Pengaruh media sosial terhadap perilaku generasi muda
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan
teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan
teknologi dan informasi tersebut merupakan bentuk dari globalisasi dan
modernisasi yang dihasilkan oleh perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat.
Hal tersebut semakin memudahkan manusia atau seseorang untuk membangun
jaringan dan berinteraksi dengan orang lain tanpa batasan jarak dan waktu.
Kemajuan ini menunjang kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Namun,
ada pula dampak yang merugikan dari perubahan sosial tersebut.
William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan
suatu pengertian tentang perubahan sosial. Ia mendefinisikan perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Sementara itu, Pengertian perubahan sosial menurut ”Gillin dan Gillin” adalah
suatu variasi dan cara-cara hidup yang telah diterima baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa globalisasi
dan modernisasi merupakan dua bentuk perubahan sosial yang penting. Perubahan
ini mengacu kepada kemajuan masyarakat dalam hal teknologi dan informasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi sudah bisa diakses oleh semua
kalangan, termasuk anak –anak dan remaja. Tentu saja hal ini membawa
dampak yang positif maupun negatif. Pada masa sekarang ini, televisi,
majalah, komputer, handphone maupun dunia internet semua bisa
diakses oleh anak – anak ataupun remaja. Fenomena ini berpengaruh terhadap pola
pikir dan perilaku mereka, mulai dari bercerita, meniru sampai pada kebiasaan
sehari – hari. Yang menjadi permasalahan adalah ketika teknologi dan
informasi tersebut bisa diakses secara bebas oleh masyarakat, termasuk
anak-anak dan remaja, hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
mereka.
Remaja, merupakan masa peralihan antara masa anak dan
masa dewasa yang berjalan antara umur dua belas tahun (12) sampai dua puluh
satu (21) tahun. Pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik,
maupun psikologis. Hal ini menyebabkan kondisi pemikiran dan perilakunya masih
terbilang labil. Mudah terpengaruh dan memiliki keingintahuan tinggi.
Keberadaan perangkat modern, teknologi canggih, jaringan internet dan maraknya
kemunculan kehidupan maya di balik gadget yang ada di sekeliling kita dapat
dengan mudah memberi pengaruh kepada remaja, pengaruh yang baik maupun yang
buruk.
Keberadaan dunia maya berbasis jejaring sosial salah
satunya. Suatu fenomena baru yang sangat digandrungi oleh masyarakat di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Pengguna yang tersebar di seluruh dunia tersebut
sebagian besar merupakan anak-anak berusia belasan atau remaja. Beberapa situs
yang menyajikan layanan jejaring sosial antara lain ; Jejaring sosial,
Twitter, Friendster, Plurk, dan lain-lain. Mudahnya situs-situs tersebut
diterima masyarakat antara lain karena adanya fasilitas untuk saling bertukar
informasi, menambah teman, meng-update berita bahkan berbicara
secara langsung meski pengguna berada di Negara atau benua berbeda.
Hal tersebut membuat sebagian besar penggunanya merasa
kecanduan karena keasyikan dengan kehidupannya di dunia maya. Terutama bagi
remaja Indonesia. Ada banyak pengaruh dari jejaring sosial yang mereka sadari
atau tidak ternyata sangat berdampak bagi kehidupan mereka, baik dari segi
minat belajar, prestasi, bersosialisasi dengan lingkungan, kepekaan sosial maupun
perilakunya. Jejaring sosial memudahkan seseorang untuk berinteraksi dengan
orang lain, namun penggunaan jejaring sosial yang berlebihan juga akan
menciptakan ketergantungan yang berlebihan. Apabila seseorang sudah tergantung
dan ketagihan akan jejaring sosial mereka bisa lupa dengan tugas dan kehidupan
sosial dengan teman – teman di dunia nyata. Melalui jejaring sosial remaja
dapat berinteraksi dengan orang yang sama sekali belum pernah bertemu dengan
mereka, entah itu orang dewasa, laki – laki atau perempuan, baik yang bekerja
maupun masih bersekolah, tanpa mereka tahu bahwa yang diajak berinteraksi itu
orang yang benar – benar baik bagi mereka atau tidak dan sejauh mana informasi
yang layak mereka terima dari situs-situs tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan
di atas, di dalam penelitian berjudul ““ pengaruh situs jejaring
sosial terhadap perilaku generasi muda” ini terdapat
rumusan masalah :
1.
Bagaimana sejarah jejaring sosial di
indonesia?
2.
Bagaimanakah tingkat ketergantungan
remaja Indonesia terhadap situs jejaring sosial tersebut?
3.
Apa dampak positif dan negatif
yang ditimbulkan oleh jejaring sosial terhadap kehidupan remaja ?
4.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah kecanduan penggunaan jejaring sosial?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Mengetahui sejarah situs jejaring
sosial yang di indonesia
2.
Mengetahui tingkat ketergantungan
remaja terhadap situs jejaring sosial
3.
Sebagai bahan kajian untuk mengetahui
dampak-dampak dari situs jejaring sosial terhadap kehidupan remaja Indonesia.
4.
Sebagai bahan kajian untuk mengetahui
apa saja upaya yang dapa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kecanduan
terhadap jejaring sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Situs
Jejaring Sosial Di Indonesia
Kemunculan
situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan
orang-orang dari seluruh belahan dunia. situs jejaring sosial pertama, yaituSixdegrees.com mulai
muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk
membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul
situs sosiallunarstorm, live journal, Cyword yang
berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang
berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula
disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya, friendster ini
lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun
2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick
R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun
2005, friendster dan Myspace merupakan situs
jejaring sosial yang paling diminati.
Memasuki
tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai
tergeser dengan adanya jejaring sosial. Jejaring sosial dengan
tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses
informasi seluas-luasnya. Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata
menambah jumlah situs sosial bagi anak muda.Twitter menggunakan
sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat
melihat status terbaru dari orang yang kita
ikuti (follow). Tahun 2012,muncul kembali dan menambah kembali situs
jejaring sosial untuk semua usia yang bernamaKetiker. Ketiker adalah situs web yang menawarkan
jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk
mengirim dan membaca pesan yang disebut post.
B.
Tingkat
Ketergantungan Remaja Indonesia Terhadap Situs Jejaring Sosial
Kehadiran jejaring sosial di tengah
masyarakat menjadi sebuah fenomena yang menandai babak baru kehidupan modern.
Keberadaannya dapat menggantikan peran silaturahmi di tengah masyarakat karena
fasilitasnya yang dapat menghubungkan orang perorang secara leluasa. Dari sini
ditemukan bahwa para pengguna jejaring sosial kini
lebih memilih menjalin komunikasi dengan memanfaatkan situs ini. Mereka
cenderung melihat sisi praktis dan efektif karena tidak harus menyesuaikan diri
sebagaimana tatanan berkomunikasi secara langsung.
Saat ini apabila remaja tidak memiliki akun situs di jejaring
sosial tidak gaul namanya malah bisa dibilang ketinggalan zaman. Dan dalam
rangka menunjukkan eksistensi, akhirnya mereka pun mulai belajar untuk
mengakses situs jejaring sosial. Mereka beranggapan bahwa lewat situs tersebut
mereka dapat mengembangkan pergaulan mereka bahkan sampai-sampai bisa berbisnis
di sana. Pada umumnya remaja yang menggunakan fasilitas internet di
warnet selalu mengakses situs-situs jejaring sosial.
Dengan semakin menjamurnya warnet-warnet di kota bahkan
desa semakin memudahkan mereka untuk mengakses situs-situs jejaring sosial.
Ditambah lagi semakin berkembangnya teknologi sehingga untuk menikmati situs
tersebut tidak perlu lagi pergi ke warnet. Cukup dengan membukanya lewat telepon
genggam yang sekarang makin canggih dan murah, mereka bisa menikmati semua
layanan yang disediakan situs pertemanan tersebut.
Semakin terkenalnya situs pertemanan ini membuat
penggunanya terutama dari kalangan pelajar semakin bertambah tiap harinya. Durasi
dalam mengakses situs pertemanan pun relatif tinggi. Mereka lebih nyaman untuk
terus terpaku di dalam situs tersebut untuk sekedar memberi komentar, share
foto maupun chatting dengan teman mereka daripada harus membaca buku. Dari sini
diungkap fakta yang cukup memilukan dimana ada kecenderungan pelajar yang
gemar mengakses jejaring sosial, prestasi akademiknya menurun. Hal itu
terjadi sebagai akibat mereka disibukkan dengan update statusnya, mengomentari
status dan foto orang lain, chatting, dan sebagainya yang sangat menyita waktu.
Kebanyakan mereka melakukan hal tersebut diluar kendali
karena menganggap aktivitas itu sama sekali tidak mengganggu aktivitas lainnya.
Padahal sejatinya banyak waktu yang terbuang demi menulis, mengomentarai
hal-hal sepele yang jauh dari dikatakan intelek. Pengguna jejaring sosial,
kemungkinan besar selalu ingin mengetahui statusnya setiap hari sehingga tanpa
disadari menyita waktu. Mereka terpicu untuk menulis hal-hal tak penting,
membaca hal-hal sepele, dan juga berpikir secara tak cerdas.
Pengawasan yang minim dari orang tua merupakan salah satu
faktor menjadi faktor mengapa mereka merasa nyaman untuk
menghabiskan waktunya untuk surfing di situs jejaring sosial tersebut. Orang
tua seolah ‘'tutup mata'’ atas fenomena ini. Mereka hanya diam saja mengetahui
anaknya sering mengakses situs pertemanan sampai lupa waktu. Namun para orang
tua pun tidak bisa terlalu disalahkan atas penggunaan situs pertemanan yang
tinggi karena anak mereka bisa saja menggunakan telepon genggamnya untuk
membuka situs tersebut sehingga luput dari pengawasan orang tua.
Pada dasarnya situs-situs jejaring sosial memiliki batas
umur bagi penggunanya yang ingin mengakses situs tersebut. Jejaring sosial
membatasi umur pengguna yang boleh mengaksesnya yaitu minimal berumur 13 tahun.
Statistik menunjukkan bahwa pengguna jejaring sosial terbanyak di Indonesia
yaitu antara usia 23-31 tahun yaitu sebanyak 2.831.060 pengguna. Penggunaan
yang tinggi ini tidak dipungkiri akibat adanya kemajuan pesat di bidang teknologi.
Selain itu, wujud sifat hakekat manusia adalah memilki kemampuan bereksistensi
yaitu kemampuan seseorang untuk menunjukkan “keberadaanya” di antara manusia
yang lain. Dengan adanya situs jejaring sosial seperti jejaring sosial mereka
dapat menunjukkan dirinya pada khalayak luas apalagi sekarang jumlah pengakses
situs jejaring sosial di Indonesia merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan
negara lain di Asia Tenggara.
Dengan begitu banyaknya pengguna situs jejaring sosial
ini, para pengguna terutama dari kalangan pelajar remaja menjadi semangat untuk
menampilkan dirinya lewat akun mereka agar bisa dikenal oleh orang
banyak. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata
pengguna. User dapat men-upload foto dirinya untuk ditampilkan dalam akun
pribadi sehingga bisa dilihat teman-teman mereka. Situs perteman jejaring
sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat sharing
dengan anggota grup. Selain itu jejaring sosial menyediakan kumpulan
cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat,
messaging, email, video, chat, share file dan lain-lain. Hal inilah yang
membuat jejaring sosial begitu digandrungi oleh pelajar remaja saat ini.
Anggapan masyarakat yang mengatakan jika tidak mengakses
internet dikatakan ketinggalan zaman atau gagap teknologi juga mulai
mempengaruhi pemikiran pelajar remaja untuk mulai belajar mengakses situs
pertemanan.
C.
Dampak Positif
Dan Negatif Yang Ditimbulkan Oleh Jejaring Sosial Terhadap Kehidupan
Remaja
Jejaring Sosial seperti Facebook, google+, Twitter dan
yang sejenisnya seakan sudah menjadi suatu keharusan bagi remaja Indonesia
untuk memilikinya. Bahkan jika tidak memilikinya akan dianggap kurang
pergaulan, cupu dan akan dikucilkan dari komunitasnya. Tentu dengan adanya Jejaring Sosial ini pasti
mengakibatkan dampak yang positif maupun dampak yang negatif.
Dampak
Positif :
Pengaruh
positif penggunaan Jejaring Sosial diantaranya
adalah banyak para remaja yang menggunakanJejaring Sosial untuk memasarkan iklannya seperti yang
dilakukan oleh salah seorang mahasiswa pembuat keripik pedas yang memasarkan
produknya ke Twitter dan Facebook yang ber
merk “Maicih” dan akhirnya sekarang menjadi sebuah kripik yang sudah
tersebar hampir di kota-kota besar di Indonesia. Ada juga Jejaring Sosial yang digunakan
sebagai sarana bertukan informasi, pengetahuan dan untuk berdiskusi dalam
pembuatan komunitas.
Jejaring Sosial juga dapat mempererat tali persaudaraan dimana
seseorang dapat tetap saling berkomunikasi walaupun jaraknya jauh. Jejaring Sosial juga dapat
digunakan untuk mencari seorang kerabat, bahkan ada suatu kisah seorang ibu
dapat bertemu kembali dengan anaknya setelah 12 tahun berpisah.
Dampak
Negatif :
Akan
tetapi Jejaring Sosial itu
juga memberikan dampak yang negatif bagi para remaja. Banyak para remaja
yang kecanduan untuk menggunakan Jejaring
Sosial tanpa mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan
rasa sosial diantara remaja pun berkurang. Banyak para remaja yang lebih
suka berhubungan lewat Jejaring
Sosial dibanding dengan bertemu dengan teman-temannya dan yang
lebih parah lagi mereka yang kecanduan susah untuk berkomunikasi dengan yang
lain. Para pelajar juga lebih sering menggunakan waktu mereka untuk bermain
game yang ada pada salah satu Jejaring
Sosial.
Akhir-akhir
ini pun banyak kasus-kasus tentang penculikan gadis, banyak orang-orang dengan
kepandaian komunikasi dan rayuan dapat melarikan gadis gadis seperti yang telah
dialami oleh Nova seorang remaja 14 tahun. Jejaring Sosial juga digunakan untuk bisnis prostitusi.
Banyak remaja yang tergiur karena pengaruh dari lingkungannya yang memang ada
yang sudah terjun ke dunia hitam dan juga menawarkan keuntungan yang sangat
menjanjikan. Remaja yang sedang labil apalagi suka bermimpi hidup mewah dengan mudah
serta berasal dari keluarga yang berantakan mudah untuk terjerumus dalam
prostitusi di Jejaring Sosial ini.
D.
Cara Mencegah
Kecanduan Penggunaan Jejaring Sosial
Solusi yang pertama kali adalah berusaha untuk membatasi
diri, dimana jika kalian sudah kecanduan Jejaring Sosial, maka harus membatasi
waktu aksesnya, mulai kurangi bermain game dan update status. Mulai
mencari kesibukan yang lain misal seperti bermain bersama teman-teman dalam
dunia nyata, ikut organisasi maupun mengerjakan tugas kuliah.
Bagi remaja putri hendaknya dapat lebih waspada jika
berkenalan dengan orang asing di Jejaring Sosial, entah itu dari teman
atau terlebih hanya orang yang asal ingin berkenalan. Jangan mudah
percaya akan rayuan serta kata-kata manisnya. Jangan mudah bertemu langsung
kalau memang sangat ingin maka ajaklah teman-teman kalian dan jangan di tempat
yang sepi.
Peran orang tua
sangatlah penting, walau orang tua tidak menggunakan Jejaring Sosial,
tetapi orang tua harus lebih menjaga lingkungan dan pergaulan anak-anaknya
dibantu dengan sahabat-sahabat terdekatnya sehingga jika ada perilaku dari
anaknya tersebut berbeda, maka orang tua harus tanggap dan mencoba menghubungi
sahabat-sahabatnya agar tidak lebih berlanjut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemunculan
situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan
orang-orang dari seluruh belahan dunia. situs jejaring sosial pertama, yaituSixdegrees.com mulai
muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk
membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Dan
setelah berkembangnya tegnologi dan tambhan wawasan SDM manusia muncul situs
yang lebih modern dengan fitur-fitur yang menarik.
Hal ini menimbulkan manusia khususnya remaja untuk
memanfaatkannya semakin lama tren memanfaatkan jejaring sosial menjadi gaya
hidup yang mempengaruhi perilaku manusia khususnya remaja. Sebenarnya jejaring
sosial mempunyai manfaat dan sisi negatif bagi penggunanya. Tergantung pengguna
memakai situs itu secara bijak atau tidak
B.
Saran
Jika
orang tua dan tenaga pendidik berkomitmen tinggi serta serius dalam menyingkapi
fenomena jejaring sosial yang kini merebak di kalangan pelajar remaja, maka
penulis kira akan mudah untuk menghilangkan sifat ketergantungan mereka ketika
mengakses situs jejaring sosial. Peran dan kontribusi mereka dalam mendidik
para generasi muda sangat dibutuhkan karena emosi remaja cenderung masih labil
dan mudah terkena pengaruh negatif dari lingkungan mereka.
Selain itu
jika upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan maka
akan mudah bagi kita untuk membentuk pribadi generasi muda yang tangguh akan
dampak negatif dari arus globalisasi terutama dalam hal penggunaan internet. Jika
orang tua dan guru dapat menyadari peran-peran mereka dalam membimbing para generasi
muda, akan mudah untuk meminimalisir kemungkinan anak remaja akan terkena imbas
dari penggunaan internet yang tidak sehat. Untuk itu diharapkan kesadaran dari
semua pihak dalam menyingkapi fenomena situs jejaring sosial yang sedang
merebak di kalangan pelajar remaja saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, S. W. 2006. Psikologi
Remaja. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Dirgayuza. 2008. Gaul Ala Facebook
untuk Pemula. Jakarta: Media
Kita. Hal 6-9.
Post a Comment for "Pengaruh media sosial terhadap perilaku generasi muda"