Dapur batu bata
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Batu bara merupakan salah satu komponen yang pentng pada suatu
bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding
rumah, atau gedung. Batu bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun
bangunan karena harganya yang relative murah, mudah diperoleh, memiliki
kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, dan tahap terhadap
api, yang hanya kita ketahui bahwa batu bata terbuat dari tanah liat dan
propesinya dibakar. Penulis disini akan menguraikan bagaimana pembuatan batu
bata.
Sejak zaman nenek moyang dulu
pembuatan batu telah ada, dan sudah dikerjakan secara modern dengan menggunaan
alat yang cukup terbilang canggih, saat itu batu tela sudah di produksi oleh
sebuah perusahan, dari situlah para warga yang berada di daerah Latuhalat
mulai pempelajari dan mengetahui tata
cara pembuatan batu tela, seiring berjalannya waktu perusahan tersebut macet
dan mesin-mesin pun sudah tidak lagi dapat digunakan karena tidak dapat berfungsi
secara baik, akibatnya para warga pun mulai membuat sendiri batu tela dengan
peralatan seadanya.
Meskipun secara manual kualitas batu
tela yang dibuat oleh para warga cukup baik, dari situ lah pembuatan batu tela
mulai menjadi profesi bagi sebagian warga yang tinggal di Latuhalat, selain
menjadi profesi juga menjadi sumber
penghasilan bagi warga. Sampai saat ini profesi tersebut masih ditekuni oleh
para warga Latuhalat meskipun ada yang sudah memproduksi menggunakan
mesin-mesin pres tetapi ada juga yang masih secara tradisional, tetapi kualitas
batu telanya tetap sama.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana planning dapur batu
bata?
2.
Bagaimana faktor-faktor produksi?
3.
Bagaimana proses pembuatan batu
bata?
4.
Bagaimana ouput batu bata?
5.
Bagaimana kendala usaha batu bata?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PLANNING
1.
Jumlah
Produk
Saat
ini dengan tungku pembakaran berkapasitas 20ribu batu bata, dalam 2 bulan 3x
pembakaran bisa menghasilkan +/- 200ribu batu bata sesuai permintaan. Krisis
global berpengaruh terhadap turunnya permintaan sehingga untuk menghabiskan
70ribu batu bata diperlukan waktu +/- 1.5bulan. Dalam proses produksinya, untuk
produksi 70ribu batu bata dibutuhkan tanah liat sebanyak ½ bak truk (sedang).
Sedangkan untuk pembakarannya dibutuhkan kayu bakar sebanyak 1.5 bak truk
dengan harga Rp1juta/truk, Rp500ribu untuk kayu dan Rp500ribu untuk transport.
Dalam
operasional usaha batu bata ini, Yusuf mempekerjakan 1 orang manajer dan 2
orang tenaga tetap. Manajer diberi gaji 1.5juta/bulan dan untuk tenaga tetap
dibayar berdasar jumlah batu bata yang dicetak yaitu Rp27,-/batu bata/orang dan
fasilitas tempat tinggal.
Setiap
kali pembakaran dibayarkan Rp1juta untuk sekali pembakaran, berapapun jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan. Pada proses pembuatannya, awalnya tanah yang
sudah disiapkan, dimasukkan ke dalam mesin. Tanah diaduk dan dipadatkan
kemudian dicetak berbentuk persegi panjang. Supaya tanah lebih liat dan padat,
ditambahkan air dan minyak sawit +/-1 sendok. Cetakan tanah yang keluar dari
mesin berbentuk memanjang tersebut dipotong-potong secara manual. Setelah tanah
tercetak, disusun dan dikeringkan di suatu tempat atau di dekat tungku. Setelah
tungku dikosongkan dari pembakaran sebelumnya, cetakan dimasukkan dan dibakar.
Proses pembakaran membutuhkan waktu 4hari tanpa berhenti.
2.
Harga
Batu
bata yang diproduksinya berukuran sedang, berukuran 5x10x20cm yang dijual
dengan harga Rp 230-Rp240,- per buah. Keuntungan yang diperoleh bisa mencapai
120% dari biaya produksi.Hanya saja, dengan terjadinya krisis global yang
membuat harga anjlok sampai Rp140,- per buah. Kaitannya? Sebagian pendapatan
masyarakat berasal dari usaha kelapa sawit, sehingga saat harga sawit jatuh,
hal ini berpengaruh terhadap rencana pembangunan properti mereka. Hal ini juga
terjadi pada proyek pemda yang sebagian besar diperoleh dari bisnis sawit.
Sehingga
tak sedikit pengusaha2 batu bata yang menurunkan harga bahkan beberapa
diantaranya usahanya ditutup. Para konsumennya menilai,keunggulan dari batu
bata produksi Yusuf mempunyai cetakan lebih rapi sehingga mereka selalu repeat
order. Demi menjamin kualitas batu bata produksinya, laki-laki yang pernah
kuliah di ITB dan UGM ini mendisiplinkan karyawannya dengan tidak membayarkan
upah untuk batu bata yang rusak atau pemotongan gaji manajernya karena lalai
mengontrol kondisi mesin yang rusak.
3.
Untuk
siapa
Konsumen
dari produk batu batanya antara lain kontraktor,developer atau masyarakat umum
dengan minimal order 10ribu batu bata. Dengan pengalamannya di MLM yang cukup
berharga, Yusuf selalu melakukan negosiasi kepada para pelanggannya,terutama
pada saat krisis global saat ini. Untuk pengantaran, Yusuf membatasi sampai
radius 120km2 dan biaya transportasi Rp80,-/batu bata.
Target pasar
yang kami tuju saat ini terutama di bidang proyek pembangunan yang akan memenuhi
kebutuhan umum akan properti bahan bangunan salah satunya yaitu batu bata yang
dihasilkan perusahaan kami. Setiap sudut kota/kabupaten terdapat pembangunan
yang pesat (komplek pertokoan, hotel-hetel dan perumahan) hal ini kami
analisa lagi melalui beberapa responden dengan responden bahwa Kota Mataram
saat ini sedang dalam tahap berkembang dimana
proses pembangunan terjadi
dimana-mana. Proyek-proyek perumahan hampir disetiap sudut Kota dan Kabupaten,
hotel-hotel pun tumbuh berkembang dari yang renovasi sampai dengan pembangunan
baru, Pulau Lombok adalah Pulau perlintasan prospek untuk bisnis hotel sangat
menjanjikan, return cepat kebutuhan batu bata merah per bulan sangat banyak
sehingga di sini dapat mentargetkan pemasaran kami.
Apabila
nantinya ada perubahan dalam pemilihan properti misalnya batu bata inovasi baru
maka kami akan mengikuti tren yang ada dengan menganti produksi batu bata merah
dengan produksi batu bata inovasi baru yang banyak diminta konsumen. Salah satu
kekurangan kami yakni perusahaan kami yang masih memproduksi batu bata secara
manual yang menyebabkan kapasitas produksi terbatas sehingga kebutuhan customer
kurang terpenuhi. Sementara kelebihannya kami melayani konsumen dengan
mengupayakan memproduksi batu bata bebas dari retak atau cacat dan dari batu
dan benjolan apapun, selain itu batu bata yang kami produksi seragam dalam
ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata, permukaan benar dalam bentuk
persegi satu sama lain untuk menjamin kerapian pekerjaan dalam pembuatan
bangunan menggunakan batu bata kami, dan mempunyai ukuran, kuat tekan dan daya
serap air yang dipersyaratkan
4.
Penyaluran
Bagi
pengusaha Penjualan Batu Bata yang serius mengembangkan bisnis Penjualan Batu
Bata, mereka menyadari bahwa aktivitas pemasaran dan promosi usaha Penjualan
Batu Bata harus dilakukan lewat berbagai cara untuk mencapai kesuksesan. Di
halaman ini, kami akan memberikan 50 cara mempromosikan usaha Penjualan Batu
Bata agar usaha Penjualan Batu Bata tersebut mencapai kesuksesan. Namun sebelum
kami menjelaskan lebih jauh, izinkan kami memberikan penjelasan sedikit tentang
Strategi Pemasaran. Pemasaran
(menurut Wikipedia)
adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia.
Pada
umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan
bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Faktor
mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
b. Faktor
makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk pemasaran (dari sudut pandang penjual):
a. Tempat
yang strategis (place),
b. Produk
yang bermutu (product),
c. Harga
yang kompetitif (price), dan
d. Promosi
yang gencar (promotion).
Dari
sudut pandang konsumen:
a. Kebutuhan
dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
b. Biaya
konsumen (cost to the customer),
c. Kenyamanan
(convenience), dan
d. Komunikasi
(comunication).
Saat ini ada satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan oleh
banyak orang, yaitu berpromosi online melalui website. Anggaplah website adalah
markas besar untuk bisnis Penjualan Batu Bata Anda. Maka dengan adanya website,
melalui cara-cara promosi yang akan segera kami sebutkan ini, Anda akan
mempromosikan website sekaligus mempromosikan usaha Penjualan Batu Bata. Dimana
di website tersebut akan berisi produk, harga, layanan, alamat, testimoni, dan
lain sebagainya. Mengapa demikian? Karena seharusnya website akan mendukung
bisnis Penjualan Batu Bata jika diintegrasikan antara promosi offline dan
online.
Promosi (menurut Wikipedia)
adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan
tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya
promosi, produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Tujuan promosi diantaranya adalah:
a.
Menyebarkan informasi produk
kepada target pasar potensial
b.
Untuk mendapatkan kenaikan
penjualan dan profit/laba
c.
Untuk mendapatkan konsumen baru
dan menjaga kesetiaan konsumen
d.
Untuk menjaga kestabilan penjualan
ketika terjadi lesu pasar
e.
Membedakan serta mengunggulkan produk
dibanding produk pesaing
f.
Membentuk citra produk di mata
konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
g.
Mengubah tingkah laku dan pendapat
konsume
B.
Faktor-Faktor
Produksi
Tersedianya sumber alam, tenaga, dan
modal belum menjamin berlangsungnya proses produksi. Ketiga faktor produksi
tersebut harus dipadukan oleh pengusaha, agar menghasilkan barang atau jasa
yang dibutuhkan konsumen. Jasa pengusaha yang memadukan faktor-faktor produksi
tersebut sehingga terjadi proses produksi merupakan jasa kewirausahaan.
Pengusaha merupakan pemilik badan usaha
yang melakukan kegiatan produksi. Pengusaha harus memiliki jiwa kewirausahaan.
Dengan jiwa kewirausahaan, pengusaha siap menanggung risiko rugi dalam kegiatan
produksi tersebut.
Imbalan yang diperoleh pengusaha
tergantung pada kedudukannya sebagai pemilik perusahaan atau bukan. Apabila
sebagai pemilik, pengusaha menerima imbalan berupa laba/rugi (biasanya juga
menerima gaji). Apabila bukan sebagai pemilik, pengusaha menerima imbalan
berupa gaji.
Faktor produksi dapat dikelompokkan
menjadi empat macam yaitu: faktor produksi alam, faktor produksi tenaga kerja,
faktor produksi modal, dan faktor produksi kewirausahaan.
1. Faktor
Produksi Alam
Hamparan
tanah beserta semua yang ada di atasnya (air, flora, fauna, dan iklim) maupun
yang terkandung di dalamnya (bebatuan dan barang tambang) merupakan faktor
produksi alam. Hamparan tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk usaha
pertanian, pertambangan, pendirian gedung atau bangunan lain, dan rekreasi. Namun
jangan sampai keliru, tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya pabrik
mempunyai pengertian yang berbeda dengan tanah yang digunakan untuk membuat
batu bata dan genteng. Tanah sebagai tempat berdirinya pabrik merupakan faktor
produksi alam, sedangkan tanah sebagai bahan untuk membuat batu bata dan
genteng merupakan faktor produksi modal.
Gundukan
tanah yang digunakan untuk membuat batu bata dan genteng merupakan bahan dasar
dalam produksi batu bata atau genteng. Sama halnya dengan tembakau yang
digunakan untuk membuat rokok dan benang untuk membuat kain. Itulah sebabnya
tanah yang digunakan untuk membuat batu bata maupun genteng merupakan faktor
produksi modal, dan bukannya sebagai faktor produksi alam.
2. Faktor
Produksi Tenaga Kerja
Faktor
produksi tenaga kerja dapat berbentuk kerja jasmani dan kerja rohani. Buruh
angkut beras di pelabuhan merupakan contoh tenaga kerja yang menyumbangkan
kerja fisik dalam proses produksi. Manajer atau pimpinan perusahaan merupakan
contoh tenaga kerja yang menyumbangkan pemikiran dalam proses produksi. Meskipun
berbeda sumbangan kerja yang diberikan, keduanya sama-sama memperoleh imbalan
berupa upah/gaji.
Namun
sering terjadi, pemilik perusahaan sekaligus bertindak sebagai pimpinan
perusahaan. Untuk kasus itu, imbalan yang diperoleh ada dua macam. Sebagai pimpinan
(tenaga kerja), imbalan berupa gaji, sebagai pemilik imbalan berupa keuntungan.
Tiga kelompok tenaga
kerja yaitu
a. Tenaga
kerja terdidik (skilled labor), yaitu tenaga kerja yang harus menjalani
pendidikan terlebih dahulu agar bisa berperan dalam proses produksi. Misalnya:
insinyur, dokter, dan akuntan.
b. Tenaga
kerja terlatih (trained labor), yaitu tenaga kerja yang harus menjalani latihan
terlebih dahulu untuk bisa berperan dalam proses produksi. Misalnya: sopir,
montir, operator mesin, masinis kereta api, pemandu wisata, dan pemahat.
c. Tenaga
kerja tidak terdidik (unskilled labor) dan tidak terlatih (untrained
labor), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan tetapi
ia sudah dapat berperan dalam proses produksi. Misalnya: kuli angkut, tukang
sapu, pemulung, pembantu rumah tangga, dan penjaga malam.
3. Faktor
Produksi Modal
Mesin
tenun, traktor, kapal penangkap ikan, alat pertanian dan alat pertukangan
merupakan hasil produksi. Akan tetapi, penggunaannya tidak untuk memenuhi kebutuhan
manusia secara langsung. Hasil produksi tersebut menjadi alat atau bahan yang
digunakan lebih lanjut untuk menghasilkan barang dan jasa. Hasil produksi
seperti itu termasuk faktor produksi modal.
Contoh
di atas memperlihatkan bahwa modal tidak selalu berupa uang seperti dalam
percakapan sehari-hari. Justru uang akan berguna dalam proses produksi setelah
digunakan untuk membeli alat atau bahan-bahan produksi. Sebaliknya, semua
alat-alat produksi tersebut juga bisa dihargai dengan satuan uang sehingga
besarnya modal yang diperlukan dalam proses produksi dapat dinyatakan dalam
bentuk uang.
Tiga kelompok modal
yaitu:
Modal dapat dibedakan
menurut berbagai sudut pandang, yaitu menurut wujud, jarak waktu, dan asal.
a. Modal
menurut Wulud
·
Modal barang: modal
berwujud kebendaan dan hak-hak atas sejumlah barang. Contoh: tanah, gedung,
mesin, perkakas, bahan dasar, dan bahan pembantu.
·
Modal uang: modal
berupa alat-alat pembayaran dan hak-hak atas sejumlah tagihan uang. Contoh:
uang kas, uang simpanan di bank, dan piutang perusahaan.
b. Modal
menurut Jarak Waktu
·
Modal tetap: modal yang
memberikan jasa untuk proses produksi dalam waktu lama, atau lebih dari satu
kali putaran proses produksi. Contoh: tanah, gedung, dan mesin.
·
Modal lancar: modal
yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi. Modal ini sekali
dipakai dalam proses produksi, kemudian berubah sifat atau wujudnya menjadi
barang lain. Contoh: tembakau dan cengkeh dalam pabrik rokok, kapas dalam
pabrik pemintalan benang, dan tepung dalam pabrik roti. Semuanya merupakan
bahan mentah untuk menghasilkan barang lain.
c. Modal
menurut Asal
·
Modal sendiri: modal
yang diserahkan pemilik modal kepada badan usaha. Laba yang diperoleh dan tidak
atau belum diserahkan kepada pemilik modal, dengan sendirinya digolongkan
sebagai modal sendiri.
·
Modal asing: modal yang
diberikan oleh orang-orang atau badan-badan lain kepada suatu badan usaha
sebagai pinjaman. Semua modal yang diperoleh dari pinjaman digolongkan sebagai
modal asing.
C.
Proses Pembuatan Batu Bata
Bahan baku
·
Tanah Liat
·
Air
·
Abu sisa dari pabrik gula
Alat –alat
·
Cangkul
·
Pencetak Batu Bata
·
Mesin Penggiling batu bata
·
Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran
·
Kayu Bakar / batu bara
Langkah-langkah
pembuatan yaitu:
1. Pertama –
tama semua bahan – bahan seperti tanah , abu sisa gula di campur / di aduk
menggunakan cangkul, dengan perbandingan 1 : 4 bagian tanah ,kemudian di
lumatkan dengan air hingga menjadi adukan. Kemudian adukan tadi dipadatkan
kedalam mesin penggiling.
2.
Kemudian bahan yang sudah jadi di
cetak menggunakan cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20
cm
3.
Kemudian batu bata yang masih basah
di susun memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat.
4.
Setelah disusun batu bata tersebut
di jemur untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan
cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 5
hari atau lebih. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan
tidak mudah patah.
5.
Setelah batu bata tadi benar-benar
kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama dua hari dua malam di
sebuah ruangan ,atau di sebut Open batu bata yang ruang pembakarannya bisa
menampung 100.000 bata. Bahan bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan batu
bara. Proses pembakaran biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu
terkumpulnya batu bata kering. Biasanya memerlukan 3 tenaga pekerja untuk
mengawasi proses pembakaran.
6.
Setelah dibakar kemudian di
dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya banyak orderan dari pihak
mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 bata nya Rp.400 – Rp. 500 belum
termasuk ongkos kirim.
D.
Output
(Produk/ Harga)
Daftar Harga
Batu Bata Dan Batu Bangunan Terbaru 2015
Merk Cat
|
Satuan
|
Harga
|
Batako
|
Biji
|
Rp 2.500
|
Batu Bata Merah (Biasa)
|
Biji
|
Rp 425
|
Batu Bata Merah (Oven)
|
Biji
|
Rp 600
|
Batu Kali Belah
|
m3
|
Rp 175.000
|
Split
|
pick up
|
Rp 250.000
|
Split
|
truk
|
Rp 1.250.000
|
Batu Knecker
|
m3
|
Rp 200.000
|
Batu Candi (30×30)
|
m2
|
Rp 110.000
|
Batu Andesit (30×30)
|
m2
|
Rp 150.000
|
Batu Bali
|
10 kg
|
Rp 60.000
|
E. Kendala Usaha
Kendala yang dihadapi selama menjalankan usaha ini tidak terlalu besar,
sama seperti usaha pada umumnya. yaitu faktor cuaca dan faktor harga bahan
baku. Saat musim kemarau batu bata mudah diproduksi tetapi harga penjualannya
murah dan harga bahan bakunya mahal, sedangkan saat musim penghujan harga batu
bata naik tetapi memproduksinya sulit dan harga bahan bakunya turun. Jadi,selama
masih ada rencana pembangunan fisik dan prasarana lain, usaha pembuatan batu
bata masih cukup menjanjikan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Batu bara merupakan salah satu komponen yang pentng pada suatu
bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding
rumah, atau gedung. Batu bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama
penyusun bangunan karena harganya yang relative murah, mudah diperoleh,
memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, dan tahap
terhadap api, yang hanya kita ketahui bahwa batu bata terbuat dari tanah liat
dan propesinya dibakar. Penulis disini akan menguraikan bagaimana pembuatan
batu bata.
Sejak zaman nenek moyang dulu
pembuatan batu telah ada, dan sudah dikerjakan secara modern dengan menggunaan
alat yang cukup terbilang canggih, saat itu batu tela sudah di produksi oleh
sebuah perusahan, dari situlah para warga yang berada di daerah Latuhalat
mulai pempelajari dan mengetahui tata
cara pembuatan batu tela, seiring berjalannya waktu perusahan tersebut macet
dan mesin-mesin pun sudah tidak lagi dapat digunakan karena tidak dapat
berfungsi secara baik, akibatnya para warga pun mulai membuat sendiri batu tela
dengan peralatan seadanya.
B.
Saran
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
Penulis menghimbau agar dalam pembuatan batu bata pilihlah tekstur tanah yang
bagus agar dapat menghasilkan batu bata yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Post a Comment for "Dapur batu bata"