Pemahaman konseptual tentang ideologi 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia
sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang memiliki
sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin
berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin
berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki
ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka
bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian
rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi yang sangat
canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui proses yang sangat panjang
dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena
dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan
berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai
ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan
karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti
tentang gagasan-gagasan. Ideologi
secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-ciri
ideologi pancasila merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi yang
lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia dengan
segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa
dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah
bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar dapat
menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang menyimpang
dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu ideologi?
2.
Bagaimana pemahaman konseptual
tentang ideologi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
IDEOLOGI
Ideology berasal dari
bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya
gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara
umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh
dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi.
Ideologi merupakan cerminan cara
berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat
itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan
yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya.
Secara etimologis (asal-usul bahasa)
ideologi berarti ilmu tentang gagasan-gagasan atau ilmu yang mempelajari
asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi sebagai seperangkat gagasan
dasar tentang kehidupan dan masyarakat, misalnya pendapat yang bersifat agama
ataupun politik.
Istilah ideologi terutama dilekatkan
dengan aspek politik pemerintahan atau gerakan politik suatu negara. Di
Indonesia misalnya, Pancasila diakui sebagai ideologi negara. Pancasila ini
terdapat di dalam konstitusi (UUD 1945), tepatnya di dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila, sebab itu, menjadi cara pandang bangsa Indonesia, baik terhadap
diri, lingkungan, negara, maupun dunia internasional. Sering kali, jika terjadi
konflik antarkelompok di dalam masyarakat, Pancasila dijadikan rujukan untuk
memperoleh titik temu. Sosialisasi Pancasila sebagai ideologi negara secara
aktif dilakukan pemerintah melalui aneka cara.
B.
FUNGSI
IDEOLOGI
Setelah mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto
Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
1. Struktur
kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi
dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan
dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma
yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal
dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan
yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan
mencapai tujuan.
6. Pendidikan
bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian
ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti
kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan
tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus
mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat
sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu
kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
C.
MACAM-MACAM
IDEOLOGI
Ada
beberapa jenis ideologi yang terdapat di dunia saat ini, yaitu:
1. Liberalisme
Ideologi ini mengajarkan kebebasan
yang mutlak bagi setiap individu. Kebebasan ini didasarkan keyakinan bahwa
semua manusia pada dasarnya adalah baik. Schapiro menjelaskan serangkaian prinsip
dari Liberalisme yaitu :
a) Keyakinan
mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan;
b) Semua
manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi
kemerdekaan sipil;
c) Tujuan
utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan
keaman dari semua warga negara;
d) Adanya
kebebasan berpikir dan berekspresi;
e) Liberalisme
yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan
berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi;
f) Agama
merupakan hal yang harus ditoleransi;
g) Liberalisme
berpandangan dinamis mengenai dunia, dan;
h) Kaum
liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek
yang dipertimbangkan.
2. Konservatisme
Ideologi ini mengajarkan
tentang manusia yang harus memelihara kondisi yang sudah ada serta menciptakan
keadilan.
3. Komunisme
Ideologi ini mnegajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan tidak ada hak pribadi, karena semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai negara.
Ideologi ini mnegajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan tidak ada hak pribadi, karena semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai negara.
4. Marxisme
Ideologi ini mengajarkan dasar-dasar komunisme.
Ideologi ini mengajarkan dasar-dasar komunisme.
5. Feminisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan persamaan hak antara pria dan wanita dengan cara pemerataan dan kesetaraan gender.
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan persamaan hak antara pria dan wanita dengan cara pemerataan dan kesetaraan gender.
6. Sosialisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa manusia harus saling membantu, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Ideologi ini mengajarkan bahwa manusia harus saling membantu, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
7. Fasisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa peran negara adalah mutlak karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat.
Ideologi ini mengajarkan bahwa peran negara adalah mutlak karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat.
8. Kapitalisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa individu berhak untuk mendapatkan hak dalam bidang perekonomian. Negara tidak boleh terlibat dalam semua aktivitas perekonomian yang dilakukan individu.
Ideologi ini mengajarkan bahwa individu berhak untuk mendapatkan hak dalam bidang perekonomian. Negara tidak boleh terlibat dalam semua aktivitas perekonomian yang dilakukan individu.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Pedagang,
Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Finansial. Kapitalisme Pedagang (Merchant
Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua. Kapitalis (pelaku
permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan
memiliki keuntungan jika diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang,
melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga,
dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya
akan dilakukan monopoli atasnya.
Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh
Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal
adalah “pabrik.” Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk
kemudian dipasarkan. Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja
(labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka produksi.
Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari
penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun
pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan
uang, adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk
terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan
bukan ke dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke
dalam sellisih uang. Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan
nilai tukar uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah
“bursa efek.” Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan)
nilai mata uang dunia.
9. Demokrasi
Ideologi ini mnegajarkan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
Ideologi ini mnegajarkan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
10. Neoliberalisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan kembali kebebasan individu yang dikatikan dengan terjadinya pasar bebas di dunia internasional.
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan kembali kebebasan individu yang dikatikan dengan terjadinya pasar bebas di dunia internasional.
Ideologi terbagi menjadi dua, yaitu ideologi terbuka dan
ideologi tertutup.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
- Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita
yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Berupa nilai-nilai
dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan
konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan
reformis.
5. Ciri khas ideologi
terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal
dar luar masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
- Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan
cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Bukan berupa nilai
dan cita-cita.
3. Kepercayaan dan
kesetiaan ideologis yang kaku.
4. Terdiri atas
tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.
D.
KETERKAITAN
IDEOLOGI DAN AWK
Ideologi juga konsep yang sentral
dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan , dan
lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi
tertentu. Salah satu strategi utamanya dengan membuat kesadaran kepada khalayak
bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana dalam pendekatan
semacam ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan
mempersuasi yang mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan
dominasi yang mereka miliki,sehingga tampak absah dan benar.
Kedua,ideologi meskipun bersifat
sosial ia digunakan secara internal diantara anggota kelompok atau
komunitas.Oleh karena itu,ideologi tidak hanya menggunakan fungsi kordinatif
dan kohesi tetapi juga membentuk identitas diri kelompok,membedakan dengan
kelompok lain. Ideologi ini bersifat umum,abstrak,dan nilai yang terbagi antara
anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan
pandangan semacam ini,wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral
dan berlangsung secara alamiah,karena dalam setiap wacana selalu terkandung
ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu,analisis
wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat
konteks bagaimana,ideologi dari kelompok kelompok yang ada tersebut berperan
dalam memebentuk dalam wacana. Misalnya dalam teks berita dapat dianalisis
apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari idiologi seseorang, apakah
dia feminis, antifeminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ideologi adalah kumpulan ide atau
gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad
ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat
dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang
diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan untama dibalik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
DAFTAR
PUSTAKA
Takwin, Bagus, Akar-akar Ideologi (Pengantar
Konsep Ideologi dari Plato hingga Bourdieu), Bandung dan Jogjakarta: Jalasutra,
2009
McLelland, David, Ideologi Tanpa Akhir,
Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.
http://3denda.blogspot.co.id/2014/10/pemahaman-konseptual-tentang-ideologi.html
Yule, G. B. (1996). Analisis Wacana.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Post a Comment for "Pemahaman konseptual tentang ideologi 2"