Wanita Karir
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Modernisasi yang terjadi kini meneyntuh
aspek keluarga, sehingga telah terjadi berbagai perubahan-perubahan fungsi
keluarga sebagai akibat proses modernisasi. Di era globalisasi ini, perempuan
tidak hanya bekerja di lingkungan rumah ataupun melayani suami walaupun hal
tersebut adalah salah satu kewajiban perempuan mengikuti kodratnya. Seiring
dengan abad kesejagadan ini, nampaknya kondisi tersebut sangat mungkin
memberikan pengaruh yang sedemikian kompleks dan lebih dinamis terhadap
perubahan di segala bidang. Sehingga harus menggeser sebagian peran orang tua
yaitu mengalihkan peran dari kaum lelaki kepada kaum wanita dalam keluarganya.
Sekaligus pada zaman sebelumnya kondisi
itu cukup menjadi perbedaan pendapat diantara kedua orang tua terkait.
Terjadinya peristiwa tersebut berkaitan dengan pentingnya tuntutan pemenuhan
kebutuhan ekonomi. Peran mencari nafkah tidak saja untuk memenuhi kebutuhan
bersama dalam rumah tangganya. Tetapi juga lebih memiliki harga diri serta
hidup yang bermanfaat. Seorang perempuan Indonesia masih kerap dilanda
kebingungan antara memilih untuk hanya menjadi ibu rumah tangga saja atau ikut
masuk kedalam dunia karir[1].
Pada zaman dahulu biasanya ayah
berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola utama
kehidupan di rumah, namun sekarang banyak diantara keluarga terutama di kota-
kota yang tidak lagi seperti itu. Fenomena perubahan-perubahan yang terjadi
dalam keluarga akibat modernisasi ini merupakan hal yang hendak diangkat dalam
tulisan ini.
Di Indonesia sendiri, wanita yang lebih
menyibukkan diri di dunia karir kadang masih dianggap sebelah mata. Terlebih
masih banyak wanita yang tidak bisa mendapat posisi tertinggi di dalam sebuah
perusahaan hanya karena ia wanita.
B.
Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah
1. Bagaimana
dampak negatif wanita berkarir?
2. Bagaimana
dampak positif wanita berkarir?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui dampak negatif wanita berkarir
2. Untuk
mengetahui dampak positif wanita berkarir
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dampak
Negatif Wanita Berkarir
Diantara
dampak negatif yang ditimbulkan antara lain:
1. Terhadap
anak
Seorang
wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan setelah seharian bekerja di
luar rumah. Hal ini secara psikologis akan terpengaruhi terhadap tingkat
kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan rumah tangga
sehar-hari maupun dalam menghadapi anak-anaknya. Jika hal itu terjadi maka sang
ibu akan mudah marah dan berkurang rasa pedulinya terhadap anak. Survey yang
dilakukan di negara-negara Barat menunjukkan bahwa banyak anak kecil yang
menjadi korban kekerasan orang tua yang seharusnya tidak terjadi apabila mereka
memiliki kesabaran yang cukup dalam mendidik anak. Hal ini yang lebih berbahaya
adalah terjerumusnya anak-anak kepada hal yang negatif, seperti tindak kriminal
yang dilakukan sebagai akibat dari kurangnya kasih sayang yang diberikan orang
tua khususnya ibu terhadap anak-anaknya[2].
2. Terhadap
suami
Di
kalangan para suami wanita karir tidaklah mustahil menjadi suatu kebanggaan
bila mereka memiliki istri yang pandai, aktif, kreatif, dan maju serta
dibutuhkan masyarakat. Namun di lain sisi mereka mempunyai problem yang rumit
dengan istrinya. Mereka juga akan tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya
sebagai suami. Sebagai contoh apabila suatu saat seorang suami memiliki masalah
di kantor, tentunya ia mengharapkan seseorang yang dapat berbagi masalah
dengannya atau setidaknya berkuranglah beban yang ada. Hal ini tidak akan
terwujud apabila sang istri pun mengalami hal yang sama. Kebanyakan suami yang
istrinya berkarir merasa sedih dan sakit hati apabila istrinya yang berkarir
tidak ada di tengah-tengah keluarganya pada saat keluarganya membutuhkan
kehadiran mereka.
3. Terhadap Rumah Tangga
Kemungkinan
negatif lainnya yang perlu mendapat perhatian dari wanita karir yaitu rumah
tangga. Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kelalaian seorang
istri dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki
keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam
berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk mencapai
keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan tugas sebagai ibu dan
istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan perpecahan dalam rumah tangga tidak
bisa dihindarkan lagi.
4. Terhadap Masyarakat
Hal
negatif yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak hanya berdampak
terhadap keluarga dan rumah tangga, tetapi juga terhadap masyarakat sekitarnya,
seperti hal-hal berikut:
Dengan
bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya di berbagai sektor
lapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan
meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan pria, karena lapangan pekerjaan
yagn ada telah diisi oleh wanita. Sebagai contoh, yang sering kita lihat di
pabrik-pabrik. Perusahaan lebih memilih pekerja dari kalangan wanita ketimbang
pria, karena selain upah yang relatif minim dan murah dari pria, juga karena
wanita tidak terlalu banyak menuntut dan mudah diatur.
Kepercayaan
diri yang berlebihan dari seorang wanita karir seringkali menyebabkan mereka
terlalu memilih-milih dalam urusan perjodohan. Maka seringkali kita lihat
seorang wanita karir masih hidup melajang pada usia yang seharusnya dia telah
layak untuk berumah tangga bahkan memiliki keturunan. Selain itu banyak pria
yang minder atau enggan untuk menjadikan wanita karir sebagai istri mereka
karena beberapa faktor; Seperti pendidikan wanita karir dan penghasilannya yang
seringkali membuat pria berpikir dua kali untuk menjadikannya sebagai
pendamping hidup. Sementara itu dilain sisi pria-pria yang menjadi dambaan para
wanita karir ini kemungkinan karena terlalu tinggi kriterianya- telah lebih
dulu berkeluarga dan membina rumah tangga dengan wanita lain.
B. Dampak Positif Wanita Karir
1.
Terhadap
kondisi ekonomi keluarga
Dalam
kehidupan manusia kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan primer yang dapat
menunjang kebutuhan yang lainnya. Kesejahteraan manusia dapat tercipta manakala
kehidupannya ditunjang dengan perekonomian yang baik pula. Dengan berkarir,
seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang kemudian dapat dimanfaatkan
untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pratiwi
Sudamona mengatakan bahwa pria dan wanita adalah “Mitra Sejajar” dalam
menunjang perekonomian keluarga. Dalam konteks pembicaraan keluarga yang
modern, wanita tidak lagi dianggap sebagai mahluk yang semata-mata tergantung
pada penghasilan suaminya, melainkan ikut membantu berperan dalam meningkatkan
penghasilan keluarga untuk satu pemenuhan kebutuhan keluarga yang semakin
bervariasi[3].
2.
Sebagai
Pengisi Waktu
Pada zaman
sekarang ini hampir semua peralatan rumah tangga memakai teknologi yang
mutakhir, khususnya di kota-kota besar. Sehingga tugas wanita dalam rumah
tangga menjadi lebih mudah dan ringan. Belum lagi mereka yang menggunakan jasa
pramuwisma (pembantu rumah tangga), tentu saja tugas mereka di rumah akan
menjadi sangat berkurang. Hal ini bisa menyebabkan wanita memiliki waktu luang
yang sangat banyak dan seringkali membosankan. Maka untuk mengisi kekosongan
tersebut diupayakanlah suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Diungkapkan
oleh Abdullah Wakil bahwa kemudahan-kemudahan yang didapat wanita dalam
melakukan tugas rumah tangga, telah menciptakan peluang bagi mereka untuk
leluasa mencari kesibukan diluar rumah, sesuai dengan bidang keahliannya supaya
dapat mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat sebagai wanita
yang aktif berkarya.
3.
Peningkatan
sumber daya manusia
Kemajuan
teknologi di segala bidang kehidupan menuntut sumber daya manusia yang
potensial untuk menjalankan teknologi tersebut. Bukan hanya pria bahka
wanitapun dituntut untuk bisa dapat mengimbangi perkembangan teknologi yang
makin kian pesat.
Jenjang
pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka sebagai sumber
daya potensial yang diharapkan dapat mampu berpartisipasi dan berperan aktif
dalam pembangunan, serta dapat berguna bagi masyarakat, agama, nusa dan
bangsanya.
4.
Percaya
diri dan lebih merawat penampilan
Biasanya
seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas untuk berhias diri,
karena ia merasa tidak diperhatikan dan kurang bermanfaat. Dengan berkarir,
maka wanita merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga timbullah kepercayaan
diri. Wanita karir akan berusaha untuk memercantik diri dan penampilannya agar
selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan kebanggaan tersendiri bagi
suaminya, yang melihat istrinya tampil prima di depan para relasinya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dampak negatif dan dampak posirif dari
wanita berkarir yaitu:
1. Dampak
negatif wanita berkarir
·
Kurangnya kesabaran
seorang ibu dalam mengasuh anak
·
Seorang suami tidak
memiliki teman berbagai masalah
·
Rentannya kegagalan
rumah tangga wanita karir
·
Susahnya mendapatkan
jodoh
2. Dampak
positif wanita berkarir
·
Terpenuhi kebutuhan
ekonomi rumah tangga
·
Wanita dapat berkarya
dalam mengisi waktu luang
·
Peningkatan
sumber daya manusia
·
Percaya
diri dan lebih merawat penampilan
B.
Saran
Semoga makalah yang menyajikan mengenai
penjelasan peran ganda wanita dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca dan
pada pembaca untuk memahami dan menulusuri lebih jauh bahwa peran seorang
wanita di era modern sekarang ini telah berkembang, tidak hanya peran sebagai
ibu rumah tangga namun telah berkembang menjadi peran sebagai wanita karir
(bekerja).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A. Djawas. 1996. Dilema
Wanita Karier (menuju keluarga sakinah). Jakarta: Ababil
Harun, Fatmawati. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
perempuan bekerja dan kesejahteraan keluarga. Studi kasus
perempuan karir di Makassar. [skripsi]. Bogor [ID]: Departemen IKK, FEMA, IPB.
Ihromi, T-O.(ed). 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Weiner, Myron. 1980. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
[1] Abdullah
A. Djawas, (Dilema Wanita Karier (menuju keluarga sakinah)), Ababil,
1996, Hlm. 9
[2] Harun,
Fatmawati. 2010. Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi perempuan bekerja dan kesejahteraan keluarga.
Studi kasus perempuan karir di Makassar. [skripsi].2010.hlm.20
[3] Ihromi,
Bunga Rampai Sosiologi Keluarga.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.1999.hlm.45.
Post a Comment for "Wanita Karir"