Pemberian obat
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pemberian obat yang aman dan akurat
merupakan salah satu obat terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi
yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak
hal, beberapa obat yang menimbulkan efek yang berbahaya yang bila tidak
samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon dan
membantu klien menggunakannya dengar benar dan berdasarkan pengetahuan.
Selain mengetahui kerja suatu obat
tertentu, perawat juga harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan
sebelumnya untuk menentukan apakah obat tertentu aman untuk diberikan.
Pertimbangan perawatan penting dalam pemberian obat tepat dan aman.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
definisi obat ?
2. Bagaimana
sifat kerja obat ?
3. Apa
efek dari pengobatan ?
4. Bagaimana
reaksi obat terhadap tubuh?
5. Apa
factor yang mempengaruhi kerja obat?
6. Rute
pemberian obat?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Obat
Obat
adalah zat yang digunakan dalam diaknosis terapi, penyembuhan, penurunan, atau pencegahan
penyakit. Sediaan atau paduan bahan bahan yg siap untuk digunakan mempengaruhi
atau menyelidiki sisstem fisiologis atau keadaan patologis dalam rangka
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, DepKes RI)
Obat tersedia dalam
berbagai bentuknya yaitu,
1. Solid
( Padat)
§ Pulvis
(Serbuk) yaitu Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
§ Kapsul
yaitu Sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut.
Macam-macam sebagai
berikut,
§ Kapsul
§ Soft
Kapsul (Kapsul Lunak) Exp yaitu Natur E
2. Tablet
yaitu Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi dengan
metode pembuatan dikempa atau dicetak. Tablet dapat berupa sebagai berikut,
a. Tablet
Kunyah
b. Tablet
Hisap (Pastiles, Troches)
c. Tablet
Effervescent
d. Tablet
Salut Gula
e. Tablet
Salut Enteric
f. Tablet
Lepas Lambat dll
3. Suppositoria
Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rectal, vaginal
atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh.
4. Semi
Solid
§ Cream
yaitu Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu/lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
§ Gel
Merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil dan partikel
organik yang besar.
§ Lotion
yaitu Emulsi tapi lebih padat.
5. Liquid
§ Emulsi
yaitu Sistem dua fase yang salah satu cairannya terdisfersi dalam cairan yang
lain dalam bentuk tetesan kecil
§ Larutan
(True Solution) yaitu Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut
§ Suspensi
yaitu Sediaan cair yang mengandung partikel padat tak larutyang terdispersi
dalam fase cair.
6. Gas
§ Aerosol
yaitu Sediaan yang dikemas dibawah tekanan mengandung zat aktif terapetik yang dilepas saat sistem katup yang sesuai di
tekan.
B.
Sifat
Kerja Obat
Obat bekerja menghasilkan efek teraputi
yang bermanfaat. Sebuah obat tidak
menciptakan suatu fungsi dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi
mengubah fungsi fisiologis.obat dapat malindungi sel dari pengaruh agen kimia
lain, meningkatkan fungsi sel, atau mempercepat atau memperlambat peroses kerja
sel. Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membrane sel
atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor.
Mekanisme kerja obat yang paling umum
ialah terikat pada tempat reseptor sel. Reseptor melokalisasi efek obat. Tempat
reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama.ketika
obat reseptor saling berikatan efek terapotik dirasakan. Setiap jaringan atau
sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. Misalnya reseptor pada
sel jantung berespon terhadap preparet digitalis.
C.
Efek
Dari Pengobatan
Karena sruktur kimia dan kerja
fisiologisnya sebuah obat dapat menghasilkan lebih dari satu efek di antaranya
yaitu,
1. Efek
Terapotik
Merupakan respon
fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkiraakan timbul. Setiap obat
yang diprogramkan memiliki efek terapotik yang diinginkan.
2. Efek
Samping
Sebuah obat
diperkirakan akan menimbulkan efek sekunder yang tidak diinginkan yang disebut
efek samping. Efek samping ini mungkin tidak berbahaya tetapi ada efek samping
yang cukup serius hingga menghilangkan efek terapotik obat sehingga perlu
penghentian pemberian obat akibatnya klien sering kali berhenti meminum obat
tanpa berkonsultasi.
3. Efek
Toksik
Eekf ini terjadi
setelah klien meminum obat berdosis tinggi dalam jangka waktu lama, setelah
suatu obat berakumulasi di dalam darah akibat kerusakan metabolisme
ataueskresi. Satu dosis obat dapat menimbulkan dapat menimbulkan efek toksik
pada beberapaklien.
D.
Reaksi
Obat Terhadap Tubuh
Dalam
pemberian obat muncul beberapa reaksi terhadap tubuh diantaranya yaitu,
1. Reaksi
ideosintratik
Reaksi ini meliputi
klien beraksi berlebihan,tidak bereaksi tau tidak normal terhadap obat. contohnya
seorang anak yang menerima anti histamine menjadi sangat gelisah atau sangat gembira,bukan
mengantuk adalah tidak mungkin memperkirakan klien mana yang akan mengalami
respon ideosintratik.
2. Reaksi
Alergi
Adalah respon lain yang
tidak dapat di perkirakan terhadap obat. Kekebalan tubuh seseorang dapat
tersensitisasi terhadap dosis awal obat. Apabila obat di berikan secara berulang
kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat. Dalam hal ini obat
bekerja sebagai antigen,memicu pelepasan antibody. Alergi obat dapat bersifat
ringan atau berat.gejala alergi tergantung pada individu danobat. Reaksi yang
berat ditandai oleh kontriksi otot bronkiolus,edema fariinitis.ng dan laring, mengi
berat dan sesek napas.reaksi alergi ringan ditandai seperti urtikaria, ruam, pruritus
dan rhinitis.
E.
Faktor
yang mempengaruhi kerja obat
Akibat
perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat bervariasi. Faktor
selain karakterisatik obat juga mempengaruhi kerja obat diantaranya yaitu,
1. Perbedaan
Genetik
Faktor genetic
menentukan apakah enzime yang terbentuk secra alami ada untuk membantu
penguraian obat.
2. Variabel
Fisiologis
Sistem tubuh mengalami
perubahan fungsi dan struktur yang mengubah pengaruh obatapabila status nutrisi
klien buruk sel tidak dapat berfungsi dengan normal sehinggabiotranformasi
tidak berlangsung. Metabolisme obat bergantung pada nutrisi yang adikuatuntuk
membentuk enzime Dan protein dan obat berikatan dengan protein
sebelumdistribusi ke tempat kerja obat.
3. Kondisi
Lingkungan
Reaksi suatu obat
bervariasi tergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. Stressfisik dan
emosi yang berat akan memicu respon hormonal yang pada akhirnyamenganggu
metabolisme obat pada klien.
4. Faktor
Psikologis
Sejumlah factor
psikologis mempengaruhi pengunaan obat dan respon terhadap obat.Sikap seseorang
terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruhkeluarga.
F.
Pemberiaan
Obat
Dalam pemberian obat perawat mengunakan
lima benar untuk menjamin pemberian obatyang aman yaitu benar obat, benar
dosis, benar klien, benar waktu dan benar rute pemberian. Pilihan rute
pemberian obat tergantung pada kandungan obat dan efek yang diinginkan juga
kondisi fisik dan mental klien. Rute pemberian obat diantaranya yaitu,
1. Rute
Oral
Rute yang paling mudah
dan paling umum digunakan. Obat diberikan melalui mulut yangdi telan. Kerja
obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama klien umumnya lebihmemilih rute
oral.
2. Rute
Parental
Ialah pemberian obat
dengan injeksinya kedalam jaringan tubuh meliputi yaitu,
§ Subkutan
(SC) yaitu injeksi kedalam jaringan tepat dibawah jaringan dermis kulit
§ Intradermal
(ID) yaitu injeksi kedalam dermis tepat dibawah epidermis.
§ Intramuskular
(IM) yaitu Injeksi kedalam otot tubuh.
§ Intravena
(IV) yaitu Suntikan kedalam vena.
3. Pemberian
Topical
Pemberian topikal
dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang
lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan atau menyediakan air mandiyang
dicampur obat.Obat diberikan secara topikal dengan mengunakan cakram
ataulempeng transdermal.
G.
PROSEDUR
TINDAKAN
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL
LANGKAH RASIONAL
|
|
PERSIAPAN PASIEN
1. KIE
pada pasien tentang tindakan yang akan kita lakukan
2. Posisi
duduk atau berbaring miring
|
-
Mengurangi ansietas
dan meningkatkan kerja sama.
-
Agar mudah menelan
obat.
|
PERSIAPAN ALAT
1. Kartu,
format catatan atau huruf
2. Cetak
nama obat
3. Nampan
atau kereta obat
4. Mangkuk
obat sekali pakai
5. Segelas
air,jus atau cairan yang dipilih
6. Sedotamn
7. Alat
penghancur pil (bila perlu)
|
|
PROSEDUR KERJA
1. Periksa
keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format. Periksa namaklien dan nama, dosis,
rute pemberian dan waktu pemberian obat.
|
-
Program dokter adalah
sumber yang paling dapat dipercaya dan merupakan satu -satunya catatan resmi
obat yang akan diterima klien.
|
2. Siapkan obat
1. Cuci
tangan
2. Atur
nampan dan mangkuk obat didalam pengobatan
3. Pilih
obat yang tepat,hitung dosis obat yang benar.
4. Menyiapkan
tablet atau kapsul dari botol, tuang jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol lalu
pindahkan ke mangkuk obat
5. Tempatkan
semua atau kapsul yang akan diberikan pada waktu yang sama didalam sebuah
cangkir
6. Jika
klien sulit mnelan gerus tablet dalam alat penghancur
7. Siapkan
cairan kocok merata sebelum diberikan, bias berupa segelas air atau jus.
|
1. Mengurangi
perpindahan mikroorganisme dari tangan anda keobat dan peralatan.
2. Menghemat
waktu dan mengurangi kesalahan.
3. Mengurangi kesalahan, perhitungan akan lebih akurat
bila informasi dari label obat tersedia ditangan.
4. Mempertahankan
kebersihan obat.
5. Menyiapkan
obat yang membutuhkan pengkajian sebelum diberikan terpisah dari
obat lain
membuat anda lebih mudah menunda pemberian obat tersebut,jika diperlukan
6.
Obat berukuran
besar mungkin sulit untuk menelan.Tablet yang telah
digerus dan dicampur dengan makanan lunak yang enak biasanya mudah ditelan.
Pastikan obat dapat dihancurkan sebelum Anda menghancurkan diseranya obat
bersalut enreric tidak didesain untuk diserap dilambung.
7. Melarutkan
obat.
|
3. Berikan obat
1. Beri
obat pada klien pada waktuyang benar
2. Identifikasi
klien dengan
Membandingkan
nama pada
Kartu,format
obat.
3. Jelaskan
tujuan setiap pengobatandan kerja obat pada klien.
4. Bantu
klien mengambil posisi Duduk atau berbaring miring.
|
1. Obat
diberikan dalam 30 menit sebelum atau setelah waktu yang diresepkan. Obat
cepat (stat) atau obat yang diresepkan dalam bentuk tunggal harus diberikan
pada saat diprogramkan.
2. Gelang
identifikasidibuat pada saat klien mendaftar dan merupakan sumber identifikasi
yang paling dapat dipercaya.
3. Klien
mempuyai hak untuk diberi tahu,dan memahami pengobatan meningkatkan kepatuhan
klien terhadap terapi.
4. Mencegah
aspirasi sewaktu menelan.
|
4. Tanyakan apakah
klien ingin memegang obat padat di tangannya atau di mangkuk sebelum
memasukanya ke dalam mulut
|
- Klien akan mengenal obat karena
melihat setiap obat.
|
5. Tawarkan
air segelas penuh atau jus untuk menelan obat
|
-
Pilihan cairan
meningkat kenyamanan dan obat meningkatkan asupan cairan.
|
6. Untuk
obat yang diberikan secara sublingual mionta klien meletakkanya di bawah
lidah dan biarkan obat larut seluruhnya
|
-
Obat diabsorpsi
melalui pembuluh darah dibawah permukaan lidah.Jika ditelan, obat hancur
akibat kerja getah lambung atau didetoksifikasi dengan sangat cepat oleh hati
sehingga kadar teraputik darah tidak dicapai.
|
7. Apabila
klien tidak mampu menahan obat tempatkan cangkir berisi obatpada bibir dan
dengan perlahan masukkan setiap obat kedalam mulut satu persatu
|
-Mencegah obat terkontaminasi.
Memberikan tablet atau kapsul satu persatu memudahkan klien menelan dan
mencegah aspirasi.
|
8.
Temani klien sampai
semua obat ditelan
|
-Perawat bertanggung jawab memastikan klien
menerima dosis yang diprogramkan, Apabila tidak diawasi, ada kemungkinan
klien tidak meminum obatnya atau menyimpannya, menimbulkan resiko pada
kesehatan.
|
9.
Bantu klien kembali
ke posisi yang Nyaman
|
-Mempertahankan rasa nyaman.
|
10. Buang
suplai yang kotor dan cuci Tangan
|
-
Mengurangi transisi
mikroorganisme.
|
11. Catat
waktu actual setiap obat
diberikan pada catatan obat Dokumentasi cepat
mencegah
kesalahan, mis. pengulangan pemberian dosis obat.
|
-Tanda tangan
mencerminkan akuntabilitas pemberian obat.
|
12. Kembali
dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan.
|
-Digunakan untuk mengkaji manfaat
teraputik obat mendeteksi awitan efek samping.
|
PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN
TINDAKAN RASIONAL
|
|
PERSIAPAN PASIEN
1. KIE
pada pasien tentang tindakan yang dilakukan
2. Posisi
klien untuk merelaksasikan tangan, kaki, atau abdomen tergantung tempat
injeksi yang dipilih
|
1. Mengurangi
ansietas dan meningkatkan kerja sama.
2. Agar
tidak tegang sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.
|
PERSIAPAN ALAT
1. Spuit
berukuran 1ML,100 U insulin
2. Jarum
berukuran 25G dan panjang 3/8 sampai 5/3 inci
3. Swab
antiseptic (Betadin atau alkhohol)
4. Sarung
tangan sekali pakai
5. Obat
ampul atau vial
6. Kartu,
format dan huruf cetak nama
7. Obat
|
1. Digunakan
untuk membersikan kulit.
2. Mengidentifikasi
di programkan dan nama klien.
|
PROSEDUR KERJA
1. Cuci
tangan
2. Cek
program obat
|
1.
Mengurangi penularan
mikroorganisme.
2.
Memastikan
keakuratan.
|
3. Siapkan
dosis obat yang tepat dari ampul atau vial
|
3.
Obat steril, teknik
menyiapkan vial dan ampul yang Memastikan berbedah menginjeksi volume udarah
dalam jumlah kecil membersikan jarum dari obat dan mencegah jejak obat yang
tertinggal dijarempat injeksi.
|
4. Kenakan
sarung tangan sekali pakai
|
4.
Injeksi dapat
menyebabkan sedikit rembesan darah pada tempat injeksi.sarung tangan resiko
terpajan.
|
5. Identifikasi
klien dengan memeriksa pita lengan yang memuat identitasnya dan menanyakan
nama klien.
|
5.
Memastikan klien yang
menerima dosis obat yang diprogramkan benar.
|
6. Jelaskan
prosedur kepada klien
|
6.
Membantu klien
mengantisipasi
Tindakan
pendekatan yang tenang meminimalkan kecemasan.
|
7. Tutup
gorden atau pintu kamar
|
7.
Menjaga privasi.
|
8. Pertahankan
atau gaun yang membungkus bagian tubuh yang tidak perlu dipajankan
|
8.
Untuk memilih tempat
injeksi yang tepat, bagian tubuh tertentu perlu terpajankan.
|
9. Pilih
tempat ineksi yang tepat Palpasi adanya nyeri tekan atau masa di tempat
injeksi.untuk pemberian insulin harian rotasi tempat injeksi setiap hari. Pastikan
ukuran jarum benar dengan memegang lipatan kulit ditempat injeksi dengan ibu
jari dantelunjuk. Ukur lipatan kulit dari atas ke bawah. Panjang jar um harus
1,5 kali panjang lipatan kulit.
|
9.
Tempat injeksi harus
bebas dari anomali yang dapat mempengaruhi absorbsi obat. Tempat injeksi yang
digunakan berulang kali dapat mengeras akibat (lipohipertropi) peningkatan
pertumbuhan jaringan.
|
10. Bantu
klien mendapatkan posisi yang nyaman.
|
10. Relaksasi tempat injeksi meminimalkan rasa
tidak nyaman
|
11. Merelokasi
tempat injeksi menggunakan penanda anatomi tubuh
|
11.
Injeksi yang akurat
dilakukan dengan menginsersi jarum ditempat yang tepat untuk menghindari
cedera pada jaringan, pembuluh darah,
syaraf atau tulang dibawahnya.
|
12. Bersihkan
tempat injeksi dengan swab antiseptic. usap bagian tengah tempat injeksi
dengan arah gerakan berputar keluar sepanjang 5 cm.
|
12.
Kerja mekanisme swab
membuang sekresi yang mengandung mikroorganisme.
|
13. Pertahankan
swab dekat tangan
|
13.
Swab tetap dapat
dengan mudah diambil ketika jarum diambil.
|
14. Lepas
tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus.
|
14.
Mencegah kontaminasi.
|
15. Pegang
spuit dengan benar diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan, pegang
seperti memegang anak panah telapak tangan dibawah
|
15.
Injeksi yang cepat
dan lancar dilakukan dengan memanipulasi bagian spuit dengan benar.
|
16. Lakukan
injeksi yaitu
a. Untuk
klien yang ukuran tubuhnya rata-rata gunakan tangan tidak dominan untuk
merenggangkan kulit supaya tegang ditempar injrksi atau pegang jaringan
sehingga tercipta suatu gulungan kulit setebal 0,5 inci.
b. injeksikan
jarum dengan cepat dan mantap pada sudut 4 5-90 derajat
c. pegang
ujung bawah badan spluit sampai ujung penghisap dengan
tangan tidak
dominan. Hindari menggerakan spluit ketika menarik pengisap secara perlahan
kebelakang untuk mengaspirasi obat. Apabila darah terlihat di spluit lepas
jarum, buang obat dan spluit, dan ulangi prosedur. pengecualian jangan mengaspirasi
obat saat menginjeksi heparin
d. Injeksi
obat perlahan -lahan
|
a.
Jarum mepenestrasi
kulit yang tegang dengan lebih mudah daripada kulit yang kendor. Mencubit
kulit mengangkat jaringan SO dan mengurangi kepekaan tempat injeksi.
b.
Insersi yang cepat
dan mantap meminimalkan rasa tidaknyaman. (menginjeksi obat kedalam
jaringanyang dikompresi akan mengiritasi pada kulit)
c.
Untuk menginjeksi
dengan benar bagian-bagian spuit perlu dimanipulasi.gerakan spuit dapat
mengeser jarum dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Aspirasi darah spuit
mengindefisikan masuk kedalamvena. injeksi SC dan IM tidak digunakan untuk injeksi
IV(Dermis relatif mengandung
pembuluh darah
d. Aspirasi
pada injeksi hepari dapat membuat jarum bergerak, sehingga dapat terjadi kerusakan
dan pendarahan jaringan
|
17. Tarik
jarum sambil mengusapkan swab alkhohol dengan perlahan diatas atau ditmpat
injeksi.
|
17. Menyokong jaringan disekitar tempat injeksi
untuk meminimalkan rasa tidak
nyaman selama menarik jarum.
|
18. Untuk
injeksi SC atau IM,beri pijatanringan pada kulit yang baru diinjeksi heparin
SC atau insulin, BILA PERLU pasang perban, untuk injeksi ID, jangan pijat
tempat injeksi.
|
18.Memijat daerah yang baru
diinjeksi heparin dapat mengakibatkan pendarahan dan dapat meningkatkan laju
absorpsi insulin.
|
19. Bantu
klien mendapatkan posisi yang nyaman.
|
19.Mengurangi
penularan mikroorganisme.
|
20. Buang
jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong pengaman dan
tempatkan dalam wadah berlabel, Apabila perawat tidak bisa meninggalkan sisi
tempat tidur klien,teknik menutup jarum dengan satu tangan dapat dilakukan.
|
20.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum
tidak ditutup kembali untuk mencegah petugas tertusuk jarum dan penularan
penyakit.
|
21. Lepas
sarung tangan sekali pakai. Cuci tangan.
|
21.Mengurangi
penularan mikroorganisme.
|
22. Untuk
injeksi SC dan IM, catat dosis obat, rute pemberian tempat injeksi, dan waktu
serta tanggal injeksi pada catatan pengobatan. Tanda tangani dengan benar
sesuai kebijakan institusi.
|
22. Dokumentasi yang tepat waktu mencegah kesalahan
dalam pemberian obat.
|
23. Kembali
kekamar dan tanya apakah klien merasakan nyeri akut, sensasi terbakar, kesemutan,
pada tempat injeksi.observasi adanya reaksi alergi setelah injeksi.
|
23.Rasa tidak nyaman yang
berlanjut dapatmengidikasikan cedera pada tulang, atau syaraf dibawah tempat
injeksi. Reaksianafilatik dapat timbul secara tiba-tiba ID akibat toksisitas
obat.
|
24. Kembali
untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan 10-30 menit.
|
24.Obat IM mengabsorpsi lebih
cepat dari
pada SC efek yang tidak diinginkan juga berkembang
dengan cepat.Observasi menentukan kemanjuran
|
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPILAN
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa obat merupakan terapi yang digunakan
untuk mengobati klien dalam masalah kesehatan. dan obat tersebut dan setiapobat
dapat menimbulkan obat hingga efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila
tidak diberikan dengan baik.
Pemberian
obat yang baik meliputi yaitu Benar obat, benar dosis, benar klien, benar rute
pemberian dan benar waktu. Kelima hal tersebut berpengaruh pada manfaat
obatyang akan dirasakan oleh klien sehingga kelima hal tersebut harus
diperhatikan dalamsetiap pemberian obat kepada klien.
B.
SARAN
Setelah
membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, Robert. 1995. Teknik
Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta: EGC
Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful.
2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC
Potter, Patricia A. 2005. Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi 1. Jakarta: EGC
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan Edisi 2.
Jakarta:Salemba Medika.
Post a Comment for "Pemberian obat"