Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dampak pembakaran hutan terhadap lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya.Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90%.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian bahan bakar?
2.      Apakah dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan?



BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN BAHAN BAKAR
Bahan bakar merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembakaran tidak akan mungkin dapat berlangsung. Banyak sekali jenis bahan bakar yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penggolongan ini dapat dibagi berdasarkan dari asalnya bahan bakar dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      Bahan bakar nabati.
2.      Bahan bakar mineral
3.      Bahan bakar fosil
Apabila dilihat dari bentuknya, maka bahan bakar dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
a.       Bahan bakar padat
b.      Bahan bakar cair
c.       Bahan bakar gas
Namun demikian hingga saat ini bahan bakar yang paling sering dipakai adalah bahan bahan bakar mineral cair. Hal ini dilakukan karena banyaknya keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunkan bahan bakar dengan jenis mineral tersebut. Setiap bahan bakar memiliki karakteristik dan nilai pembakaran yang berbeda-beda. Karakteristik inilah yang menentukan sifat-sifat dalam proses pembakaran, dimana sifat yang kurang menguntungkan dapat disempurnakan dengan jalan menambah bahan-bahan kimia kedalam bahan bakar tersebut, dengan harapan akan mempengaruhi daya anti knocking atau daya letup dari bahan bakar, dan dalam hal ini menunjuk apa yang dinamakan dengan bilangan oktan (octane number). Proses pembakaran bahan bakar dalam sepeda motor bensin tau mesin diesel sangat dipengaruhi oleh bilangan setana (cetana number).
Adapun tujuan dari pembakaran bahan bakar adalah untuk memperoleh energi yang disebut dengan energi panas (heat energy). Hasil pembakaran bahan bakar yang berupa energi panas dapat di bentuk menjadi energi lain, misalnya : energi untuk penerangan, energi mekanis dan sebagainya. Dengan demikian setiap hasil pembakaran bahan bakar akan didapatkan suatu bentuk energi yang lain yang dapat di sesuaikan dengan demikian dengan kebutuhan. Sisa-sisa hasil pembakaran dalam bahan bakar yang harus diperhatikan. Oleh karena itu sisa dari hasil pembakaran yang kurang sempurna akan dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Sisa pembakaran ini akan mengandung gas-gas beracun, yang terutama di timbulkan oleh pembakaran pada motor bensin. Sedangkan hasil pembakaran yang di timbulkan oleh motor diesel akan dapat menimbulkan gas asap yang berwarna gelap yang akan mengotori lingkungan. Namun pada motor diesel ini tidak berbahaya bagi lingkungan, jika di banding dengan gas sisa hasil pembakaran pada motor bensin.

B.     DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP LINGKUNGAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDIjMF4fRms3B-MQHPN1dqiRqP7XSVXHERJqcBzEW_7eKlmRzl7SDJnrg8VHz1rVqMZTr4VtphgJka2NKup8wZTpxeEkNoFYoX67HQgFqVEEaEMPbRCur3ns9f0D9XPbuLcBd0qSe6IGg/s1600/A.jpg

1.      Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
·         Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
·         Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCSJaqTQeDEWniuRUfEzaVAh80BrT_slZrSaQYa2LGr-zJJDJfknNI7CBGzGiESwkf3Wp24O8J5cVcJxG05QaRkfI0LcH2s0dz4pkGZT66M6ej03m06YOc4KLQhK-qaqKw6C932tYWoeQ/s320/C.jpg
·         Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
·         Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6_AXpAaf78hukMY4fYogJz_jMrBpncuWV5rY7yNPoRl3jrtlSrixUkoRgVvnWDK3OG6N5x55J0epzFa_MKeY9vJybUW6KwTWMkA98kOP1DY2pbh_ocwMpKhI06plqrT5m4Yuhuy_OdiI/s320/D.jpg
·         Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
·         Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
·         Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
·         Selain itu, juga terdapat pencemar butiran. Pencemar butiran yang paling mencolok adalah asap dari butiran karbon yang tidak terbakar. Pencemar butiran dapat mengganggu pernapasan, akibat yang ditimbulkannya bergantung pada besar butiram, sifat kimia, dan bahan pencemar yang ada di dalam butiran. Pencemar butiran juga dapat menebarkan dan menyerap sehingga dapat mengganggu pandangan. Selain merugikan, pencemar butiran  dapat bermanfaat, yaitu mendorong pembentukan awan, turunnya hujan dan memengaruhi cuaca.

2.      Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Jika terjadi pencemaran perairan maka akan sangat merugikan pada kehidupan manusia dan ekosistem di perairan itu sendiri.

3.      Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

4.      Asap buang kendaraan bermotor
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, didntaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
a.       Karbon dioksida
Karbon dioksida merupakan gas hasil pembakaran.  Misalnya pembakaran  oktana (salah satu komponen bensin) menghasilkan karbon dioksida dan air.
2C8H18 + 25O2 è 16 CO2 + 18 H2O
Peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan peningkatan suhu permukaan bumi. Gejala ini seringkali disebut dengan efek rumah kaca atau juga dikenal dengan pemanasan global. Disebut demikian karena kenaikan temperatur yang diakibatkan kenaikan karbon dioksida sama dengan kenaikan temperatur yang terjadi di dalam rumah kaca. Rumah kaca biasa digunakan untuk pembibitan tanaman di negeri beriklim dingin.
Karbon dioksida yang ada di udara dapat dilewati oleh sinar ultraviolet dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah. Akibatnya, termperatur di permukaan bumi makin panas jika kadar karbon dioksida makin tinggi. Akibat kenaikan itu juga dapat menyebebkan permukaan air laut naik sehingga pantai dapat terendam air laut.

b.      Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran tak sempurna bahan kendaraan bermotor merupakan sumber karbon monoksida pada lingkungan. Konsentrasi gas karbon pada asap kendaraan bermotor dapat mencapai 10.000-40.000 ppm.
2C + O2 è 2CO (g)
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan  rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi degan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas karbon monoksida di udara adalah 20 ppm. Jika lebih dari 100 ppm, dapat menimbulkan sakit kepala dan gangguan pernapasan. Lebih besar dari 100 ppm dapat menyebabkan kematian.


c.       Oksida Belerang
Bahan bakar minyak bumi dan batu bara biasanya mengandung belerang. Sehingga dalam pembakarannya menghasilkan oksida-oksida belerang. Selain itu, juga dapat dihasilkan oleh industri pengolahan logam.
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
Belerang dioksida yang terisap bersama udara pernapasan dapat bereaksi dengan air dalam udara pernapasan membentuk asam sulfit. Pembentukan asam sulfit dapat merusak jaringan tubuh dan menimbulkan rasa sakit. Sedangkan belerang trioksida akan membentuk asam sulfat.

d.      Oksida nitrogen
Bahan utama oksida nitrogen yang ada di udara adalah pembakaran bahan bakar industri  dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen bereaksi pada suhu tinggi. Reaksi itu dapat ditulis sebagai berikut:
N2 (g) + O2 è 2NO (g)
Ambang batas gas NO dan NO2 di udara adalah 0,05 ppm. NOx (campuran gas NO dan NO2) bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut (asbut) atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan sluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi. Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor menghasilkan senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar. Hidrokarbon itu dapat bereaksi dengan atom oksigen yang dihasilkan oleh reaksi foto kimia. Reaksi itu menghasilkan hidrokarbon bermuatan listrik yang sangat reakftif disebut radikal hidrokarbon. Radikal hidrokarbon dapat bereaksi dengan gas NO menghasilkan gas NO2, secara berulang-ulang dan menghasilkan ozon. Selain itu, radikal juga bereaksi dengan O2 dan Nmenghasilkan senyawa yang lebih kompleks.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Bahan bakar merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembakaran tidak akan mungkin dapat berlangsung. Banyak sekali jenis bahan bakar yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penggolongan ini dapat dibagi berdasarkan dari asalnya bahan bakar dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
4.      Bahan bakar nabati.
5.      Bahan bakar mineral
6.      Bahan bakar fosil
Apabila dilihat dari bentuknya, maka bahan bakar dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
d.      Bahan bakar padat
e.       Bahan bakar cair
f.       Bahan bakar gas
Namun demikian hingga saat ini bahan bakar yang paling sering dipakai adalah bahan bahan bakar mineral cair. Hal ini dilakukan karena banyaknya keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunkan bahan bakar dengan jenis mineral tersebut.

B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga
http://widia4ict.wordpress.com/2013/04/24/dampak-bahan-bakar-terhadap-lingkungan/


Post a Comment for "Dampak pembakaran hutan terhadap lingkungan"