Tekanan Dalam Tengkorak
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tekanan (p) adalah
satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Satuan tekanan
sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Satuan
tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin
tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan
lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan
lebih tinggi.
Rumus dari tekanan
dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan
permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya
yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan udara dapat diukur
dengan menggunakan barometer. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi
di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan
tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman
cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air
tersebut.
Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:
P = ρgh dimana ρ adalah
masa jenis cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan.
Atmosfer adalah lapisan
yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000 km ke atas bumi dan
memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfir yang menekan permukaan inilah yang
disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan atmosferik di permukaan laut adalah
76 cmHg.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tekanan di dalam tengkorak
Ruang di sekitar otak di dalam tengkorak
memiliki sekitar 150 cm3 cairan
otak (cerebrospinal fluid disingkat
dengan CSF). Cairan otak ini dapat mengalir keluar dari wilayah otak melalui
saluran ventrikel (venticle).
Ventricles adalah rongga-rongga berukuran sangat kecil yang menghubungkan ruang
otak dengan rongga tulang belakang (spinal column). Aliran secara
sirkulatif (bersirkulasi) cairan CSF melalui ventricles dari ruang otak ke rongga
tulang belakang dan sebaliknya terjadi secara terus menerus.
Jika ventricles mengalami penyumbatan, cairan
CSF akan terjebak di dalam ruang otak (tengkorak) sehingga akan meningkatkan
tekanan internal tengkorak. Peningkatan tekanan internal tengkorak, pada taraf
yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak (kepala
membesar secara tidak normal). Pembesaran kepala yang tidak normal ini disebut
sebagai hydrocephalus. Kondisi ini sering terjadi pada bayi, dan
menjadi permasalahan yang sangat serius. Namun jika gejala ini secara dini dapat
diketahui, penanggulangannya dapat dilakukan melalui pembedahan dengan
mem-by-pass sistim aliran CSF yang tersumbat dengan teknologi yang ada.
Pengukuran penambahan tekanan CSF tidak dapat
dilakukan secara langsung. Metode pengukuran yang lazim dilakukan adalah dengan
mengukur panjang lingkaran keliling kepala (tengkorak) yang terletak tepat
sedikit di atas kuping. Nilai normal panjang keliling kepala untuk bayi adalah
32 sampai 37 cm. Apabila ukuran ini dilebihi, maka bayi tersebut memiliki
kecenderungan terserang hydrocephalus.
B. Tengkorak
Tengkorak adalah
struktur tulang pada binatang yang merupakan rangka kepala. Binatang yang memiliki tengkorak dinamai Craniata.
Tengkorak menunjang struktur wajah dan
melindungi kepala dari luka. Selain melindungi otak, tengkorak juga memberi jarak yang cukup antara kedua mata
untuk pandangan stereoskopis, dan menetapkan posisi telinga sehingga otak dapat
memperkirakan arah dan jarak suara. Dalam beberapa binatang, tengkorak juga
dapat memiliki tandukyang
penting untuk membela diri. Pada manusia,
tengkorak dewasa biasanya terdiri dari 22 tulang.
1. Tengkorak
terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.
a.
Kranium
Fungsi untuk
melindungi otak. Terdiri dari tulang-tulang:
·
Tulang dahi (os frontal), 2 tulang ubun-ubun
(os parietal), 2 tulang kepala belakang (os occipetal).
·
Tulang baji (os sphenoidal), 2
tulang tapis (os ethmoidal), 2 tulang pelipis (os temporal).
b.
Bagian wajah
Bagian wajah disusun oleh
tulang-tulang : 2 tulang rahang atas (os maxillare), 2 tulang rahang bawah (os
mandibulare), 2 tulang pipi (os zigomaticum), 2 tulang langit-langit (os
pallatum), 2 tulang hidung (os nasale), 2 tulang air mata (os lacrimale), 2
tulang mata bajak (os vomer), 1 tulang lidah (os hyoideus).
2. Tulang Badan
Tulang badan terdiri atas tulang
belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
a. Tulang
belakang
Fungsi:
menyangga tengkorak, tempat perlekatan tulang-tulang rusuk. Ruas-ruas tulang
belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang terbagi menjadi beberapa bagian,
yakni 7 ruas-ruas tulang leher (servical), 12 tulang punggung (thoracales), 5
ruas tulang pinggang (lumbales), 5 ruas tulang kelangkang (os sakrum), pada 7
ruas tulang leher, ruas teratas atau pertama adalah tulang atlas, yang menghubungkan
tulang belakang dengan tulang tengkorak. Tulang punggung terdiri atas 12 ruas,
pada sisi kiri dan kanannya melekat tulang-tulang rusuk.
b. Tulang dada
Tulang dada
beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk dinding kuat yang melindungi
alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan
paru-paru. Tulang dada terdiri atas bagian hulu (manubrium sterni), bagian
badan (corvus sterni) dan taju pedang (processus xyphiodeus).
c. Tulang rusuk
Tulang rusuk
terdiri atas 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang.
Tulang rusuk
dapat dibedakan menjadi 3 macam:
·
Tulang rusuk sejati (7 pasang).
Ujung belakangnya melekat pada ruasruas tulang panggung, ujung depan melekat
pada tulang dada.
·
Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung
belakang melekat pada tulang rusuk di atasnya.
·
Tulang rusuk melayang (2 pasang).
Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya
tidak melekat pada tulang manapun.
d.
Gelang bahu
Tulang gelang bahu terdiri dari: 2
tulang belikat (scapula) dan 2 tulang selangka (clavicula).
e. Gelang
panggul
Tulang
gelang panggul terdiri dari 2 tulang usus (os ilium), 2 tulang duduk (os
ichium), 2 tulang kemaluan (os pubis).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal ini dapat digunakan
untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di dataran
rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Kondisi ini sering terjadi pada bayi, dan
menjadi permasalahan yang sangat serius. Namun jika gejala ini secara dini
dapat diketahui, penanggulangannya dapat dilakukan melalui pembedahan dengan
mem-by-pass sistim aliran CSF yang tersumbat dengan teknologi yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah
masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan
untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
J.F.
Gabriel, Fisika Kedokteran Jakarta : Penerbit EGC
John R.
Cameron , Fisika tubuh Manusia Jakarta : Penerbit EGC
Fisika
Science untuk Keperawatan, Jakarta : Penebit EGC
Fisika
Kesehatan, Penerbit UNS, Biomekanika
Post a Comment for "Tekanan Dalam Tengkorak"