Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Morfologi kepulauan Indonesia bagian timur

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang berbentuk kepulauan. Indonesia memanjang yang berbentuk linear dari Sabang di ujung barat hingga Merauke di ujung timur. Jumlah pulau di Indonesia sekitar 17.000 pulau dengan lima pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian sedangkan lainya merupakan pulau- pulau kecil seperti Pulau Bali, Madura, dll. Bentuk kepulauan Indonesia tidak lepas dari sejarah pembentukanya baik proses endogen maupun eksogen. Kerangka geologi dan tektonik Indonesia didominasi oleh interaksi antara empat lempeng lifosfer utama yaitu lempeng Eurasia, Philipina, Pasifik, dan Indoustralia yang bergerak satu dengan yang lainya ( silver dan Hamitor 1979 dalam sumandjuntak, 2004 : 20 )
Keempat lempeng dunia yang berada di Indonesia memberikan bentuk morfologi Indonesia yang selalu berubah dari waktu ke waktu pembentukan morfologi Indonesia sebagian besar di karenakan pertemuan dua lempeng antara keempat lempeng tersebut baik lempeng benua maupun lempeng samudra. Fisiografi bagian besar wilayah Indonesia di dominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Hal ini disebabkan karena Indonesia di lewati jalur pegunungan api dinia yaitu jalur pegunungan Mediterania masuk ke Indonesia melalui Sumatra, Jawa, Bali, kepulauan Nusa Tenggara dan melingkar ke laut Banda, sedangkan jalur pegunungan pasifik masuk ke Indonesia melalui Sangihe- Talaud, minahasa, halmahera terus ke laut banda ( Sutarji 2006 : 4 )
Pulau sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang bentuknya meramping. Pulau ini letaknya di Indonesia bagian timur yang di lewati oleh jalur pegunungan pasifik yang bersifat vulkan dan terbentuk oleh adanya pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia Indoustralia dan Pasifika. Oleh karena itu wilayahnya rawan oleh bencana alam baik gunung meletus dan juga gempa bumi.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat di rumuskan permasalahan yang akan di bahas dalam makalah  ini, yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah Karakteristik  Pulau Sulawesi secara umum ?
2.      Bagaimanakah proses tektonik yang membentuk Pulau Sulawesi ?
3.      Bagaimanakah fisiografi Pulau Sulawesi ?
4.      Bagaimanakah Kondisi Geomorfologi Pulau Sulawesi ?

C.    Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini, tujuan yang akan di capai adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui bagaimana karakteristik pulau sulawesi.
2.      Dapat menambah wawasan tentang kerangka dan proses tektonik yang membentuk pulau sulawesi.
3.      Dapat mengetahui fisiografi pulau sulawesi.
4.      Dapat memberikan pemahaman tentang kondisi geomorfologi pulau sulawesi.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc.
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.

B.     Proses Tektonik Yang Membentuk Pulau Sulawesi

           
Berikut skema terbentuknya Pulau Sulawesi :
·         EOSEN ( 65-40 juta tahun yang lalu )
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru.
·         MIOSEN ( 40-20 juta tahun yang lalu )

Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentu daratan. Bagian tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya (daratan utara dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daaerah yang tertekuk itu sehingga menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan yang berbeda.
·         PLIOSEN ( 15-6 juta tahun yang lalu )

Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak pada pemisahan kelompok batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda.
·         PLITOSEN ( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba. dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter pertahun.

C.    Fisiografi Pulau Sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan sunda ).Sehingga, hampir seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah sebagai berikut :
1.      Lengan Utara Sulawesi
Pada lengan ini, fisiografinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah :
a.       Seksi Minahasa, merupakan ujung timur dari lengan utara Sulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang dicirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
b.      Seksi Gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan Utara Sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratannya sekitar 35 – 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone limboto :
c.       Jenjang Sulawesi Utara, merupakan lengan Utara Sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di Gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan – vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 )

2.      Lengan Timur Sulawesi
Lengan timur Sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah
a.       Bagian Timur, berupa semenanjung Bualemo yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama
b.      Bagian Tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur dari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku.
c.       Bagian Barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km. ( Sutardji, 2006 : 101 ).

3.      Lengan Tenggara Sulawesi
Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah Sulawesi adalah berupa tanah genting antara teluk Usu dengan teluk Tomoni yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.       Bagian Utara, berupa Peridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada antara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk Tolo.
b.      Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui.
c.       Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur.

4.      Lengan Selatan Selatan
Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat laut dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006: 103 ).
Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone.



D.    Kondisi Geomorfologi Pulau Sulawesi
1.      Lengan Utara
·         Meliputi Provinsi Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi  Utara
·         Mempunyai bentuk berkelok-kelok
·         Terdapat gunung api yang masih aktif (Gunung Colo)
·         Terdapat banyak patahan (Patahan Palu dan Patahan Gorontalo)
·         Dipisahkan dari lengan timur oleh Teluk Tomini
·         DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan

2.      Lengan Timur
·         Meliputi Provinsi Sulawesi Tengah
·         Banyak ditemukan batuan grabo dan malihan
·         Banyak terjadi gerakan tektonik
·         DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan

3.      Lengan Tenggara
·         Meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
·         Tidak terdapat gunung api aktif maupun tidak aktif
·         Terjadi batolotik dome dalam jumlah yang luas dengan batuan grabo yang berwarna hitam
·         DAS memanjang, sungai panjang dan terdapat dataran yang luas

4.      Lengan Selatan
·         Merupakan sayap yang didominasi oleh keberadaan Gunung Lampobatang dengan tinggi  2871 meter
·         Batuan yang dominan adalah batuan andesit
·         Daerahnya subur
·         DAS sempit dan sungainya pendek
·         Terdapat danau tempe

                                                                                         
 BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut, dapat di sempitkan dalam suatu kesimpulan. Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1.      Fisiografi Pulau Sulawesi terbagi atas lima macam, yaitu :
·         Lengan Utara yang di dominasi pegunungan yang aktif dan sebagian lagi telah padam
·         Lengan Timur berupa semenanjung yang berisi pegunungan dibatasi oleh suatu Depresi
·         Lengan Selatan berupa pegunungan Quarless
·         Sulawesi Tengah berupa tempat pertemuan keempat lengan tersebut.
2.      Geologi Sulawesi sangat kompleks karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen yaitu busur kepulauan asia timur dan system pegunungan sunda. Sedangkan batuannya di dominasi oleh hasil aktifitas Vulkani seperti malihan, granit, dampai batuan metamorf.
3.      Tektonik Sulawesi dikarenakan pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan pasifik yang mengakibatkan terjadinya orogenesa pada masa Neogeh yang berakibat adanya jalur-jalur Sesar di Sulawesi yang pada akhirnnya memberikan karakteristik fisiografi Sulawesi

B.     Saran
Adapun saran kami sebagai penyusun makalah ini adalah marilah kita bersama-sama mempelajari lebih dalam lagi terkait dengan geomorfologi Indonesia khususnya pulau Sulawesi sehingga pada nantinya kita dapat memiliki pengetahuan tentang geomorfologi indonesia pada umumnya. Apalagi kita sebagai mahasiswa geografi yang dituntut dapat mengusai disiplin ilmu itu sendiri.







DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.Proses Terjadinya Pulau Sulawesi Lengkap Dengan Gambarnya. http://www.i-dus.com/2011/02/proses-terjadinya-pulau-sulawesi.html. Diakses tanggal 23 November 2012
Redaksi Ensikplesia. 1990.Ensiklopedia Indonesia Sei Geografi. Jakarta : PT. Ichtiar Bara Van Hoeve
Simandjutak. TO. 2004. Tektonik. Bandung : Pusat Penelitian dn Pengembangan Geologi.
Sutardji. 2006. Diktat Kuliah. Geologi Indonesia. Semarang. Tidak diterbitkan.


Post a Comment for "Morfologi kepulauan Indonesia bagian timur"