Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Serangan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan hasil Pertanian


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa dalam jangka waktu penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan antara bahan pangan segar dengan bahan pangan yang telah disimpan selama jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi adalah suatu kerusakan. Meskipun demikian sebagian makanan akan menjadi lebih tua atau matang setelah dikemas dan memang ada perbaikan dalam waktu singkat tetapi kemudian diikuti dengan kerusakan.
Tuntutan bahan pangan oleh manusia semakin hari semakin meningkat, baik jumlah maupun mutunya. Di pihak lain produk produktivitas tanaman pertanian waktunya sangat terbatas, terbatasi oleh musim atau keadaan alam sehingga produksinya hanya dapat diperoleh pada waktu tertentu saja. Pada waktu manusia dihadapkan pada persoalan seperti ini berbagai upaya ditempuh dalam rangka menyeimbangkan antara keperluan pangan dengan ketersediaan bahan pangan yang ada. Cara yang paling tepat dan praktis untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan menyimpan hasil pertaniannya.
            Pada makalah ini, kami membahas tentang studi penggudangan salah satu hasil pertanian yaitu beras di Bulog. Dimana beras merupakan salah satu bahan pertanian yang mudah rusak. Oleh karena itu, beras harus ditangani secara baik dalam hal penyimpanan serta penggudangannya, agar mutu dapat dipertahankan.

B.     Rumusam masalah
1.      Apa itu penyimpanan/ penggudangan?
2.      Bagaimana serangan hama dan penyakit dalam penyimpanan/ penggudangan terhadap hasil pertanian?



C.    Tujuan
1.      Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai sistem penggudangan bahan pangan secara baik dan tepat
2.      Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir siswa dalam menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.

D.    Manfaat
1.      Menjadi salah satu sarana bagi siswa untuk mengembangkan  pengetahuan dan wawasan keilmuan melalui berbagai sumber
2.      Siswa mampu menangani masalah penyediaan bahan pangan yang baik untuk masyarakat



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pergudangan/ Penyimpanan
Sistem pergudangan nasional merupakan cara atau upaya yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kegiatan pergudangan nasional (yang meliputi perizinan usaha, penetapan lokasi dan pendirian gudang, administrasi gudang, fungsi gudang dan / atau ruangan, kegiatan perusahaan jasa pergudangan) dalam rangka meningkatkan kelancaran arus barang(Anonim, 2002).
Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang-barang perniagaan, dan memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (sesuai UU No. 11 Tahun 1965 tentang Pergudangan).
Barang adalah semua barang yang diperdagangkan atau ditujukan untuk diperdagangkan dan ditunjuk dengan Peraturan Pemerintah (yaitu peraturan – peraturan yang mangatur mutu, maupun susunan bahan serta pembungkusan barang – barang dagangan (sesuai UU No. 10 Tahun 1961 tentang Barang).
Perlakuan pra-simpan meliputi tindakan sejak panen dan sampai pada saat akan di simpan. Perlakuan ini bermaksud untuk mencegah dan mengurangi kerusakan pada bahan sebelum bahan tersebut di simpan. Pemanenan, perontokan, pembersihan dan pengeringan dan pengangkutan yang tidak tepat dapat menyebabkan bahan menjadi mudah rusak.pengotoran, kerusakan dan kondisi bahan ynag kurang tepat sebelum disimpan merupakan awal dari kerusakan pada bahan yang akan di gudangkan selama penyimpanan.
            Beras merupakan suatu komoditi pertanian yang di hasilkan dari gabah.pada umumnya beras bukan hanya saja menjadi makanan khas orang indonesia (bahan baku) tetapi juga menjadi sumber pangan masyarakat  Asia bahkan Dunia. Permasalahan beras sekarang menjadi perbincangan hangat pada saat hari pangan sedunia. Ada beberapa macam klasifikasi standar mutu beras berdasarkan mutu dan hama yang di timbulkan saat penyimpanan di gudang. Klasifikasi tersebut antara lain;        
1.      Bebas hama dan penyakit.
2.      Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya.
3.      Bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan beras dapat mengapur dan timbul bakteri gudang
4.      Beras tidak boleh panas pada saat di simpan ataupun pada saat di karungkan.
Dalam melakukan penyimpanan terlebih dahulu kita harus memperhatikan perlakuan pra simpan. Hal ini di maksudkan agar selama masa simpan berlangsung material yang di simpan aman dari mikroba dan bakteri serta hama perusak yang lainnya. Salah satu yang harus betul-betul di perhatikan adalah proses pengeringan pada saat masih berbentuk gabah. Pada proses pengeringan ini gabah yang akan di jadikan beras harus di keringkan sampai pada kadar air tertentu (kadar airnya tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu sedikit). Kadar air yang terlalu tinggi di samping akan menyebabkan gabah yang di hasilkan kurang bagus, juga menyebabkan gabah yang akan di simpan berbau asam dan mudah di serang oleh mikroba-mikroba gudang. Begitu juga bila beras yang di simpan terlalu sedikit airnya akan menyebabkan beras tersebut mudah lapuk atau mudah mengapur.
Lamanya penyimpanan dalam karung yang tertutup dan lapisan karung yang terlalu tebal akan mernyebabkan beras menjadi kehilangan mutu yang sesungguhnya. Data statistik pada Dinas Pertanian NAD menunjukkan bahwa beras bantuan Jepang yang di salurkan ke rakyat miskin  (RASKIN)  telah mengalami kondisi yang kurang sempurna. Hal ini bisa ditandai dengan adanya hama dan kutu pada beras tersebut. Di samping itu juga lebih di sebab karena waktu yang terlalu lama hingga beras menjadi lapuk. Namun beras tersebut masih layak untuk di konsumsi karena dalam karung beras tersebut di beri semacam zat pengawet yang berbentuk kristal. Namun demikian beras tetap saja berkurang mutunya bila di simpan dalam limit waktu yang terlalu lama.

B.     Serangan Hama dan Penyakit Dalam Penyimpanan/ Penggudangan Hasil Pertanian
1.      Organisme nirperusak (non perusak)
Organisme nirperusak (non perusak) adalah organism mikro atau makro yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan. Golongan ini terdiri dari :
a.       Penyelonong (intruder)
Penyelonong adalah organisme (umumnya mikroorganisme) yang ada di komoditas atau berada dalam ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin tertarik dengan cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau ingin berteduh. Contoh jangkerik, cicak, walang sangit. Organisme ini tidak merusak komoditas tetapi dapat mengotorinya sehingga dapat dianggap pengganggu walaupun bukan perusak.
b.      Predator dan parasit
Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia tidak menumpang hidup bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan yang hidup numpang pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit biasanya memangsa hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit berukuran kecil.
c.       Scavenger
Scavenger adalah binatang yang menyikat atau memakan bangkai, sisa-sisa makanan ataupun kotoran kegiatan binatang lain sehingga dapat juga dikatakan pelahap kototan atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan semut.
d.      Pemakan cendawan (fungusfeeder) dan mikroflora
Binatang pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan beberapa jenis tungau hidup dari memakan spora maupun miselium cendawan yang tumbuh pada komoditas ataupun yang tumbuh di dinding, lantai atau wadah penyimpanan.
Mikroflora atau tumbuhan berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya penting peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang pemakan cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga. Mikroflora membantu mencerna makanan didalam perut serangga sehingga mudah diserap tubuh. Tanpa adanya mikroflora pencerna serangga dapat mati lemas karena kekenyangan.

2.      Hama gudang
Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia. Suatu jenis organisme baru disebut hama jika dapat menimbulkan kerugian diatas ambang ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti.  Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
·         Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan harganya rendah bahkan ditolak
·         Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan yang tidak terlihat seperti urine dan racun
·         Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organisme bersangkutan
·         Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia lainnya
Organisme makro yang termasuk hama gudang adalah tikus, serangga, tungau, rayap dan burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang adalah cendawan, khamir, dan bakteri perusak.
Pertumbuhan bakteri melalui fase-fase Adaptasi, Pertumbuhan awal, Pertumbuhan cepat, Pertumbuhan melambat, Statis, dan Menurun. Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan, khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering, khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang komoditas segar yang berkadar air tinggi. Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan jasad renik yaitu ;
·         Psikrofil (-5 sampai 20OC)
·         Mesofil (10-45OC)
·         Termofil (25-80OC)
Jenis jasad renik gudang yang menyerang pada komoditas segar atau baru masuk dari lapangan adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium sp, Helminthosporium. Khamir dan penicillium spp sering menyerang bijian yang masih berada di lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan gudang sering menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari genus Aspergillus dan penicillium.
Cara praktis mencegah atau mengurangi serangan jasad renik :
a.       Membuat komoditas cukup kering sehingga Aw nya lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad renik
b.      Membuat komoditas tidak dapat ditumbuhi jasad renik karena mengandung bahan kimia anti jasad renik
c.       Membuat kondisi udara sekeliling yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik
d.      Sterilisasi pada komoditas lalu diikuti dengan kepasan hermetic (kedap udara)
Mikotoksin adalah racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang dapat merusak orang tubuh manusia atau binatang.
Beberapa cendawan penghasil racun (mikotoksin ) dan jenis racunnya
No
Jenis Cendawan
Racun yang dihasilkan
Keterangan
1
A.  ochraceus
Okhratoksin
Merusak hati
2
P. patulum
patulin
Merusak syaraf
3
A.  candidus
citrinin
Merusak ginjal
4
P. islandicum
islanditoksin
Merusak hati
5
F. graminearum
zearalenone
Merusak organ reproduksi


1.      TIKUS
Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama yang menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan. Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan. Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :
·         Kehilangan kuantitas
·         Kerusakan wadah dan bangunan
·         Pengotoran komoditas
·         Pembawa dan penyebar kuman penyakit
Berdasarkan bentuk tengkorak, ordo rodentia terbagi :
·         Hystricomorpha : bermoncong tumpul, senang tinggal di dalam tanah
·         Scioromorpha : tinggal diatas pohon/didalam tanah, bentuk kepala bundar
·         Myomorpha : mempunyai moncong relative panjang dan lancip (golongan tikus)

2.      SERANGGA GUDANG
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri dari 3 bagian : kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat penghidu. Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan ngengat atau pijer (Lepidoptera). Perbedaannya adalah pada sayapnya. Sayap kumbang keras. Kedua ordo ini memiliki metamorphosis (perubahan) sempurna yaitu telur, larva, kepompong, dewasa, telur dan seterusnya.
Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh  dalam arti masih berkulit (keras) misalnya rhizopertha, sitophilus.
Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas atau telah terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek misalanya tribolium, sp.
Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. Dan tribolium sp. (serealia) calossobrochus spp (kacang-kacangan), lasioderma sp (tembakau)
Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil.
Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya sitophilus sp. Dan rhizopertha sp.
Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas contoh tribolium, Corcyra, cryptoleste spp.
Komoditas
Jenis hama
Serealia dan karbohidrat tinggi
Sitophilus, rhizopertha, tribolium, stegobium, ephestia
Kacang-kacangan
Callosobruchus chinensis
Kopi sejenisnya
Araecerus fasciculatus
Kulit sejenisnya
Dermestes spp
Tembakau
Lasioderma spp
Kopra
Necrobia rufipes
Kacang tanah
Caryedon serratus

Tungau adalah binatang kecil berukuran kurang dari satu millimeter dan bukan serangga, umumnya makan cendawan, ada juga yang menyerang biji-bijian dan hidup pada suhu seperti serangga.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
  • Proses penggudangan bukan hanya saja memperhatikan proses ketika bahan pangan akan di simpan, tetapi juga di perhatikan sejak perlakuan pra simpan seperti pemanenan dan pengangkutan
  • Pada masa gabah masih diladang atau di sawah jenis pupuk juga akan menentukan kualitas simpan yang lebih rendah
  • Beras yang sekarang yang di konsumsi oleh para masyarakat yang di pasarkan di pasaran merupakan beras yang mutunya kurang bagus dimana dalam beras tersebut masih banyak terdapat beras yang rusak dan terkontaminasi oleh kotoran-kotoran dan bekas gigitan serangga dan mikroba gudang
  • Dalam penggudangan bahan-bahan hasil pertanian, kadar air dari pada bahan itu sendiri harus sangat di perhatikan karena kalau tidak bahan tersebut akan mudah di serang mikroba gudang ataupun cepat rusak dan mudah susut.
B.     Saran
Pada praktikum kali ini praktikan merasa sangat kecewa, di samping karena praktikum yang berkesan hanya main-main dan banyak para praktikan yang melakukan praktikum banyak yang santai  ataupun tidak tahu harus melakukan apa. Dan praktikan juga berharap dimana setelah melakukan praktikum  terasa mamfaatnya dan kalau bisa para asisten memberikan keterangan mengenai proses atau dampak dari bahan yang akan kita praktikumkan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Pentaaan dan  Pengembngan Sistem Pergudangan NasionalJakarta:Direktorat Bina Pasar dan Distribusi.


Post a Comment for "Serangan Hama dan Penyakit dalam Penyimpanan hasil Pertanian"