Pembangunan Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan
berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang perubahan atas UU Nomor 22
tahun 1999 tentang Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam
pembangunan ekonomi yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), sekarang
mengarah kepada desentralisasi yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada
daerah untuk membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya.
Pengertian dan
penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kebijakan ekonomi atau
keputusan politik yang berhubungan dengan alokasi secara spasial dari kebijakan
pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian,
kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan pemerintahan,
atau aturan mendasar lainnya, sangat menentukan pengertian dari pembangunan
daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan daerah dari
setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang
berukuran kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah.
Sebaliknya bagi negara besar, seperti Indonesia atau Amerika Serikat
perlu menetapkan definisi-definisi pembangunan daerah yang rinci untuk
mengimplementasikan pembangunannya. Dasar hukum penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber
dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga saat ini,
implementasi formal pasal tersebut terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU
No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun
1999 serta UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
pengertian pembangunan ekonomi?
2. Bagaimana
perencanaan pembangunan ekonomi?
3. Apakah
indicator pembangunan ekonomi?
4. Apakah
factor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi?
5. Apakah
masalah pembangunan ekonomi di Negara berkembang?
6. Apakah
kebijakan dan strategi pembangunan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya pembangunan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
·
Pembangunan
sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa.
Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi
untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula,
setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi
yang adil, makmur, dan sejahtera.
·
Pembangunan
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif
yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
·
Peningkatan
pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang
apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun,
kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
B. Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Perencanaan
Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang bersinambung yang mencakup
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber
daya dalam mengendalikan suatu perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu dalam jangka waktu agar mencapai tujuan-tujuan pada masa yang akan
datang. Pembangunan pada hakekatnya
adalah upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita
bangsa Indonesia. Pembangunan juga dipandang sebagai peningkatan pertumbuhan
ekonomi disertai keadilan sosial secara sadar.
Pembangunan (development) secara
umum menganut tiga paradigma, yaitu pertumbuhan (growth), perbaikan (improvement),
dan perubahan (change). Sebagai suatu proses, maka pembangunan
masyarakat tidak terlepas dari aspek manajemen yang menanganinya. Dalam suatu proses manajemen yang umum akan
meliputi aspek perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Perencanaan (planning) ditinjau dari segi sistem menurut Chadwick
(1978) merupakan suatu proses yang bertingkat yang dapat mengontrol suatu
susunan kegiatan dimana urutan proses
pekerjaan harus dilakukan.
Roberts et al (1984) dalam bukunya Planning and Ecology, mendefinisikan
planning sebagai suatu aktivitas yang berkaitan dengan alokasi atau
eksploitasi yang rasional dari sumber-sumber daya untuk kemaslahatan manusia
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan pembangunan juga tidak
bisa dilepaskan dari konsep hubungan antara sistem social (social system)
dan lingkungan alam atau sistem ekologi (ecological systems).
Perencanaan pembangunan dari perspektif lingkungan menurut Eagles (1984)
memiliki dua komponen yaitu : (1). sekumpulan alasan yang melihat tujuan
perencanaan dari segi ekologi dan pembangunan manusia; (2). seperangkat
kriteria sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika ekologi dan
etika social. Adapun ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi yaitu:
1.
Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai
perkembangan sosial ekonomi yang mantap (steady social economic growth).
Hal ini dicerminkan dalam usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
2.
Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk
meningkatkan pendapatan per kapita.
3.
Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.
4.
Usaha perluasan kesempatan kerja.
5.
Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive
justice
6.
Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat
yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan.
Unsur-unsur
pokok perencanaan pembangunan ekonomi yaitu :
1.
Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana
pembangunan.
2.
Adanya kerangka rencana makro.
3.
Perkiraan sumberdaya-sumberdaya bagi pembangunan
khusunya sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
4.
Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten
seperti misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta
kebijaksanaan sektoral lainnya.
5.
Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang
dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini
dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
Adapun
tujuan dari Perencanaan Pembangunan Ekonomi adalah sebagai berikut :
1.
Mengarahan kegiatan, pedoman kegiatan
kepada pencapain tujuan pembangunan
2.
Memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang
tersedia.
3.
Memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan
nilai sumber2 daya swasta secara bertanggung jawab demi kepentingan pembangunan
masyarakat secara menyeluruh.
4.
Terdapat perkiraan potensi, prospek
perkembangan, hambatan & risiko masa yang akan datang.
5.
Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik.
6.
Dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi
pentingnya tujuan.
7.
Sebagai alat mengukur / standar terhadap
pengawasan evaluasi.
C. Indikator Pembangunan Ekonomi
Indikator
merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap
hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh
pemerintah. Indicator adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai
hal. Pemerintah misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga ataupun
perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap
kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini, pola atau gejala yang
sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti. Indikator
yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan
suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah
suatu instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu
Negara yang meliputi beberapa aspek.
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah
penjelasan dari masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :
1.
Indikator
Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang.
Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat. Dalam
indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
·
Pendapatan
Per Kapita
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai
indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara
Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per kapita
selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak
perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi di antara
berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003)
mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :
1) Negara berpenghasilan rendah (low-income
economies)
Negara-negara ini memiliki
Pendapatan perkapita Kurang atau sama dengan US$ 745 pada tahun 2001.
2) Negara berpenghasilan menengah (middle-income
economies)
Kelompok Negara ini memiliki
Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745 namun kurang dari US$ 8.626 pada tahun
2001. kelompok Negara ini dibagi menjadi :
§ Negara berpenghasilan menengah papan
bawah (lower-middle-income economies)dengan GDP perkapita antara US$ 746
sampai US$2.975.
§ Negara berpenghasilan menengah papan
atas (upper-middle-income economies) dengan GDP perkapita antara
US$2.976 sampai US$ 9.025.
3) Negara berpenghasilan tinggi (high-
income economies)
Negara di dalam kelompok ini
mempunyai GDP perkapita sebesar US$ 9.206 atau lebih pada tahun 2001.
2. Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa
hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan
indicator sebelumnya, Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator.
Berikut ini adalah uraiannya.
·
Indikator
Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan
berbagai penelitian tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam
3 kelompok.
1) Kelompok pertama, merupakan suatu
usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan yang terjadi dalam masyarakat
yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara memperbaiki pelaksanaan
dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori oleh Colin
Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
2) Kelompok kedua, dengan usaha membuat
penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan melihat
pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
3) Kelompok ketiga, adalah usaha untuk
membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada
data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi
minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini dipelopori
oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara
diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang dilakukan oleh Gilbert
dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode pembanding dengan
menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
3. Indikator Campuran
·
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator
yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi suatu Negara. Pada umumnya,
dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan TPAK dari tahun
ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat pendidikan
para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di NSB
masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk
serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan
tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
·
Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang
harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan bermasyarakat. Indikator
tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan ketersediaannya
fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi
berupa tingkat mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi,
dan angka harapan hidup yang tinggi.
·
Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer
yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. Indicator perumahan
yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air bersih dan
listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
·
Angkatan
Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan
kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun. Angkatan kerja ini juga
dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan
angkatan kerja adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber
penghasilan utama, dan status pekerjaan.
·
KB
dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan
yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada
kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
·
Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di
ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat
melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat pendapatan dan konsumsi
per kapita.
·
Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki
tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan sudah lengkapnya alat keamanan
Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini berbeda dengan
keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas yang
disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator
kriminalitas itu sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah
pembunuhan per tahun, dan jumlah pemerkosaan per tahun.
·
Perjalanan
Wisata
Indikatornya adalah frekuensi
perjalanan wiata per tahun.
·
Akses
Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri. Indikatornya antara lain :
jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.
D.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
Faktor- faktor yang mempengaruhi pembanguanan ekonomi ada 6
:
1. Sumber Dya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor kunci dalam
prosesnya pembanguanan, baik tidaknya perncanaan dan pengorganisasian, proses
pengorganisasian tergantung kepada kualitas manusia sebagai objek dan
subjeknya.
2. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam, yang meliputi
tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil
hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pembanguanan suatu negara,
terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
3. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
(IPTEK)
Ilmu pengetahuan dan teknolgi
meripakaan alat bagi sumber manusia untuk mengolah sumber daya alam
secara produktif.
4. Sosial budaya
Nilai - nilai sosial budaya sangat
berpengaruh terhadap proses pembanguanan. nilai - niai tersebut dapat menjadi
faktor pendorong dan dapat pula menjadi faktor penghambat.
5. Keadaan Politik
Sistem keadaan politik suatu negara
berpengaruh terhadap keberlangsungan proses pembanguanan.
6. Sistem Pemerintah
Pemerintahan dengan sistem sosialis
dan liberalis kedua-duanya akan memberikan warna yang berbeda terhadap proses
pembanguanan.
E. Masalah Pembangunan Ekonomi di
Negara Berkembang
Masalah utama yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang adalah:
1) Standar hidup yang rendah
2) Pendapatan nasional per kapita
3) Tingkat pertumbuhan relatif
pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
4) Distribusi pendapatan nasional
5) Tingkat kemiskinan
6) Kesehatan
7) Pendidikan
8) Produktivitas yang rendah
9) Kesehatan fisik yang rendah
10) Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan
Beban Ketergantungan yang Terlampau Tinggi
11) Tingkat pengangguran penuh dan
terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak
12) Ketergantungan terhadap produksi
pertanian dan ekspor barang-barang primer
13) Tingkat produktivitas pertanian yang
rendah
14) Ketergantungan pada ekspor primer
15) Sistem hukum dan infrastruktur yang
tidak mapan
16) Ketergantungan yang dominan pada
dunia internasional
F. Strategi Kebijakan
Pembangunan Ekonomi
1. Mengembangkan koridor pembangunan
ekonomi Indonesia dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap
pulau. Selain mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior.
Baik komoditas maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi
dalam empat tahap :
·
Mengindentifikasikan
pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
·
Menentukan
kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti trafik barang.
·
Validasi
untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni pengaturan area
tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
·
Menentukan
hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya menghubungkan
area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
2. Memperkuat hubungan nasional baik
secara lokal maupun internasional. Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi,
menciptakan sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya
akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti intra dan inter-konektivitas antara
pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan dan pariwisata internasional.
Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk mencapai keuntungan langsung dari
konsentrasi produksi. Serta dalam jangka panjang, meningkatkan standar
kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota,
khususnya Jawa dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area
industri tak menjangkau pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu
dibangun di Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung
Priok. Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi
kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi
dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek. Selain tiga strategi utama ini, juga
ada beberapa strategi pendukung seperti kebijakan investasi, perdagangan dan
finansial. Beberapa elemen utama di sektor Iptek adalah meningkatkan kualitas
pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan
level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli. Peningkatan aktivitas riset
dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta, dengan memberikan insentif
serta menaikkan anggaran. Kemudian mengembangkan sistem inovasi nasional,
termasuk pembiayaannya. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan
riset dan pengembangan yang digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan
pengguna untuk menyerap teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan
pengembangan sebagai pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun
dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya pembangunan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
·
Pembangunan
sebagai suatu proses
·
Pembangunan
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
·
Peningkatan
pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
B. Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
P. Siagian Sondang. 2012. Administrasi Pembangunan. Jakarta.
Bandung.
Afiffuddin, S. Agm, M.Si. 2010. Pengantar Administrasi
Pembangunan. Bandung. Alfa Beta
Post a Comment for "Pembangunan Ekonomi"