Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dilema kepribadian manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat uang biasa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasi dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu.karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seseorang adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut ditunjukkan dalam berbagai situasi disebut sifat-sifat kepribadian.
Perkembangan kepribadian seseorang dimulai dari masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya dengan kematangan individu itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa pada masa kanak-kanak semata-mata kepribadian itu belum dimiliki. Faktor sikap, bakat, kecakapan, minat, dan perasaan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepriadian seseorang. Juga kebutuhan dan motivasi serta tujuan seseorang berperilaku sangat menentukan kepribadian seseorang. Demikian pula dengan persepsi sesorang. Faktor ekstrinsik atau faktor yang datangnya dari luar seperti sosialisasi, faktor budaya, nilai, ideologi, politik dan sebagainya akan pula berpengaruh terhadap kepribadian.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diajukan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Jelaskan definisi kepribadian ?
2. Jelaskan definisi tipologi ?
3. Jelaskan macam-macam tipologi kepribadian ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kepribadian.
2. Untuk meengetahui dan memahami pengertian tipologi.
3. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam tipologi kepribadian.


D.    Manfaat Penulisan
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.      Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap Tipologi Kepribadian.
2.      Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah Teori Kepribadian.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Kepribadian
1.      Tinjauan Secara Etimologis
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

2.      Definisi-definisi kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.
a.       GORDON W. W ALLPORT
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11) Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
b.      KRECHdan CRUTCHFIELD
David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment.” (Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus).

c.       ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.
Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya”. Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.
§  Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dst.
§  Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
§  Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
§  Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.




3.      Konsep-kosep yang Berhubungan dengan Kepribadian
Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8-9) :
a.       Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
b.      Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
c.       Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama.
d.      Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
e.       Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula. Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-aspek atau komponen-komponen kepribadian karena pembicaraan mengenai kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada di dalamnya, seperti karakter, sifat-sifat, dst. Interaksi antara berbagai aspek tersebut kemudian terwujud sebagai kepribadian.

4.      Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian
Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah. Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuanpengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut juga ilmu semu (pseudo science). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005: 7-8).
1)      Chirologi, yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan.
2)      Astrologi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar dominasi benda-benda angkasaterhadap apa yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu kelahiran seseorang.
3)      Grafologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian atas dasar tulisan tangan.
4)      Phisiognomi, adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepriba-dian atas dasar keadaan wajah.
5)      Phrenologi, merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepri-badian berdasarkan keadaan tengkorak.
6)      Onychology, pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadian atas dasar keadaan kuku.
Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih maju (Sumadi Suryabrata, 2005: 11) menghasilkan bermacam-macam tipologi. Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan pendekatan ilmiah menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian.

B.     Definisi Tipologi
Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dst. Tipologi menurut ilmu psikologi terdiri dari 2 komponen, yaitu :
1.      Sifat atau karakter yang dibentuk oleh faktor lingkungan. Misalnya : malas, rajin, usil, tertutup, terbuka.
2.      Watak atau disebut juga tempramen dibentuk oleh faktor genetika. Misalnya kebanyakan orang yang berasal dari luar pulau wataknya keras dan pemarah.
Dalam mengenal tipologi kepribadian ini, terdapat dua aliran yang dapat membedakannya yaitu aliran naturalisme dan nativisme. Salah satu tokoh dari aliran naturalisme adalah Schoupenhour menyatakan bahwa segala yang suci ada ditangan tuhan, namun yang rusak ada ditangan manusia.sedangkan dalam aliran nativisme J.J. Rousseau berpendapat bahwa faktor bawaan lebih kuat dari pada faktor luar.

C.    Macam-macam Tipologi
1.      Tipologi Konstitusi
Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnyasusunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri pribadi seseorang.
Ada beberapa ahli yang telah mengembangkan tipologi konstitusi, diantaranya: Hippocrates dan Gelenus, De Giovani, Viola, Sigaud, Sheldon, dst. Uraian berikut hanya menyajikan beberapa tipologi konstitusi.
a.       Tipologi Hippocates Gallenus
Tipologi ini dikembangkan Gallenus berdasarkan pemikiran Hippocates. Hippocrates (460-370 Sm) terpengaruh oleh pandangan Empedocles, bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari 4 unsur dasar yaitu : tanah (kering), air(basah), udara(dingin), dan api (panas). Berdasarkan pandangan Empedocles tersebut, selanjutnya Hippocrates menyatakan bahwa bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan yang memiliki sifat seperti keempat unsur alam. yaitu :
• sifat kering dimiliki oleh choleatau empedu kuning,
• sifat basah dimiliki oleh melancholeatau empedu hitam,
• sifat dingin terdapat pada phlegmaatau lendir,
• dan sifat panas dimiliki oleh sanguisatau darah.
Menurut Hippocrates, keempat jenis cairan ini ada dalam tubuh dengan proporsi yang tidak selalu sama antara individu satu dengan lainnya. Dominasi salah satu cairan tersebut yang menyebabkan timbulnya ciri-ciri khas pada setiap orang. Galenus ( 129- 199 sM ) sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan tersebut. Selanjutnya Galenus menyatakan bahwa cairan-carairan tersebut berada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.Dominasi salah satu cairan terhadap cairan yang lain mengakibatkan sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dominannya salah satu cairan tubuh tersebut oleh Galenus disebutnya temperamen (Sumadi Suryabrata 2005: 12).

b.      Tipologi Viola
Viola, seorang ahli dari Italia, mengemukakan tipologi yang didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dilakuakn penelitian oleh De Giovani. Atas dasar aspek tersebut Viola mengemukakan tiga golongan atau tipe bentuk tubuh manusia (Sumadi Suryabrata, 200518), yaitu :
1)      Tipe Microsplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegaknya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan kelihatan jangkung.
2)      Tipe Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran mendatarnya lebih dari pada perbandingan biasa, sehingga yang bersangkutan kelihatan pendek.
3)      Tipe Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran menegak dan mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras pula.

c.       Tipologi Sigaud
Sigaud, seorang ahli psikologi dari Perancis, menyusun tipologi manusia berdasarkan 4 macam fungsi tubuh, yaitu : motorik, pernafasan, penecernaan, dan susunan saraf sentral. Dominasi salah satu fungsi tubuh tersebut menentukan tipe kepribadian. Atas dasar pandangan di atas kemudian Sigaud menggolongkan manusia menjadi 4 tipe, yaitu :
1)      Tipe muskuler, tipe ini dimiliki oleh orang fungsi motoriknya paling menonjol disbanding fungsi tubuh yang lain, dengan ciri khas : tubuh kokoh, otot-otot berkembangan dengan baik, dan organ-organ tubuh berkembang secara selaras.
2)      Tipe respiratoris, tipe ini ada pada orang yang memiliki fungsi pernafasan yang kuatdengan cirri-ciri : muka lebar serta thorax danleher besar.
3)      Tipe digestif, tipe digestif terdapat pada orang yang memiliki fungsi pencernaan yang kuat dengan cirri-ciri : mata kecil, thorax pendek dan besar, rahang serta pinggang besar.
4)      Tipe cerebral, tipe keempat dari tipologi Sigaud ada pada orang yang memiliki susunan saraf sentral yang kuat disbanding fungsi tubuh lainnya dengan ciri-ciri : dahi menonjol ke depan dengan rambut ditengah, mata bersinar, daun telinga lebar, serta kaki dan tangan kecil.

d.      Tipologi Sheldon
Sheldon berpendapat bahwa ada tiga komponen jasmaniah yang mempengaruhi bentuk tubuh manusia, yaitu : endomorphy, mesimorphy, dan ectomorphy. Istilah-istilah tersebut oleh Sheldon dikembangkan dari istilah yang berhubungan dengan terbentuknya foetus manusia, lapisan endoderm, mesoderm, dan ectoderm. Menurut Sheldon dominasi dari dari salah satu lapisan tersebut akan menyebabkan kekhasan terhadap bentuk tubuh. Dengan demikian maka ada 3 tipe manusia berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu :
1)      Tipe endomorph,
Tipe endomorph merupakan tipe yang disebabkan oleh dominannya komponen endomorphy terhadap dua komponen lainnya, ditandai oleh : alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif memegang peran penting. Bentuk tubuh tipe ini kelihatan lembut, gemuk, berat badan relatif rendah.
2)      Tipe mesomorph
Tipe mesomorph terbentuk oleh karena komponen mesomorphy yang lebih dominan dari koponen lainnya, maka bagian-bagian tubuh yang berasal dari mesoderm relatif berkembanglebih baik, yang ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, dan jantung dominan. Bentuk tubuh tipe mesomorph kelihatan kokok dan keras.
3)      Tipe ectomorph
Pada tipe ini organ-organ yang berasal dari ectoderm (kulit dan sistem syaraf) yang terutama berkembang. Bntuk tubuh tipe ectomorph terlihat jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, dan otot-otot tidak berkembang.

2.      Tipologi Tempramen
Tipologi temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan tipologi temperamen adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentukan karakteristik yang bersangkutan. Yang tergolong tipologi jenis ini antara lain : tipologi Plato, tipologi Immanual Kant, tipologi Bhsen, Tipologi Heymans, dst.
a.       Tipologi Plato. Menurut Plato kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam, yaitu pikiran, kemauan,dan hasrat. Dominasi salah satu kemampuan inilah yang menyebabkan kekhasan pada diri manusia.Atas dasar hal ini Plato menggolongan manusia ke dalam 3 tipe yaitu sebagai berikut.
§  Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya, yang sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
§  Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh kemauannya, sesuai untuk menjadi tentara.
§  Tipe manusia yang dikuasai oleh hasratnya, cocok menjadi pekerja tangan.

b.      Tipologi Heymans.
Heymans menyatakan bahwa manusia memiliki tipe kepribadian yang bermacam-macam, namun dapat digolongkam menjadi delapan tipe atas dasar kualitas kejiwaannya, yaitu : (1) emosionalitas, mudah tidaknya perasaan terpengaruh oleh kesankesan; (2) proses pengiring, yaitu kuat lemahnya kesan-kesan ada dalam kesadaran setelah faktor yang menimbulkan kesan-kesan tersebut tidak ada; dan (3) aktivitas, adalah banyak sedikitnya peristiwa-peristiwa kejiwaan menjelma menjadi tindakan nyata. Masing-masing kualitas kejiwaan tersebut secara teoritis dibedakan menjadi dua macam, kuat dan lemah. Atas dasar hal ini menggolongan tipe manusia menjadi delapan. Teori Heymans disusun bukan atas dasar pemikiran spekulatif tetapi atas dasar data-data empiris.

3.      Tipologi Berdasarkan Nilai-nilai Kebudayaan
a.       Pendahuluan
Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan oleh Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan sistem nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu. Kebudayaan sebagai sistem nilai oleh Spranger di golongkan menjadi 6 bidang yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelopok, yaitu :
1)      Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai individu, yang didalamnya terdapat 4 nilai budaya :
a) pengetahuan
b) ekonomi
c) kesenian
d) keagamaan
2)      Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia sebagai
anggota masyarakat, yang didalamnya terdapat 2 nilai budaya :
a)      Kemasyarakatan
b)      politik

b.      Enam tipe manusia
Berdasarkan pendapat bahwa ada 6 nilai kebudayaan yang mempengaruhi hidup setiap individu di mana hanya ada 1 nilai kebudayaan yang pengaruhnya bersifat dominan maka menurut Spranger terdapat 6 tipe manusia jika dilihat dari sistem nilai kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger secara ringkas dapat disajikan dalam tabel berikut.
No. Nilai Kebudayaan Yang Dominan Tipe Tingkah Laku Dasar
1)      Pengetahuan Manusia teori Berpikir
2)      Ekonomi Manusia ekonomi Bekerja
3)      Kesenian Manusia estetis Menikmati keindahan
4)      Keagamaan Manusia religius Memuja
5)      Kemasyarakatan Manusia sosial Berkorban
6)      Politik Manusia kuasa Berkuasa/memerintah



BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapt disimpulkan bawha Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dst. Macam-macam tipologi adalah :
1.      Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnyasusunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri pribadi seseorang.
2.      Tipologi temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan tipologi temperamen adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentukan karakteristik yang bersangkutan.
3.      Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan oleh Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan sistem nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu.



DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang
Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004). Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta : Rineka Cipta
Sumadi Suryabrata. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.


Post a Comment for "Dilema kepribadian manusia"