Asuhan kebidanan ibu dengan gangguan sistem reproduksi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masalah Sistem
Reproduksi wanita akan menjalankan fungsinya bila dalam keadaan normal. Seluruh
organ reproduksi mempunyai fungsinya masing- masing. Namun tidak menutup
kemungkinan bila organ – organ reproduksi akan tidak lagi berfungsi dengan
baik. Yang pada akhirnya akan mengganggu jalannya sistem reproduksi.
Gangguan sistem
reproduksi pada wanita secara umum dapat dikatagorikan ke dalam: gangguan
perkembangan, endokrinologi, proses infeksi, dan neoplasma. Salah satu gangguan
sistem reproduksi adalah mastitis yaitu merupakan peradangan pada payudara,
yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasa menyertai
laktasi.
Kadang – kadang keadaan
ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses
payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat
dan memerlukan biaya yang sangat besar. Penelitian terbaru menyatakan bahwa
mastitis dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui menyusui. Dan masih
banyak gangguan sistem reproduksi lainnya seperti fibro adenoma, kista sarcoma
filodes, kanker, tumor jinak dan tumor ganas.
Gangguan sistem
reproduksi ini dapat segera diatasi sebelum terlambat dan mengganggu sistem
reproduksi secara keseluruhan. Oleh karena itu dibutuhkan pendeteksian secara
dini serta penanganan yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Adapun
Rumusan Masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan Mastitis,
Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinakpada
Vulva Vagina ovarium.
2.
Bagaimaana etiologi dan
patofisiologi dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma,
Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium?
3.
Bagaimana tanda dan gejala serta
komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker
Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ?
4.
Bagaimana Penatalaksanaan dari
Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara,
Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah mengenai pelayanan kebidanan ini mempunyai
tujuan antara lain :
1.
Mengetahui definisi Mastitis,
Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak
pada Vulva Vagina ovarium.
2.
Mengetahui etiologi dan
patofisiologi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker
Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
3.
Mengetahui tanda dan gejala serta
komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker
Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
4.
Mengetahui penatalaksanaan Mastitis,
Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak
pada Vulva Vagina ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASTITIS
Pengertian
Mastitis adalah peradangan pada
payudara, yang disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan
karena adanya penyumbatan.
Penyebab
Dua penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan
infeksi. Statis ASI biasanya merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau
berkembang menuju infeksi. Gunther pada tahun 1958 menyimpulkan dari pengamatan
klinis bahwa mastitis diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara, dan
bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah keadaan tersebut. Ia
menyatakan bahwa infeksi, bila terjadi, bukan primer, tetapi diakibatkan oleh
stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.
Tanda dan
Gejala
Tanda-tanda dari mastitis yaitu:
1)
Payudara bengkak dan nyeri.
2)
Payudara tampak merah pada keseluruhan
atau di tempat tertentu.
3)
Payudara terasa keras.
4)
Penderita merasa lesu.
5)
Ada demam dan rasa sakit umum.
Macam-Macam Mastitis
Mastitis
dapat dibedakan sebagai berikut:
1)
Mastitis puerperalis
Yaitu
mastitis yang biasa terjadi pada ibu menyusui. Biasanya terjadi karena
diakibatkan ibu yang tidak menyusui bayinya, pembatasan frekuensi atau durasi
menyusui, atau penghisapan yang tidak efektif, sehingga akan terjadi bendungan
ASI, dan bendungan ASI yang semakin parah akan menyebabkan terjadinya mastitis.
2)
Mastitis non puerperalis
Mastitis non
puerperalis ini biasa terjadi pada wanita di usia menjelang menopause (mastitis
periductal), atau dapat juga terjadi karena disebabkan oleh kuman
staphylococcus. Pada wanita menjelang menopause diduga akibat perubahan
hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang menopause
terjadi penurunan hormon esterogen yang menyebabkan adanya jaringan yang mati.
Tumpukkan jaringan tersebut dan air susu menyebabkan penyumbatan pada saluran
di payudara. Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya melebarkan
saluran dibelakangnya, yang biasa terletak di belakang puting payudara. Dan
akhirnya akan terjadi reaksi peradangan yang disebut mastitis.
Pencegahan
Perawatan puting susu pada waktu
laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis perawatan terdiri atas:
1)
Membersihkan puting susu dengan baby
oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah
mengering.
2)
Memperbaiki posisi menyusui,
terutama bila tidak terdapat puting.
3)
Menyusui sesering mungkin.
4)
Istirahat cukup, makanan yang
bergizi.
5)
Bila isapan bayi tidak cukup
mengurangi rasa penuh dari payudara, atau bila puting susunya tertarik sampai
rata sehingga bayi sulit mengenyut, ibu harus memeras ASI nya.
Pengobatan
Pengobatan pada payudara yang
tegang/ indurasi dan kemerahan, yaitu:
1)
Istirahat yang cukup.
2)
Kompres payudara secara bergantian.
3)
Pijat daerah yang sakit.
4)
Jangan berhenti menyusui meskipun
payudara meradang.
5)
Susuilah lebih sering payudara yang
meradang.
6)
Pemberian terapi antibiotik.
Askeb Pada
Ibu Dengan Mastitis
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang
mengalami mastitis adalah:
1)
Menganjurkan ibu untuk beristirahat
yang cukup.
2)
Lakukan pengompresan pada payudara
ibu dengan kompres dingin dan kompres hangat secara bergantian, serta anjurkan
pada ibu untuk mengulanginya lagi dirumah.
3)
Lakukan pemijatan pada daerah yang
sakit secara perlahan – lahan.
4)
Anjurkan ibu untuk terus menyusui
bayinya lebih sering.
5)
Anjurkan ibu makan makanan yang
bergizi.
6)
Pemberian antibiotik dan analgesik.
7)
Jika keadaan semakin parah, rujuk
ibu ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap.
B. FIBRIOMA ADENOMA
Pengertian
Fibro adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan
jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan
tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel)
yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix
tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau
padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah
karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering
disebut sebagai ”breast mouse”.
Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara
pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibro adenoma mammae, namun diketahui
bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibro
adenomamae, hal ini diketahui karena ukuran fibro adenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini
adalah tumor jinak, dan fibro adenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali
tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
Fibro adenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia
muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Namun, kejadian
fibro adenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding
pada usia muda.
Gejala
Pertumbuhan fibro adenoma mammae umumnya tidak
menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan
nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet.
Diagnosis
Fibro adenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara,
yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
1) Pada
pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada
daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak,
kenyal atau keras,dll.
2) Mammography
digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk
mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada
wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan
ultrasound, hal ini karena fibro adenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak
terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.
3) Pada FNAC
kita akan mengambil sel dari fibro adenoma dengan menggunakan penghisap berupa
sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat
memperoleh sel yang terdapat pada fibro adenoma, lalu hasil pengambilan
tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut:
a. Tampak
jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal
dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
b. Lobuli
terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c. Saluran
tersebut di batasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform;
Terapi
Terapi untuk fibro adenoma tergantuk dari beberapa hal
sebagai berikut:
1) Ukuran
2) Terdapat
rasa nyeri atau tidak
3) Usia pasien
4) Hasil biopsy
Terapi dari fibro adenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan
tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini.
Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan
meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.
Askeb Pada
Ibu Dengan Fibro Adenoma
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang
mengalami Fibro adenoma adalah:
1) Lakukan
anamnesa dengan cermat.
2) Lakukan
pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan
nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat.
3) Beritahu kepada
ibu hasil pemeriksaan.
4) Memberikan
dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
5) Lakukan
rujukan.
C. KISTA SARCOMA FILODES
Pengertian
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang
terjadi dibandingkan dengan fibro adenoma. Tumor filodes (sistosarkoma
filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive)
secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4
cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi
besar (bengkak). Tumor ini disebut sistosarkoma filodes, sebuah nama yang
diperolehnya lebih dari 150 tahun yang lalu, yang ditemukan oleh seorang
ilmuwan Jerman bernama Johannes Muller pada tahun 1838. 2. Etiologi Tumor ini biasa
berasal dari fibro adenoma selular yang telah ada dan sekarang telah mengandung
satu atau lebih komponen asal measenkima.
Gambaran
Klinik
Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dengan batas
yang tegas dan dapat digerakkan (mobil). Konsistensi tumor filodes ini ada
bagian yang kistik dan padat seperti karet, tidak melekat pada kulit dan otot
pectoralis serta permukaan kulit yang tegang dan mengkilat.
Penatalaksanaan
Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik
ditata laksana dengan mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat,
maka tidak perlu dilakukan pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat ditata
laksana dengan eksisi lokal. Tindakan lebih radikal tidak dibenarkan, karena
neoplasma ini bersifat sebagai sarkoma jaringan lunak ringan ketimbang suatu
karsinoma yang berasal dari kelenjar.
Askeb Pada
Ibu Dengan Kista Sarcoma Filodes
Asuhan Kebidanan yang diberikan pada ibu dengan kista
sarcoma filodes adalah:
1) Lakukan
anamnesa dengan cermat.
2) Lakukan
pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, mobil
(dapat digerakkan), berstektur kenyal atau padat dan nyeri tekan, serta apakah
kulit payudara terlihat tegang dan mengkilat.
3) Beritahu kepada
ibu hasil pemeriksaan.
4) Memberikan
dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
5) Lakukan
rujukan.
D. SARCOMA
Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan
penyambung. Sarcoma secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan
jaringan lunak.
Jenis
Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu randro sarkoma, sarkoma
ewing, fibrosarkoma dan osteosarkoma.
Penyebab
Sarcoma Kaposi Pada penderita AIDS, penyakit ini
terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan
adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes 8
(HHV8).
Patofisiologi
Sarcoma Kaposi Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi,
namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor
yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium
limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel darah,
memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar. Lesi Sarkoma
Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal
dan disebut sel spindle.
Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh
darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan
yang mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar
tumor dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan. Walaupun Sarkoma Kaposi
dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat
hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan
kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi
diagnosis.
Gambaran
Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni
merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya Luka tersebut biasanya ditemukan
pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama mulut,
gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat
ke sangat cepat.
Pemeriksaan fisik
1)
Disadari adanya massa
payudara keras, bergerak, berbatas-jelas, tidak lunak
2)
Secara ganjil, cystosarcoma
phylloides cenderung melibatkan payudara kiri lebih sering dibandingkan
payudara kanan
3)
Diatas kulit mungkin
terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk memperlihatkan vena payudara
yang mendasarinya
4)
Temuan fisik (misal,
adanya massa bergerak dengan batas jelas) mirip dengan yang ada pada
fibroadenoma
5)
Tumor filoides umumnya
bermanifestasi sebagai massa lebih besar dan memperlihatkan pertumbuhan yang
cepat
6)
Temuan mamografi (misal,
tampilan kepadatan bundar dengan batas halus) juga serupa dengan yang terdapat
fibroadenoma
7)
Tumor maligna rekuren
terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal
8)
Paru merupakan tempat
metastase paling sering, diikuti oleh tulang, jantung dan hati
9)
Gejala untuk
keterlibatan metastatik dapat timbul mulai dari sesegera beberapa bulan sampai
paling lambat 12 tahun setelah terapi awal
10)
Kebanyakan pasien dengan
metastase meninggal dalam 3 tahun dari terapi awal
11)
Tidak terdapat
pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi
Penatalaksanaan
1)
Terapi Bedah
Pada kebanyakan kasus cystosarcoma phylloides, melakukan eksisi
luas normal, dengan lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentang
besarnya batas. Namun, batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm) dan batas 5 cm
untuk tumor besar (> 5 cm) telah dianjurkan. Lesi tidak seharusnya “dikupas
keluar”, seperti yang mungkin dilakukan dengan fibroadenoma, atau angka
rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat.
2)
Jika tumor terhadap
rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan hasil kosmetik yang memuaskan
dengan eksisi segmental, mastektomi total, dengan atau tanpa rekonstruksi,
adalah sebuah alternatif.
3)
Prosedur yang lebih
radikal tidak secara umum dibenarkan.
4)
Melakukan diseksi nodus
limfatikus aksila hanya untuk nodus yang dicurigai secara klinis. Namun,
sebenarnya semua nodus ini reaktif dan tidak mengandung sel-sel maligna.
Komplikasi
Seperti kebanyakan operasi payudara,
komplikasi paska operasi dari penatalaksanaan bedah tumor filoides termasuk
berikut ini:
a. Infeksi
b. Pembentukan seroma
c. Rekurensi lokal atau jauh
Peran bidan
a. Bidan dapat memberikan KIE pada klien
tentang penyakitnya
b. Bidan dapat memberikan motivasi pada klien
c. Bidan dapat melakukan rujukan ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
d. Bidan dapat melakukan kolaborasi dengan
dokter SPOG
E. KANKER PAYUDARA
Pengertian
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara
yang merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai
dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau
lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering
disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya
mempengaruhi fungsi normal.
Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum
wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya
lebih kecil dari 1 di antara 1000. Penyakit ini oleh Word Health Organization
(WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD)
Etiologi
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker
payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
1) Faktor
reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada
umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid
pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan
mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2) Penggunaan
hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement.
Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker
payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk
waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum
menopause.
3) Penyakit
fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,
risiko meningkat hingga 5 kali.
4) Obesitas:
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker
ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah
migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan
ini.
5) Konsumsi
lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6) Radiasi: Eksposur
dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur
saat terjadinya eksposur.
7) Riwayat
keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting
dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita
kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan
terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
Tanda dan
Gejala
1) Fase awal :
asimtomatik
2) Tanda umum :
benjolan/penebalan pada payudara
3) Tanda dan
gejala lanjut :
-
Kulit cekung
-
Retraksi/deviasi puting susu
-
Nyeri tekan/raba
-
Kulit tebal dan pori-pori menonjol
seperti kulit jeruk
Tanda metastase :
-
nyeri pada bahu, pinggang, punggung
bawah
-
Batuk menetap
-
Anoreksia
-
BB turun
-
Gangguan pencernaan
-
Kabur
-
Sakit kepala
Pemeriksaan Diagnostik
1) Mammografi
Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan
pemeriksaan fisik.
2) SCAN (CT,
MRI, galfum), ultra sound.
3) Untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, respon pengobatan.
4) Biopsi
(aspirasi, eksisi) Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan.
5) Penanda
tumor Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein,
HCG asam fosfat).
-
Dapat menambah dalam mendiagnosis
kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognosis/ monitor terapeutik.
-
Reseptor estrogen/progesteron assay
yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang
manipulasi hormonal.
6) Tes skrining
kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah.
7) Foto toraks
8) USG
Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker
payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit
(Tjindarbumi, 1994), yaitu:
1) Mastektomi
Mastektomi
adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):
-
Modified Radical Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang
selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
-
Total (Simple) Mastectomy, yaitu
operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
-
Radical Mastectomy, yaitu operasi
pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu
pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya
lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
dan letaknya di pinggir payudara.
2) Radiasi
Penyinaran/radiasi
adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa
di payudara setelah operasi (Denton, 1996).
Efek
pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai
akibat dari radiasi.
3) Kemoterapi
Kemoterapi
adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996).
Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obatobatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Askeb Pada Ibu Dengan Kanker
Payudara
Asuhan kebidanan yang dapat
diberikan kepada ibu yang mengalami kanker payudara adalah:
1) Lakukan
anamnesa dengan cermat.
2) Lakukan
pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan
nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat.
3) Beritahu kepada
ibu hasil pemeriksaan.
4) Memberikan
dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
5) Lakukan
rujukan.
F. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva,
Vagina, Uterus dan Ovarium
Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang
terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi.
Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru,
plasia berarti pertumbuhan/ pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan
sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal.
Jenis Tumor
Tumor dibagi
mejadi 2 golongan besar yaitu:
1) Tumor jinak
(benign)
2) Tumor ganas
( malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Perbedaan antara tumor
jinak dan tumor ganas adalah:
-
Tumor ganas lebih berbahaya dan
fatal
-
Tumor ganas tumbuhnya relative lebih
cepat karena memang lebih aktif dan agresif.
-
Tumor jinak tumbuh secara ekspansif
atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan sekitarnya yang normal.
Sedangkan tumor ganas pertumbuhannya dengan menyusup sembari merusak jaringan
sekitar nya.
-
Tumor jinak umumnya dengan dioperasi
secara tepat jarang untuk kambuh lagi. Sedangkan tumor ganas memiliki
kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk
benar-benar tuntas.
Penyebab
Hingga saat ini dunia kedokteran dan
penelitian belum mengetahui jawaban pasti akan penyebab pasti seseorang dapat
menderita tumor. Namun secara umum dipercaya bahwa proses terbentuknya tumor
berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu:
1) Genetik
(keturunan)
Faktor
genetik atau keturunan menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat (berupa
gen) untuk tumor tertentu.
2) Karsinogenik
(onkogen)
Faktor
pemicu lainnya itu adalah karsinogen. Yang termasuk karsinogen antara lain
senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan pewarna makanan), faktor fisika
(seperti radiasi roentgen berlebih, sinar matahari berlebih), hormonal (seperti
peranan estrogen pada kanker payudara, testosterone pada kanker prostate), dan
virus (seperti virus HPV sebagai biang keladi utama kanker leher rahim ).
3) Co-karsinogen
(co-onkogen)
Co-karsinogen
adalah usia tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan pertambahan usia),
pola hidup yang salah, merokok, alkohol, pola makan kurang serat, adanya
iritasi berulang-ulang.
Tanda dan Gejala
Adanya tumor pada vulva, vagina dan
ovarium dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
1) Adanya benjolan
atau pembengkakan
2) Pada vulva
untuk jenis tumor Kondiloma akuminatum tampak seperti jengger ayam
3) Adanya rasa
nyeri pada vulva, vagina atau pada perut
4) Dispareunia
5) Perdarahan
6) Adanya
pernanahan dari kemaluan, atau keputihan yang banyak.
Macam – Macam Tumor Pada Vulva,
Vagina, dan Ovarium
1) Tumor Vulva
a. Tumor Jinak
Pada Vulva
1. Tumor Kistik
Vulva
-
Kista Inklusi epidermis
-
Kista sisa jaringan embrio (Kista
Gartner, Kista saluran Nuck)
-
Kista Bartholini
-
Kista sebasea
-
Kista Skene
2. Tumor Solid
Vulva
-
Tumor epitel (Kondiloma akuminatum,
Karunkula urethra, Nevus pigmentosus)
-
Tumor jaringan mesoderm (Fibroma,
Lipoma, Neurofibroma, Hemangioma, Miksoma)
b. Tumor Ganas
Pada Vulva
1. Karsinoma
Vulva
2. Melanoma
Vulva
3. Karsinoma Verukosa
2) Tumor Vagina
a. Tumor Jinak
Pada Vagina
1. Tumor Kistik
Vagina
-
Kista inklusi 19
-
Kista sisa jaringan embrio (Kista Gartner,
Kista saluran Muller)
2. Tumor Solid
Vagina
-
Tumor epitel (Kondiloma akuminatum,
Granuloma)
-
Tumor jaringan Mesoderm (Fibroma,
Lipoma, Hemangioma, Miksoma)
-
Adenosis vagina
b. Tumor Ganas
Pada Vagina
1. Karsinoma
Vagina
3) Korpus
Uterus
Tumor
uterus adalah tumor alat genital yang bersifat neoflasma jinak yang terdapat pada
ektoserviks maupun endoserviks-endometrium Atau suatu tumor jinak yang berbatas
tegas, tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous.
-
Golongan risiko tinggi : Penderita
diabetes mellitus; hipertensi esensial/menahun; adipositas (obesitas);
perdarahan disfungsional pada wanita in/subfertil akibat hiperestrogenisme
(siklus anovulatoir), yang juga memberi predisposisi untuk kanker payudara;
wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi estrogen (tumor sel granulosa);
usia perimenopausal (50 – 60 tahun). Pada usia < 40 tahun insidensinya 1-8%.
-
Tingkat pra-maligna/pra-neoplastik
(precursor) didapat pada waktu kuretase atau indikasi perdarahan disfungsi
adalah hiperlasia adenomatosa atau hiperplasia endometrium yang atipik.
-
Patologi 90% tumor ganas
endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma . Penyebaran Biasanya lambat,
-
Gambaran klinik dan diagnosis Pada
awal dari penyakit pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa
-
Penanganan Untuk penanganan kanker
endometrium dalam garis besar adalah sebagai berikut: TAH (Total Abbominal
Hysterectomy) + BSO (Bilateral Salpingo Oophorectomy).
4) Tumor
Ovarium
a. Tumor Jinak
Pada Ovarium
1. Tumor Non
Neoplastik
-
Tumor akibat radang
-
Tumor lain (Kista folikel, Kista
korpus luteum, Kista lutein, Kista inklusi germinal, Kista endometrium, Kista
stein-Leventhal)
2. Tumor
Neoplastik Jinak
-
Kistik (Kistoma ovarii simpleks,
Kistadenoma ovarii serosum, Kistadenoma ovarii musinosum, Kista endometroid,
Kista dermoid)
-
Solid (Fibroma ovarii, Tumor
Brenner, Tumor sisa adrenal (maskulinovoblastoma))
b. Tumor Ganas
Pada Ovarium
1. Tumor epitel
ovarium
2. Tumor stroma
Sex-Cord
3. Tumor
Karsinoma ovarium metastatik
Penanganan
Beberapa penanganan yang dapat
dilakukan untuk tumor vulva, vagina dan ovarium, yaitu:
1. Pada Tumor
Vulva dilakukan tindakan pengangkatan tumor hanya apabila mengganggu. Tumor
kistik vulva yang mengalami infeksi kadang-kadang memerlukan insisi.
2. Untuk Tumor
Vagina penanganan yang dapat dilakukan terutama pada jenis tumor yang ganas
yaitu operasi, radioterapi, vaginektomi, radiasi, ekstirpasi, kemoterapi.
3. Untuk tumor
ovarium neoplastik memerlukan operasi, sedangkan untuk tumor nonneoplastik
tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memiliki gejala dan besarnya
dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut akan
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Oleh karena itu dibutuhkan
waktu menunggu selama 2-3 bulan. Jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, maka dapat diambil tindakan
operatif. Tindakan operatif pada tumor ganas dan besar, perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, dan biasanya disertai dengan pengangkatan tuba.
Askeb Pada
Ibu Dengan Tumor vulva, vagina, uterus dan ovarium
Asuhan
Kebidanan yang dapat diberikan pada ibu dengan tumor yaitu:
1. Lakukan
anamnesa dengan cermat.
2. Lakukan
pemeriksaan pada abdomen, dan alat genitalia, serta pada tungakai.
3. Perhatikan
apakah terdapat benjolan, oedema, keadaan alat genitalia, adanya keputihan,
warna, dan bau.
4. Beritahu kepada
ibu hasil pemeriksaan.
5. Memberikan
dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
6. Lakukan
rujukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan reproduksi pada wanita pada umumnya bermacam
– macam diantaranya yaitu: Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang
disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya
penyumbatan. Fibrio adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada
payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Kista Sarkoma Filodes
merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local
dan dapat menjadi ganas (10-15%).
Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran
yang besar. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan
gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh
proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus
pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut
neoplasma.
Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan
akhirnya mempengaruhi fungsi normal. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina,
dan Ovarium. Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil
proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Terdapat perbedaan
sifat yang nyata diantara Tumor jinak dan tumor ganas dan memang membedakannya
merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis.
B. Saran
Berikut beberapa hal yang kami sarankan agar dapat
mendeteksi gejala- gejala gangguan sistem reproduksi :
1. Minimal
setiap satu bulan sekali lakukan pemeriksaan SADARI (periksa Payudara sendiri),
Biasanya waktu yang tepat yaitu tiap 1 minggu setelah selesai menstruasi.
Lakukan sesuai Prosedur.
2. Jika
menemukan keganjalan atau merasakan ketidakbiasaan dengan pola menstruasi
segera konsultasikan dengan dokter atau bidan.
3. Hindarilah
pola kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan, Olahraga yang teratur dan makan makanan
yang bergizi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Grace,
Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At Glace
Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Erlangga.
Guyton,
Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Aziz, M, F. 2006. Onkologi Ginekologi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Price, A, S, dan Wilson, L, M. 2005.
Patofisiologi. EGC: Jakarta
Saifuddin AB, H. 2002. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Sastrawinata, S, dkk. 1998. Ginekologi Edisi 2. EGC: Jakarta.
Post a Comment for "Asuhan kebidanan ibu dengan gangguan sistem reproduksi"