Diet pada pasien diabetes meletus
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM
berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak
terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum
diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada
kasus yang tidak terdeteksi.
Diabetes
mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya
berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner,
penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika
kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua
penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai
faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit
diabetes.
Berbagai
penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit yang bersifat
kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah. Dan penelitian
terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya menyuntik insulin
dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak
mengikuti diet yang tidak dianjurkan.
Jumlah
penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan kenaikan yang bermakna
di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan dan berkurangnya
aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab terpenting. Oleh
karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM dalam keluarga
dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahun-tahun dan sebagian
besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat dicegah jika kita
mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai perubahan gaya hidup
kita.
B.
Tujuan
Tujuan
makalah ini adalah mengetahui tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus baik
darisegi pengertian, klasifikasi etiologis, epidemiologi, gambaran klinis,
patofisiologi, diagnosa, komplikasi, dan pemberian obat atau pengobatan pasian
Diabetes Melitus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
DIABETES MELLITUS
Diabetes
Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Diabetes
Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes
Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai
penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan
oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-
duanya.
Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan
problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana
didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin
(WHO, 2005) Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards
of Medical Care in Diabetes 2010 sbb:
-
A1c > 6,5 %,
-
Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL
(7 mmol/L),
puasa didefinisikan tidak adanya
ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam,
-
2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL
(11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa
anhydrous yang dilarutkan,
-
Pasien dengan keluhan klasik
hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200
mg/dL (11,1 mmol/L).
Pilar utama
pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:
a.
Edukasi atau Penyuluhan,
b.
Terapi Gizi Medis atau Pengaturan
makan/diet,
c.
Latihan Jasmani, dan
d.
Intervensi Farmakologi atau obat
yang bersifat hipoglikemik.
B.
PENGERTIAN
DAN PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
Diet
diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes
mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan.
Prinsip diet
bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga
tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula
menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan
gula darah.
Pengaturan
makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes
Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes
hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu
makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi
seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang
disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal dengan
istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi
tersebar sepanjang hari.
C.
TUJUAN DAN
SYARAT DIET
Tujuan utama
yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet
pada penderita diabetes mellitus ini adalah:
a.
Mempertahankan kadar Glukosa darah
mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen
atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b.
Mencapai kadar serum lipid yang
optimal.
c.
Memberikan energi yang cukup untuk
mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk
meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang
dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka
panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d.
Menghindari dan menangani komplikasi
akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan
jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e.
Meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a.
Jumlah energi diberikan sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas
fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
b.
Jumlah karbohidrat disesuaikan
dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu berkisar 60–70% dari total
konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
c.
Protein berkisar 12 – 20%, dan
digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).
d.
Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak
jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
e.
Vitamin dan mineral diberikan sesuai
dengan kebutuhannya.
Makanan-makanan
yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
a.
Sumber Karbohidrat kompleks Seperti
beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
b.
Protein Hewani Ayam tanpa kulit,
daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
c.
Sayuran Semua sayuran dianjurkan
terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun
singkong, dll.
d.
Buah Semua buah dianjurkan terutama
yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah ditentukan.
Makanan-makanan
yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
a.
Makanan dan minuman yang mengandung
gula murni seperti gula pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake,
selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
b.
Makanan yang digoreng dan
menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
c.
Makanan yang mengandung banyak garam
seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan seperti saus, kecap,
abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
D.
PENGATURAN
DIET PADA DIABETISI SECARA UMUM
Pengaturan
porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat
meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan
asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi.
Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari. Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
1.
Karbohidrat
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada
jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih
liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih
rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya
lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber
karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a.
45-65% total asupan energi.
b.
Pembatasan karbohidrat tidak
dianjurkan < 130 g/hari.
c.
Makanan harus mengandung lebih
banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
d.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5%
sehari ( 3-4 sdm).
e.
Makan 3 kali sehari untuk
mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan
pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman
(Accepted Dialy Intake).
a.
Fruktosa < 50 gr/hr, jika
berlebih menyebabkan diare
b.
Sorbitol < 30 gr, jika berlebih
menyebabkan kembung, diare
c.
Manitol < 20 gr/hr
d.
Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
e.
Sakarin 1 gr/hr
f.
Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
g.
Siklamat 11 mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa
sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah
pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus
diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya
dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini
kandungan zat gizi dari makanan- makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi
lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak
yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa
menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan
karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan
keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam
jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL.
Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah
besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan
sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan
yang mengandung pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol, dan xylitol adalah gula
alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram menghasilkan respon glikemik lebih
rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut
secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin, aspartame adalah
pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita
DM.
2.
Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes
sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35
gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya
adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3.
Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia
tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan
asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan
energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai
biologic tinggi. Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan
tahu-tempe.
4.
Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25%
energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10
300="" asupan="" dari="" dibatasi=""
energi="" hendaknya="" jenuh=""
kebutuhan="" kolesterol="" lebih=""
lemak="" makanan="" mg="" perhari.=""
sedangkan="" selebihnya="" span="" tidak=""
tunggal.=""> Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama,
dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan
konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular.
5.
Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan
penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt)
garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur.
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
6.
Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes
sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak
terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes
terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada
mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya
diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah
kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu
anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol
diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak
(1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak). Kebutuhan kalori Kebutuhan
kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi
energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang
dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori
basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung
pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi,
adanya komplikasi dan berat badan. Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan
rumus Brocca yang dimodifikasi: · BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg·
Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di
bawah 150 cm , rumus modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg · BB
Normal : bila BB ideal ± 10% · Kurus : < BBI - 10% · Gemuk : > BBI + 10%.
Faktor-faktor
penentu kebutuhan energi yaitu:
a.
Jenis kelamin
Kebutuhan
kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b.
Umur
Pasien usia
> 40 tahun , kebutuhan kalori :
§ 40-59 tahun
dikurangi 5% dari energi basal
§ 60-69 tahun
dikurangi 10 % dari energi basal
§ > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
§ Pada bayi
dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang dewasa,
dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
§ Umur 1 tahun
membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak- anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c.
Aktifitas fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas
aktifitas fisik Penambahan kalori dari aktifitas fisik:
§ Keadaan
istirahat : ditambah 10% dari kebutuhan basal
§ Keadaan
aktifitas ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
§ Keadaan
aktifitas sedang: ditambahkan 30% dari kebutuhan basal
§ Keadaan
aktifitas berat dan sangat berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
Jenis
aktifitas dikelompokkan sebagai berikut :
§ Keadaan
istirahat : berbaring di tempat tidur.
§ Ringan : pegawai
kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-lain
§ Sedang :
pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
§ Berat :
petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit.
§ Sangat berat
: tukang becak, tukang gali, pandai besi.
d.
Berat badan
§ Bila gemuk:
dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
§ Bila kurus:
ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah berat badan.
§ Untuk tujuan
penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200
kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria. Pembagian
makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi (20%),
siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai
suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai masalah kesehatan
dengan melihat bahwa:
1.
Gejala-gejala
DM sendiri
cukup banyak dan berat, masing-masing gangguan cukup member tantangan dalam
mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk
gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk
menahan diri tidak makan.
2.
DM merupakan penyakit yang mudah
“kerja sama” dengan penyakit lain. Jika DM melakukan kerjasama antar sesame
kelompok “high blood sugar” maka mereka dapat membentuk suatu “segitiga raja
penyakit”.
3.
Jika DM memasuki tahap komplikasi,
komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh manusia. Secara umum, DM
merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bahwa:
a.
Diabetes tidak bisa disembuhkan,
hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat). DM akan merupakan bagian
keseharian seumur hidup seorang penderita.
b.
Rentan terhadap komplikasi, keadaan
lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien merasa tidak sakit,
sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat
mengunjungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan.
c.
Komplikasi DM berat dan dapat
menyebabkan kematian.
B.
Saran
Mahasiswa
sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan diabetes mellitus seperti
sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang.
Begitu pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatinya, penting
diketahui mengingat diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang
menyebabkan kematian diharapkan mampu menyampaikannya kepada masyarakat luas.
DAFTAR
PUSTAKA
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah
Kesehatan Dari Dalam Kandungan Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Putro, Prayugo, J.S. 2012. Pola Diit Tepat Jumlah, Jadwal, dan
Jenis terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Kediri:
Jurnal STIKES Volume 5, No. 1.
Post a Comment for "Diet pada pasien diabetes meletus"