Generasi muda
BAB I
PENDAHULUAN
Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan
cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam
suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa
dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa
dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas,
serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat.
Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat
berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti,
mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya
secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan
muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai
kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda
Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno,
Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan
nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman sekarang, masih terkesan acuh
terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya. Pemuda-pemuda saat ini telah
terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan
remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih
terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah
disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet
untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan seorang pemuda, seperti membuka
situs-situs porno dan sebagainya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah Generasi muda.
C.
Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui generasi muda.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Generasi Muda
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam –
macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena
pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet
pembangunan. Generasi Muda adalah terjemahan dari young generation yang
mengandung arti populasi yang sedang membentuk dirinya. Kata Generasi muda
terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan
kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi
cita-cita dan dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan sosial. Maka dalam keadaan
seperti ini generasi muda dari suatu bangsa merupakan Young Citizen.
Pengertian generasi muda erat hubungannya dengan arti generasi muda sebagai
generasi penerus. Yang dimaksud Generasi Muda secara pasti tidak terdapat satu
definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi banyak pandangan yang
mengartikannya tergantung dari sudut mana masyarakat melihatnya. Namun dalam
rangka untuk pelaksanaan suatu program pembinaan bahwa "Generasi
Muda" ialah bagian suatu generasi yang berusia 0 – 30 tahun. Untuk lebih
dapat mengidentifikasi pengertian, ciri dan aspek yang terkandung dalam dalam
Generasi Muda yaitu:
1.
Dilihat dari segi
biologis, ada istilah bayi, anak, remaja, pemuda dan dewasa. Anak 1- 12
tahun, remaja 12 - 15 tahun, pemuda 15- 30 tahun, dewasa 30 tahun ke atas.
2.
Dilihat dari segi budaya
atau fungsional dikenal istilah anak, remaja dan dewasa. Anak 0-12 tahun,
remaja 13-18 tahun, dewasa 18-21 tahun ke atas. usia 18 tahun sudah dianggap
dewasa, usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 21
tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka
pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun. Usia 18 tahun sudah dianggap
dewasa, usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 21
tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka
pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.
3.
Jika dilihat dari
angkatan kerja ditemukan istilah tenaga muda disamping tenaga tua. Tenaga muda
adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara
18 sampai 22 tahun.
4.
Untuk kepentingan
perencanaan modern digunakan istilah sumber-sumber daya manusia muda (Young
human resources) sebagai salah satu dari 3 sumber-sumber pembangunan yaitu:
sumber-sumber alam (natural resources), sumber-sumber dana (financial
resources), sumber-sumber daya manusia (human resources).
Sumber-sumber daya generasi muda adalah
mereka yang berumur dari umur 0 sampai 18 tahun. Hal itu dapat
dilihat dari sudut pandang ideologis, maka idealnya generasi muda adalah calon
pengganti generasi terdahulu dalam hal ini berumur antara 18 - 30 tahun, dan
kadang-kadang sampai umur 40 tahun. Dilihat dari sudut ideologis, maka generasi
muda adalah calon pengganti generasi terdahulu dalam hal ini berumur antara 18
sampai 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan
lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada, diperoleh kategori:
1.
Siswa usia antara 6 – 18
tahun, yang masih ada dibangku sekolah,
2.
Mahasiswa di Universitas
atau perguruan tinggi, yang berusia antara 18-21 tahun.
3.
Pemuda di luar
lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yang berusia antarea 15-30 tahun.
Pembinaan dan
pengembangan generasi muda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan
diatas, maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur antara 0
sampai 30 tahun. Sedang yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang berumur
antara 15-30 tahun. Masa transisi dewasa dikenal kemudian dengan generasi
peralihan (transisi) yakni mereka yang berumur 30-40 tahun. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B.
Permasalahan generasi
muda
Masalah pemuda merupakan
masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam hubungannya
dengan generasi yang lebih tua. Problem itu disebabkan karena akibat dari proses
pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah
harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari pada orang
tuanya. Masalah antar generasi merupakan salah satu kesalahan masyarakat yang
dikenal sejak dulu kala. Yang dipernasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan
bagaimana kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Sehubungan dengan ini
para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang dan hampir
tidak terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa antar generasi merupakan suatu masalah modern. Berbagai macam
permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
1.
Menurunnya
jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk
jiwa pemuda.
2.
Kekurang pastian yang
dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3.
Belum keseimbangannya
antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik
yang formal maupun non formal.
4.
Kekurangan lapangan dan
kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas
oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagainya.
5.
Masih langkanya pengalaman-pengalaman
yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang
ada.
Dengan demikian
bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan olah masyarakat
merupakan cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
C.
Potensi generasi muda
Potensi yang terdapat pada generasi muda
yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1.
Idealisme dan daya
kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada sehingga
dia dapat melihat kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara wajar mampu
mencari gagasan baru sebagai alternatif kearah perwujudan kearah tatanan yang
lebih baik
2.
Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda menyebabkan mereka mimiliki potensi
kedinamisan dan kreatifitas, yakni kemampun dan kesediaan untuk mengadakan
perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun
mengungkapkan gagasan yang baru
3.
Keberanian mengambil
resiko
Perubahan dan pembaharua termasuk pembangunan mengandung resiko dapat
meleset terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin
memperoleh kemajuan.
4.
Optimis dan kegairahan
semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi mudah patah semangat. Optimisme dan
kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk
mencoba maju lagi.
5.
Sikap kemandirian dan
disiplin murni
Generasi memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni
pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki
tenggang rasa.
6.
Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh
baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi muda secara
relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari
generasi pendahulunya.
7.
Keanekaragaman dalam
persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin keanekaragaman masyarakat
kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara
sempit dan eksklusif, tapi dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif sehingga
merupakan sumber yang besar untuk kemajuan bangsanya. Maka para pemuda dapat
didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas
serta bertanggung jawab dalam menuju cita-cita bangsa.
8.
Patriotisme dan
Nasionalisme
Pemupukan rasa kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara
dikalangan pemuda perlu ditingkatkan
9.
Fisik kuat dan jumlah
banyak
Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis. Dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negaranya yang menghendaki
pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
10.
Sikap kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta
rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk
dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria.
11.
Kemampuan penguasaan
ilmu dan teknologi
Para pemuda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan
ilmu dan teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator
terhadap lingkungannya.
D.
Peran pemuda dalam
masyarakat
Masa depan suatu bangsa terletak pada
generasi mudanya sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya dalam
memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu
pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara dalam memperoleh
bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun
nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Hal-hal yang
menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan
dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan
hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas
merupakan rangkaian gerakan perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal,
perubahan itu merupakan perombakan yang sangat mendasar. Perubahan atau
kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa
serta perubahan sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika
karena mnyangkut tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain
pembangunan memerlukan pembaruan.
Pembangunan tidak akan berjalan lancar
jika manusia tidak giat bekerja oleh karena itu pembangunan adalah penggantian
yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya,
maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan. Disamping
itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan
kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun
hal-hal baru itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang
dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh
karena itu mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya
dapat memilih mana-mana yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu
perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalam pembaharuan tersebut. Dengan
demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
Masalah generasi muda dalam masyarakat
erat kaitannya dengan sosialisasi dan modernisasi. Sosialisasi adalah
proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu
sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan modernisasi yaitu proses menuju
masyarakat yang modern, modernisasi dapt pula berarti perubahan dari masyarakat
tradisional menuju masyarakat yang modern. Adapun proses sosialisasi yang
keliru dapat menyebabkan penyimpangan.
Faktor penyebab penyimpangan yaitu:
1.
Tidak adanya nilai dan
norma ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah
menurut pengertian umum, melainkan berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma
dan nilai sosial masyarakat
2.
Penyalahgunaan peran,
otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh seseorang kelompok tertentu di
masyarakat yang seluruhnya menjadi contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan
penyalahgunaan dengan mengabaikan norma
3.
Psikologis menjelaskan
sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan penyimpangan
4.
Kurangnya kontrol sosial
atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat
Masalah sosial dalam
masyarakat modern dapat dikaji dengan teori interaksionalisme simbolik Herbert
Blumer. Individu dalam interaksionisme simbolik Blumer dapat dilihat pada tiga
premis yang diajukan yaitu pertama, manusia bertindak terhadap sesuatu
berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu pada mereka. Kedua, makna
tersebut berasal dari orang lain. Ketiga,makna-manka tersebut disempurnakan
pada saat proses interaksi itu berlangsung. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
Blumer “bagi seseorang makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain
bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu itu”. Akibat dari tindakan
itu maka orang lain akan memberikan batasan pada sesuatu yang berasal dari
interaksi itu.
E.
Tahap penanganan masalah
yang dialami generasi muda
1.
Tahap identifikasi
Dalam era modernisasi serta pesatnya perkembangan informasi menuntut orang
untuk selalu ingin mengetahui perkembangan zaman serta dapat menyimak berbagai
peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia, yang sangat berpengaruh
pada perkembangan intelektualitas dan perubahan perilaku masyarakat baik
positif maupun negatif. Pengaruh negatif tersebut dapat kita lihat paada pola
kehidupan masyarakat yang semakin hari makin jauh dari norma-norma yang
berlaku. Dengan kata lain bahwa pengaruh modernisasi menuntut orang untuk
melakukan apa saja yang mereka inginkan sampai kepada keinginan diluar batas
kemampuan mereka. Dorongan semaacam ini akan mempengaruhi pola hidup seseorang
menjadi individualistis, apatis, hura-hura, serta dampak yang paling parah
adalah rusaknya komunitas atau ingkungan sekitar
2.
Tahap diagnosis
·
Pendekatan individu
Masalah-masalah generasi muda erat kaitannya dengan berbagai pelanggaran
terhadap nilan dan norma yang telah disepakati bersama dalam masyarakat. Untuk
mencegah terjadinya masalah tersebut, hendaknya orang tua memberikan perhatian
yang semestinya sehingga perilaku anak remaja yang hendak dewasa llebih
terkontrol, karena bagaimanapun juga generasi muda ikut menentukan masa depan
bangsa
·
Pendekatan sistem
Panti sosial bina remaja rumbai pekan baru (psbr) merupakan salah satu
lembaga sosial yang mempunyai fungsi pelayanan kepada generasi muda yang
mengalami permaslahan sosial agar mampu hidup mandiri dan terhindaar dari
berbagai masalah sosial bagi diri sendiri dan lingkungannya serta dapat
menumbuhkkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat melaksankan
fungsi sosialnya. Untu mengetahui seberapa besar masalah-masalah yang dialami
generasi muda, maka yang harus dilakukan adalah membenahi pelaksnaan lembaga
yang bersangkutan.
3.
Tahap treatment
Peningkatan kapasitas pranata sosial berada dalam kerangka pemberdayaan
yaitu lebih menguatkan keberadaan dan peranan-peranan pranata sosial secara
terkoordinasi dan terintegrasi ke dalam suatu wadah koordinasi. Pemberdayaan
memungkinkan proses dilakukan secara partisipasif dan berkemabangnya sinergi
antara pemuda dengan berbagai pranata dalam masyarakat. Pranata sosial yang ada
dalam masyarakat dapat melakukan fungsinya sebagai institusi sosial yang patut
dijunjung tinggi oleh semua pihak (masyarakat dan generasi muda). Di samping
itu pranta ini berfungsi sebagai pengayom yang akan memberi pemahaman bagi
masyarakat dan generasi muda agar terhindar dari budaya-budaya yang tidak
bernilai dan bahkan merusak generasi muda
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pemuda merupakan harapan bangsa, pemuda penentu kehidupan masa depan suatu
bangsa, semakin baik kualitas generasi muda secara otomatis akan menjadi
semakin baik suatu bangsa atau negara. Masalah pokok yang sangat menonjol
dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. Mereka
dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang
menjadikan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk diri mereka. Hal
ini nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada
mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri
ke arah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam
kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan (filter).
Sikap orang dewasa yang megejar kemajuan lahiriah tanpa mengindahkan
nilai-nilai moral yang bersumber dari agama yang dianutnya, menyebabkan generasi
muda kebingungan dalam bergaul, karena apa yang dipelajarinya di sekolah
bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin
bertolak-belakangan dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sendiri
di rumah.
B.
SARAN
Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi itu dan dapat
mengambil langkah-langkah positif kearah pembinaan kehidupan moral dan agama
secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda
kita dari kehancuran dan tujuan pembangunan kita dapat tercapai.Diharapkan generasi muda
dapat menjaga moral untuk kemajuan bangsa, Dengan mengambil
langkah-langkah positif ke arah pembinaan kehidupan moral dan ajaran secara
sungguh-sungguh, mudah-mudahan dapat terselamatkan generasi muda kita dari
kehancuran dan cita-cita kita dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Luqman, 2008. Modul
Dasar-Dasar Sosiologi & Sosiologi Kesehatan I. Jakarta: PSKM FKK UMJ.
Kartono, Kartini, 1992. Patologi
II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.
Mangku, Made Pastika, Mudji
Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007. pecegahan Narkoba Sejak
Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi
Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persuda
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba
Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam
Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.
Sudarman, Momon, 2008. Sosiologi
Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Syani, Abdul, 1995. Sosiologi
dan Perubahan Masyarakat. PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Post a Comment for "Generasi muda"