Karya tulis ilmiah bahasa indonesia
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan vital
manusia dalam berkomunikasi dengan manusia atau sekelompok manusia
lainnya. Sifat dasar manusia yang selalu saling membutuhkan satu dengan lainnya
menjadikan bahasa menjadi kebutuhan mutlak dalam berinteraksi. Kemampuan
manusia menciptakan bahasa untuk berkomunikasi mendukung keberadaanya sebagai
makhluk sosial semakin menonjolkan perbedaan manusia dengan makhluk Tuhan
lainnya. Meskipun tidak hanya bahasa yang menjadi alat komunikasi, tidak dapat
dipungkiri bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang sederhana dan sangat mudah
dipahami dalam kehidupan bermasyarakat.
Bahasa merupakan asset yang paling berharga
dimiliki oleh suatu kelompok,seperti bangsa Indonesia yang memiliki bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Indonesia terdiri dari banyak suku dan
kelompok yang memiliki bahasa dan budaya berbeda-beda, dengan adanya bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional telah mencerminkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang majemuk. Akan tetapi banyak yang tidak mengetahui bahasa
Indonesia yang baik dan benar, khususnya remaja zaman sekarang. Dengan semakin
berkembangnya bahasa gaul dan berbagai modifikasi dari bahasa asing, bahasa
Indonesia yang sesungguhnya mulai luntur dan dilupakan.
Perkembangan bahasa-bahasa gaul
dewasa ini sangat mengkhawatirkan. Banyak generasi muda yang tidak mengetahui
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contoh yang paling jelas
terlihat dalam dunia kampus, mahasiswa acuh tak acuh terhadap penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, bahkan dalam penyusunan skripsi tak banyak
mahasiswa yang masih saja menggunakan penggunaan bahasa Indonesia yang salah
dan tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Remaja-remaja di zaman modern ini
juga banyak yang tidak mengimbangi kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan
benar dengan berbahasa asing. Terlihat dari lebih banyak remaja mengembangkan
kemampuan berbahasa asing daripada kemampuan berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan ejaan yang disempurnakan. Sehingga, dalam berbahasa remaja sulit
membedakan dimana mereka harus berbicara formal atau tidak. Mereka juga
kesulitan menulis suatu karya dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut ke
dalam karya tulis ini, dengan harapan agar remaja saat ini mengerti penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mengembangkan kemampuan berbahasa
mereka sesuai dengan Pedoman Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah bahasa Indonesia yang
baik dan benar itu?
2.
Bagaimanakah penggunaan bahasa
Indonesia di kalangan remaja saat ini?
3.
Faktor apa sajakah yang menyebabkan
remaja cenderung meninggalkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
4.
Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan
dengan ditinggalkannya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Mengetahui
penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini.
3. Mengetahui
faktor yang menyebabkan remaja cenderung meninggalkan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4. Mengetahui
akibat yang ditimbulkan karena ditinggalkannya penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi dunia pendidikan
bahasa, dapat menambah pengetahuan siswa/ mahasiswa, tentang bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
2.
Karya ilmiah ini diharapkan
dapat dijadikan pedoman dalam memilih bahasa yang pas dalam pergaulan
sehari-hari. Sehingga masyarakat khususnya remaja dapat membedakan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa prokem.
A. Bahasa dan Peranannya
Bahasa adalah suatu media yang
digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat.
Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk
berinteraksi (Surahman, 1994: 11).
Melalui bahasa, kehidupan
berinteraksi suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat
diturunkan pada generasi mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat
komunikasi, maka semua yang ada di sekitar manusia, dapat disesuaikan dan
diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Craff, 1987:
1).
Secara garis besar, bahasa dapat
dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut pandang bentuk dan sudut
pandang makna (Martinet, 1987). Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya
dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan
komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna
adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat
komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa
di dunia.
B. Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur
belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah
dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan
antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21
tahun (www.wikipedia.com).
Pemuda sebagai Embrio Regenerasi
suatu bangsa memiliki masa adelonsia dimana pemuda untuk
pertama kali secara diminitif harus menentukan siapakah dan apakah dia ketika
itu dan ingin menjadi siapa dan apa dia di masa depan, (Masa adelonsiayang
sangat kental terhadap "Krisis Identitas"). Identitas memiliki
identifikasi sebagai suatu kesadaran yang dipertajam dan sebagai suatu kesatuan
unik yang menjaga kesinambungan arti penjelasan dimasa lampau bagi dirinya
sendiri dengan orang lain. Menurut De Levita dalam artikel Study Analisis Di
Balik Perkembangan Psikologi Remaja, aaspek-aspek identifikasi identitas adalah
:
1. Identitas
sebagai intisari seluruh kepribadian yang tetap tinggal sama walaupun berubah
ketika menjadi tua serta dalam dunia sekitar.
2. Identitas
sebagai keserasian peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan
berubah-ubah.
3. Identitas
sebagai "bagai hidupku sendiri" yang berkembang dalam tahap-tahap
terdahulu dan menentukan bagaimana peran sosial itu dapat terwujud.
4. Identitas
sebagai suatu yang khas pada tahap adelonsasi yang dapat
berubah dan dipahami setelah setiap adelonsasi.
5. Identitas
sebagai pengalaman subjektif.
6. Identitas
sebagai kesinambungan diri sendiri dengan orang lain.
Proses terjadinya identitas dapat
diungkapkan juga secara abstrak. Identitas adalah suatu proses restrukturisasi
segala identifikasi dan pengalaman terdahulu, seluruh identitas fragmeter baik
dan buruk, atau positif negatif diolah dalam perspektif suatu masa depan yang
diartisipasi, manusia merupakan identitasnya, apabila dapat menggabungkan
pengalaman-pengalaman tersebut menjadi kehidupan baru yang positif.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Sering kita dengar ungkapan
“gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Terhadap ungkapan itu timbul
banyak reaksi. Pertama, orang mengira bahwa kata baik dan benar dalam ungkapan
itu mengandung arti atau makna yang sama atau identik. Sebenarnya tidak! Justru
ungkapan itu memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai bahasa untuk
menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan keinginannya dan kemampuannya
dalam berbahasa.mari kita tinjau arti kedua kata itu.
Berbahasa yang baik ialah berbahasa
sesuai dengan “lingkungan” bahasa itu digunakan. Dalam hal ini beberapa faktor
menjadi penentu. Pertama, orang yang berbicara; kedua orang yang diajak
berbicara; ketiga, situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau nonforml;
keempat, masalah atau topik pembicaraan. Sedangkan bahasa yang benar ialah
bahasa yang sesuai dengan kaidahnya, aturannya, bentuk, strukturnya. Kalau
berbahasa Indonesia baku harus seperti bahasa yang kaidahya tertulis dalam
buku-buku tata bahasa. Sebaliknya, jika menggunakan salah satu dialek. Dialek
Jakarta misalnya, harus betul-betul bahasa Jakarta seperti yang digunakan oleh
penduduk asli Jakarta. Itulah yang dimaksud dengan kata benar.
B. Bahasa Indonesia baku
Bahasa Indonesia yang baku ialah
bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yang dipakai sebagai
tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia
yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri
kecendekiaan.Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa
tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun
terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku
dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit
di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku
dipakai dalam:
1.
Komunikasi resmi, seperti dalam
surat-menyurat resmi, peraturan pengumuman instansi resmi atau
undang-undang;
2.
Tulisan ilmiah, seperti laporan
penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-buku
ilmu pengetahuan
3.
Pembicaraan di muka umum, seperti
dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; dan
4.
Pembicaraan dengan orang yang
dihormati atau yang belum dikenal.
C. Penggunaan Bahasa Indonesia Di
Kalangan Remaja
Dahulu Bahasa Indonesia digunakan
dengan baik dan benar sesuai kaidah berbahasa yang tepat. Namun kini, seiring
dengan perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar, Bahasa Indonesia rusak
justru di tangan para pemudanya sendiri. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh
remaja masa kini, terutama di kota-kota besar, sangat tidak sesuai dengan
kaidah berbahasa yang baik dan benar. Remaja mencampur-adukkan Bahasa Indonesia
dengan bahasa-bahasa daerah dan asing kemudian menyebutnya sebagai ‘bahasa
gaul’. Kosa kata baru banyak muncul untuk mengganti kata-kata dalam Bahasa
Indonesia. Misalnya ‘gue’ yang berasal dari Bahasa Betawi,
digunakan untuk mengganti kata ‘saya’; ‘loe’ untuk mengganti kata
‘kamu’; ‘nyokap-bokap’ untuk mengganti kata ‘ayah-ibu’ dan muncul
kosa kata yang tidak jelas artinya seperti ‘jijay’, ’lebay’, ‘kamseupay’ dan
muncul partikel-partikel seperti ‘-sih’ dan‘dong’.
Ironisnya, penggunaan ‘bahasa gaul’
ini tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun telah mendarah daging dan tak
jarang digunakan remaja di sekolah, bahkan ketika tes atau pelajaran Bahasa
Indonesia sekalipun. Di sekolah, remaja spontan berbicara atau menulis dengan
‘bahasa gaul’ dengan teman dan guru karena telah terbiasa menggunakannya dalam
percakapan sehari-hari dan menulis sms. Didalam masyarakat saat ini
telah berkembang dan banyak yang menyatakan pendapat bahwa para remaja kita
dengan bahasa prokemnya telah merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Perkembangan bahasa prokem atau bahasa yang hanya dipakai para pemuda. Remaja
yang menggunakan seenaknya dan tidak dapat dipahami masyarakat umum, atau dapat
disebut juga bahasa gaul.
Mulai dari remaja di tinggakat
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai para mahasiswa atau
mahasiswi. Sebagian besar dari mereka saat berkomunikasi telah jauh dari
susunan keindonesiaan yang baik dan benar, walaupun seperti yang kita ketahui
mereka semua berada dalam kalangan akademik yang masih mendapatkan pendidikan.
Tetapi pada kenyataannya bahasa Indonesia yang telah disusun rapi dengan EYD
telah jauh dilupakan.
Menurut Jay Bimo remaja yang kuper
atau kurang pergaulan misalnya, “si kutu buku” dan “si anaak ibu”, tidak
mengenal bahasa prokem kebanyakan dari mereka masih alami dalam penggunaan
bahsa Indonesia artinya bahasa yang digunakan masih mengandung unsur-unsur
kebahasaan yang baik dan benar. Sebaliknya dengan remaja yang dikatakan
“gaul”, mereka cenderung kental dengan bahasa prokemnya. Pada dasarnya
penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada
yang menggunakannya dengan benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar. Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia
dengan benar telah di geser dengan bahasa-bahasa yang tidak dikenal.
Dikarenakan datangnya penduduk luar negeri ke dalam negeri yang membaur bahasa
Indonesia dengan bahasa asing. Ini merupakan tingkatan
yang memperihatinkan. Karena seperti yang kita ketahui mereka lebih bangga
dengan bahasa asing, gaul dan prokemnya yang secara langsung atau tidak
langsung merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau untuk kalangan
akademik yang seharusnya bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
tetapi pada kenyataanya mereka justru kental dengan bahasa asingnya, bahasa
daerahnya ban bahasa gaulnya dalam suasanya formal sekalipun.
Itu disebabkan karena pengaruh
globalisasi, media masa dan pengaruh semakin banyaknya orang asing yang berada
di Indonesia secara langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi bagaimana
remaja berkomunikasi. Pengaruh globalisasi membawa dampak negatif bagi remaja
dalam hal kebahasaan yaitu tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai
meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul atau bahasa
prokem. Sedangkan dari media masa dan dari pengaruh semakin banyaknya orang
asing yang berada di Indonesia membawa dampak berkembangnya bahasa asing
dikalangan remaja yang tidak jelas penggunaanya dan sulit dipahami masyarakat.
D. Faktor Penyebab Remaja Cenderung
Meninggalkan Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Kehidupan remaja merupakan suatu
fase kehidupan untuk mencari identitas. Siapa dan bagaimana dia pada saat
sekarang ini dan siapa atau apakah yang dia inginkan pada masa mendatang (Kiko,
2001). Remaja sekarang sebagian besar telah menentukan jalan yang harus dia
tempuh untuk meraih cita-citanya. Berbagai persiapan untuk masa depan telah
dicanangkan, baik oleh orang tua maupun persiapan dari diri-sendiri, seperti:
1. Mengembangkan
ilmu pengetahuan teknologi dan informasi
Hal seperti
itu sangat mudah kita temukan di tengah-tengah masyarakat modern. Penguasaan
terhadap teknologi dan informasi merupakan sebuah keharusan yang dijalankan
untuk mempersiapkan masa depan yang semakin berkembang dengan
teknologi-teknologi canggih. Minimnya pengetahuan tentang teknologi dan
komunikasi di zaman ini akan menjadi sebuah boomerang dalam mengejar cita-cita.
2. Mengasah
kemampuan berbahasa asing
Kemampuan
menguasai bahasa asing oleh para remaja akhir-akhir ini sedang giat-giatnya
dilakukan. Menguasai bahasa asing sama artinya mendapatkan pekerjaan yang
mendatangkan gemilang harta. Dengan kata lain kesuksesan ada di depan mata.
Penguasaan seorang remaja terhadap
ilmu pengetahuan teknologi-informasi dan penguasaan bahasa-bahasa asing memang
sangat mendukung masa depan, namun penguasaan terhadap budaya dan lebih-lebih
terhadap bahasa sendiri sangat memperihatinkan. Remaja, apalagi yang sudah
meiliki gelar mahasiswa sangat pintar dalam berbahasa serta dalam
mengembangkannya. Akan tetapi, dalam penggunanya kebanyakan dari mereka tidak
memperhatikan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Bahkan didalam diri mereka timbul suatu ketidakwajaran ketika
berbahasa Indonesia yang baku. Padahal sangatlah wajar apabila mahasiswa selaku
penerus bangsa dapat menggunakan bahasa nasionalnya dan menunjukan identitas
sebagai Bangsa Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat Bahasa Indonesia baku
menjadi sebuah anomali bagi remaja dan pelajarnya sendiri.
Pertama, kurangnya peran dari
pendidik. Arti pendidik disini tidak hanya di sekolah saja tetapi juga dari
keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, orang tua cenderung tidak
mempermasalahkan Bahasa Indonesia yang digunakan anak-anaknya sejak kecil.
Misalnya mereka hanya terpaku pada nilai matematika, sains atau pun bahasa
Inggris. Asalkan bisa berkomunikasi, bahasa tidak menjadi masalah. Ironisnya,
kurangnya peran pendidik berasal dari guru Bahasa Indonesianya sendiri. Memang
Bahasa Indonesia telah dipelajari sejak usia sekolah dasar, tetapi guru hanya
mengajar cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar bukan mendidik cara
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia hanya sebuah
pelajaran bukan pendidikan, hanya formalitas dan bukan untuk diterapkan. Secara
tertulis kita sering membaca kalimat “Wajib Berbahasa Indonesia Sesuai EYD”
tetapi secara kasat mata “Jauhkan Dari Jangkauan Anak-anak”.
Kedua, kurangnya kesadaran dari
mahasiswanya sendiri. Identik dengan remaja dewasa, mahasiswa masih mempunyai
ego sehingga mereka merasa canggung berbahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam pergaulannya. Bahkan mahasiswa lebih memilih untuk menguasai Bahasa
Inggris yang dianggap lebih hebat daripada Bahasa Indonesia dan beralasan untuk
mengikuti perkembangan zaman. Alasan tersebut memang tidak bisa dipungkiri
tetapi alangkah baiknya jika menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dulu.
Ketiga, anggapan Bahasa Indonesia
baku sebagai bahasa panti jompo. Ini disebabkan karena peran dari media baik
cetak maupun elektronik sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa informal
yang dibawakan oleh ikon-ikon artisnya sehingga orang yang mengidolakan artis
tersebut suka menirukan apa yang idola mereka lakukan. Contohnya Laura
Syndrome yang gejalanya menirukan gaya ala Cinta Laura. Jadi
jika suatu acara menggunakan bahasa formal, maka acara tersebut membosankan
untuk disimak.
E. Dampak
Ditinggalkannya Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
Meninggalkan suatu kebiasaan yang telah menjadi
tradisi akan berakibat besar dalam kelangsungan hidup masyarakat tersebut.
Begitu juga yang akan terjadi pada bahasa Indonsia yang disempurnakan jika
semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya. Dampak buruk yang dapat dirasakan
langsung adalah menurunnya nilai kesopanan remaja ketika berbicara dengan orang
yang lebih tua. Sedangkan dampak tidak langsungnya adalah merusak bahasa
nasional itu sendiri. Mungkin, beberapa tahun kedepan masih bisa menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun bagaimana dengan lima puluh tahun
yang akan datang? Apakah Bahasa Indonesia masih bisa bertahan? Atau akan hilang
ditelan ‘bahasa gaul’?
Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus
pelajar yang masih peduli dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri
bahwa ‘bahasa gaul’ telah mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. Oleh karena
itu, sebagai generasi muda, marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa
Indonesia.
Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan
membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa
yang baik mulai dari diri kita sendiri, karena hal besar berawal dari hal
kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-teman dan orang-orang di
sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesiadengan benar. Hal yang
tak kalah penting adalah dengan tetap memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan
metode pembelajaran yang menarik kepada siswa di sekolahagar
siswa sadar akan pentingnya Bahasa Indonesia dan mampu untuk turut melestarikan
bahasa nasional ini. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan tetap
terjaga keberadaannya sampai kapanpun.
A. Kesimpulan
Penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan remaja saat ini hampir sudah tidak ada yang menggunakannya dengan
benar. Sedikit sekali remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan benar.
Selang waktu yang berjalan, pengguna bahasa Indonesia dengan benar telah di
geser dengan bahasa-bahasa yang tidak di kenal. Dikarenakan datangnya penduduk
luar negeri ke dalam negeri, yang membaur bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Bahasa yang digunakan remaja pada
saat ini diantaranya adalah bahasa prokem atau bahasa gaul, bahasa asing dan
bahasa daerah. Bahasa indonesia tidak digunakan sebagaimana mestinya
dikarenakan beberapa faktor antara lain faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Penggunaan bahasa gaul, asing maupun bahasa daerah dikalangan remaja
menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan minat para remaja kita agar menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar adalah dengan tindakan yang nyata dari diri sendiri,
masyarakan dan pemerintah. Karena itu merupakan elemen penting untuk perubahan
agar remaja, masyarakat dan pemerintah indonesia memiliki rasa bangga akan
bahasanya sendiri. Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa, sebagai
identitas bangsa Indonesia dan sebagai lambang kebanggaan nasional.
B. Saran
Karena remaja merupakan agen
perubahan, sudah seharusnya kita sebagai remaja saat ini menggunakan bahasa
Indonesia yang benar sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai dengan kaidah
yang telah disempurnakan. Dimana kita sedang berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan. Karena apa, karena bahasa Indonesia merupakan identitas kebanggaan
bangsa Indonesia dan merupaka alat pemersatu.
Anwar, Khaidir.1995.Beberapa
Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa.Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press.
Badudu, J.S.1994.Inilah Bahasa
Indonesia yang Benar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, Abdul. 1993.Pembakuan
Bahasa Indonesia.Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Charlie, Lie.1999.Bahasa
Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Rahardi, R. Kunjana. 2000.Imperatif
dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Duta Wacana University Press.
Rahmatarifin,2011.Dampak positif
dan negatif penggunaan bahasa gaul dan asing.dalam Rahmatarifin.wordpress.com.
Salliyanti.2003. Bahasa
Prokem Di Kalangan Remaja. Dalam Salliyanti.blogspot.com.
Samsuri.1985.Tata Kalimat Bahasa
Indonesia.Jakarta: PT Sastra Hudaya.
Sugihastuti.2003.Bahasa
Indonesia Dari Awam Mahasiswa sampai Wartawan. Yogyakarta:Gama Media.
Witriani.2012. English Made
Simple.Yogyakarta:SUKA Press.
Post a Comment for "Karya tulis ilmiah bahasa indonesia"