Asuhan keperawatan abortus inkomplit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer, Arif, Dkk;
hal.260;2001).
Abortus
inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
(Prawiroharjo, S. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal;hal.145;2006).
Angka
kejadiaan abortus sulit ditentukan,karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali sudah terjadi komplikasi. Rata-rata terjadi 114 kasus
perjam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan 15-20% dari
semua kehamilan. Hal ini dikarenakan angka chemical pregnancy lost yang tidak
bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan
kehamilan ini dikarenakan keganasan gamet ( misalnya: sperna dan disfungsi
oosit).
Ada beberapa
factor penyebab terjadinya abortus antara lain, factor genetik (mendelian,
multifactor, robertsonian, respirokal). Kelainan konginetal uterus (anomaly
duktus mulleri, sektum uterus, uterus bikornis, inkompetensi servik uterus,
mioma uteri, sindroma asherman), antoimun (aloimun, mediasi imunitas humeral,
mediasi imunitas seluler) defek fase luteal (faktor endokrin eksternal,
antibodi antitiroid hormon, sintesis Lh yang tin ggi, infeksi
hematologik, lingkungan.
Bila terjadi
perdarahan yang hebat akibat abortus inkomplit dianjurkan segera melakukan
pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal
terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan. Kontraksi uterus dapat
berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan
kuretase. Tindakan yang dianjurkan ialah dengan kuret vakum menggunakan kanula
dan plastik. Pasca tindakan perlu diberikan uretonika parental atau
peroral dan antibiotika
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan
asuhan kebidanan pada klien dengan abortus inkomplit.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini
yaitu:
§
Agar mahasiswa mengerti dan memahami
pengertian abortus.
§
Mahasiswa mengerti dan memahami klasifikasi
abortus
§
Mahasiswa mampu membuat asuhan
kebidanan pada kasus abortus inkomplit.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah
kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Keguguran adalah
dikeluarkannya hasil kontrasepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan
berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan sudah
keluar bersama-sama dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu
ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta
akan terpisah. Bila plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus
maka bisa menimbulkan perdarahan.
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan
muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui
kondisi servikalis. Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di
dalam uterus. (Ilmu Kebidanan, hal : 307)
B. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda
asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis
menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu
keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera
terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam
bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam
berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya
benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan mungkin pula janin telah mati lama.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia
dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan mola kruenta.
Bentuk ini menjadi mola karnosa apaila pigmen darah telah diserap dan dalam
sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain
adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol – benjol karena
terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat
terjadi proses mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion
berkurang maka ia jadi gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia
menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus) Kemungkinan lain pada
janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit
terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan
seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu
apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.(Prawirohardjo,2005).
C. ETIOLOGI
Menurut
prawirohardjo (2007) penyebab abortus dalam teori menyebutkan ada beberapa hal,
diantaranya :
1.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :
a.
Kelainan kromosom, kelainan yang
sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, dan
kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b.
Lingkungan sekitar kurang sempurna,
apabila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna
sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c.
Pengaruh dari luar, akibat dari
radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen.
2.
Kelainan pada placenta
Endotritis
dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun.
3.
Penyakit ibu
Penyakit
mendadak seperti pneumonia,typus abdominalis,malaria dan lain-lain yang
menyebabkan abortus,toksin, bakteri, viurus, atau plasmodium dapat melalui
placenta masuk kejanin, sehingga menyebaban kematian janin dan kemudian
terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum dan
penyakit menahun seperti brusellosis, toksoplasmis juga dapat menyebabkan
abortus walaupun jarang.
4.
Kelainan traktus genitalis
Retroversio
uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau
mioma submokusa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus trimester ke
2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
servik, dilatasi servik berlebih, konisasi, amputasi, atau robekan servik luas
yang tidak di jahit.
D.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
abortus digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.
Abortus spontaneous Yaitu abortus
yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis,
tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :
a.
Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa
terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis
abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh
pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri
abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat
berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul,
atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.
Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b.
Abortus insipiens :
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri
yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Abortus inkompletus :
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
c.
Abortus kompletus :
Pada abortus kompletus semua hasil
konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium
uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat
dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa
semuanya sudah keluar dengan lengkap.
d.
Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya
hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak
membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri
menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan
ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan.
Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
e.
Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian
janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak
diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone
progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed
abortion.
f.
Abortus Habitualis
Abortus
habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut
turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya
berakhir sebelum 28 minggu.
g.
Abortus lnkompletus
Abortus
Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta
(seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang
lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan
hipovolemia berat.
2.
Abortus provokatus (abortus yang
sengaja dibuat )
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila
kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000
gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a.
Abortus medisinalis (abortus
therepeutika) adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan
bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi
medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli
b.
Abortus kriminalis adal abortus yang
terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
E.
TANDA-TANDA GEJALA ABORTUS INKOMPLIT
1. Amenorea,
sakit perut dan mulas-mulas
2.
Perdarahan yang bisa sedikit /
banyak dan biasanya berupa stalsel (darah beku)
3.
Sudah ada keluar fetus / jaringan
4.
Pada abortus yang sudah lama terjadi
/ pada abortus provokatus yang dilakukan
5.
Orang yang tidak ahli sering terjadi
infeksi.
Pada
pemeriksaan dijumpai gambaran :
1.
Kanalis servikalis terbuka
2.
Dapat diraba jaringan dalam rahim
atau dikanalis servikalis.
3.
Kanalis servikalis ditutup oleh
perdarahan berlangsung terus.
4.
Dengan pemeriksaan sande perdarajan
bertambah.
Kemungkinan
lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi,
kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan
dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
F.
KOMPLIKASI
1.
Perdarahan
§ Dapat
terjadi sedikit dalam waktu panjang.
§ Dapat
terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2.
Infeksi
§ Pada
penanganan yang tidak legeartis.
§ Keguguran
tidak lengkap
3.
Degenerasi ganas
§ Keguguran
dapat menjadi kario karsinoma sekitar 15% sampai 20%.
§ Gejala korio
karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi pembesaran /
perlunakan rahim, terdapat melastase ke vagina / lainnya.
4.
Penyulit saat melakukan kuretase
Dapat
terjadi perforasi dengan gejala :
§ Kuret terasa
tembus
§ Penderita
kesakitan
§ Penderita
syok
§ Dapat
terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen
G.
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan
ginekologi abortus inkomplit antara lain sebagai berikut :
1. Inpeksi
vulva: pendarahan pervaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
atau tidak bau busuk dari vulva.
2.
Inspekulo: pendarahan dari kavum uteri,
ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan yang keluar
dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3.
Colok vagina: porsio masih terbuka
atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uteri
lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang. ( Nugroho,
2012 )
H.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ABORTUS
INKOMPLIT
Menurut
Sujiyatini ( 2009 ), pemeriksaan penunjang abortus inkomplit yaitu USG. USG
kehamilan untuk mendeteksi adanya sisa kehamilan. Pada USG didapatkan
endometrium yang tipis.
I.
PENATALAKSANAAN
Penanganan
abortus inkomplit :
1.
Jika perdarahant idak seberapab
anyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital
atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui
serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum
iso prostol 400 mg per oral.
2.
Jika perdarahan banyak atau terus
berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan
:
§ Aspirasi
vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret
tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
§ Jika
evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler
(diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mg peroral (dapat
diulang setelah 4 jam bila perlu).
5.
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
§ Berikan
infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi
§ Jika perlu
berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi (maksimal 800 mg)
§ Evaluasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
6.
Pastikan untuk tetap memantau
kondisi ibu setelah penanganan.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ABOSTUS
INKOMPLIT
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
/ buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Keguguran adalah
dikeluarkannya hasil kontrasepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan
berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu.
Abortus Inkomplet adalah janin kemungkinan sudah
keluar bersama-sama dengan plasenta pada abortus yang terjadi sebelum minggu
ke-10, tetapi sesudah usia kehamilan 10 minggu, pengeluaran janin dan plasenta
akan terpisah. Bila plasenta seluruhnya / sebagian tetap tinggal dalam uterus
maka bisa menimbulkan perdarahan.
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan
muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui
kondisi servikalis. Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal di
dalam uterus.
B. SARAN
1.
Bagi Pendidikan
Diharapkan pendidikan mampu
menjelaskan teori manajemen kebidanan Varney kepada mahasiswa agar dapat
diterapkan dalam lahan praktek.
2.
Bagi petugas kesehatan
Diharapkan para petugas
kesehatan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu terhadap
klien.
3.
Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan manajemen kebidanan Varney dalam praktek kebidanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, Dkk. 2001.Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Post a Comment for "Asuhan keperawatan abortus inkomplit"