merah (onion).kegunaanya yaitu menjajaga kelembaban, mengatasi luka, melancarkan sirkulasi darah dan membantu penyembuhan.
4.    Bacteria Restraining Liniment
        Nama Produk: Bakteri Restraing Liniment, Model: XH017 P berasal dari China. Obat gosok ini harum, terdiri mentol, minyak kayu putih, kapur barus, metluyl salicglate, dan sebagainya. Hal ini dapat diterapkan pada kulit dan mengendalika Escherichiacoli, staphylococcus aureus, Candida albicans, dan bacteria. Sementara sejenis lainnya, itu juga efektif untuk menghilangkan ruam panas, kulit gatal dan sengatan dari nyamuk. Kemasan: Inner packing: 120ml / kemasan plastik dan botol: 100 botol plastik/ctn.
5.    Konicare Caju putih Oil 
 ·      My Baby Skin Lotion Pelindung
Bisa digunakan kapan saja bila diperlukan berisi Citronella Oil dan Chamomile yang dapat mencegah bayi dari gigitan serangga /mosquio dan memiliki Netto : 50gr.
·      Konicare Bayi Telon Oil
Terdiri dari Cocos dan Cajuputi Oilefektif untuk mengurangi kolik dan memberikan kehangatan kepada bayi.
 6.    Cap Lang Caju Puti Oil   
           Menggunakan minyak kayu putih dari sumber terbaik di pulau Maluku; Ambon. Minyak kayu putih dari pulau ini memiliki aroma yang sangat berbeda dan memiliki kandungan cineol yang lebih tinggi. Indikasi iembantu sakit perut, perut kembung, rasa mual, dan gatal-gatal akibat gigitan serangga/nyamuk.
7.    Equine Liniment Leg & Muscle
        Equine Liniment adalah kombinasi unik dan menenangkan minyak esensial dalam basis krim non-berminyak dan diformulasikan untuk hewan dengan bahan-bahan alami untuk membantu dalam menghilangkan nyeri kaki, otot dan ketegangan sendi. Ini berisi Peppermint dan Eucalyptus minyak yang merangsang aliran darah ke daerah yang terkena sebagai sensasi pendinginan cepat memungkinkan untuk penurunan sensasi rasa sakit hingga enam jam. Cirinya yaitu tidak berminyak, tidak ada pembakaran atau Blistering dan tidak akan mengganggu luka terbuka.
8.    Minyak Urut GPU 
               
Brand::
Product Code::
B
Komposisi:
Methyl salicylate 353 mg, eucalyptus oil 182 mg, nutmeg oil 72 mg, methyl salicylate 200 mg, citronella oil 40 mg
Kegunaan:
Untuk membantu meredakan nyeri otot, pegal linu, nyeri sendi, terkilir, sakit punggung, keseleo, memar karena benturan, memperlancar peredaran darah
Kemasan:
Botol 60 m

9.Tiger Liniment
Bahan aktif: Menthol (16%), Minyak Wintergreen (28%) dan bahan aktif: Eucalyptus Oil, Spike Lavender Oil, Light Mineral Oil. Peringatan: Hanya Untuk Penggunaan Eksternal bila menggunakan produk ini.
II.4 Contoh Pembuatan Resep Linimentum
a.    Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum cocos, glicerinum, gom untuk minyak, gom untuk sulfur, aqua. Sedangkan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, cawan porselin, gelas arloji, etiket warna biru, botol, selotip.
Sulfur praecipitatum atau belerang endap memiliki ciri-ciri warnakuning pucat, sangat halus tidak berbau, dan tidak berasa. Fungsi utama dari Sulfur praecipitatum adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. Sulfur praecipitatum praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon disulfide, sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam etanol.
Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih, lembut, memiliki rasa hambar, dan bau yang aneh berfungsi sebagai zat tambahan. Oleum cocos ini mampu membentuk busa putih, tidak diendapkan oleh garam, dan karena itu dapat digunakan dengan air laut. Busa akan terbentuk jika oleum cocos dicampur dengan air yang banyak, namun bila dicampur dengan air yang sedikit oleum cocos ini akan  menggumpal. Jika terpapar sinar matahari, oleum cocos ini akan menjadi tengik. Titik leleh berkisar dari 20 ° sampai 28 ° C (68 ° sampai 82,4 ° F.).
Oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Oleum ricini (minyak jarak) ini merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltiknya dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Anwar, 2000).
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol dan gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama dagang dari gliserol.
Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Safonifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun
Transesterifikasi lemak dengan metanol menggunakan katalis NaOCH3 (sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unitfat splitting ini masih terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air manis biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti:
1. Pemurnian dengan sentrifuse
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Dalam Industri farmasi, gliserin digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain. Sedangkan dalam bidang kosmetik digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan deterjen.
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan dan Senegal. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloidlainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah kristalisasi gula (Tranggono dkk,1991). Gum dimurnikan melalui proses pengendapan dengan menggunakan etanol dan diikuti proses elektrodialisis (Stephen and Churms, 1995). Menurut Imeson (1999), gum arab stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal ini berkisar 3,9-4,9 yang berasal dari residu asam glukoronik. Emulsifikasi dari gum arab berhubungan dengan kandungan nitrogennya (protein).
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol untuk mempersingkat waktu pemanasan, mengingat gum arab dapat terdegradasi secara perlahan-lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas.
Menurut Alinkolis (1989), gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum arab akan membentuk larutan yang tidak begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan (paling tinggi 50%). Viskositas akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi (Tranggono dkk, 1991). Gum arab mempunyai gugus arabinogalactan protein(AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan sebagai pengemulsi dan pengental (Gaonkar,1995).
Hui (1992) menambahkan bahwa gum arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif karena kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan roti. Gum arab memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya rendah. Karakteristik kimia gum arab berdasar basis kering dapat dilihat pada Tabel
Komponen Nilai (%)
Galaktosa                    36,2
Arabinosa                    30,5
Rhamnosa                   13,0 
Asam glukoronik         19,5 
Protein                         2,24
Sumber : Glicksman (1992)
Metode Pembuatan
Botol dilakukan peneraan sampai 50 ml, kemudian diberi tanda. Selanjutnya timbangan dilakukan peneraan juga dengan dialasi kertas perkamen. Semua bahan ditimbang, dengan menggunakan sendok tanduk sulfur praecipitatum diambil sebanyak 3,0 gram, selanjutnya oleum ricini dituang langsung pada cawan porselin sebanyak 2,0 gram kemudian ditimbang dan dialasi kertas perkamen. Sebanyak 3,0 gram oleum cocos dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Begitu juga dengan, Gliscerinum, sebanyak 1,0 gram glicerinum dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Selanjutnya dengan menggunakan sendok tanduk, diambil gom untuk minyak dan gom untuk sulfur masing-masing sebanyak 2,5 gram dan 0,5 gram, kemudian ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Terakhir adalah aqua sebanyak 1 x gom ad 50 ml
Mortar kering dan bersih, disiapkan kemudian dimasukkan ol.ricini dan ol.cocos, diaduk homogen kemudian ditambahkan gom 2,5 g, dicampur sampai homogen. Aqua sebanyak 3,75 ml ditambahkan sekaligus diaduk cepat dan searah sampai terbentuk corpus emulsi (CE). Gliserin ditambahkan sedikit-sedikit pada corpus emulsi, diaduk perlahan. Air ditambahkan sedikit-sedikit, diaduk cepat searah sampai ada perubahan fase dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih encer). Kemudian diencerkan dengan air 10 ml lalu diaduk, dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas dengan 5 ml air lalu dimasukkan ke dalam botol.
Mucilago dibuat lagi dalam mortar dengan cara, 0,5 g gom ditambah 0,75 ml air diaduk cepat dan searah sampai terbentuk mucilage, kemudian disisihkan. Sulfur dimasukkan dalam mortar, digerus lalu dicampur dengan mucilage, 5 ml aqua ditambahkan, diaduk sampai homogeny lalu dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas lagi dengan 5 ml air, dimasukkan ke dalam botol. Terakhir, botol ditutup
Penyimpanan
Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket warna biru tanda bahwa sediaan ini adalah obat luar (topikal) dan pada kemasan diberi label kocok dahulu.
II.5 Resep Linimentum untuk Penyakit Scabies
Scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasitSarcoptes scabiei. Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen.
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah abdomen. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan tampak kurus.
Pada pembuatan sediaan linimentum untuk terapi scabies, pertama yang dicampurkan adalah oleum ricini dan oleum cocos. Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih dan berfungsi sebagai zat tambahan. Sedangkan oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Kedua zat ini berbasis minyak, sehingga tidak dapat larut dengan zat aktif (sulfur praecipitatum) sehingga diperlukan zat pembawa yaitu gom. Pada penggunaan ini, gom arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas (pengental), penstabil, dan pengemulsi.
Tahap selanjutnya yaitu penambahan air kemudian diaduk dengan cepat. Pengadukan yang cepat ini dilakukan agar dapat terbentuk corpus emulsi. Jika pengadukan kurang cepat maka sulit terbentuk CE dan larutan tidak menyatu. Setelah terbentuk CE, ditambahkan gliserin sedikit demi sedikit; aduk perlahan lalu tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk cepat searah sampai terjadi perubahan fase dari air dalam minyak menjadi minyak dalam air (lebih encer).
Langkah selanjutnya yaitu pencampuran air dengan gom hingga terbentuk mucilago. Mucilago merupakan masa yang kental seperti getah; termasuk serat yang larut air. Kemudian ditambahkan sulfur praecipitatum, 5 ml aqua; aduk hingga homogen. Larutan tersebut dimasukkan dalam botol dan  ditambahkan air sampai 50 ml. Setelah itu botol ditutup.
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies, yang digunakan 3 x sehari dan digosokkan perlahan pada bagian yang sakit. Etiket yang digunakan yang berwarna biru dan pada kemasan diberi label kocok dahulu. Belerang endap (sulfur praecipitatum) dalam minyak merupakan sediaan yang aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau dan dapat menimbulkan iritasi.
Mekanisme belerang endap sebagai anti scabies yaitu saat linimentum yang mengandung belerang diaplikasikan, sulfur bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
Liniments solusi atau campuran dari berbagai zat dalam minyak, larutan alkohol sabun, atau emulsi dan mungkin mengandung bahan persiapan ini yang mungkin cair pengawet antimikroba yang sesuai atau semi-cair dimaksudkan untuk aplikasi eksternal dan harus diberi tanda. mereka digosok ke daerah yang terkena; karena ini sering disebut minyak gosok diterapkan dengan gesekan dan menggosok kulit, minyak atau sabun dasar untuk memberikan kemudahan aplikasi dan pijat.
Penggunaan antipruritus digunakan untuk mengurangi rasa gatal. Umum liniments Emollients. Astringents menyebabkan jaringan biologis untuk kontrak. Analgesik produk yang melembutkan kulit atau mengobati kulit kering. Rubefacient  yaitu zat yang menyebabkan kemerahan (Rubar) counterirritant agen diterapkan secara lokal untuk menghasilkan peradangan dangkal dengan tujuan untuk mengurangi peradangan pada struktur yang berdekatan lebih dalam.
Emulsi hanya cocok untuk penggunaan eksternal. Liniments atau yang mengandung materi tidak larut harus terguncang dengan seksama sebelum digunakan.
Bagaimana liniments disusun tindakan yang diinginkan (rubefacient, counterirritant, pijat) dan juga pada kelarutan komponen yang diinginkan dalam berbagai pelarut. Dipersiapkan dengan cara yang sama seperti larutan, emulsi, atau suspens.
Contoh Lain Dari Resep Linimentum :
1.    Linimentum Ammonia

Linimentum Ammonia ( F.N. 1978)
R/
Ammonia
Acid. oleinicum
Oleum sesami
20 ml
  1 ml
70 ml
Pembuatan :
Oleum sesami yang telah ditambahi acid. Oleinic. Dikocok dengan ammonia di dalam botol.

2.    Linimentum Methyl Salicylas

Linimentum Methylis Salicylas
R/
Methylis salicylas
Menthol
Ol. Eucalypti
Ol. Arachidis           ad
  25 ml
    4 ml
  10 ml
100 ml























BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

·         Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat aksinya di dalam tubuh. Efek farmakologi obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi (site of action) yaitu Efek toksik dan Efek terapetik Pemilihan bentuk sediaan obat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan.
·         Menurut karakteristik fisik konsistensinya, obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:
a. Cairan kental atau encer : liniment
b. Setengah padat: cream, pasta
c. Lebih padat : sapo medicatus, emplastrum
·      Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mengandung sifat rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar.
·      Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai berikut  yaitu dipakai pada kulit yang utuh, apabila pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut alkohol dan linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau mengurut.
·      Adapun sediaan Liniment di pasaran antara lain : Tawon Oil,   Bacteria Restraining Liniment Konicare Caju puti OilMuay Thai Liniment (Liquid)Cap Lang Caju Puti OilEquine Liniment Leg & Muscle,Minyak Urut GPU, Sloan’s Liniment, Methyl Salicylate Liniment danTiger Liniment
·      Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies. Zat aktif sulfur praecipitatum (belerang endap) bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies. Penggunaan linimentum ini digosokkan pelan-pelan pada bagian yang sakit.


III.2 Saran

          Bagi individual yang masih kurang mengerti bagaimana cara pemakaian linimentum yang benar itu sebaiknya membaca makalah ini.
            Dari pembahasan ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik dan saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Linimentumhttp://justanordinaryvet. blogspot. com/ 2013/ 05/ linimentum.html. Diakses Pada Tanggal 13 April 2014

Anonim. 2009. Sediaan Obat.http://riefarmasi.blogspot.com/2009/11/sediaan-obat.html. Diakses Pada Tanggal 13 April 2014

Anonim. 2010. Pengertian Linimentumhttp:// farmasikendari. blogspot. com/ 20101101archive.html. Diakses Pada Tanggal 12 April 201
Anonim. 2010. Linimentum Linimenta.http:// www.scribd.com/doc /70885578/24/ LINIMENTUM-LINIMENTA. Diakses Pada Tanggal 13 April 2014

Anonim. 2014. Tata Cara Pembuatan Linimentum.http://ventriyamasi.blogspot .com/2014/03/artikel-tentang-cara-pembuatan.html. Diakses Pada Tanggal 14 April 2014

Anonim. 2009. Bentuk Sediaan Obat. http://farmakologi. files.wordpress. com/ 2009/09/bentuk-sediaan-obat.pdf. Diakses Pada Tanggal 13 April 2014

Anonim. 2011. Farmasetika Dasar Linimentum.http://gitamokoginta.blogspot. com/2011/03/farmasetika-dasar-linimentum.html. Diakses Pada Tanggal 13 April 2014

Anonim. 2009. Perihal Obat BSOhttp://farmakologi. files.wordpress.com /2009/ 02/perihal-obat-bso.pdf. Diakses Pada Tanggal 14 April 2014

Anonim. 2010. Liniments.http://www.slideshare.net/BabaHopeKiragu/liniments-presentation. Diakses Pada Tanggal 14 April 2014

Syamsuni H. 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta: EGC

Post a Comment for "Farmasetika dasar"