Loyalitas merek Aqua dalan kemasan 2
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
industri merupakan salah
satu
pilar
pembangunan perekonomian nasional, yang diarahkan dengan menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan industri berkelanjutan dan didasarkan pada aspek pembangunan
ekonomi, sosial,
dan lingkungan hidup. Saat ini pembangunan
industri sedang dihadapkan pada persaingan global yang
sangat berpengaruh terhadap
perkembangan industri nasional.
Peningkatan daya saing industri merupakan salah satu pilihan yang harus dilakukan agar produk industri nasional mampu bersaing
di dalam negeri maupun
di luar negeri.
Menurut Badan
Pusat Statistik
dalam Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th.
XVI, 5 Februari 2013, perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh sebesar
6,23 persen lebih
kecil dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2011 yang
mencapai 6,5 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi
di
Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi 9,98 persen, Sektor
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
8,11 persen dan
terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sektor yang memberikan kontribusi
paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri pengolahan
23,94 persen serta sektor perdagangan,
hotel, dan restoran 13,90
persen.
Berdasarkan
sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2012, dapat diprediksi bahwa sektor-sektor
bisnis di Indonesia akan mengalami peningkatan, sehingga setiap perusahaan
akan bersaing
untuk mencapai tingkat maksimalisasi dalam produksi. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu industri yang ada dalam sektor
perdagangan
adalah industri makanan dan minuman.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia (GAPMMI)
memprediksi
pertumbuhan industri makanan dan
minuman tahun
2012 akan mencapai 8,2 persen, namun pada kenyataannya telah
mencapai 12,75 persen
melebihi prediksi sebelumnya,
hal ini
dipengaruhi oleh
daya beli
masyarakat yang
cukup baik sehingga konsumsi makanan dan minuman di
Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Adanya Rasa Tidak Puas Terhadap
Merek Aqua dan Berpindah Ke Merek Lain
Menurut Hart
dan Stapletun (2005:58) konsumen adalah orang atau organisasi yang sesungguhnya
membuat keputusan penbelian meskipun mungkin bukan pemakai atau yang
mengkonsumsi langsung produk atau jasa itu. Konsumen menurut Sunu (1999:125)
adalah penerima produk hasil dari kegiatan atau proses yang di berikan oleh perusahaan
yang di harapkan dapat secara tetap dan berkelanjutan.
Sementara
Gasfersz (2005:33) mendefinisikan konsumen adalah semua orang yang menuntut
perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu dan karena itu akan
memberikan pengaruh pada performansi (performance)
perusahaan. Sedangkan Bean dan Maine (2005:31) menyatakan kepuasan konsumen
adalah tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif
terhadap pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah dari pada harapan konsumen,
pembelinya tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan, pembelinya merasa
puas. Bila prestasi melebihi harapan, pembelinya merasa amat gembira.
Sementara
menurut Hart dan Stpletun (2005:59) kepuasan (satisfaction) adalah tingkat penyatuan perasaan seseorang yang
dihasilkan dari perbandingan daya guna produk yang dirasakan dengan harapan
terhadap produk tersebut. Sunu (1999:125) mendefinisikan kepuasan adalah suatu
sikap yang dirasakan konsumen terhadap perbandingan suatu produk perusahaan baik
berupa barang atau jasa yang dapat memberikan harapan atau hasil dari produk
tersebut
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan kepuasan adalah suatu sikap dirasakan
konsumen baik perasaan senang atau kecewa yang ditunjukkan oleh seseorang yang
dihasilkan dari perbandingan daya guna suatu produk baik berupa barang atau
jasa yang dapat memberikan kesan (hasil) produk tersebut dan sesuai harapan
konsumen.
B.
Kualitas
Produk Aqua Yang Banyak Mendapat Kepuasan Konsumen
Menurut data
Aspadin (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan
Indonesia), saat ini diperkirakan ada
sekitar 400 perusahaan AMDK yang
menjajakan tak kurang
dari 600 merek. Banyaknya merek tersebut lantaran setiap
perusahaan AMDK punya
lebih dari satu merek, atau memproduksi second brand. Contohnya, Aqua
juga
memproduksi Vit. Hadirnya second brand tersebut untuk
merespon tuntutan pasar yang menginginkan air minum berstandar tapi dengan
harga terjangkau, daripada membeli air isi
ulang.
Namun demikian, Aqua sebagai salah satu produsen air
minum terbesar dan pertama
di Indonesia masih
menjadi market leader dalam bisnis AMDK.
Tetapi walaupun demikian Aqua tetap tidak menghendaki para pelanggannya
beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus
menjadi komitmen organisasi
agar para pengguna air minum masih tetap
setia untuk selalu
mengkonsumsi air minum Aqua.
Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja
diraih, tetapi memerlukan
proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik.
Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh
Aqua. Inovasi tersebut berupa
selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi
terhadap produk
Aqua
serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danone
untuk peningkatan
kualitas dan memperkuat pasar. Adapun kelebihan
kualitas aqua dibanding
dengan merek lain adalah:
1. AQUA berasal dari 100% air pegunungan yang mengalir sendiri
tanpa dipompa (self flow), sehingga begitu jernih dan mengandung komposisi mineral seimbang. Proses pemilihan mata
air dilakukan dengan proses teliti dan
hati-hati dengan melalui serangkaian uji geologi, fisika,
kimia dan mikrobiologi. Daerah perlindungan air di
sekitar sumber air
tersebut
pun juga selalu dijaga kelestariannya.
2. AQUA diproses dengan teknologi tinggi dan penuh kontrol
kualitas di setiap titiknya. Ruang
produksi dan mesin-mesin senantiasa
disanitasi secara rutin. AQUA menerapkan inline system, sebuah sistem produksi yang
berkesinambungan tanpa terputus mulai dari
pemrosesan air hingga pemasangan tutup dan
segel dengan
seminimal mungkin sentuhan
tangan manusia. Selain itu, tersedia
laboratorium dengan peralatan terbaru di setiap pabrik yang akan mengontrol kualitas produk yang dihasilkan. Dengan adanya pemrosesan yang
berteknologi tinggi dan laboratorium dengan
peralatan lengkap, air terbebas dari bakteri patogen
penyebab
penyakit.
3. AQUA selalu memperhatikan kualitas produknya, mulai dari
pemilihan sumber,
pemrosesan sampai dengan penanganan produk.
Ada standar penyimpanan dan penanganan produk yang
harus ditetapkan untuk tetap menjaga
kualitas AQUA sampai di tangan
Anda. Proses kontrol
kualitas
inilah yang paling membedakan AQUA dengan
air minum lainnya
4. Standar kualitas AQUA sudah memenuhi standar nasional (SNI) maupun internasional (WHO)
sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Kualitas produk
merupakan pemahaman
bahwa
produk yang ditawarkan oleh penjual
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha memfokuskan pada
kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh
perusahaan pesaing.
Kualitas
harus diukur melalui sudut pandang
konsumen terhadap kualitas produk
itu sendiri,
sehingga selera
konsumen disini
sangat
berpengaruh.
Jadi dalam mengelola kualitas suatu produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini yang penting adalah menjaga konsistensi dari output produk pada tingkat kualitas yang
diinginkan dan
diharapkan konsumen
Dengan demikian kualitas
produk yang baik
dapat
membantu
konsumen dalam membuat keputusan pembelian,
sehingga konsumen dapat tertarik terhadap
suatu produk yang diproduksi suatu perusahaan akan mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap produk
tersebut
dengan kualitas yang ditawarkan.
Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil riset MARS Indonesia yang dimuat dalam “Indonesian Consumer Profile 2008”
menunjukkan tetap berkuasanya Aqua. Selama 2 tahun berturut-turut, yaitu 2006 dan 2007, Aqua yang
diproduksi oleh PT. Aqua Golden Mississippi itu agaknya
terlalu kuat untuk dikalahkan oleh
para kompetitornya,
seperti Club,
Ades, Total, 2 Tang, Aquaria dan lain-lain.
Pada
2007 total market share Aqua bertengger pada posisi 91,4%, jauh mengungguli Club yang cuma meraih porsi 1,8%, Vit 1,7%, Ades 1,2%, Aquaria 0,4%, 2 Tang 0,3% dan Total 0,2%. Sedangkan tahun
2006, perolehannya sedikit lebih tinggi
yaitu pada posisi
92,7%.
C.
Perubahan
Harga Aqua Lebih Sensitive Dibandingkan Merek Lain
Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain dalam
pengambilan keputusan konsumen.
Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya
persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga konsumen yang sensitiv terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke merek lain yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang
disukainya mungkin
tidak akan beralih
ke merek yang lain.
Banyak
hal yang
berkaitan dengan harga yang
melatarbelakangi mengapa
konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk
tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari
produk tersebut,
karena melihat
kesempatan memiliki produk tersebut
dengan harga
yang
lebih murah
dari biasanya
sehingga
lebih
ekonomis
, karena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian
produk tersebut, atau
karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang
produk tersebut dan ingin dianggap loyal. Harga
memiliki dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para
pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan
informasi (Fandy Tjiptono, 2008:152). Peranan alokasi
dari harga adalah fungsi
harga dalam
membantu para pembeli
untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya.
Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang
dan jasa.
Pembeli
membandingkan harga dari
berbagai alternatif yang
tersedia, kemudian memutuskan alokasi
dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik"
konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi
yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi
(Fandy Tjiptono,2008)
Penyesuaian khusus terhadap harga
dapat dilakukan dengan penetapan harga berdasarkan nilai yaitu harga menawarkan kombinasi yang
tepat dari mutu
dan
jasa yang baik dengan harga yang
pantas. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti merancang ulang merek yang
sudah ada untuk menawarkan produk yang lebih bermutu dan memiliki nilai merek di mata
konsumen pada tingkat harga tertentu
atau produk
bermutu
sama dengan
harga
yang
lebih murah. Dari
fenomena ini konsumen memperoleh nilai lebih dengan memperoleh produk dengan harga yang ekonomis disertai dengan manfaat yang besar. Berdasarkan dari bahasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa harga yang dipatok
secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen terhadap suatu produk.
Perbedaan harga
antar merek AMDK yang ada
di pasar tidak begitu
mencolok karena
setiap merek tersebut menerapkan strategi going rate
pricing (harga yang
sedang
berlaku), yaitu penetapan harga sama atau persentase tertentu dibawah atau
diatas harga pesaing.
Namun
demikian
harga menjadi
penentu
dalam persaingan
antar merek.
Dari segi harga, penetapan harga
Aqua "sedikit" di atas merek-merek lain.
Penentuan harga
ini juga dilakukan agar memposisikan Aqua sebagai air minum premium (di atas merek-merek AMDK lainnya). Sebagai merek premium maka dengan sendirinya konsumen akan merasa memiliki "prestige"
sendiri apabila meminum
Aqua. Apabila
anda membuat suatu acara
dan menggunakan AMDK
Aqua, maka anda akan merasa lebih bergengsi dibanding
menggunakan merek lainnya.
BAB III
PENUTUP
Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis
baru dalam menjual produk dan jasa
mereka dalam kaitannya
menghadapi persaingan
yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang
lebih besar kepada customer.
Pada dasarnya
dengan semakin banyaknya pesaing maka
semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih
produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan
tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat
dan pintar dalam
menghadapi setiap
produk yang diluncurkan
di pasar.
Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga
mereka akan mendapatkan
kegunaan atau
manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka
tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan
akan
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan
dan merebut market
share.
DAFTAR PUSTAKA
Gene Riana. 2008 Fakultas Ekonomi Udayana (Pengaruh Trust In Brand
Terhadap Branda Loyalty pada air minum Aqua di Denpasar), Skripsi.
Petra Surya Mega Wijaya (2005). Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
“Pengaruh trust a Brand Terhadap Brand Loyalty Maskapai Penerbangan Garuda
Indonesia” . Skripsi.
Ibnu Chouldum (2004).“Pengaruh Variabel Brand Trust terhadap
Pembentukan Brand Loyalty“ Skripsi.
Aaker A David. 1997. Ekuaitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta :
Mitra Utama.
Post a Comment for "Loyalitas merek Aqua dalan kemasan 2"