Pengaruh faktor air terhadap pertumbuhan jagung
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan salah satu komponen
fisik yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Maynard & Orcott 1987). Hal ini karena air merupakan penyusun sel-sel dan
jaringan tumbuhan. Jumlah air yang dikandung dalam tumbuhan tentu berbeda-beda,
tergantung pada jenis tumbuhan dan habitatnya. Biasanya, tumbuhan-tumbuhan
herba lebih mengandung air lebih banyak daripada tumbuhan perdu.
Laju evapotranspirasi dan absorbsi
air pada suatu tumbuhan harus seimbang. Apabila proses hilangnya air
(evapotranspirasi) tidak diimbangi dengan penyerapan air dari dalam tanah, maka
tumbuhan akan mengalami kekurangan air. Kekurangan air dalam tubuh
tumbuhan akan mengakibatkan pembelahan dan pembesaran sel mengalami penurunan,
sehingga pertambahan tinggi tumbuhan, pembesaran diameter batang, perbanyakan
daun dan pertumbuhan akar menjadi terhambat (Kramer, 1969). Akibat lainnya
yaitu penurunan turgor yang menyebabkan turunnya proses fisiologi tumbuhan
tersebut (Fitter dan Hay, 1981). Selain itu, kekurangan air juga dapat
mengakibatkan terjadinya necrosis pada tumbuhan yaitu mengeringnya pucuk daun
dan tunas sehingga warna daun berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan, dan
diikuti daun-daun yang lain.
Adapun fungsi air bagi tanaman
menurut Noggle dan Frizt (1983) yaitu sebagai senyawa utama penyusun
protoplasma, sebagai pelarut mineral dalam tanah sehingga dapat dan diangkut
dari satu sel ke sel lain, sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik,
sebagai reaktan pada sejumlah reaksi metabolisme, penghasil hidrogen pada
proses fotosintesis, menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik
dalam pembesaran sel, sebagai pengatur mekanisme gerakan tanaman, perpanjangan
sel, sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta digunakan
dalam proses respirasi. Sedangkan menurut Rashid (1997), air diperlukan oleh
tubuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk transpirasi dalam proses asimilasiuntuk pembentukan karbohidrat dan
juga untuk pengangkutan hasil fotosintesis ke seluruh
jaringan tanaman.
Jagung (Zea mays) merupakan
salah satu tanaman pangan, baik sebagai sumber karbohidrat utama maupun sumber
pangan alternatif. Jagung tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat,
tapi, digunakan juga untuk pakan ternak terutama bagian tongkolnya, bijinya
dibuat menjadi tepung jagung dan juga minyak. Jagung merupakan tanaman dengan tingkat
penggunaan air sedang. Walaupun demikian, air merupakan faktor pembatas
yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi hasil panen jagung. Kurangnya debit
air pada lahan yang ditanami jagung,akan menyebabkan aerasi udara dalam tanah terganggu dan pasokan oksigen dalam tanah tidak
lancar, sehingga perkembangan tanaman menjadi tertunda atau
mengalami kekerdilan. Berdasarkan penjelasan diatas,
dilaksanakanlah praktikum Pengaruh Faktor Air ini, yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor air terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
jagung (Zea mays).
BAB II
METODE PENGAMATAN
A. BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at, 19 Oktober 2013,
pukul 08.00-10.00 WIB di Rumah Kasa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tanjungpura Pontianak.
Alat dan Bahan Praktikum
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baskom berdiameter lebih
dari 30cm, gunting, kertas label, polibag berdiameter 30 cm, sekop bunga, dan
selotipe. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain air, biji Zea
mays, dan tanah bakar sebanyak 2 karung. BijiZea mays direndam
dalam air selama 24 jam sebelum praktikum dilaksanakan. Perendaman biji ini
bertujuan untuk mempercepat proses imbibisi atau penyerapan air.
Prosedur Kerja
Pengaruh Faktor Air Terhadap
Pertumbuhan Jagung
Tanah
bakar yang akan digunakan sebaiknya di homogenkan terlebih dahulu. Kemudian,
dimasukan dimasukkan ke dalam empat buah polibag dengan volume yang sama
banyak.Masing-masing polibag ditanami 5 buah biji Zea mays dan
diberi label. Masing-masing polibag diberi perlakuan yang berbeda. Polibag yang
pertama disiram 1x sehari, polibag kedua disiram 2 hari sekali, polibag ketiga
disiram 3 hari sekali, dan polibag keempat diletakkan dalam baskom yang berisi
air, sehingga bagian bawah polibag selalu terendam air. Pengamatan dan analisis
data dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan.
Pengaruh Air Untuk Melihat Titik Kelayuan
Tanah
bakar yang telah dihomogenkan dimasukkan kedalam tiga buah polibag dengan
volume yang sama banyak. Masing-masing polibag ditanami 5 buah biji Zea
mays dan diberi label. Masing-masing polibag diberi perlakuan yang
berbeda. Polibag yang pertama disiram 1 kali sehari, polibag kedua disiram
ketika tanaman telah menunjukkan gejala kelayuan, sedangkan polibag ketiga
diletakkan dalam baskom yang berisi air, sehingga bagian bawah polibag selalu
terendam. Pengamatan dan analisis data dilakukan setelah tanaman berumur satu
bulan. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengukuran panjang dan lebar daun,
panjang dan warna akar, serta berat basah dan kering tanaman jagung.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Perlakuan : Pengaruh Faktor Air Terhadap
Pertumbuhan Jagung
Pengamatan
pada minggu pertama, kelima biji jagung yang ditanam pada pot I, II, dan III
telah tumbuh semuanya, sedangkan pada pot IV hanya empat biji yang sudah
tumbuh, dan satu biji jagung belum tumbuh. Pengamatan pada minggu kedua, masih
sama seperti minggu pertama, yaitu hanya pot ke IV saja yang masih terdapat
biji jagung yang belum tumbuh. Pengamatan pada minggu ketiga, pot II dan III,
terdapat jagung yang mati, sedangkan pot ke IV satu biji jagung masih belum
tumbuh. Sedangkan pada minggu keempat hanya pada pot I saja yang masih tumbuh
semuanya, sedangkan pot II, III, dan IV masing-masing terdapat dua jagung yang
mati, dan satu biji jagung pada pot IV belum juga tumbuh. Adapun hasil
pengamatan setiap minggunya tersaji pada tabel-tabel dan grafik-grafik di bawah
ini.
Tabel 1. Pengaruh
Air Terhadap Tinggi Tanaman Jagung (Cm)
Minggu
|
Tanaman
Jagung
|
|||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
Pot
4
|
|
1
|
22,5
|
23,2
|
19,6
|
18,325
|
2
|
24,5
|
25,5
|
22
|
20,475
|
3
|
24,5
|
27,5
|
23,25
|
21,625
|
4
|
26,14
|
30,67
|
25,7
|
25,3
|
Tabel 1
diatas menunjukkan rata-rata tinggi jagung pada empat pot yang diberi perlakuan
berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan pertumbuhan tinggi
jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot II, yaitu dengan penyiraman 2
hari sekali. Sedangkan pertumbuhan tinggi jagung yang terendah
ditunjukkan pada pot IV, yaitu pot yang tergenang air. Hal ini dapat terjadi
karena perbedaan kecepatan tumbuh biji jagung dan masa dormansi biji yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan setiap minggunya diketahui bahwa setiap
minggunya tinggi jagung selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tinggi
tanaman jagung setiap minggunya dapat dilihat secara lebih rinci pada grafik 1.
Tabel 2. Pengaruh Air Terhadap
Panjang Daun Jagung (Cm)
Minggu
|
Tanaman
Jagung
|
|||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
Pot
4
|
|
1
|
12,7
|
12,3
|
8,7
|
9,25
|
2
|
15,02
|
13,42
|
10,25
|
11
|
3
|
15,02
|
14,25
|
11,05
|
12,2
|
4
|
15,74
|
15,567
|
12,73
|
15,4
|
Tabel 2
diatas menunjukkan rata-rata panjang daun jagung pada empat pot yang diberi
perlakuan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan
pertumbuhan panjang daun jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot I,
yaitu pot dengan penyiraman 1 hari sekali. Sedangkan pertumbuhan panjang daun
jagung yang terendah ditunjukkan pada pot III, yaitu pot dengan penyiraman tiga
kali sehari. Hal ini berarti jagung pertumbuhan daunnya lebih cepat. Selain
pertumbuhan panjang daun, daun juga melakukan perbanyakan heaian daun. Sebab,
daun merupakan organ penting tumbuhan karena merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Pemanjangan dan perbanyakan daun ini diharapkan dapat membantu mempercepat
reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis sangat memerlukan suplai air dan
mineral yang cukup. Hal ini sebagaimana pernyataan Soemartono (1990)
yang menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
semua proses fisiologis tanaman termasuk
pembelahan sel dan proses pembentukan
daun.
Tabel 3. Pengaruh Air
Terhadap Lebar Daun Jagung (Cm)
Minggu
|
Tanaman
Jagung
|
|||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
Pot
4
|
|
1
|
1,08
|
1,26
|
1,2
|
1,3
|
2
|
1,18
|
1,32
|
1,325
|
1,45
|
3
|
1,18
|
1,25
|
1,5
|
1,625
|
4
|
1,26
|
1,5
|
1,15
|
1,8
|
Tabel 3
diatas menunjukkan rata-rata lebar daun jagung pada empat pot yang diberi
perlakuan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan
pertumbuhan lebar daun jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot IV,
yaitu pot yang tergenang. Sedangkan pertumbuhan lebar daun jagung yang terendah
ditunjukkan pada pot I, yaitu pot dengan penyiraman sekali sehari. Perbandingan
antara panjang dn lebar daun jagung sangat jelas terlihat pada pot I.
Sebagaimana yang telas dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan panjang daun yang
tertinggi merupakan jagung pada pot I. Namun, pada pertumbuhan lebar daun jagung
pada pot I justru yang terendah. Hal ini berarti pertumbuhan panjang berbanding
terbalik dengan pertumbuhan pertumbuhan lebar daun.
Tabel 4 Pengaruh Air Terhadap Tinggi Tanaman
Jagung (Cm)
Minggu
|
Tinggi
Tanaman Jagung
|
||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
|
1
|
23,4
|
15
|
15,94
|
2
|
25,4
|
17,5
|
19,3
|
3
|
27,25
|
20
|
22,567
|
4
|
30,6
|
22,5
|
26
|
Tabel 4
diatas menunjukkan rata-rata tinggi tanaman jagung pada empat pot yang diberi
perlakuan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan
pertumbuhan tinggi jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot I, yaitu pot
dengan penyiraman sekali sehari. Sedangkan pertumbuhan tinggi jagung yang
terendah ditunjukkan pada pot II, yaitu pot yang penyiramannya dilakukan
apabila tumbuhan telah mengalami kelayuan. Hal ini berarti pertumbuhan terbaik
bagi jagung yakni pada pot I yaitu jagung dengan penyiraman sekali sehari.
Pertumbuhan terbaik kedua yaitu jagung pada pot yang terendam air. Sedangkan pot
II pertumbuhan jagung nya terhambat karena kekurangan air, hal ini disebabkan
penyiramannya hanya dilakukan saat jagung sudah menunjukkan gejala kelayuan.
Sehingga dapat dikatakan kekurangan air bagi tumbuhan akan berdampak buruk bagi
kelangsungan hidup pertumbuhan jagung. Selain itu, pada pot III yaitu pot yang
tergenang terdapat jagung mati disebabkan busuknya batang jagung. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa genangan air juga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
jagung. Berdasarkan hasil pengamatan setiap minggunya diketahui bahwa setiap
minggunya tinggi jagung selalu mengalami peningkatan. Peningkatan tinggi
tanaman jagung setiap minggunya dapat dilihat secara lebih rinci pada grafik 1.
Tabel 5 Pengaruh Air Terhadap Panjang
Daun Jagung (Cm)
Minggu
|
Panjang
Daun Jagung
|
||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
|
1
|
12,5
|
7,25
|
7,5
|
2
|
15,34
|
7,95
|
15,34
|
3
|
17
|
9,067
|
13,167
|
4
|
18,367
|
10,85
|
16,5
|
Tabel 5
diatas menunjukkan rata-rata panjang daun jagung pada empat pot yang diberi
perlakuan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan
pertumbuhan panjang daun jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot I,
yaitu pot dengan penyiraman sekali sehari. Sedangkan pertumbuhan panjang daun
jagung yang terendah ditunjukkan pada pot II, yaitu pot yang penyiraman
dilakukan apabila jagung telah menunjukkan gejala kelayuan. Hal ini berarti
pertumbuhan terbaik bagi jagung yakni pada pot I yaitu jagung dengan penyiraman
sekali sehari. Sedangkan pot II pertumbuhan jagung nya terhambat karena kekurangan
air.
Tabel 6 Pengaruh Air Terhadap Lebar
Daun Jagung (Cm)
Minggu
|
Lebar
Daun Jagung
|
||
Pot
1
|
Pot
2
|
Pot
3
|
|
1
|
1,18
|
1,15
|
1,18
|
2
|
1,28
|
1,3
|
1,3
|
3
|
1,4
|
1,3
|
1,6
|
4
|
1,467
|
1,45
|
1,15
|
Tabel 6
diatas menunjukkan rata-rata lebar daun jagung pada empat pot yang diberi
perlakuan berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan
pertumbuhan lebar daun jagung yang tertinggi merupakan jagung pada pot I, yaitu
pot yang disiram sekali sehari. Sedangkan pertumbuhan lebar daun jagung yang
terendah ditunjukkan pada pot II, yaitu pot yang penyiramannya dilakukan
setelah jagung menunjukkan gejala kelayuan.
B. Pembahasan
Seluruh makhluk hidup tentu
memerlukan air, tidak terkecuali tumbuhan. Air adalah salah satu komponen fisik
yang sangat penting dan dibutuhkan dalam
jumlah besar karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Sebanyak 85-90 %
dari bobot segar sel-sel dan jaringan
tanaman tinggi adalah air (Maynard dan
Orcott 1987).
Praktikum ini menggunakan tanaman
jagung atau Zae mays sebagai objek untuk mengamati pengaruh
air terhadap pertumbuhan tumbuhan dan untuk mengetahui tingkat kelayuan
tumbuhan. Penggunaan tanaman jagung sebagai objek praktikum ini dikarenakan
bibit jagung relatif mudah ditemukan dijual dipasaran. Selain juga karena
jagung merupakan tanaman yang mudah tumbuh dengan tingkat penggunaan
air sedang. Penanaman biji jagung ini dilakukan pada beberapa pot yang
berbeda-beda, dan setiap potnya mendapat perlakuan yang berbeda pula untuk
intensitas penyiramannya, yaitu sekali sehari, dua kali sehari, tiga kali
sehari, setelah tumbuhan menunjukkan gejala kelayuan, dan ada pula yang
tergenang.
Sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas, bahwa air digunakan oleh tumbuhan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan air bagi tumbuhan ini tidaklah sama, karena kebutuhan
terhadap air pada setiap tumbuhan tentu berbeda-beda. Komposisi air yang pas
untuk suatu tumbuhan sangat bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tumbuhan
itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan Doorenbos dan Kassam (1979)
yang menyatakan bahwa untuk mempercepat
pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman
perlu penyiraman sesuai kebutuhan air.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, untuk perlakuan A pertumbuhan jagung yang terbaik yaitu pada pot II
yang penyiramannya dua hari sekali. Sedangkan untuk perlakuan B pertumbuhan
jagung yang terbaik yaitu pada pot I yaitu pot dengan penyiraman sekali sehari.
Pertumbuhan kelima biji jagung yang
ditanam memiliki perbedaan kecepatan tumbuh karena dipengaruhi masa
dormansi biji yang berbeda-beda. Kondisi lingkungan fisik, intensitas
penyiraman, dan genangan air juga berpengaruh bagi pertumbuhan jagung.
Penyiraman yang teratur sekali dalam sehari atau dua hari merupakan intensitas
yang terbaik untuk pertumbuhan jagung. Sedangkan penyiraman sekali dalam tiga
hari dan penyiraman setelah jagung menunjukkan gejala kelayuan dapat berdampak
negatif yaitu terhambatnya pertumbuhan jagung yang disebabkan kekurangan air
dan cekaman kekeringan. Namun, genangan air juga berdampak negatif juga untuk
pertumbuhan jagung, karena dapat menyebabkan kebusukan pada akar dan batang.
Penyiraman sekali dalam satu atau
dua hari akan mempengaruhi kelembaban tanah.
Kelembaban tanah akan terjaga dengan penyiraman secara teratur. Menurut Harjadi
(2002) tanaman sangat membutuhkan air
dalam jumlah yang teratur untuk
mendukung pertumbuhannya, sehingga pemberian air yang merata sepanjang
pertumbuhan tanaman akan selalu ideal untuk tanaman tersebut. Penyiraman yang
sedikit-sedikit namun apabila dilakukan dengan sering dan teratur memungkinkan
air selalu ada sehingga dapat selalu tersedia bagi jagung, karena hal yang paling penting dari
jumlah air yang ada dalam tanah adalah
ketersediaannya.
Penyiraman yang tidak teratur dan
hanya disaat jagung menunjukkan gejala kelayuan menyebabkan kadar air tanah
berkurang atau kekeringan. Cekaman kekeringan dapat disebabkan oleh
dua faktor, yaitu kekurangan suplai air di daerah perakaran dan laju
evapotraspirasi lebih besar daripada penyerapan
air walaupun dalam keadaan kadar air tanah yang
cukup. Menurut Haryati (2003) kekurangan air secara internal pada
tanaman berakibat langsung pada penurunan pembelahan dan pembesaran sel.
Tanaman memiliki reaksi yang sangat kompleks menghadapi cekaman
kekeringan. Namun reaksi atau respon yang diberikan oleh setiap tumbuhan tentu
berbeda-beda tergantung pada bentuk morfologi, anatomi dan metabolisme
tumbuhan. Cekaman kekeringan akan mengakibatkan
rendahnya laju penyerapan air oleh akar
tanaman. Ketidakseimbangan antara penyerapan air
oleh akar dan kehilangan air akibat transpirasi membuat tumbuhan
menjadi layu.
Berdasarkan hasil yang diperoleh,
diketahui bahwa tumbuhan yang penyiramannya sekali dalam waktu tiga hari dan
saat menunjukkan gejala kelayuan petumbuhan jagung sangat rendah bila
dibandingkan dengan pertumbuhan jagung dengan perlakuan yang lain. Hal ini
karena pertumbuhan jagung terhambat disebabkan kurangnya suplai air. Hal ini
didukung dengan pernyataan Mubiyanto (1997) yang menyatakan
bahwa jika tanaman kekurangan air, maka proses
pertumbuhan terhambat dan hasil akan menurun.
Pemberian air yang di bawah kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman, akan
berakibat tanaman akan terhambat (tanaman menjadi kerdil) ataupun terlambat
untuk memasuki fase vegetatif selanjutnya.
Selain itu Sutoro dan Susanto (1989) juga menyatakan bahwa
ketersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman
dan perkembangan jaringan-jaringan meristem pada titik
tumbuh tanaman. Apabila kekeringan terus menerus terjadi, tidak menutup
kemungkinan tanaman akan mengalami kematian.
Selain kekeringan, dampak negatif
juga dapat dialami tumbuhan apabila tanah tempat hidupnya mendandung air
terlalu banyak atau berlebihan. Pada saat praktikum, kondisi seperti ini
dianalogikan dengan tumbuhan pada pot yang terendam air. Genangan air akan
menimbulkan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan. Hal ini
karena genangan air akan mempengaruhi sifat fisik, sifat kimia, maupun sifat
biologi tanah. Tanah yang lembek merupakan tanda bahwa struktur tanah telah
rusak akibat genangan air. Dampak buruk genangan air bagi tumbuhan adalah
busuknya akar. Busuknya akan tumbuhan dapat mengganggu pertumbuhan batang dan
juga daun. Busuknya akar tumbuhan inilah yang dapat menyebabkan kematian pada
akar, sehingga tumbuhan tersebut pun akan mengalami kematian.
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat dikatakan bahwa hasil dari praktikum yang dilakukan sudah
sesuai dengan teori-teori yang mendukung. Kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum ini adalah pertumbuhan suatu tumbuhan sangat dipengaruhi air. Apabila
kekurangan air tumbuhan akan mengalami kelayuan, dan jika kekeringan terjadi terus-menerus
tumbuhan dapat mengalami kematian. Namun apabila air terlalu berlebihan, jagung
juga dapat mengalami kematian yang disebabkan kebusukan pada akar, batang dan
juga daunnya. Air sangat menunjang kelangsungan hidup tumbuhan. Penyiraman
tanaman sekali dalam satu atau dua hari adalah perlakuan terbaik, karena
kelembaban tanah akan terjaga sehingga akan mendukung kelangsungan hidup
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Doorenbos, J., daan A.
H., Kassam, 1979, Yield Response to Water, FAO Irrigation and Drainage
Paper 33, FAO, Rome.
Fitter, A.
H., dan R. K. M. Hay, 1981,
Fisiologi Lingkungan Tanaman,
Gajahmada University Press, Yogyakarta.
Harjadi, S.
S. M. M., 2002, Pengantar Agronomi, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Haryati,
2003, Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kramer, P.
J., 1969, Plant and Soil Water
Relationships, New York: Mc. Graw Hill Book Company,
Inc, p: 347.
Maynard,
G. H., dan D. M. Orcott, 1987, The Physiology of Plants Under Stress,
John Wiley and Sons, Inc. New
York. 206 p.
Mubiyanto,
B.M., 1997, Tanggapan Tanaman Kopi Terhadap Cekaman Air, Warta Puslit Kopi
dan Kakao, Vol. 13, No.2, p: 83-95.
Noggle, G. R.,
dan G. J., Fritz, 1983, Introductory Plant Physiology,
Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey, 627p.
Rashid,
A., Pizer, E. S., Moga, M., et al, 1997, Elevated Expression of Fatty Acid
Synthase and Fatty Acid Synthetic Activity in Colorectal Neoplasia, Am
J Pathol, 150, p: 201-8.
Sutoro, I.
S., dan Susanto, T., 1989, Pengaruh Cekaman Air dan Reaksi Pemulihan Tanaman
Jagung (Zea mays L.) dan Sorgum (Shorgumbicolor L.) pada
Fase Pertumbuhan Vegetatif, Penelitian Pertanian Vol. 9, No. 4,
Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.
Soemartono, 1990, Genetika Kuantitaif dan
Biologi Molekuler, PAU-UGM, Yogyakarta.
Post a Comment for "Pengaruh faktor air terhadap pertumbuhan jagung"