Hipotesis pembentukan tata surya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alam
semesta terdiri atas banyak
sekali gugusan bintang. Salah satu gugusan bintang
itu adalah Bimasakti atau Milky Way. Matahari adalah salah satu
bintangnya. Matahari menjadi pusat tata surta. Di tata surya itu, kita tinggal
di planet bumi. Tata Surya merupakan system yang
terdiri atas matahari dan benda angkasa yang
mengelilinginya.
Karena
diedari oleh benda-benda langit di sekelilingnya, benda-benda langit tersebut
mempunyai lintasan edar tertentu yang berbentuk elips dengan matahari terletak
pada salah satu fokusnya. Peredaran benda langit mengelilingio matahari disebut
revolusi. Adapun bidang edar yang terbentuk oleh bumi disebut eliptika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TATA SURYA
Tata Surya merupakan
system yang terdiri atas matahari dan benda angkasa yang mengelilinginya.
Karena diedari oleh benda-benda langit di sekelilingnya, benda-benda langit
tersebut mempunyai lintasan edar tertentu yang berbentuk elips dengan matahari
terletak pada salah satu fokusnya. Peredaran benda langit mengelilingio
matahari disebut revolusi. Adapun bidang edar yang terbentuk oleh bumi disebut
eliptika.
Dalam
revolusinya, anggota tata surya pada suatu saat berada pada jarak yang paling
dekat dengan matahari disebut peribelium dan pada saat yang lain berada pada
jarak yang paling jauh dari matahari disebut apbelium. Hal itu dijelaskan oleh
Johannes Kepler seperti berikut :
1)
Lintasan planet (anggota tata surya)
berbentuk elips dengan matahari terletak pada salah satu titik fokusnya.
2)
Garis hubung planet dan matahari dan
lambat jika jauh dari matahari.
Peredaran planet mengitari matahari dikendalikan oleh
gaya tarik-menarik atara lanet dan matahari disebut gaya gravitasi. Jika jarak
antara planet dan matahari makin dekat, maka gaya gravitasi yang terjadi di
antara keduannya makin besar. Akibatnya, gerak revolusi planet makin cepat.
Sebaliknya jika jarak antara keduannya makin kecil. Akibatnya, gerak revolusi
planet makin lambat.
Massa matahari sangat besar, sekitar 333.000 kali
massa bumi. Adapun massa planet terbesar (Yupiter) hanya sekitar 300 kali massa
bumi. Jadi, massa matahari hamper-hampir merupakan massa keseluruhan tata
surya. Perbedaan massa yang sangat besar inilah yang menyebabkan seluruh
anggota tata surya beredar mengelilingi matahari.
Hal yang sama terjadi pada system bumi dan bulan.
Bulan beredar mengelilingi bumi karena massas bulan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bumi. Massa bulan kira-kira seperdelapan puluh satu massa
bumi. Antara bumi dan bulan ada gaya tarik-menarik (gaya gravitasi). Gaya
tarik-menarik antara bumi-bulan lebih besar daripada gaya tarik-menarik
bumi-matahari. Hal itu disebabkan jarak bumi-bulan jauh lebih dekat daripada
jarak bumi-matahari. Selain itu, bulan juga mengalami gaya gravitasi matahari.
Itulah sebabnya, bulan selalu beredar mengelilingi bumi dan bersama-sama bumi
mengelilingi matahari.
Sejak di temukannya Pluto pada tahun 1930, para
astronom memasukkan Pluto alam Kategori planet dalam tata surya kita, sehingga
sampai tahun 2006 ada sembilan planet dalam tata surya kita. Namun, dalam
konferensi tanggal 24 Agustus 2006 di Cekoslovakia, para astronom yang
tergabung dalam organisasi astronomi internasional, memutuskan bahwa Pluto
tidak termasuk dalam kategori planet.
Menurut para astronom, benda langit bias dikategorikan
sebagai planet jika memenuhi criteria sebagai berikut :
1)
Mempunyai ukuran diameter lebih
besar dari 2.000 km. Berbentuk bulat, dan
2)
Memiliki orbit yang tidak memotong
orbit planet lain.
Orbit Pluto sedikit dibawah orbit Neptunus. Ukuran
planet Pluto jauh lebih kecil dari delapan planet lainnya dalam system tata
surya. Ukuran planet Pluto bahkan lebih kecil daripada satelit (bulan) dari
system tata surya (bulan dari bumi, bulan dari Yupiter: Io, europa, Ganymede,
Calissto, Titan , dan Tritan).Sehingga berdasarkan hasil kajian para astronom
modern, terdapat 8 planet dalam tata surya kita, yaitu, Jumlah planet anggota
tata surya yang telah diketahui ada 8 buah yaitu :
1)
Merkurius
5) Yupiter
2)
Venus 6)
Saturnus
3)
Bumi
7) Uranus
4)
Mars
8) Neptunus
Berdasarkan kedudukan garis edarnya, planet-planet
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet
dalam adalah planet yang garis edarnya terletak di antara garis edar bumi
dan matahari. Yaitu Merkurius dan Venus. Adapun Planet Luar
adalah planet-planet yang jarak jarak garis edarnya dari matahari lebih jauh
daripada garis edar bumi. Yaitu Mars. Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Diantara planet-planet tersebut yang dapat dilihat langsung dengan mata
adalah Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus.
B.
Teori Pembentukannya dan
Asal-Usulnya
Banyak
hipotesis tentang asal usul tata surya dan teori-teori pembentuka tata surya
menurut yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut:
Teori nebula menyebutkan bahwa pada
awalnya tata surya berupa kabut raksasa yang mana kabut ini terbentuk dari
debu, es, dan gas yang disebut nebula dan unsur gas yang sebagian besar adalah
hidrogen. Akibat dari gaya gravitasinya membuat kabut menyusut dan berputar
dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari tersebut berputar, menyusur, dan semakin cepat membuat
cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Dari gaya gravitasi,
membuat gas-gas memadat seiring dengan penurunan suhunya membuat terbentuknya
planet dalam dan planet luar. Menurut Laplace bahwa orbit berbentuk hampir
melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
Mengenai teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg
(1688-1772) pada tahun 1734 disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804)
di tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace secara independen di tahun 1796 sehingga mengapa hipotesis ini
lebih dikenal dengan sebutan Hipotesis Nebula Kant-Laplace.
2.
Teori Pembentukan Tata Surya Pada
Hipotesis Planetisimal
Teori planetisimal mengatakan bahwa
tata surya kita terbentuk dari adanya bintang yang lewat cukup dekat dengan
matahari, pada awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut membuat tonjolan
pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi
berulang kali dari Matahari.
Dari efek gravitasi bintang membuat
terbentuk dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sedangkan bagian
besar dari materi tertarik kembali, dan sebagian lainnya akan tetap di orbit,
mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda yang berukuran kecil yang
disebut dengan planetisimal dan bagi beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek
tersebut kemudian bertabrakan dari waktu-ke waktu dan membentuk planet dan
bulan, sedangkan untuk sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3.
Teori Pembentukan Tata Surya Pada
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Berdasarkan teori pembentukan tata surya dalam
hipotesisi pasang surut bintang bahwa planet dianggap terbentuk karena
mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaannya hampir dalam keadaan
bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan
bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bversama mereka, kemudian
terkondensasi menjadi planet. Namun hal ini dibantah oleh astronom Harold
Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan mengenai hal itu tidak mungkin
terjadi, begitupun menurut astronom Henry Norris Russell. Hipotesisi pasang
surut pertama kali ditemukan oleh James Jeans pada tahun 1917.
4.
Teori Pembentukan Tata Surya Pada
Hipotesis Bintang Kembar
Menurut teori pembentukan tata surya pada hipotesis
bintang kembar yang berisi bahwa dahulu tata surya kita terdiri dari dua
bintang yang memiliki ukuran yang hampir sama ukurannya dan berdekatan dimana
salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan tersebut
terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinya
menurut Fred Hoyle (1915-2001) di tahun 1959 sebagai penemu hipotesisi bintang
kembar.
5.
Teori Pembentukan Tata Surya Pada
Hipotesis Proto Planet (Awan Debu)
Teori pembentukan tata surya pada
hipotesisi proto planet dikemukakan oleh Carl Van Wezsaecker, G.P. Kuipper dan
Subrahmanyan Chandrasekar. Teori hipotesisi planet terbentuk dari gumpalan awan
gas dan debu dimana terdapat gumpalan awan dan deb yang bertebaran di angkasa.
Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lali, salah satu awan gas tersebut
mengalami pemantapan. Pada proses pemantapan tersebut partikel-partikel
tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih
berbentuk cakram. Partikel-artikel di bagian tengah cakram kemudian saling
menekam sehingga menimbulkan panas dan menjadi berpijar (matahari). Bagian yang
lebih luar berputar sangat cepat sehingga tercepah menjadi gumpalan-gumpalan
kecil. Gumpalan kecil berpilin juga akan mengalami pembekuan dan menjadi planet
serta satelit.
6.
Teori Pembentukan Tata Surya Pada
Hipotesis The Big Bang
Teori yang menyatakan bahwa suatu massa sangat besar
dan memiliki berat jenis yang besar juga. Karena terdapat reaksi inti, maka
massa tersebut meledak dengan hebatnya (big bang). Bagian tersebut berserakan
dengan cepat menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, bagian-bagian
yang berserakan tersebut membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang
lebih rendah. Kelompok tersebut menjadi galaksi sekarang ini.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ada beberapa
hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang
Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah
penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata
telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas
yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan
perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari
mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB
313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit
berbentuk elips, lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang telah
diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata
Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan
Tersebar.
B. SARAN
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya
Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau
merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan
Alam.Jakarta:Erlangga.
http://sodik-thesky.blogspot.co.id/2012/03/hipotesa-teori-pembentukan-tata-surya.html
Post a Comment for "Hipotesis pembentukan tata surya"