Pembagian kata dalam bahasa arab
“Bahasa
merupakan suatu sistem simbol yang memiliki makna,dan makna adalah arti yang
mengacu pada suatu fakta dan realita. Artinya, tidak akan terwujud suatu bahasa yang hanya
merupakan serangkaian bunyi yang tidak bermakna. Karena bermakna itulah maka
simbol itu sendiri disebut bahasa”.
Di
dalam Al-Quran dijelaskan bahwa hakikat bahasa sebagai alat komunikasi dibagi
menjadi dua yaitu, bahasa sebagai kata dan bahasa sebagai fakta.Bahasa sebagai
kata, Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa, bahasa sebagai kata berkaitan dengan
proses pembentukan pikiran,analisis paradigma, membentuk pemahaman dan
lain-lain. Berikut adalah ayat Al-Quran yang membahas bahasa sebagai kata :“
berkata Musa, ya tuhanku, lapangkanlah untuku dadaku dan mudahkanlah untuku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka bisa mengerti
perkataanku.” (Q.S. Thaha [20]: 25-29).Bahasa
sebagai fakta, Dalam Al-Quran bahasa terlihat sebagai fakta berkaitan dengan
proses-proses pembuktian, pemahaman atas kebenaran dan fakta historis kesudahan
sesudah umat-umat terdahulu.
Sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran :“ negeri-negeri (yang telah kami binasakan) itu,
kamia ceritakan sebagian dari beritanya-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah
datang kepada mereka rosul-rosul mereka dengan membawa bukti-bukti yang
nyata,maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah
mendustakanya. Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang kafir.” (Q.S. Al-a’raf [7]: 101). Maka
dari itu,alangkah baiknya jika sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan yang
namanya bahasa arab, agar ketika kita dihadapkan pada suatu yang berlandaskan
kearab-araban kita sudah tidak asing lagi.
Adapun
akibatnya jika kita tidak paham terhadap bahasa arab, kita tidak akan mengerti
bagaimana cara membaca Al-Quran, bagaimana cara kita membaca niat untuk
melakukan shalat, bagaimana cara membaca bacaan shalat, dan bagaimana tentang
hukum-hukum islam dalam Al-Quran. Jika kita tidak mengetahui hal-hal tersebut maka kita termasuk
pada orang yang celaka, karena bagaimana kita akan melakukan shalat atau
membaca Al-Quran jika kita tidak tahu bacaan ataupun niat shalat, dan bagaimana
kita akan mengerti akan bacan Al-Quran kalau kita tidak tahu cara membacanya.
Dengan
mempelajari bahasa arab, kita juga bisa mengetahui bagaimana cara membaca
Al-Quran, bisa mengerjakan shalat dengan bacaan yang baik dan benar,bisa
mengetahui makna dari Al-Quran, bisa mengerti hukum-hukum dalam Al-Quran dan
lain-lain. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim sangat di anjurkan untuk
bisa memahami bahasa arab karena begitu pentingnya pemahaman bahasa arab bagi
kaum muslimin.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
arti bahasa Arab?
2.
Apa
pengertian Kata atau Kalimah?
3.
Bagaimana
pembagian kata atau kalimah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
BAHASA ARAB
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa semitif yang muncul dari
daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi, yang dipelajari tidak hanya
oleh penduduk di wilayah Arab Saudi saja, tapi juga di wilayah negara lainnya.
Karena bahasa Arab merupakan bahasa agama yang digunakan lebih dari satu miliar
umat muslim di seluruh dunia, yang selalu diucapkan dalam setiap ibadah
sehari-hari. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi
jumlah penutur dalam keluargabahasa Semitik [1].
B.
PENGERTIAN
KALIMAH ATAU KATA
Kalimah adalah suatu lafaz
yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di
bahasa indonesiakan maka disebut kata.
Kata dalam bahasa arab adalah الكلمة (al-kalimah). Sebagaimana dalam
bahasa Indonesia, kata adalah gabungan yang terdiri dari huruf-huruf dan kata
inilah yang akan membentuk sebuah kalimat. Maka dalam bahasa arab, الكلمة (al-kalimah) terdiri dari huruf-huruf
hijaiyah, dan gabungan dari الكلمة inilah
yang akan membentuk struktur kalimat yang dalam bahasa arab disebut sebagai الجملة (al-jumlah).
Al-kalimah atau الْكَلِمَةِ adalah لَفْظٌ
مُفْرَدٌ لَهُ مَعْنَى (lafazh tunggal yang mempunyai
makna). Adapun yang dimaksud dengan لَفْظٌ adalah
suara yang terdiri dari huruf hijaiyah. Karenanya semua kata yang bukan terdiri
huruf hijaiyah bukanlah dinamakan الْكَلِمَةِ,
sebagaimana kata yang tertulis tapi tidak terucapkan juga bukanlah sebuah الْكَلِمَةِ. Sementara maksud مُفْرَدٌ adalah terdiri dari satu kata.
C. PEMBAGIAN KALIMAH (KATA)
Dalam tata bahasa Arab,
"kata" terbagi dalam tiga golongan besar, yaitu; Isim ( اِسْم ),Contoh: جَامِــعَةٌ (Kampus). Fi'il ( فِعْل ),
Contoh: أَتَعَـــــلَّمُ (Saya
belajar), dan Harf ( حَرْف ), Contoh: فِي (di,
dalam). Pembagian ini didasarkan pada al-istiqra` (penelusuran) dan at-tatabbu’ (penelitian). Maksudnya ialah bahwa
para ulama bahasa telah menelusuri dan meneliti semua kata-kata bahasa Arab,
baik yang terdapat dalam al-Qur’a>n, hadith, maupun ucapan
orang-orang Arab yang fasih, dan mereka menemukan semua kata itu tidak keluar
dari 3 jenis pembagian tersebut. Untuk mendekatkan pemahaman, maka untuk
sementara kita menafsirkan اَلْاِسْمُ sebagai
kata benda, اَلْفِعْلُ sebagai
kata kerja, dan حَرْفُ sebagai
kata keterangan[2].
Dalam mempelajari bahasa
Arab, membedakan antara ketiga
jenis الْكَلِمَةِ ini adalah suatu keharusan
agar tidak terjadi kerancuan dalam menerapkan kaidah. اَلْاِسْمُ mempunyai kaidah-kaidah nahwu
sendiri, اَلْفِعْلُ mempunyai kaidah-kaidah nahwu sendiri, dan demikian
pula dengan حــرف . Karenanya, sangat penting
bagi seorang yang belajar nahwu untuk bisa membedakan ketiganya, agar kaidah اَلْاِسْمُtidak
diterapkan di اَلْفِعْلُ dan
demikian pula sebaliknya, karena hal itu akan menimbulkan kesalahan besar dalam
membaca dan memahami suatu الجملة.
1. Isim (Kata Benda)
Isim adalah setiap
kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu,
sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua
kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah
isim. Contoh: أسَدٌ (singa), شهر (bulan)
dan اِستِقلاَل (kemerdekaan)
Ciri-ciri isim
1) Tanwin, artinya setiap kata yang
memiliki atau memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia adalah
isim. Contoh: رجلٌ (rajulun =
seorang laki-laki).
2) Adanya alif-lam, contoh: الكتاب (al-kitabu = buku).
3) Terletak setelah huruf nida' (untuk
memanggil). Contoh: يا محمد (wahai/ya Muhammad). Setiap kata yang
terletak setelah يا (wahai) maka ia adalah isim. Dalam Bahasa
Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai' biasanya adalah
kata benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bagian dari isim.
4) Majrur, yang di antara tandanya
adalah harakat kasrah. Majrur merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki
oleh isim. Majrur-nya isim bisa karena didahului oleh huruf jar, atau karena
merupakan bentuk idhafah.
Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan
bentuk jar-majrur, عَلىَ adalah
huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga
dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah,
misalnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن adalah mudhaf,
sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada
satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung
dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia
adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebenarnya pun adalah isim.
Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam kasus di atas, baik itu
mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah isim.
5)
Setiap
kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, الكِتابُ
مُفِيْدٌ (buku itu bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam
kalimat tersebut adalah kataالكِتابُ, sehingga الكِتابُ adalah isim.
Tanwin dan alif-lam tidak mungkin bersatu pada satu kata.
Sebagai contoh untuk kataشجرة (pohon).
Salah: الشجَرَةٌ (asy-syajaratun)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)
2. Fi'il (Kata Kerja)
Fi'il adalah sebuah kata yang berfungsi
untuk menunjukkan atas terjadinya suatu peristiwa pada waktu tertentu (kata
kerja). Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara
ciri-ciri berikut.
1)
Ta' Fa'il, yaitu huruf ت yang berkedudukan sebagai
"pelaku" pekerjaan. Contoh: كتبتُ (katabtu = aku telah
menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai
fa'il (pelaku). كتبتَ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta'
maknanya kembali ke dhamir انتَsebagai pelaku.
2)
Ta' Ta'nits, yaitu huruf ت yang menunjukkan jenis
muannats/perempuan. Contoh: كتبتْ (katabat = dia
perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya
kembali ke dhamir هي (dia perempuan). تَكتب (taktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal,
maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
3)
Ya' Mukhathabah, yaitu huruf ي yang menunjukkan kata ganti orang
kedua atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh: تكتبيْن (taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
4)
Nun Taukid, yaitu huruf ن yang ditambahkan di akhir kata
untuk menunjukkan makna penekanan. Contohnya ليكتبنَّ (liyaktubanna = hendaklah dia benar-benar menulis)[3].
Terdapat ciri lain yang memudahkan kita
untuk mengenali suatu kata itu fi'il atau bukan, yaitu apabila kata tersebut
didahului oleh قدْ (qad), س dan سوف (saufa).
Contoh:
( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت adalah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ adalah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون adalah fi'il.
3. Harf (kata keterangan)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah
kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata
lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan kata memiliki makna
tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang serupa,
definisi lain mengatakan, sebagai berikut:
اَلْحَــرْفُ هُوَ كُلُّ كَلِمَـــةٍ
لَيْسَ لَهَا مَعْنىً إِلَّا مَعَ غَـيْرِهَا.
Artinya:
“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali
disandingkan dengan kata lain.”
Contoh:
Dariمِنْ : , dalam
kalimat:
Saya keluar dari rumah اَنَا
اَخْرُجُ مِنَ اْلبَيْتِ :
Keاِلىَ : , dalam
kalimat:
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya هُوَ بُسَلِّمُ اْلكِتَابَ اِلىَ اْلاُسْتَاذِ :
Dalamفِىْ : , dalam
kalimat:
Anda membaca qr’an dalam Mesjid تَقْرَأُ اْلقُرْاَانَ فِىْ اْلمَسْجِدِ :
Dariعَنْ : , dalam kalimat:
يَسْأَلُ
شَهِيْدٌ عَنِ الشَّهْرِيَّةِ :
Huruf-huruf
diatas akan memiliki makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau lawan bicara
saat ia disandingkan dengan kata-kata lain. Namun, saat ia berdiri sendiri
tanpa disandingkan dengan kata-kata lain maka ia tidak akan memiliki makna
sempurna yang dapat dipahami[4].
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kalimat dalam Bahasa arab adalah
ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau lawan bicara dapat memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam
bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi
tiga, yaitu: 1) Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama
orang, hewan, tumbuhan, benda, tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh
waktu, 2) Fi’il, yaitu kata yang
menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu, dan 3)Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam
penyelesaian makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Amiruddin,
A. Tata Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ihsan, 1992.
Nadwi,
Abdullah Abbas. Learning The Language Of The Holy Al-Qur’an (Belajar
Mudah Bahasa Al-Qur’an). Bandung: Mizan, 1996.
Arsyad Azhar, Bahasa Arab
dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustak Pelajar, 2003.
Dahlan, Juwairiyah. Metode
Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
Shihab, Umar. Kontekstualitas
Al-Qur’an: Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum Dalam Al-Qur’an. Cetakan
V. Jakarta: Penamadani, 2008.
Djupri, Ghaziadin. Ilmu
Nahwu Praktis. Surabaya: Apollo, Tanpa tahun.
Post a Comment for "Pembagian kata dalam bahasa arab"