Manfaat komunikasi pertanian
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Banyaknya
jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian
menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam menopang perekonomian
dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi ke depan. Untuk
membangun pertanian dibutuhkan SDM yang berkualitas. Lebih dari itu,
tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk
menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk
membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya, agar
kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena
merekalah yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan
usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar
dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara
efektif dan efisien di antaranya adalah melalui Penyuluhan Pertanian.
Melalui
Penyuluhan Pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan,
keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian
dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis,
mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif,
inovatif, kreatif dan sebagainya. Penyuluh Pertanian dapat dan harus
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau
menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat
menunujang keberhasilan Penyuluhan Pertanian.
Yang lebih
penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar
mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan
oleh Penyuluh Pertanian, namun kenyataannya masih banyak dijumpai di dalam
masyarakat bahwa kegiatam Penyuluhan Pertanian masih dianggap kurang berhasil
bahkan di beberapa tempat malah tidak berjalan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud Penyuluhan
Pertanian?
2.
Siapa Pelaku/Fasilitator dalam
kegiatan Penyuluhan Pertanian?
3.
Bagaimanakah Komunikasi pertanian
yang efektif!
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Penyuluhan Pertanian
Istilah
alternatif untuk penyuluhan dalam bahasa Belanda, digunakan kata voorlichting
yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya.
Istilah ini digunakan pada masa kolonial bagi Negara-negara jajahan Belanda,
walaupun sebenarnya penyuluhan diperlukan oleh kedua pihak. Indonesia misalnya,
mengikuti cara Belanda dengan menggunakan kata penyuluhan, sedangkan Malaysia
yang dipengaruhi bahasa Inggris menggunakan kata perkembangan. Bahasa Inggris
dan Jerman masing-masing mengistilahkan sebagai pemberian saran atau Beratung
yang berarti seorang pakar dapat memberikan petunjuk (Dari berbagai pandangan
masih ditemukan beberapa kesamaan persepsi, menurut (Van den Ban & Hawkins,
2011: 25) satu diantaranya, yaitu bahwa “penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang
untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar”
Disini terlihat adanya keterkaitan antara komunikasi dengan penyuluhan.
Sistem
penyuluhan pertanian seperti yang tertera dalam UU RI No. 16 tahun 2006
merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan
serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui
penyuluhan. Disebutkan pula bahwa Penyuluhan Pertanian adalah suatu proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengertian
tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi
proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
1.
Proses komunikasi persuasive,
yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan
pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah
berkaitan dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan, maknanya
adalah memberikan kuasa dan wewenang kepada pelaku utama dan pelaku usaha
sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan)
mempunyai kesempatan yang sama untuk: a) Berpartisipasi; b) Mengakses
teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c) Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan
keputusan, dan d) Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses dan hasi
pembangunan pertanian.
2.
Proses pertukaran informasi timbal
balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai alternatif yang dilakukan
dalam upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengembangan usahanya.
B.
Pokok-Pokok
Dalam Penyuluhan
Sejalan
dengan pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999) mengemukakan
bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap
mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani. Dengan
kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi dengan proses
komunikasi memusat tersebut merupakan metoda yang layak dikembangkan.
Terkait
dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan tersebut, dapat
ditarik pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
1.
Proses komunikasi di dalam
penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi timbal-balik, dan bukannya
komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam proses penerangan yang
dilakukan melalui media-masa.
2.
Kedudukan penyuluh adalah sejajar
dengan kliennya dan stakeholder yang lain. Artinya, setiap penyuluh harus
menghargai dan mau mendengarkan respon yang diberi-kan oleh masyarakat yang
menjadi kliennya, dalam proses belajar bersama.
3.
Respon yang diberikan oleh klien,
tidak harus sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluhnya. Yang penting,
selama komunikasi harus terjadi interaksi yang saling menghargai pendapat pihak
yang lainnya, sebagai masuk-an yang perlu dipikirkan sebagai rangsangan terjadinya
proses belajar. Dengan demikian, semua pihak benar-benar mengalami proses
belajar bersama.
Agar
penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian
terhadap “kejelasan komunikasi” yang sangat tergantung kepada beberapa unsur komunikasinya,
yaitu:
1.
Unsur penyuluh dan sasarannya, yang
merupakan unsur-unsur utama yang menentukan keberhasilan komunikasi
2.
Unsur pesan Persyaratan utama agar
pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran.
3.
Unsur media/saluran komunikasi Agar
pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus
terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa),
ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar
pribadi). Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan
dengan selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan
sumberdaya (dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia). Tentang hal ini,
harus dipahami bahwa media-masa (elektonik) yang modern, canggih dan mahal
tidak selalu lebih efektif dibanding media inter-personal dan
media-tradisional.
C.
Pelaku/Fasiliator
Penyuluhan Pertanian
Pelaku utama
dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah seorang Penyuluh Pertanian atau juga
sering disebut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Penyuluh Pertanian pada
dasarnya adalah aparat atau agen yang membangun pertanian, pendidik/penasehat
yang mengabdi untuk kepentingan para petani, nelayan beserta keluarganya dengan
memberikan motivasi, bimbingan dan mendorong para petani-nelayan mengembangkan
swadaya dan kemandiriannya dalam berusaha tani yang lebih menguntungkan menuju
kehidupan yang lebih bahagia dan sejahtera, untuk itu seorang Penyuluh
Pertanian dituntut untuk dapat mengembangkan program dan materinya dalam melaksanakan
penyuluhan agar kinerja penyuluh lebih maksimal.
Pelaksanaan
penyuluhan pertanian dilakukan harus sesuai dengan program penyuluhan
pertanian. Program penyuluhan pertanian dimaksudkan untuk memberikan arahan,
pedoman, dan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian, Program penyuluhan pertanian terdiri dari program
penyuluhan pertanian desa, program penyuluhan pertanian kecamatan, program
penyuluhan pertanian kabupaten/kota, program penyuluhan pertanian propinsi dan
program penyuluhan pertanian nasional. (Undang-undang No 16 Tahun 2006)
Penyuluh Pertanian dalam melakukan tugas dilapangan
selain melakukan penyuluhan, memberikan motivasi dan inovasi teknologi yang
dibutuhkan oleh para petani dan keluarganya yang meliputi :
1.
Penyuluh sebagai inisiator, yang
senantiasa selalu memberikan gagasan/ide-ide baru.
2.
Penyuluh sebagai fasilitator, yang
senantiasa memberikan jalan keluar/ kemudahan-kemudahan, baik dalam
menyuluh/proses belajar mengajar, maupun fasilitas dalam memajukan
usahataninya. Dalam hal menyuluh penyuluh memfasilitasi dalam hal : kemitraan
usaha, berakses ke pasar, permodalan dan sebagainya.
3.
Penyuluh sebagai motivator, penyuluh
senantiasa membuat petani tahu, mau dan mampu.
4.
Penyuluh sebagai penghubung yaitu
penyampai aspirasi masyarakat tani dan pemerintah.
Apa yang harus PPL lakukan dan persiapkan agar
penyuluhan sesuai dengan keinginan dan harapan petani dan keluarganya yang
telah dituangkan dalan programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan
pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan:
1.
Memahami kondisi, harapan dan
keinginan petani saat ini
2.
Pahami materi, media dan metode
penyuluhan yang akan dilakukan
3.
Gunakan sarana dan prasarana yang
memadai
4.
Gunakan waktu yang tepat dan akurat.
D. Komunikasi
Pertanian yang Efektif
Komunikasi pertanian menjadi sebuah kebutuhan dalam
tugas seorang penyuluh pertanian. Peranan komunikasi pertanian menjadi sangat
penting dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarga
tani. Penyampaian informasi pertanian akan semakin efektif bila kita memahami
bagaimana sebenarnya konsep penyuluhan pertanian yang baik dan tepat sehingga
mampu tepat sasaran.
Penerapan komunikasi pertanian efektif dapat
dilaksanakan dengan tiga metode, antara lain: (1) Metode pendekatan kelompok,
dimana dilakukan pengelompokkan petani berdasarkan lokasi tempat tinggal atau
hamparan sawah; (2) Metode pendekatan massa, biasanya dilakukan secara
massa dengan tujuan target seluruh khalayak ramai dan menggunakan media
informasi seperti:tv, radio, dsb ; (3). Metode pendekatan individu,
dimana penyuluh dapat melakukan komunikasi dialogis terhadap petani an
informasi yang disampaikan pun lebih tepat sasaran dan terarah, hanya saja
sasarannya terbatas.
Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter
yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat, disertai
dengan kepercayaan pada orang lain. Covey mengusulkan ada lima hal utama yang
dapat menambah kekuatan emosi dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu
:
1. Berusaha
benar-benar mengerti orang lain
Ini adalah
dasar dari apa yang disebut emphatetic communication- (komunikasi empatik).
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita mungkin mengabaikan orang
itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura.
Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau
kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak
benar-benar berasal dari dalam diri kita.
Bentuk
komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi
untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan
atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu
penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar.
2. Memenuhi
komitmen atau janji
3. Menjelaskan
harapan
Penyebab
dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang
bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan
secara eksplisit
4. Meminta maaf
5. Integritas
Integritas
merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak
ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan
ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih
dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau
menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan
realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran
bersifat pasif.
Prinsip
dasar yang mempengaruhi komunikasi:
1. Faktor
Teknis
2. Faktor
Perilaku
Bentuk dari
perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat : pandangan yang
bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter,
ketidak mampuan untuk berubah vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
3. Faktor
Situasional
Kondisi dan
situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik
dan keamanan
4. Keterbatasan
Waktu
Sering
karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa,
yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
5. Jarak
Psychologis/status social
Jarak
psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status
sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit
berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh
merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang
yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi
lainnya tidak.
6. Adanya
evaluasi terlalu dini
Seringkali
orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum
menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi
yang baik.
7. Lingkungan
yang tidak mendukung
Komunikasi
interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang
menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak menunjang
atau mendukung yaitu :
§ Keadaan suhu
(terlalu panas atau terlalu dingin)
§ Keadaan
ribut atau bising
§ Lingkungan
fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/ kurang keleluasaan pribadi)
§ Keadaan si
komunikator
§ Keadaan
fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau
gagalnya komunikasi.
E. Mengukur
keefektifan komunikasi
Kita tidak dapat menilai keefektifan komunikasi bila
apa yang kita maksudkan tidak jelas; kita harus benar-benar tahu apa yang
kita inginkan. Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang
dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif :
1. Pemahaman
Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya.
Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya.
2. Kesenangan
Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani
Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani
3. Pengaruh
pada sikap
4. Hubungan
yang makin baik
5. Tindakan
F.
Manfaat Komunikasi Pertanian
Ditinjau
dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi dalam arti kata ada dua komponen
yaitu manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau komunikator dan satu lagi
sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian
bertindak sebagai komunikator (pemberi pesan), sedangkan petani merupakan
komunikan (penerima pesan). Perbedaan antara komunikasi dengan penyuluhan terletak
pada tujuannya, dimana tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan
penyuluhan sifatnya khusus, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilannya. Tujuan akan tercapai bila terjadi komunikasi yang dapat
dipahami. Komunikasi yang bagaimana yang menunjang tujuan penyuluhan mudah
tercapai? Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang bersifat dua arah.
Namun bisa
saja terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi, dimana pesan tidak dapat
dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya
faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor
penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama
, dikemukakan oleh Purwanto, Djoko (2009: 13), mencakup: 1) masalah dalam mengembangkan
pesan; 2) masalah dalam penyampaian pesan; 3) masalah dalam menerima pesan; 4)
masalah dalam menafsirkan pesan.
Menghindari
ini semua, dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan perencanaan terlebih
dahulu, sehingga proses penyuluhan pertanian untuk membantu petani mencapai
tujuannya dapat terlaksana dengan baik, dengan menghilangkan faktor penghambat
yang kemungkinan besar dapat terjadi dalam komunikasi. Tampak peran komunikasi
amat besar dalam kegiatan penyuluhan penyuluhan, yang akan mempengaruhi dari
perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasinya.
Penyuluh
sebagai komunikator yaitu penyampai pesan, sedangkan sasaran dalam hal ini
disebut komunikan sangat yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, baik secara
individu maupun secara berkelompok. Untuk penyuluh sendiri adakah mereka siap
melakukan komunikasi dari berbagi aspek, apakah pesan yang dibawanya sudah
sesuai dengan apa yang diinginkan sasaran juga saluran atau media yang
dilakukannya sudah sesuai?, sudah tepatkah metode yang digunakannya. Namun
unsur yang paling utama dalam melakukan perubahan perilaku ini yaitu terjadinya
komunikasi yang baik antara si pemberi pesan yaitu penyuluh, dengan si penerima
pesan yaitu orang yang diharapkan perubahan perilakunya. Dalam sektor
pertanian, apakah bagaimana pelaksanaan penyuluhan pertanian di tingkat
lapangan, sudah berjalan lancar, dan sudahkah mencapai tujuan yang diharapkan?
Fenomena di
tingkat lapangan menggambarkan masih lemahnya proses penyuluhan pertanian
dengan dampak yang ada, disinyalir salah satu penyebabnya adalah hambatan
komunikasi. Sebab dalam proses komunikasi tidak hanya sekedar berbicara saja,
tapi pesan itu dapat disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hambatan komunikasi ini perlu ditelaah, apa yang menjadi penyebabnya. Bila
perubahan perilaku sebagai bagian dari tujuan penyuluhan belum tercapai, jangan
hanya sasaran yang dipersalahkan. jangan-jangan masalah nya justru berasal dari
komunikator yaitu penyuluh sebagai pembawa pesan. Apa penyebabya apakah karena
ketidaksiapan materi yang akan disampaikan, ataukah karena prasarana yang tidak
memadai, bisa pula terjadi karena gangguan dalam proses penyampaiannya.
Kegagalan
berkomunikasi sering menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan bahkan
malapetaka, Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada
tingkat lembaga, komunitas, dan bahkan Negara. Untuk menjadi seorang
komunikator yang efektif, harus berusaha menampilkan komunikasi (baik verbal
maupun nonverbal) yang disengaja seraya memahami budaya orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses komunikasi
terdapat lima komponen atau unsur penting yang harus kita perhatikan
yaitu: sender, massage, delivery channel atau media, receiver dan efect/umpan
balik (feedback). Melalui proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang
atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi
hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut.
Sistem penyuluhan seharusnya
berorientasi pada kegiatan mendalami dan mengembangkan perubahan perilaku
masyarakat dan merupakan proses pendidikan berkelanjutan yang dilakukan dengan
cara persuasif atau membujuk.
Penerapan komunikasi pertanian yang
efektif dapat dilaksanakan dengan metode pendekatan kelompok, metode pendekatan
massa dan metode pendekatan individu yang tentunya harus didukung oleh strategi
komunikasi yang tepat dari penyuluh.
B. Saran
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan
di setiap wilayah Indonesia merupakan sebuah upaya untuk mendorong para
produsen pertanian agar lebih giat meningkatkan produtivitasnya dengan
memanfaatkan teknologi dan sarana pertanian yang ada. Adapun saran yang dapat
disampaikan guna mengpotimalisasikan penyajian komunikasi pertanian yang
efektif tehadap keluarga tani antara lain:
1. Adanya
dukungan dari pemerintah terhadap program penyuluhan pertanian dengan cara
mengadakan pelatihan intensif terhadap para penyuluh agar mereka terampil
berkomunikasi.
2. Peningkatan
kompetensi penyuluh dan adanya sebuah social respect agar para penyuluh tidak
hanya mementingkan kepentingan sektoral tapi juga memperhatikan kebutuhan dan
kesiapan pihak yang akan disuluh.
3. Adanya
sistem jaringan komunikasi yang telah terinstitusionalkan (melembaga) antara
penyuluh dan pihak yang disuluh sehingga keefektifan komunikasi pertanian dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar
Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian, Bina Cipta, Bandung.
Soedijanto, 2004. Menata
Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis, Departemen Pertanian,
Jakarta.
Post a Comment for "Manfaat komunikasi pertanian"