Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Neonatus pada bayi dan balita

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan indivisu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupana intrauterine ke kehidupan ektrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 mingggu dan berat badannya 2.500-4.000 gram. (Ibrahim Kristina S. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung)
Bayi baru lahir beresiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih berada dalam uterus. Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dan setiap komponen perawatan BBL yang sangat rentan terhadap infeksi karena system imunitasnya yang masih belum sempurna. (Prawirohardjo,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka).
Persalinan aman dan bersih merupakan salah satu pilar safe mortherbood. Bersih artinya bebas dari infeksi. Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal.
Pencegahan infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Di Negara berkembang, seperti Indonesia, masih sekitar 80% perempuan hamil melahirkan di rumah dengan asuhan antenatal yang sangat terbatas. Mereka kekurangan gizi dan anemic. Kalau di perlukan tindakan di rumah sakit, masalah jarak, transportasi, dan keadaan social ekonomi menjadi penghambat, sehingga sering perempuan hamil tiba di rumah sakit sudah terlambat atau dekat dengan kematian. Tingkat infeksi pasca pembedahan itnggi (15-60%), dengan infeksi luka dan komplikasi serius sering terjadi. Ditambah pula kemungkinan infeksi HIV/AIDS, timbulnya kembali tuberculosis dan infeksi nosokomial lainnya.
Infeksi pada neonates lebih sering ditemukan pada berat badan lahir rendah, infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapatkan imunisasi trans. Plasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga terpapar dari ibu lain.

1.2  Tujuan
§  Tujuan Umum
Mendiskusikan upaya pencegahan infeksi maternal dan neonatal upaya pencegahan infeksi dan penurunan resiko infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas.
§  Tujuan khusus
1.      Mampu mengetahui pengertian pencegahan infeksi.
2.      Mampu mengetahui ciri-ciri bayi lahir normal.
3.      Mampu mengetahui gejala-gejala bayi terkena infeksi.
4.      Mampu mengetahui pengendalian infeksi.
5.      Mampu Mengantisipasi kewaspadaan terhadap pencegahan infeksi.
6.      Mampu Mengetahui cara pengendalian infeksi.
7.      Mampu Mengetahui bagaimana perawatan umum pencegahan infeksi.

1.3  Manfaat
§  Bagi institusi dapat menambah wawasan terkini tentang pencegahan infeksi pada neonatus bayi dan balita.
§  Bagi mahasiswa dapat menambah sedikitnya pengetahuan dalam asuhan neonatus bayi dan balita terhadap pencegahan infeksi. Dan dapat mengembangkannya ke dalam prakterk sehari-hari nantinya di lapangan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Neonatus
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

2.2  Manifestasi klinis neonatus normal
Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :
1)      Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
2)      Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.
3)      Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4)      Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
5)      Panjang badan lahir 48-52 cm.
6)      Lingkar kepala 33-35cm.
7)      Lingkar dada 30-38 cm.
8)      Lingkar lengan atas 11 cm.
9)      Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
10)  Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
11)  Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan mengengam.
12)  Genatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).
13)  Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).
14)  Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. mekonium bewarna coklat kehijauan.
15)  Kesadaran
Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir :
§  Menangis
§  Tidur nyenyak
§  Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye movement)
§  Aktif – sadar
§  Tenang – sadar
§  Transisional
Karakteristik Khusus Neonatus menurut Hamilton (2005 : 217-221) :
a.       Kepala
Kepala neonatus ¼ dari panjang tubuh keseluruhan. Lingkar kepala bayi berkisar 12 ½ inci – 4 inci (31-35,5 cm), pada tulang kepala dapat terjadi saling tindih yang disebut molding.
b.      Kulit, kulit bayi sangat halus, merah kehitaman karena tipis dan lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler.
c.       Rambut dan kuku
Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu mata dan alis terdapat sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan cukup tajam.
d.      Payudara
Payudara pada bayi laki-laki dan perempuan mungkin terlihat membesar karena banyaknya hormon wanita dan darah ibu, kadang mensekresi colostrom.
e.       Genetalia
Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan intrauterin dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir. Pada bayi perempuan labia minora dan klitorisnya mungkin membengkak saat lahir akibat tingginya hormon wanita dalam darah ibu.
Reflek normal pada bayi lahir, menurut Ladewidg (2005:174) :
1)      Refleks moro
Didapat dengan cara memberikan isyarat (teriakan, gerakan mendadak) pada bayi. Respon bayi baru lahir berupa menghentakkan tangan dan kaki lurus kearah ke luar, lutut fleksi dan bayi mungkin menangis.
2)      Refleks menggenggam
Didapat dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah obyek atau jari. Respon bayi berupa menggenggam dan memegang erat.
3)      Refleks menghisap
Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagu disentuh. Sebagai respon bayi akan menoleh dan membuka mulut untuk menghisap obyek.
4)      Rotting refleks
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.
Reflek lain yang ditemukan menurut Bobak and Jensen (2000 : 575).
1)      Refleks tonus leher
Reflek tonik leher atau reflek ”angguk” diobservasi pada neonatus dalam posisi terlentang. Ketika kepala bayi digerakkan ke kiri atau kanan, bayi membentangkan tangannya kemana kepalanya digerakkan dan menekukkan tangan yang berlawanan. Reflek ini tidak terlihat pada bayi usia 1 hari. Reflek ini dapat diamati sampai bayi berusia 3-4 bulan. Reflek yang terus menerus pada bayi yang melebihi usia 4 bulan menunjukkan adanya kelumpuhan pada otak.

2.3  Pemeriksaan fisik neonatus (Head to toe)
a. Kepala        
:
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal haetoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
b. Muka
:
Tanda-tanda paralisis
c. Mata
:
Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.
d. Telinga
:
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung
:
Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan
f. Mulut
:
Kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, labio skiziz/palatoskisis, trush, sianosis.
g. Leher
:
Kesimetrisan, pembengkakan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom
h. Klavikula & lengan atas
:
Fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari
i.  Dada
:
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.
j. Abdomen
:
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, kesimetrisan, palpasi hati dan ginjal.
k. Genetalia
:
Kelamin laki-laki : panjang testis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium uretra di ujung penis, kelainan(fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret, dll.
l. Tungkai dan kaki
:
Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus.
m. Anus
:
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon.
n. Punggung
:
Bayi tengkurap, raba kurvatula kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida, meilomeningokel, lesung/bercak rambut, dll.
o. Pemeriksaan kulit
:
Vernik caseosa, lanugo, warna, oedem, bercak, tanda lahir, memar.

2.4  Adaptasi bayi baru lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga Homeostatis. Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).
Beberapa perubahan fisiologis yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
1)      Sistem pernapasan
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam Respirasinya biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal.
2)      Suhu Tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu tubuh aksila pada bayi normal adalah 36,5 sampai 37,5 0C.
3)      Metabolisme
Luas permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi  diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
4)      Sistem peredaran darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.
5)      Keseimbangan air dan fungsi ginjal        
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karna jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal, sertarenal Blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa (Muslihatun, 2010).
6)      Keseimbangan asam basa
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi, 2010).


7)      Warna kulit
Pada saat kelahiran tangan dan kaki warnanya akan kelihatan lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya, tetapi dengan bertambahnya umur bagian ini akan lebih merah jambu.

2.5  Dasar asuhan bayi baru lahir
Menurut Depkes (2010; h. 10), dalam setiap persalinan, penatalaksanaan bayi baru lahir menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya:
1)      Jaga bayi tetap hangat
2)      Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)
3)      Keringkan
4)      Pemantauan tanda bahaya
5)      Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
6)      Lakukan inisiasi menyusui dini
7)      Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini
8)      Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
9)      Pemeriksaan fisik
10)  Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamn K1.

2.6  Trauma Pada Bayi Baru Lahir
Bayi mengalami trauma bila bayi mengalami salah satu keadaan berikut ini :
1)      Gerakan abnormal atau posisi asimetris dari lengan atau tungkai
2)      Bengkak pada daerah tulang yang terkena
3)      Menangis apabila lengan, kaki, atau bahu digerakkan
4)      Tidak dapat menutup mata, atau mengerutkan dahi pada sisi yang terkena trauma atau yang kesulitan menelan.


2.7  Pengertian Bayi
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002). Mnurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
a.       Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
1)      Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
2)      Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
b.      Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.

2.8  Manifestasi klinis
1)      Sistem Pernafasan
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit, membran mukosa mudah rusak dan sensitif terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap rokok dari orang lain). Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
2)      Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.
3)      Sistem Ginjal
Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat, kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda, disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
4)      Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan. Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim terjadi. Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
5)      Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
6)      Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Terdapat imunoglobin utama pada bayi, yaitu IgG, IgA dan IgM.
7)      Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi.
8)      Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8 minggu.
9)      Sistem neurologi
Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks fisiologis pada bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuluskeletal.
10)  Panca Indra
a.       Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia.
b.      Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama ASI. Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang lain.
c.       Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d.      Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara.
e.       Indra peraba/sentuhan
Bayi mudah memperlihatkan reaksi terhadap berbagai hal dengan adanya beberapa refleks fisiologis. Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.

2.9  Rencana asuhan pada bayi
Secara umum, WHO merekomendasikan bahwa, kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan pelayanan kesehatan dengan prinsip sebagai berikut :
1)      Persalinan bersih dan aman
2)      Mulai pernafasan spontan
3)      Mempertahankan suhu tubuh dengan mencegah hipotermi
4)      Menyusui segera setelah lahir
5)      Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit
Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang perawatan bayi, antara lain :
1)      Pemilihan tempat tidur yang tepat
Tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan di dekat tempat tidur ibu.
2)      Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan verniks caseosa dalam tubuh bayi yang berguna stabilisasi suhu tubuh.
3)      Mengenakan pakaian bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi.
4)      Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dengan tidak membubuhkan sesuatu pada pusar bayi. Menjaga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama.
5)      Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. hindari memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6)      Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat ke dalam kanal/lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam telinga.
7)      Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari sekali. kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
8)      Kapan membawa bayi ke luar rumah  
Di bawa keluar selama satu atau dua jam sehari.
9)      Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan segera setelah bayi lahir.
10)  Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
11)  Perawatan intensif
Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi/masalah yang menyertai bayi.
12)  Perawatan lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan berat badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.
2.10   Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). 
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010),  Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).

Pemeriksaan Fisik  
1)      Keadaaan umum
a.       Kesadaran : composmetis, apatis, somnolen,sopor, koma, delirium
b.      Tanda Vital : TD: normal balita : 99/65 mmHg
N : 105-110 x/menit
S  : 36-37,50C
RR: 30-50 x/menit
2)      Pemeriksaan kulit, kuku,rambut dan kelenjar getah bening
Pemeriksaan kulit : menilai pigmentasi, sianosis, ikterus, ekzema, pucat,dll
Pemeriksaan kuku : warna, bentuk, keadaan
Pemeriksaan rambut : menilai warna, kelebatan, distribusi, dll
Pemeriksaan kelenjar getah bening : palpasi daerah leher atau inguinal.
3)      Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala : lingkar kepala dan ubun-ubun
Wajah : kesimetrisan, paralisis wajah, pembengkakan
Mata : menilai visus, palpebra, kelenjar lakrimalis, sklera, kornea
Telinga : bentuk, besar dan posisi, membran tympani, serta fungsi
Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis
Mulut : trismus, halitosis, edema, peradangan gusi, kelainan lidah
Faring : hiperemia, edema, abses dan adanya suara sesak
Laring : obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara sesak
Leher : Tekanan vena jungularis, massa pada leher
4)      Pemeriksaan dada
Payudara : kelainan payudara, ginekomastia patologis, galaktore
Paru : Kesimetrisan, suara nafas
Jantung : Palpasi denyut apikal, suara, irama, dan bising jantung
Abdomen : Auskultasi peristaltik usus dan usus bising
Genetalia : Laki : bentuk dan ukuran penis, testis, kelainan, perdangan testis dan skrotum. Perempuan : epispadia, tanda seks sekunder, pengeluaran caiaran.
Tulang belakang  dan ekstremitas :Nyeri, dan kelaiann, gaya jalan

2.11   Kegawatdaruratan
1)      Prinsip dasar kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat terjadi dengan tiba-tiba, dimana saja, dan kapan saja. Sebagai contoh kondisi bayi yang tiba-tiba menjadi lemas, tidak bernapas, menangis melengking, suhunya berubah menjadi panas atau dingin, tidak mau minum, mulut mencucu, kejang, terjatuh atau terluka, tersedak dan lain-lain.
2)      Menghindari kegawatan
Sebagian besar kegawatan bisa dihindari dengan cara :
§  Memberikan profilaksis/perencanaan yang saksama
§  Mengikuti petunjuk-petunjuk klinis
§  Memantau kegawatan dengan seksama
3)      Reaksi terhadap kegawatan
§  Perlu tata laksana secara benar dan efektif sampai rujukan
§  Beri reaksi yang positif dan efektif
§  Beri pelatihan-pelatihan/pesan kepada orang tua atau keluarga
§  Perlu diinformasikan pada keluarga mengenai sebab, akibat, penanganan yang akan dilakukan, kegunaan obat, cara pemberian, dan efek samping
§  Peralatan gawatdarurat.
4)      Penanganan awal
§  Tetap tenang
§  Berpikir secara logis
§  Pusatkan perhatian pada kebutuhan bayi
§  Jangan tinggalkan bayi sendirian tanpa ada yang menjaga
§  Ambillah tanggung jawab, hindari kebingungan dengan menugaskan seseorang sebagai penanggung jawab
§  Segera cari pertolongan! Salah atu penolong mencari pertolongan atau bantuan orang lain untuk mengambilkan alat atau obat atau O2
§  Jika bayi tak bernapas segera kaji ABC (airway, breathing, circulation) lalu jika ditemukan kejang, maka segera cari tahu penyebabnya.
§  Jika terjadi syok, segera lakukan penatalaksanaan syok
§  Posisikan anak sesuai dengan kebutuhannya
§  Bicaralah dengan keluarga dan bantu agar keluarga tetap tenang
§  Tanyakan apa yang terjadi (kronologis kejadian dan riwayat penyakit)
§  Lakukan pemeriksaan secara cepat lalu segera lakukan penatalaksanaan kegawatan.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Neonatus risiko tinggi kematian seperti: BBLR, asfiksia neonatorium, hipotermia, ikterus, dan perdarahan tali pusat. Untuk mencegah risio tinggi tersebut perlu adanya penatalaksanaan yang baik dan benar serta ditangani dengan cepat dan perawatan yang intensif.

3.2  Saran
Mahasiswa harus lebih banyak belajar tentang neonatus resiko tinggi dan penatalaksanaannya seperti: BBLR, asfiksia neonatorium, hipotermia, ikterus, dan perdarahan tali pusat untuk menjadi bekal praktik dilapangan.




DAFTAR PUSTAKA

Tresnawati, frisca. 2012. Asuhan Kebidanan. Jakatra: Prestasi Pustaka
Sudarti, Khoriunisa Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kebidanan Komunitas, Oleh Safrudin, SKM, M.Kes & Hamidah, S.Pd, M.Kes, EGC.
Dewi, Vivian Nanny Lia.2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Wahyuni, sari SST. 2009. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: EGC
Wildan, Moh, A.Alimul Hidayat, Aziz. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika


Post a Comment for "Neonatus pada bayi dan balita"