Makalah teknologi yang tepat mengatasi masalah sampah
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
`Di
era modern ini banyak sekali komponen-komponen dari manusia dan kehidupannya
yang menghasilkan limbah. Dan yang menjadi faktor penyokong kerusakan
lingkungan selain dari limbah pabrik mengatasi masalah sampah juga berpengaruh
besar. Dapat di katakan bahwa di seluruh belahan dunia ini terdapat
berjuta-juta bahkan lebih rumah tangga manusia. Ditarik garis kesinambungan
bahwa manusia bumi adalah penghasil limbah.
Di
sisi lain maraknya efisiensi dari “Teknologi
Tepat Guna” yang berbiaya rendah dan membutuhkan sedikit pemeliharaan ,
sepertinya dapat menjadi senter penerang untuk sedikit mengatasi permasalahan mengatasi
masalah sampah tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
teknologi tepat guna itu?
2. Bagaimanakah
ciri-ciri teknologi tepat guna?
3. Apakah
mengatasi masalah sampah itu?
4. Bagaimanakah
penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan mengatasi masalah sampah?
5. Bagaimana
Cara Negara Maju Mengatasi Masalah Sampah ?
6. Bagaimana Perusahaan Besar yang
Memiliki Program Daur Ulang ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
memahami makna dari teknologi tepat guna.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dari teknologi tepat guna.
3. Untuk
mengetahui definisi dari mengatasi masalah sampah.
4. Untuk
mengetahui penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan mengatasi masalah
sampah.
5. Untuk
mengetahui Cara Negara
Maju Mengatasi Masalah Sampah
6. Menjelaskan Bagaimana Perusahaan Besar yang
Memiliki Program Daur Ulang ?
7. Pembaca
diharapkan dapat mengaplikasikan teknologi tepat guna ini dalam kehidupan.
D.
Manfaat
Penulisan
a. Sebagai
sarana pengetahuan terhadap pembaca tentang tepat guna.
b. Sebagai
petunjuk bagi pembaca untuk mengadakan pengolahan terhadap mengatasi masalah
sampah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teknologi
Tepat Guna
Teknologi tepat guna adalah teknologi
yang dirancang
bagi suatu masyarakat tertentu
agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat
yang bersangkutan.Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode
yang hemat sumber daya,
mudah dirawat,
dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arusutama,
yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.
Istilah "Teknologi
Tepa
tGuna"
mulai
muncul menyusul krisis minyak
1973 dan pergerakan lingkungan pada dasawarsa
1970-an. Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana
yang dianggap
cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan
yang kurang berkembang di Negara.
Negara industri maju. Bentuk dari "Teknologi
Tepat
Guna"
ini
biasanya lebih bercirikan solusi "padat
karya"
dari
pada "padat
modal".
Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan,
ia bukan berarti berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan.
Pada pelaksanaannya,
teknologi
tepat guna sering kali dijelaskan sebagai penggunaan trknologi
paling sederhana yang dapat
mencapai tujuan
yang diinginkan
secara efektif
di suatu tempat tertentu.Di
negara
maju,
istilah “Teknologi Tepat Guna” memiliki arti
yang berlainan, seringkali
merujuk pada teknik atau rekayasa
yang berpandangani
stimewa terhadap
ranting-ranting social
dan lingkungan.
Teknologi
tepat guna memiliki ketentuan :
·
Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber
yang tersedia banyak di suatutempat.
·
Apabila teknologi itu sebanyak
mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat.
·
Apabila teknologi itu dapat
sesuai dengan keadaan ekonomi dan social masyarakat setempat,dan
·
Apabila teknologi itu membantu
memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya,
bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.
Suatu yang harus diperhatikan
bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan
khas, jadi teknologi-teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan kenegara-negara
atau ke daerah lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin
saja tidakc ocok di lain tempat.
Oleh karena itu
tujuan Teknologi Tepat Guna adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap
masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapahal itu “sesuai”.
B. Ciri – Ciri Teknologi
Tepat Guna
Sebagai mana telah dikemukakan
pada criteria dan syarat dan kesesuaian Teknologi Tepat Guna, dapat dikemukakan
ciri-ciri yang cukup menggambarkan Teknologi Tepat Guna
(walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:
·
Perbaikan teknologi tradisional
yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi,
transprtasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
·
Biaya investasi cukup rendah/relatif
murah.
·
Teknis cukup sederhana
dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat.
·
Masyarakatmengenaldanmampumengatasilingkungannya.
·
Cara pendayagunaan sumber-sumber
setempat termasuk sumbe alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal, dan
·
Alat mandiri masyarakat
dan mengurangi ketergantungan kepada “pihakluar” (self-realiance motivated).
C.
Mengatasi
masalah sampah
Mengatasi
masalah sampah adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian,
limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat
bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat
memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera
dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi
pencemaran.
D.
TTG
à Pengolahan Mengatasi
masalah sampah.
Industri
rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu
dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak
enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Salah satu cara mengelola mengatasi
masalah sampah adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan
sebagai tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air limbah
yang keluar dari bak terakhir sudah tidak membahayakan lagi.
§
Baha
1.
Batu bata
2.
Semen
3.
Pipa pralon
4.
Lem
5.
Pasir
6.
Lempengan besi
§
Peralatan
1.
Gergaji
2.
Cetok
3.
Cangkul
4.
Parang
5.
Besi runcing
6.
Ember
7.
Skop
8.
Meteran
§ Pembuatan
Buat bak
sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan semen. Kemiringan
saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai ada benda pada air limbah,
sebab apabila ada akan menempel dan menyumbat saluran. Antara bak satu dengan
lainnya dihubungkan pipa pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih
rendah. Susunan dan sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah
tangga tergantung pada macam dan jenisnya, industri. Air limbah dapat berupa
limbah dari pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik
tempe, dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian
bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal
dan akan menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu diserok. Dalam Bak
II limbah akan mengalami pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa
pralon pada bak III air limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi.
Untuk membawa lumpur diperlukan kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir
kasar perlu kecepatan 0,2m/detik. Cara pembuatannya dapat dilihat Gambar di
bawah ini.
Denah
bak pengendap ideal berbentuk persegi panjang
Bak limbah industri
§ Penggunaan
1. Untuk membuang limbah industri
rumah tangga.
2. Untuk membuang kotoran-kotoran
yang bersifat cair.
§ Pemeliharaan
1.
Bak hendaknya sering dibersihkan
agar kotorannya tidak mengganggu saluran
2.
Perlu di kontrol saluran-salurannya
untuk menghindari kemacetan.
3.
Jangan membuang limbah berupa padat
seperti : kain, kertas, daun-daun, plastik, kerikil, dsb.
§ Keuntungan
Membuatnya lebih sederhana,
bahan-bahannya mudah didapat.
§ Kerugian
Apabila
kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan keluar ke atas dan mengganggu
lingkungan sekitarnya.
E.
Cara
Negara Maju Mengatasi Masalah Sampah
Beberapa
negara memang ada yang sampai membutuhkan waktu yang sangat lama,bahkan ada
yang tidak bisa untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
sampah.Baik itu lingkungan maupun kesehatan.Namun pepatah mengatakan “dimana
ada kemauan disitu ada jalan”.
Sebenarnya
di Indonesia juga ada pemimpin yang kreatif namun belum dapat dibilang sukses
100%,yaitu joko widodo atau yang biasa dipanggil dengan sapaan jokowi.Salah
satu cara dari Jokowi adalah dengan memberi pesangon untuk pemulung-pemulung di
Jakarta.Pemulung dianggap dapat mengatasi permasalahan karena terdapat banyak
pemulung di Jakarta dan yang paling penting adalah pemulung tersebut dapat
mengurangi volumesampai yang menumpuk di beberapa daerah Jakarta,terutama pada
sungai.
Berikut
adalah penjelasannya dan beberapa Cara negara maju lain untuk mengatasi
permasalahan sampahnya:
a.
Swedia
Negara
swedia adalah negara yang sangat unik. Dikarenakan negara ini adalah negara
pengimpor sampah dari norwegia,namun tidak semua sampah diimpor. Misalnya sampah beracun
dan berbahaya, abu dari proses kremasi serta yang mengandung dioksin.Ternyata
sampah tersebut dimanfaakan untuk WTE/Waste to Energy (energi listrik). Swedia mengimpor sampah
karena pasokan sampah dari dalam negeri kurang
b.
Jerman
Di
Jerman, sebuah
produsen dituntut untuk selalu mempertimbangkan aspek-aspek seperti waste
avoidance (meminimalisir hasil limbah), waste recovery (limbah dimanfa’atkan
untuk energi) dan environmentally compatible (limbah dibuang namun
harus diolah agar tidak berdampak buruk) disposal dalam proses produksi dan
pengemasan guna mengurangi limbah yang dihasilkan.
-
Strategi yang dipakai
Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Negara Maju adalah dengan
munculnya kebijakan yang dikenal dengan istilah 3R, yakni mengurangi semaksimal
mungkin arus sampah menuju TPA (reduce), memanfaatkan kembali barang-barang
yang masih bisa digunakan (reuse), dan mendaur ulang material tertentu
(recycle). Selain itu, dengan pengaplikasian teknologi yang berkembang seperti
:
1.
Teknologi Pembakaran
Stoker
Bagian utama fasilitas
pembakaran, terdiri dari fasilitas receiving dan supply,
fasilitas pembakaran, fasilitas pendinginan gas pembakaran, fasilitas
pengolahan gas emisi, fasilitas pembangkit listrik, fasilitas pemanfaatan panas
sisa, fasilitas pengeluaran abu, serta pengolahan air buangan. Tungku
pembakaran yang menjadi jantung fasilitas pembakaran, dari formatnya dapat
dibagi secara gamblang menjadi tipe stoker dan tipe aliran dasar. Tipe stoker
adalah mainstream tungku pembakaran, memiliki sejarah panjang, dan jumlah
fasilitasnya jauh lebih banyak. Dengan stoker yang bergerak kedepan-belakang
sampah diaduk, untuk pengeringan dan pembakaran digunakan berbagai macam tungku
dari tipe kecil hingga ke yang besar. Selain itu, bentuk tungku pembakaran
dapat dibagi menjadi tungku aliran berlawanan, tungku aliran tengah, dan tungku
aliran searah. Bentuk tungku yang digunakan untuk pembakaran berbeda-beda
tergantung karakter sampah yang dijadikan obyek.
2.
Pengolahan abu
Debu yang dikumpulkan
dengan penghisap debu banyak mengandung logam berat atau dioksin, ditetapkan
sebagai sampah umum kontrol khusus dan diwajibkan atasnya berbagai proses
seperti proses sementasi, proses chelation, ekstraksi asam atau solvent/
netralisasi, peleburan, dan burning. Di antara ini semua, pada peleburan abu
bakaran atau abu terbang dipanaskan pada suhu 1250 1450 atau lebih dengan
menggunakan panas pembakaran bahan bakar atau energi listrik, san abu dijadika
slag. Karena diproses suhu tinggi, dioksin dalam residu pembakaran pun 99 % ke
atas terurai. Abu yang telah dijadikan slag, selain mengalami penyusutan
volume, juga mengalami netralisasi racun, karena itu pemanfaatan ulang terbuka
lebar, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai andil dalam memperpanjang umur
tempat pembuangan akhir.
3.
Pemanfaatan pembangkit
listrik dan panas sisa
Uap panas tekanan tinggi
yang dihasilkan boiler, dikirim ke turbin uap, dan turbin melakukan kerja
dengan berputar, semakin besar selisih panas antara inlet dan outlet semakin
besar pula daya listrik yang dibangkitkan oleh kerja turbin uap per kuantitas
uap. Karena itu, improvisasi persyaratan inlet turbin dengan cara membuat
boiler panas dan tekanan tinggi, di samping improvisasi tingkat kevakuman pada
outlet turbin (tekanan rendah outlet) merupakan jalan untuk mendapatkan daya
listrik tinggi. Selain itu, sebagai pemanfaatan sisa panas, uap yang
dihasilkan boiler dimanfaatkan secara langsung atau melalui alat penukar panas
untuk membuat air hangat yang itu kemudian digunakan di internal atau eksternal
fasilitas.
4.
Tungku Pelelehan
Berbahan Bakar Gas
Tungku pelelehan
berbahan bakar gas terdiri dari 3 tipeyaitu, tipe fluida dasar, tipe
kiln, dan tipe tungku shaft. Terdapat berbagai karakteristik seperti
pengurangan drastis jumlah emisi dioksin dengan pembakaran suhu tinggi,
perampingan fasilitas pengolahan gas emisi dengan pembakaran rasio udara
rendah, serta tidak diperlukannya sumber panas eksternal karena pemanfaatan
panas yang dimiliki sampah untuk pelelehan abu sampah. Mesin ini memiliki
reputasi pengoperasian yang semakin bertambah namun, mesin ini memerlukan input
energi pembantu, ketidakcocokan dengan sampah kalori rendah, kesulitan
penanganan slag, serta parahnya kerusakan bahan tahan api.
5.
Tungku Stoker Generasi
Baru
Konsep total
masing-masing perusahaan mengenai tungku stoker generasi baru berbeda dalam hal
pembakaran suhu tinggi dengan rasio udara rendah dan pencapaian efisiensi
pembakaran tinggi, penurunan konsentrasi dioksin, pengurangan kunatitas gas
emisi, rasio pemanfaatan panas dan peningkatan efisiensi pembangkit listrik,
serta tingkat kebersihan dari debu. Perkembangan ini harus
dikontrol secara berkelanjutan.
-
Pembuatan RDF dan
Pengolahan Wilayah Luas
RDF (Refuse Derived
Fuel) adalah bahan bakar yang dibentuk seperti krayon dengan mencampurkan
batu abu ke sampah yang telah dipisahkan dari sampah yang tidak terbakar. Hal
ini berguna supaya sampah tidak membusuk walaupun disimpan dalam waktu
lama, dan sangat praktis untuk pengangkutan. Jika kualitasnya homogen
pembakaran akan stabil.
6.
Jenis serta Struktur
Tempat Pembuangan Akhir
Tempat pembuangan akhir
dilakukan dengan metode penempatan yang diatur menurut
undang-undang pengolahan sampah dan dibagi menjadi tempat pembuangan tipe aman,
tempat pembuangan terkontrol, dan tempat pembuangan
terisolasi serta penerimaan sampah umum
ditangani oleh tempat pembuangan terkontrol.
7.
Teknologi Pengolahan
Air Rembesan
Penimbunan sampah akan
mempengaruhi kualitas air rembesan (lindih), skala tanah timbunan, kedalaman,
kondisi iklim, dan konstruksi timbunan. Pengolahan ini disesuaikan dengan
standar kapasitas buangan yang mengikuti lokasi tetapi, proses awal/
penyesuaian, proses biologi dan proses kimiawi menjadi bagian utama dalam
pengolahan lindih yang dihasilkan setelah diolah dan dikirim ke lokasi
penimbunan.
F.
Perusahaan
Besar yang Memiliki Program Daur Ulang
Dari
berbagai perusahaan di dunia ada beberapa yang menggunakan prinsip daur
ulang.Sehingga perusahan-perusahaan tersebut ikut membantu negaranya untuk
mengatasi permaslahan sampah.Salah satunya adalah perusahaan Volvo.Ternyata
perusahaan terkenal yang truk dan busnya juga sudah banyak masuk dan beroperasi
di Indonesia tersebut mendaur ulang besi bekas dari daerah daerah sekitar
pabrik.Besi tersebut didaur ulang untuk membuat chasis dari truk dan busnya.
Selain
perusahaan bidang transportasi,masih ada banyak perusahaan dibidang lain yang
menggunakan daur ulang.Berikut adalah beberapa perusahaan besar di Dunia yang
menggunakan daur ulang sehingga sering dianggap sebagai perusahaan hijau:
1. Dell
2. Sprint
Nextel
3. Intel
4. Nike
Disamping perusahaan tersebut memiliki program
daur ulang,perusahaan tersebut juga memiliki program lain yang juga terkait
dengan pembuangan sampah/limbah.Salah satunya adalah dengan mengurangi emisi
pabrik.Bahkan perusahaan “Dell”
mengatakan bahwa mereka akan mengurangi emisi pabriknya hingga 40%.Selain “Dell” apparel perlengkapan olahraga
terkenal yang telah mensponsori klub-klub terkenal di Dunia,yaitu “Nike” juga memiliki komitmen yang
hampir sama.Komitmen apparel berlogo centang tersebut adalah dengan mengecek
adanya bahan kimia beracun, penggunaan air dan emisi karbon.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mengatasi
masalah sampah adalah faktor penyumbang yang cukup besar terhadap kerusakan
lingkungan. Oleh karena itu sehubungan dengan adanya efisiensi dari teknologi
cepat guna. Maka diadakannya inisiatif untuk melakukan pengolahan terhadap mengatasi
masalah sampah itu sendiri.
Sampah
merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih
ada maka sampah pasti akan selalu diproduksi. Produksi sampah sebanding dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin
meningkatlah sampah akan diproduksi
Di
dalam sampah sebenarnya tersimpan banyak energi. Jika kita mau mengelola sampah
dengan serius dan dengan cara yang baik dan benar maka sampah bukanlah masalah.
Sampah bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan dan
mendatangkan penghasilan(uang).
B.
Saran
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai Bagaimana
Teknologi Tepat Guna Mengatasi Masalah Sampah
yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para
pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para
pembaca khusus pada penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiharto. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. Jakarta
: UI press, 1987.
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/1961174-teknologi-tepat-guna/#ixzz1wL9MAFR5, http://www.wikipedia.com.
Post a Comment for "Makalah teknologi yang tepat mengatasi masalah sampah"