Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masyarakat multikural menurut para ahli 2

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Terbentuknya masyarakat multicultural, ternyata mengalami beberapa proses. Baik itu proses alami maupun nonalami. Banyak sekali pendapat – pendapat yang menjelaskan pengertian masyarakat mutikultural itu sendiri.
Latar belakang disusunnya makalah ini, tak lain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sosiologi. Adapun latar belakang yang termuat ainnya, yaitu untuk mengetahui penjeasan yang lebih jauh lagi tentang masyarakat multicultural terutama di Indonesia.

B.     Permasalahan
1.      Adakah damfak negative dari masyarakat multicultural ?.
2.      Penyelesaian damfak dari masyarakat multicultural.
3.      Bagaimana multicultural di Indonesia.

C.    Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk :
1.      Untuk mengetahui lebih jauh tentang masyarakat multicultural.
2.      Untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Masyarakat Multikultural
http://haffata.malhikdua.com/files/2014/11/Multu1.jpg
1.      Factor geografis, faktor ini sangat mempengarudi apa dan bagaimana kebiasaan sua tu masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
2.      Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh. Di mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing, penjajah, serta imigran lainnya.
3.      Kondisi iklim yang berbeda, bukan saja geografis yang mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat, iklim pun mempunyai pengaruh yang sama, masih mengambil contoh, iklim pegunungan yang sejuk mempengaruhi masyarakat menjadi ramah. Sementara iklim pantai yang panas menyengat bisa mempengaruhi kontrol emosi.




B.     Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli
1.      Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2.      Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3.      NASIKUN
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
4.      J.S. FURNIVAL
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas atau kelompok yang secara kultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
5.      VANDERBERG
Menyatakan bahwa masyarakat multicultural memiliki ciri – ciri yaitu sebagaI berikut.
§  Mengalami segmentasi ke dalam kelompok – kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda – beda satu dengan yang lainnya.
§  Memiliki struktur social yang terbagi – bagi ke dalam kelompok – kelompok yang bersifat menkomplementer.
§  Kurang mengembangkan konsensus mengenai nilai – nilai yang bersifat dasar
§  Secara relative sering mengalami konflik – konflik antara satu kelompok dengan yang lain
§  Secara relatif tumbuh integrasi social di atas paksaan (coercion )dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
§  Adanya dimonasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok – kelompok yang lain.

6.      C.W. WATSON (1998)
Menyatakan masyarakat multicultural membicarakan tentang masyarakat Negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang – orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda – beda dalam kesederajatan.
7.      PETER L. VAN DEN BERGHE
Karakteristik masyarakat multikultural:
§  Segmentasi kelompok dengan budaya sendiri.
§  Struktur sosial yang terbagi
§  Lemahnya konsensus
§  Konflik tinggi
§  Integrasi paksaan
§  Dominasi politik

C.    CIRI-CIRI MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1.      Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku,ras,dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang di sebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negri maupun luar negri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2.      Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
3.      Konsesnsus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adany asuatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam penganbilan keputusan.
4.      Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dankebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah.
5.      Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama
6.      Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.

D.    BENTUK MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1.      INTERSEKSI
Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan. Dalam sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk. Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah. Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu. Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dan lain – lain yang berbaur menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.

2.      KONSOLIDASI
Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu. Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah melekat pada dirinya.

3.      PRIMORDIALISME
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan.
Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya. Jadi, suatu primordialisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap orang yang memiliki primordial pasti dia akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.

4.      ETNOSENTRISME
Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya. Tapi entosentris lebih kepada anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul. Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul. Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.



5.      POLITIK ALIRAN
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya. Contoh : Hahdhotul Ulama’ memiliki dekengan berupa Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll. Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam pemilihan umum.

6.      PRASANGKA DAN STEREOTIPE RAS / ETNIS
Prasangka dan stereotype adalah suatu penilaian ras / etnis berdasarkan pendapat orang banyak yang belum pernah dibuktikan tetapi dianggap benar.
7.      MUTUAL AKULTURASI
Mutual akulturasi merupakan proses interseksi yang berjalan terus menerus sehingga menimbulkan rasa saling menyukai budaya kelompok lain.
           




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masih terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.
Namun, di lihat dari pengertiannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk ke dalam masyarakat multicultural. Dari masyarakat multicultural, muncul dampaknya Namun, cara penyelesaiannya pun ternyata bisa dilakukan untuk menghindari dampak negative masyarakat multicultural.

B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, semoga bisa bermamfaat. Pembaca, dengan beragamnya Bangsa Indonesia, beragamnya ras, kebudayaan, etnis, agama, dan lain sebagainya. Namun, kita sebagai pelajar yang baik sebagai warga Negara yang baik, marilah kita tanam jiwa persatuan kita dengan mempelajari ilmu – ilmu baru, sehingga kita menjadi tahu dan menjadi sosok yang memiliki jiwa persatuan dan kesatuan.




DAFTAR PUSTAKA

Modul Sosiologi kelas XI
http://www.anneahira.com/masyarakat-multikultural.htm




Post a Comment for "Masyarakat multikural menurut para ahli 2"