Gaya hidup mewah dan faktornya
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perubahan dunia sekitar,
baik yang bersifat konstruktif maupun destruktif, menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan kehidupan manusia. Setiap terjadi perubahan lingkungan,
manusia harus mengambil keputusan instrinsik pribadi sebagai konsekuensi
interaksi manusia dengan dunia sekitarnya (Sumanto, 2006).
Di era globalisasi seperti
sekarang ini, arus informasi sangat pesat. Di sisi lain, penggunaan teknologi
yang canggih di segala bidang juga berdampak kepada semakin mudahnya melakukan
berbagai kegiatan. Sebenarnya, modernisasi ini bertujuan untuk mengejar
ketertinggalan Indonesia dari negara lain, namun di era globalisasi yang penuh
persaingan akan membawa dampak bagi bangsa Indonesia, baik secara langsung
maupun tidak (Matawam, 2007).
Globalisasi dan
moderenisasi ternyata tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga berdampak
negatif yang dirasakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Globasisasi telah
menyebabkan banyak perubahan-perubahan didalam kehidupan manusia, misalnya
perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, antara lain menyangkut perubahan
nilai, moral, dan etika kehidupan (Hawari, 1999).
Moderenisasi yang didukung
dengan Perkembangan pusat perbelanjaan yang di Indonesia saat ini sudah
dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari munculnya
berbagai fasilitas pendukung diberbagai sektor kehidupan masyarakat.
Perkembangan ini tidak lepas dari arus moderenisasi yang semakin kuat sehingga
mengakibatkan proses tersebut berjalan semakin optimal (Ali, 2004).
Pusat perbelanjaan moderen
seperti Mall, hypermarket dan lain sebagainya, serta hal-hal
yang sejenisnya sebenarnya adalah ajakan bagi anak muda khususnya remaja untuk
memasuki suatu budaya yang disebut dengan budaya hedonis (Nurfatoni, 2008). Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya remaja yang melakukan pembelian karena
didorong oleh faktor ketidakpuasan terhadap sesuatu yang telah dimiliki dan
atas adanya desakan perkembangan mode yang terjadi disekelilingnya. Seiring
berkembangnya pusat perbelanjaan dan tempat hiburan tersebut maka gaya hidup
pada remaja sedikit banyak akan terpengaruhi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
gaya hidup mewah?
2.
Apakah
aspek-aspek gaya hidup mewah?
3.
Bagaimanakah
faktor gaya hidup mewah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
gaya hidup Hedonis (Gaya Hidup Mewah)
Enggel,
dalam Eniatun, 2008, berpendapat bahwa life style merupakan
fungsi dari seluruh kepribadian, motivasi, dan hasil belajar yang ada dalam
diri individu. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan berpendapat atau opini yang
bersangkutan. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi” yang berinteraksi
dengan lingkungan.
Gaya hidup
mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial disatu pihak dan kepribadian
dipihak lain (Kotler, 1993). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan gaya hidup suatu individu dan kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis (Engel, dalam Eniatun 2008).
Salah satu
tipe gaya hidup yang berkembang pesat terutama dalam masyarakat perkotaan
adalah gaya hidup hedonis. Hirscman dan Halbroak (kasali, 1998) menyatakan
bahwa hedonis merupakan kecenderungan konsumen menggunakan produk untuk
berfantasi dan menerima getaran-getaran emosi, memperoleh kesenangan-kesenangan
duniawi sehingga dapat diketahui dari produk-produk yang mengutamakan pada
manfaat. hedonis adalah gaya hidup yang merupakan ajakan banyak orang memasuki
budaya konsumtif yang mengarah kepada suatu ekspresi akan situasi, pengalaman
hidup, nilai-nilai sikap dan harapan, tujuannya adalah untuk mencari kesenangan
dan menghindari kesakitan dengan cara lebih banyak menghabiskan waktu diluar
rumah.
B. Aspek-aspek
Gaya Hidup Mewah
Aspek-aspek
dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Enggel, dkk
(1995) yaitu:
1.
Minat
Ialah suatu yang menarik dari lingkungan sehingga individu merasa senang
untuk memperhatikannya. Minat dapat muncul terhadap suatu objek, peristiwa atau
topik yang menekankan pada unsur kesenangan hidup. Minat gaya hidup hedonis
dapat berupa ketertarikan individu terhadap barang-barang mahal dan mewah,
perhatian khusus pada nilai prestise yang dimiliki suatu barang atau aktivitas
serta keinginan individu untuk melakukan berbagai aktivitas atau perilaku yang
mewakili gaya hidup yang diinginkannya.
2.
Aktivitas
Aktivitas Ialah sebagai cara individu mempergunakan waktunya yang berwujud
tindakan nyata dalam kegiatan yang bertujuan mencari kesenangan semata dengan
konsekuensi biaya cukup besar, aktivitas dapat berupa berbelanja dengan harga
mahal dan frekuensi yang cukup sering. Menghabiskan malam ditempat hidburan
khusus dengan biaya mahal serta kegiatan rutinseperti makan,minum yang
dilakukan ditempat-tempat tertentu dengan biaya besar dan menimbulkan kesan
mewah.
3.
Opini
Opini adalah tanggapan baik lisan maupun tulisan yang diberikan individu
tentang dirinya sendiri dan produk-produk yang berkaitan dengan kesenangan
hidupnya. Opini merupakan cara pandang individu untuk membela dan
mempertahankan gaya hidup tersebut, opini sekaligus menjelaskan apa saja
hal-hal yang diperukan atau harus dilakukan untuk menunjang gaya hidupnya.
Gambaran
inidvidu yang memiliki gaya hidup hedonis yang tinggi adalah individu yang
aktivitas, minat dan pendapatnya selalu menekankan pada kesenangan hidup. Hal
tersebut diwujudkan dengan banyak mengabiskan waktu diluar rumah, banyak
bermain, senang berada dipusat perbelanjaan dan hiburan, senang mengikuti trend
mode, senang membeli barang-barang mahal guna memenuhi kesenangannya, selalu berusaha
menjadi pusat perhatian, cenderung ikut-ikutan dan peka terhadap inovasi baru
(Suryo, 2006).
C. FAKTOR-FAKTOR
1.
Faktor internal
a.
Sikap terhadap gaya hidup hedonis
Menggambarkan
pengalaman kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional
dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa
objek atau gagasan sikap menempatkan individu pada satu kerangka berpikir
menyukai atau tidak menyukai suatu objek, menghampiri atau menjauhi. Sikap
hedonis artinya sejauhmana individu memilki respon aktif, kognitif, konatif
terhadap serangkaian pola tingkah laku.
b. Pengalaman
dan pengamatan
Hasil
pengamatan seseorang akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap suatu
objek, apabila pengamatan ditunjukan dengan pengalaman yang menghasilkan afek
positif seperti rasa senang, bahagia dan nyaman maka akan muncul
penguatan dalam diri seseorang untuk melakukan kembali perilaku atau aktivitas
tersebut
c. Kepribadian
Kolter
mengartikan bahwa kepribadian sebagai karakter psikologis yang memiliki
perbedaan antara individu satu dengan individu lain, cara individu memandang
dirinya akan mempengaruhi minat dan perilakunya, begitu juga dengan
kepribadiannya, dan cara individu memandang dirinya mencakup penerimaan diri.
Seseorang yang memandang dirinya negative, dimana individu memandang bahwa
dirinya serba kekurangan, akan mencoba mengisi kekurangan dalam dirinya dengan
mengikuti gaya hidup hedonis.
d. Motif
Walgito
2001, motif dirartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang
menyebabkan individu itu bertindak atau berbuat. Perilaku individu yang
menyebabkan individu ini bertindak atau berbuat
- Faktor ekternal
a.
Kelompok referensi
Ialah sarana
indentifikasi seseorang, dengan atau tanpa perlu menjadi anggota dari kelompok
tersebut, dan oleh orang-orang yang bersangkutan digunakan sebagai
pembimbing bagi perilakunya yang patut dan tepat, atau dipakai untuk
mengembangkan cita-cita tertentu. Kelompok referensi memberikan pengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung dan dijadikan acuan individu.
b.
Keluarga
Keluarga memiki peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku, hal
ini disebabkan karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang
secara logika merupakan pola hidup. Individu yang tinggal dilingkungan keluarga
yang terbiasa dengan gaya hedonis secara tidak sadar telah mengikuti proses
pembelajaran dan proses peniruan sehingga akan berpola hidup sama seperti
keluarganya.
c.
Kelas sosial
Kelompok homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun
dalam sebuah urutan jenjang dan pada anggota dalam setiap jenjang memilki minat
dan tingkah laku yang sama.
d.
Kebudayaan
Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
Tinjauan kebudayaan menekankan pada keberadaan unsur-unsur dalam budaya seperti
nilai, moral kebiasaan, penghargaan dan ganjaran dalam sistem yang tertentu
yang mampu mendorong individu untuk menjalankan gaya hidup.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gaya hidup
mencerminkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial disatu pihak dan kepribadian
dipihak lain (Kotler, 1993). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat lainnya. Hal ini dikarenakan gaya hidup suatu individu dan kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis (Engel, dalam Eniatun 2008).
Salah satu
tipe gaya hidup yang berkembang pesat terutama dalam masyarakat perkotaan
adalah gaya hidup hedonis. Hirscman dan Halbroak (kasali, 1998) menyatakan
bahwa hedonis merupakan kecenderungan konsumen menggunakan produk untuk
berfantasi dan menerima getaran-getaran emosi, memperoleh kesenangan-kesenangan
duniawi sehingga dapat diketahui dari produk-produk yang mengutamakan pada
manfaat hedonis adalah gaya hidup yang merupakan ajakan banyak orang memasuki
budaya konsumtif yang mengarah kepada suatu ekspresi akan situasi, pengalaman
hidup, nilai-nilai sikap dan harapan, tujuannya adalah untuk mencari kesenangan
dan menghindari kesakitan dengan cara lebih banyak menghabiskan waktu diluar
rumah.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan
untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumanto.
2006. Kajian Psikologis Kebermaknaan Hidup. Buletin Psikologi UPFPSI
UGM., Vo14 nomor 2 hal 115-135.
Matawam.
2007. Moderenisasi Dan Islam. Bulletin Al Hafidz. Muntilan: Purwangga.
Hawari.
1988. Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesahatan Jiwa.
Yogyakarta: Dhana Bhakti Primayogya.
Hadi, S.
2002. Metodelogi Reasearch. Yogyakarta : Andi Offset
Harre, R
& Lamb,R. 1996. Ensiklopedia psikologi. Jakarta: Arcan.
Monks dkk.
2001. Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Yusuf,
S.2004. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung:
Rosda.
Tri, E,
A. 2008. Pengaruh Pelatihan Dzikir Terhadap Peningkatan Kontrol Diri Pada
Remaja, Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Wangsa Manggala.
Suryo. 2006.
Kajian Psikologis Kebermaknaan Hidup. Buletin Psikologi UPFPSI
UGM., Vo14 nomor 2 hal 115-135.
Post a Comment for "Gaya hidup mewah dan faktornya"