Teknik Landasan Hubungan antar pribadi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan
individu berhubungan erat dengan perilaku individu itu sendiri.Perbedaan
perilaku individu dalam melakukan komunikasi dan atau berhubungan dengan orang
lain merupakan situasi yang berkaitan dengan psikologis individuKomunikasi juga
berkaitan dengan asumsi manusia.
Komunikasi antar pribadi merupakan aspek yang sangat penting
dalam teori komunikasi, oleh sebab itu perlu diadakan studi lebih lanjut
tentang cara yang terbaik untuk memanfaatkannya, penulis mencoba menganalisa
salah satu teori tentang konsep diri diri yang berkaitan dengan komunikasi
antar pribadi untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik. Konsep diri
merupakan Faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri
memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup
seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating system
yang menjalankan suatu komputer.
Terlepas dari sebaik apapun perangkat keras komputer dan
program yang di-install, apabila sistem operasinya tidak baik dan banyak
kesalahan maka komputer tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama
berlaku bagi manusia. Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan
komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri
ini setelah ter-install akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot
pengaruh sebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam suatu saat.
Semakin baik konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil.
Demikian pula sebaliknya. Kita dapat melihat konsep diri
seseorang dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal
yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri,
merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih
banyak perilaku inferior lainnya. Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik
akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal,
percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup,
bersikap dan berpikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas penulis merumuskan masalah mengenai teknik landasan
hubugan antar pribadi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Konsep diri merupakan faktor yang
sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan
peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang,
karena konsep diri dapat
dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu
komputer. Konsep diri dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang.
Konsep diri yang
jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal
baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa
diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk
sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior
lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu
optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya
diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap
dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Komunikan yang
berkonsep diri positip adalah Komunikan yang
Tembus Pandang (transparent).Faktor yang
mempengaruhi: orang lain, significant others, reference group.
1. Konsep diri negatif:
peka pada kritik; responsif sekali pada pujian; hiperkritis; cenderung merasa
tidak disenangi orang lain; bersikap pesimitis pada kompetensi
2. Konsep diri positif:
yakin akan kemampuan mengatasi masalah; merasa setara dengan orang lain;
menerima pujian tanpa rasa malu; sadar akan keinginan dan perilaku tidak
selalu disetujui oleh orang lain; mampu memperbaiki diri.
2. Berkembang
secara bertahap.
4. Negatif
ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
2. Pandangan
individu terhadap orang lain.
1. Gambaran
diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar.
Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi
dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
2. Ideal diri
adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar
pribadi yang terkait dengan cita-cita.
3. Harga diri
adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis
seberapa jauh perilaku individu
tersebut.
4. Peran diri
adalah pola perilaku sikap
nilai dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
5. Identitas
diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan
penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai
sesuatu yang utuh.
B. TEORI JOHARY
WINDOWS
Hubungan antara konsep diri dan
membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Penjelasan Johari Window
tentang tingkat keterbukaan dan
tingkat kesadaran tentang diri kita. Joseph Luft dan Harrington Ingham,
mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang
berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela.
’‘Jendela’’ tersebut terdiri dari matrik empat sel, masing-masing sel
menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan.
Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah
buta, daerah tersembunyi, dan daerah
yang tidak disadari.
Open area adalah informasi tentang
diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama, jabatan, pangkat, status
perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan
menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang
diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area. Makin
besar open area, makin
produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
Hidden area berisi informasi yang
kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain.Informasi ini
meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga,kesehatan, dll.
Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya
akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang
lain miss komunikasi tentang
kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan
orang.
Blind area yang
menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya
bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll.
Sehingga dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang.
Makin kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain,
maka akan bagus dalam bekerja tim.
Unknown area adalah informasi yang
tidak diketahui oleh orang lain dan diri kita. Sampai kita dapat pengalaman
tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana
kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama
orang lain selain anggota keluarga kita.
Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”. Jendela ini akan mengecil
sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai
mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman.
Daerah publik adalah
daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain. Daerah
buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi
tidak diketahui oleh dirinya.
Daerah tersembunyi adalah
daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak
diketahui oleh orang lain. Oleh karena adanya perbedaan individual, maka
besarnya masing-masing daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.
Pengenalan diri dapat dilakukan
melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri (self-disclosure) dan
tahap yang kedua menerima umpan balik (feedback).
1.
Komunikasi pada bayi & balita
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat; (5)perkembangan semantik.
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat; (5)perkembangan semantik.
§ Fase
Prelinguistic
Suara pertama
kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah
tangisan. Hal tersebut sebagai reaksiperubahan tekanan
udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar,
tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan atau
minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic,
yang meliputi :
a) Babling
(meraban), fase ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar
suaranya dan kemudian diulang seperti berbicara sendiri.
§ Kata Pertama
Bayi merespon terhadap kata-kata
familier. Fase ini dimulai usia 4-5 bulan.
§ Kalimat
Pertama
Periode ini
dikenal sebagai permulaan berbicara komplit.
Usia 2 tahun sudah mulai menyusun kata-kata.
§ Kemampuan
Bicara Egosentris dan Memasyarakat
a) Repetitif
(pengulangan);
c) Monolog
kolektif. Menurut Lev Vygotsky, bicara egosentris merupakan petunjuk dan
bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahnya
sendiri.
§ Perkembangan Semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui arti kata abstrak.
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti kata pada bahasa yang diajarkan. Fase ini mulai memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit dan mulai mengetahui arti kata abstrak.
§ intelegensi
(kecerdasan);
§ bilingual
(dua bahasa);
§ status
tunggal atau kembar;
Dalam hal ini, kontak kasih sayang
orang tua dan anak, dapat
memperkuat kepribadian anak. Bidan dapat
memberikan dorongan, bantuan kepada ibu serta pihak lain dalam memberi dukungan rangsangan aktif dalam
bahasa danemosi. Adapun
cara memberikan dukungan rangsangan aktif adalah
:
§ Memperbaiki
model orang tuanya;
§ Menggunakan
kata yang pasti dan benar.
§ role
playing, bermain peran sebagai guru, ayah-ibu dan sebagainnya yang dapat
mengekspresikan kemampuananak dalam hal pikiran, emosi, perasaan
dan keinginan mereka secara bebas.
Tujuan komunikasi pada remaja adalah
memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang
terjadi. Bidan perlu
menjalin hubungan komunikasi terbuka,
mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja.
Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik padaremaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja,kehamilan pada remaja, narkotika,
kenakalan remaja dan
hambatan dalam belajar.
c) Memfokuskan
persoalan yang akan disampaikan;
e) Menjalin
sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan;
Komunikasi terapeutik pada
calon ibu perlu memperhatikan dan mempelajari kondisi psikologiswanita. Bidan dapat
melakukan komunikasi teraupetik
pada calon ibu dengan menitikberatkan pada :
c) Memberi
bimbingan pra perkawinan;
e) Memberikan
pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi serta
peran yang terjadi.
Kehamilan
memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu
hamil.Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual,
tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis
yang menyertai ibu hamildiantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan
bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya. Adapun pelaksanaan komunikasi
bagi ibu hamil, bidan diharapkan :
a)
Mampu melaksanakan
asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan
kebidananibu hamil;
b)
Dengan adanya
komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang
berdampak negatif bagi kehamilan;
c)
Membantu ibu sejak pra
konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan
memelihara kehamilannya.
5.
Komunikasi
Pada Ibu Bersalin
Proses
persalinan merupakan hal yang fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dan
setiap individu berbeda-beda. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin
diantaranya: terjadi kontraksiuterus, otot-otot pangggul dan jalan lahir
mengalami pemekaran, dsb. Sedangkan perubahan psikologis yang sering terjadi
pada ibu bersalin adalah rasa cemas pada kondisi bayinya saat lahir,kesakitan
saat kontraksi dan nyeri, ketakutan saat melihat darah, dsb.
Pelaksaanaan
komunikasi pada saat ini, tidak hanya ditujukan pada ibu yang akan melahirkan,
tetapi juga pada pemdamping ibu. Dalam hal ini, dapat suami ataupun keluarga
yang laiinya.Komunikasi ini ditujukan untuk memberikan dukungan/ motivasi moral
baik untuk ibu maupunkeluarga. Komunikasi ibu bersalin difokuskan pada teknik
saat bersalin dengan menerapkanasuhan sayang ibu, penyampaian pesan diberikan
secara jelas dan memberikan rasa nyaman.
6.
Komunikasi
Pada Ibu Nifas
Ibu setelah
melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga
mengalamiperubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh
karena itu, diperlukan jugakomunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis
pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea,
dsb. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati
proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan,
kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai
harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan
komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan
kestabilanemosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
penyampaian informasijelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
7.
Komunikasi
Pada Ibu Menyusui
Perubahan
fisiologis yang dialami pada ibu menyusui diantaranya: pembesaran kelenjar susu
oleh karena hormon, pengeluaran ASI. Perubahan psikologis ibu menyusui meliputi:
kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak
maksimal, ketakutan dalam hal body image, cemas akan kondosi bayinya.
Komunikasi bidan pada saat menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian
motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan pemberian danperawatan bayinya.
8.
Komunikasi
Pada Klien KB
Tidak semua
akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga
yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah
penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah
akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing,
BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguanmenstruasi, keputihan,
gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan
atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian
alat kontrasepsi. Pelaksanaan komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada
KIE efek samping kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan
alat kontrasepsi.
9.
Komunikasi
Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Pada fase
ini wanita juga mengalami perubahan fisiologis dan perubahan psikologis.
Perubahanfisiologis yang dapat terjadi misalnya hot flash, keringat dingin,
haid tidak teratur, dispareuni,jantung berdebar-debar, dll. Adapun perubahan
yang bersifat psikologis adalah kecemasan terhadap keluhan-keluhan yang
dialami. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini
adalah
a) Pemberian
penjelasan tentang pengertian, tanda menopause;
b) Deteksi dini
terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini;
c) Pemberian
informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi;
d) Membantu
klien dalam pengambilan keputusan;
e) Pemakaian alat
bantu dalam emberian kie;
f) Melakukan komunikasi
dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.
Prinsip komunikasi pada masa
menopause adalah
a) Fungsi
kognitif terdiri dari: kemampuan belajar (learning), kemampuan pemahaman
(comprehension), kinerja (performance), pemecahan masalah (problem solving),
daya ingat (memory), motivasi, pengambilan keputusan, kebijaksanaan.
b) Fungsi
afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu yang
menimbulkan kesenangan atau kesedihan.
c) Fungsi
konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang
diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.
10. Komunikasi Pada Wanita dengan
Gangguan Sistem Reproduksi
Wanita
dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang
bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi
seperti keputihan,gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan
perubahan yang bersifat psikologisdiantaranya ibu cemas, takut akan
masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan
komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan
kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan
sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan
kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Konsep diri merupakan faktor yang
sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan
peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang,
karena konsep diri dapat
dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu
komputer. Konsep diri dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang.
Konsep diri yang
jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal
baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa
diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk
sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior
lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu
optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya
diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap
dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna
perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Suparyanti, R. 2008. Handout
Komunikasi Pada Bayi dan Anak.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi
& Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya
Christina, dkk., 2003. Komunikasi
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Post a Comment for "Teknik Landasan Hubungan antar pribadi"