Sosialisasi pengembangan politik
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kehidupan
manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik
suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa
akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti
makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga
mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang
lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota
masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam
kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik
yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara
langsung atau tidak langsung dengan praktek-praktek politik. Jika secara tidak
langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang
peristiwa politik yang terjadi. Dan jika secara langsung, berarti orang
tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosialisasi Politik
Budaya politik merupakan hasil dan sosialisasi politik. Sosialisasi politik
merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota
masyarakat. Sosialisasi
politik pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk budaya politik warga negara.
Menurut Gabriel A Almond, sosialisasI politik dapat membentuk dan
mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa. Selain itu sosialisasi politik
dapat juga memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dalam bentuk penyampajan
kebudayaan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda, serta dapat pula
mengubah kebudayaan politik.
Melalui sosialisasi politik seseorang akan memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam melaksanakan peran politiknya. Orang tersebut mendapat pengetahuan tentang nilai, norma, adat istiadat ataupun masalah politik yang ada dalam masyarakat.
Melalui sosialisasi politik seseorang akan memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam melaksanakan peran politiknya. Orang tersebut mendapat pengetahuan tentang nilai, norma, adat istiadat ataupun masalah politik yang ada dalam masyarakat.
Berbagai pengertian
sosialisasi politik yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini:
1.
David Easton dan Jack Dennis
Sosialisasi politik adalah
suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi
politik dan pola tingkah lakunya. Sosialisasi diartikan sebagai suatu proses
yang terus berkesinambungan sepanjang hidup dan mempengaruhi anak, para remaja
dan orang dewasa.
2.
Kenneth P. Langton
Sosiaisasi politik adalah cara
bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya dari generasi ke
generasi.
3.
Gabriel A. Almond
Sosialisasi politik menunjuk
pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik
diperoleh atau dibentuk dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk
menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada
generasi berikutnya.
4.
Irvin L. Child
Sosialisasi politik adalah
segenap proses dimana individu yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran
potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang
dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima
olehnya sesuai dengan standar-standar dan kelompoknya.
5.
Richard E. Dawson
Sosialisasi politik dapat
dipandang sebagai suatu pewarisan, pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan
politik dan orang tua, guru dan sarana-sarana sosialisasi lainnya kepada warga
negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
6.
Ramlan Surbakti
Sosialisasi politik merupakan
proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.
7.
Dennis Kavanagh
Sosialisasi politik merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses dimana sesebrang
mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
8.
Alfian
Pendidikan politik adalah usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan menghayati betul nilal-nilai
yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
Hasil dari penghayatan itu akan melahirkan sikap dan perilaku politik baru yang
mendukung sisten politik ideal tersebut dan bersama dengan itu lahir pula
kebudayaan politik baru.
Pendidikan
politik merupakan salah satu cara dalam sosialisasi politik. Pendidikan politik
dapat terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat dan sekolah. Dalam
pendidikan politik terjadi suatu proses dialog sehingga seseorang warga
mengenal nilai, norma dan simbol politik. Disamping
itu sosialisasi politik dapat dilakukan mealui indoktrinasi politik yaitu
proses sepihak yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa (penguasa) dengan
melakukan mobilisasi serta memanipulasi masyarakat untuk menerima nilai-nilai,
norma-norma senta simbol yang dianggap baik oleh penguasa.
Apabila
seseorang memperoleh pengetahuan tentang nilai, norma dan sikap terhadap
sistern politik, maka dia akan berusaha untuk memahami dan mewujudkannya dalam
perilaku politik sehari-hari. Menurut Ramlan Surbakti, dilihat dan metode
penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi menjadi dua yaltu:
B.
Pendidikan politik
Merupakan proses dialogis diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui
proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,
norma-norma dan simbol-simbol politik negaranya. Pendidikan politik
dilaksanakan dalam rangka pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai, norma
dan simbol politik yang dianggap ideal dan baik. Hal ini dapat dilakukan
melalui kegiatan kursus, latihan kepemimpinan, diskusi atau keikutsertaan dalam
berbagai pertemuan.
C.
Indoktrinasi politik
Merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi
warga masyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yang dianggap pihak
yang berkuasa melalui berbagai forum pengarahan yang penuh paksaan psikologis
dan latihan penuh disiplin. Partai politik dalam sistem politik totaliter
melaksanakan fungsi indoktrinasi politik. Sosialisasi politik yang baik adalah
melalui jalan pendidikan politik, karena dapat mendorong masyarakat untuk
berubah dan budaya politik: parokial-kaula menjadi budaya politik partisipan
Menurut
Alfian ada dua hal yang perlu diperhatikan mengenai sosialisasi politik;
- Sosialisasi politik
hendaknya dilihat sebagal suatu proses yang berjalan terus menerus selama
peserta hidup
- Sosialisasi politik apat
berwujud transmisi yang berupa pengajaran secara langsung dengan
melibatkan komunikasi informasi,. nilai-nilai atau perasaan-perasaan
mengenai politik secara tegas.
D. Sarana atau Agen Sosialisasi Politik
Proses sosialisasi politik dapat berlangsung dalam keluarga, sekolah,
kelompok pergaulan, kelompok kerja, media massa maupun melalui kontak politik
langsung, yang merupakan sarana atau agen sosialisasi politik. Sosialisasi
politik merupakan suatu proses yang berkesinambungan sepanjang hidup manusia
yang mempengaruhi anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Ada enam agen sosialisasi politik yang
dikemukakan oleh Gabriel Almond yaitu:
- Keluarga
- Kelompok pertemanan
(pergaulan)
- Sekolah
- Pekerjaan
- Media Massa
- Kontak politik langsung
(partai politik)
- Keluarga
Keluarga
merupakan tempat yang pertama bagi seorang anak dalam, pembentukan nilai-nilai
politik. Dalam hal ini anak dididik dan dilatih untuk memahami kedudukan
anggota keluarga terutama orang tua, memahami dan menghayati nilai, norma,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Anak dididik dan diajar untuk
menghormati pendapat anggota keluarga, membuat keputusan bersama. Hal ini
merupakan penanaman nilai-nilai politik kepada anak.
- Kelompok pergaulan / pertemanan
Kelompok
pergualan merupakan agen sosialisasi politik, karena seseorang akan memperoleh
pengetahuan tentang politik dan teman dalam kelompok tersebut. Mereka membuat
aturan secara bersama yang harus dipatuhi oleh kelompoknya.
- Sekolah
Sekolah
sangat berperan sebagal agen sosialisasi politik, sebab sekolah memberikan
pengetahuan politik kepada anak didik tentang kehidupan bernegara, baik melalui
mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan maupun dalam kegiatan ektrakurikuler
ataupun pada upacara bendera.
- Pekerjaan
Tempat
bekerja merupakan salah satu sarana sosialisasi politik. Tempat bekerja ada
yang berbentuk formal maupun non formal. Di tempat pekerjaan tersebut seseorang
akan memperjuangkan kepentingan-kepentinganya, biasanya mereka membentuk
organisasi atau serikat kerja sebagai wadah dalam menperjuangkan kepentingan
maupun pengambilan keputusan terhadap kepentingan mereka. Seperti organisasi
buruh yang menuntut perbaikan gaji kepada pimpinannya, baik dengan demontrasi
ataupun melakukan pemogokan.
- Media massa
Media massa
disëbut sebagai salah satu sarana sosialisasi politik, karena dan media massa
masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi tentang masalah kenegaraan dan
politik. Media massa juga merupakan salah satu sarana dalam membentuk sikap dan
keyakinan politik seseorang.
- Kontak Politik Langsung
(Partai politik)
Seseorang
yang menjadi anggota partal politik, berarti dia langsung mendapat pengalaman
tentang dunia politik dan partai politik. Pengalaman yang di dapat bagi seorang
yang terjun dalam dunia politik bisa berupa pengalaman baik atau pengalaman
buruk. Pengalaman tersebut akan berpenaruh terhadap orang itu.
Dalam suatu
masyarakat demokratis peranan komunikasi politik dalam proses sosialisasi
politik sangat besar. Segala aktivitas komunikasi politik berfungsi sebagai
suatu proses sosialisasi politik, bagi masyarakat apakah masyarakat tersebut
terlibat langsung atau tidak dalam kegiatan politik.
Sosialisasi
politik merupakan induksi ke dalam kultur politik yang ada dalam sistem politik
yang hasilnya berupa suatu standar nhlài-nilai, sikap mental, pengetahuan,
perasaan terhadap sistem politik serta semua peran yang diambil dalam sistem
politik tersebut.
Semua hal
yang diperoleh melalui sosialisasi akan diperlukan oleh masyarakat (warga
negara) dan perannya dalam budaya politik.
Menurut
Robert Le Vine, sosialisasi politik di negara-negara berkembang cendrung
mempunyai relasi yang lebih dekat pada sistem lokal, kesukuan, etnis, dan
regional daripada dengan sistem politik nasional.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya politik merupakan hasil dan sosialisasi politik. Sosialisasi politik
merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota
masyarakat. Sosialisasi
politik pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk budaya politik warga negara.
Menurut Gabriel A Almond, sosialisasI politik dapat membentuk dan
mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa.
Selain itu sosialisasi politik dapat juga memelihara kebudayaan politik
suatu bangsa dalam bentuk penyampajan kebudayaan tersebut dari generasi tua
kepada generasi muda, serta dapat pula mengubah kebudayaan politik. Melalui
sosialisasi politik seseorang akan memperoleh pengetahuan atau keterampilan dalam
melaksanakan peran politiknya. Orang tersebut mendapat pengetahuan tentang
nilai, norma, adat istiadat ataupun masalah politik yang ada dalam masyarakat.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk
masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Budanto, Drs.MM, 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Khotib, Drs, dkk. 2007. Kewarganegaraan Kelas X.
Jakarta : Yudhistira.
Sekretariat Jenderal MPR. 2007. Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Post a Comment for "Sosialisasi pengembangan politik"