TETRAKSIKLIN DAN KLORAMFENIKOL
BAB 1
PENDAHULUAN
Antibiotika Golongan Tetrasiklin
Bekerja dengan menghambat sintesis
protein dari bakteri. Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover.
Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi
salah satu penemuan antibiotika penting. Antibiotika golongan tetrasiklin yang
pertama ditemukan adalah Klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces
aureofaciens. Kemudian ditemukan Oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari Klortetrasiklin, tetapi
juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain.
Golongan Tetrasiklin termasuk
antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat
sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein
bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya
antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang
disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi
aktif. Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka
antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom dan menghalangi masuknya
komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat
berkembang biak.
Pada umumnya efek antimikroba
golongan Tetrasiklin, namun terdapat perbedaan kuantitatif dari aktivitas
masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat
membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
Macam-macam
etrasiklin
Jenis tetrasiklin
|
Gugus
|
||
R1
|
R2
|
R3
|
|
1. Klortetrasiklin
|
-Cl
|
-CH3,-OH
|
-H, -H
|
2. Oksitetrasiklin
|
-H
|
-CH3, -OH
|
-OH, -H
|
3. Tetrasiklin
|
-H
|
-CH3,-OH
|
-H, -H
|
4. Demeklosiklin
|
-Cl
|
-H,-OH
|
-H, -H
|
5. Doksisiklin
|
-H
|
-CH3, -H
|
-OH, -H
|
6. Minosiklin
|
-N(CH3)2
|
-H, -H
|
-H, -H
|
Antibiotika Golongan Kloramfenikol
Bekerja dengan menghambat sintesis
protein dari bakteri yangdiisolasikan pertama kali pada tahun 1947 dari
Streptomyces venezuelae. Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat
maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950
diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.
Efek antimikroba dalam Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis
protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan
sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis
protein kuman. Efek toksis Kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat
pada sistem hemopoetik/darah dan diduga berhubungan dengan mekanisme kerja
Kloramfenikol. Kloramfenikol digunakan untuk mengatasi H.influenzae dan S.
thypi karena bersifat toksit terhadap sumsum tulang.
Kloramfenikol ( INN ) adalah
bakteriostatik antimikroba . Hal ini dianggap sebagai prototipikal antibiotik
spektrum luas , di samping tetrasiklin. Kloramfenikol diisolasi pertama kali
pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae terisolasi oleh David Gottlieb ,
dan diperkenalkan ke dalam praktik klinis pada tahun 1949, di bawah nama dagang
Chloromycetin. Ini adalah yang pertama antibiotik akan diproduksi secara
sintetis dalam skala besar. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya
antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai
pada tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik
yang fatal.
Karena fungsi dengan menghambat
bakteri protein sintesis, kloramfenikol memiliki spektrum yang sangat luas
kegiatan: ini aktif terhadap Gram-positif bakteri (termasuk strain sebagian
besar MRSA ), Gram-negatif dan bakteri anaerob. Hal ini tidak aktif terhadap
Pseudomonas aeruginosa , Klamidia , atau Enterobacter spesies. Ini memiliki
beberapa aktivitas terhadap Pseudomonas Burkholderia , namun tidak lagi secara
rutin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh organisme ini (itu
telah digantikan oleh seftazidim dan meropenem ). Di Barat, kloramfenikol
sebagian besar dibatasi untuk penggunaan topikal karena kekhawatiran tentang
risiko anemia aplastik .
MACAM – MACAM KLORAMFENIKOL
1. Kloramfenikol
palmitat atau stearat
Biasanya
berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung Kloramfenikol palmitat
atau stearat setara dengan 125 mg kloramfenikol). Dosis ditentukan oleh dokter.
2.
Kloramfenikol natrium suksinat
Vial berisi
bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus
dilarutkan dulu dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100
mg/ml).
3.
Tiamfenikol
Terbagi
dalam bentuk sediaan : Kapsul 250 dan 500 mg. Botol berisi pelarut 60 ml dan
bubuk Tiamfenikol 1.5 g yang setelah dilarutkan mengandung 125 mg Tiamfenikol
tiap 5 ml.
Pengertian Broad
Spektrum Dan Spektrum Sempit
1. Antibiotik
spektrum sempit (narrow spectrum), yaitu kelompok antibiotik yang aktif
hanya terhadap satu atau sekelompok mikroorganisme tertentu. Misalnya INH yang
hanya aktif terhadap micobacteria TB.
2. Antibiotik
spektrum diperluas (extended spectrum) yaitu antibiotik yang efektif
untuk bakteri gram positif, namun juga efektif terhadap beberapa bakteri gram
negatif. Contoh ampisilin.
3. Antibiotik
spektrum luas (broad spectrum) yaitu antibiotika yang efektif untuk
kelompok besar organisme gram posistif dan negatif. Contoh tetrasiklin dan
kloramfenikol. Antibiotik golongan ini beresiko terhadap resistensi bakteri dan
terbunuhnya flora normal tubuh (komensalisme) sehingga berpotensi terjadinya
superinfeksi.
Obat kloramfenikol
Chloramphenicol /
Kloramfenikol (Kapsul, Salep Mata, Tetes Mata, Tetes Telinga)
Sediaan:
- Kapsul 250 mg
- Sirup 125 mg (tiap 5 ml)
- Salep Mata 1%
- Tetes Mata 0,5% dan 1%
- Tetes Telinga 1%
Cara
Kerja Obat:
Kloramfenikol
adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis
tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa
protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah
penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap
bakteri aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa
bakteri aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia,
Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan
Shigella.
Indikasi:
1.
Kapsul 250 mg / Sirup
125 mg
§ Kloramfenikol
merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.
§ Untuk
infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual),
rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang
menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.
2. Salep
Mata dan Tetes Mata
Untuk
mengobati blepharitis, catarrhae, konjungtivitis bernanah, traumatic keratitis,
trakoma, keratitis ulserativ, uveitis, konjungtivitis, keratitis,
dakriosistitis, dan infeksi lain oleh bakteri patogen.
3. Tetes
Telinga
Infeksi
superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau gram negatif yang
peka terhadap Chloramphenicol.
Kontraindikasi
:
§ Penderita
yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
§ Jangan
digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau
untuk mencegah infeksi ringan.
§ Perforasi
membran timpani (tetes telinga).
Dosis:
§ Kapsul
250 mg / Sirup 125 mg
Dewasa,
anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :
50
mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4.
Bayi
prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu :
25
mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.
§ Salep
Mata:
Oleskan
3 sampai 4 kali sehari pada mata.
§ Tetes
Mata:
Teteskan
2 tetes, 3 sampai 4 kali sehari pada mata.
§ Tetes
Telinga:
Teteskan
kedalam lubang telinga 2 - 3 tetes, 3 kali sehari.
Peringatan
dan Perhatian :
§ Sebaiknya
hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya kecuali bila ada
kemungkinan infeksi berat.
§ Pada
pemakaian kloramfenikol dalam waktu lama perlu dilakukan pengawasan terhadap
kemungkinan timbulnya superinfeksi dengan bakteri dan jamur.
§ Kemanan
pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui dengan pasti.
§ Jangan
digunakan untuk pecegahan infeksi, pengobatan influenza, batuk, pilek atau
infeksi tenggorokan.
§ Hati-hati
bila digunakan pada penderita dengan gangguan ginjal dan pada bayi prematur dan
bayi pada 2 minggu yang pertama.
§ Obat
tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat superfisial, infeksi yang
dalam memerlukan terapi sistemik.
Efek
Samping :
Diskrasia
darah terutama aplastik anemia yang dapat menjadi serius dan fatal, reaksi
hipersensitif lainnya seperti anafilaktik dan urtikaria, syndroma gray pada
bayi prematur atau bayi yang baru lahir dan gangguan gastrointestinal seperti
misalnya mual, muntah dan diare.
Obat
tetraksikin
contoh obat yang
mengandung tetrasiklin antara lain :
1. Conmycin
Komposisi
:
Tetracycline HCL
Indikasi
: Infeksi
karena organisme yang peka terhadap tetrasiklin
Dosis
: 1 kaps 4 x/ hr. Brucellosis 500 mg 4 x/hr selama 3 minggu.
Sifilis 30-40 g dalam dosis terbagi selama 15 hr.
Penggunaan obat :
Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan dengan
segelas air, dalam posisi tegak. Dapat diberikan bersama makanan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
Kontra
Indikasi : Riwayat hipersensitivitas
terhadap tetrasiklin. Hamil, anak <12 tahun.
Efek
samping : Anoreksia,
mual, muntah, diare, gossitis, disfagia, enterokolitis, lesi inflamasi, ruam
makulopapular dan eritematosa, fotosensitif.
2.
Corsamycin
Komposisi
: Oxytetracycline HCl
Indikasi
: Bronkitis akut dan kronis termasuk pencegahan eksaserbasi akut,
bronkopneumonia dan atipikal pneumonia disebabkan oleh mikoplasma pneumonia, bronkiektasis
terinfeksi, bronkiolitis, otitis media, angina vincenti, infeksi traktus
urinatius, uretritis non-GO, infeksi bakteri pada trakusGI dan biliaris,
infeksi jaringan lunak, infeksi pasca persalinan (endometritis), meningitis dan
endokarditis, akne vulgaris, GO dan sifilis yang tidak sesuai dengan penisilin.
Granuloma inguinal dan khankroid, bruselosis, kolera, amubasis, tifus dan
Q-fever, psikatosis dan limfogranuloma venereum, trakoma.
Dosis
: Dewasa 250-500mg tiap 6 jam selama 5-10 hari (untuk kebanyakan infeksi).
Infeksi nafas seperti eksaserbasi akut bronkitis dan pneumonia karena
mikoplasma 500 mg 4 x/hr. Profilaksis infeksi saluran respiratorius 250 mg 2-3
x/hr. GO dan sifilis, bruselosis total dosis 2-3 g/hr.
Penggunaan
Obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan.
Kontra
Indikasi : Hipersensitif, gangguan ginjal.
Hamil, anak < 7 tahun.
Efek
samping : Gangguan GI,
gatal di anus dan vulva. Perubahan warna gigi dan hipoplasia pada anak, hambatan
pertumbuhan tulang sementara. Dosis tinggi: uremia.
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara
S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta.
Direktorat
Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Pedoman Penggunaan Antibiotik Nasional. Edisi 1, 1992, Jakarta.
Anonim. 2007. Farmakologi dan
Terapi, Edisi 5. Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta: Gayabaru
Arifin, Sjamsul. 1985. Kimia Organik Bahan Alam.
Universitas Terbuka
Post a Comment for "TETRAKSIKLIN DAN KLORAMFENIKOL"