Pengertian dan ciri - ciri kelompok sosial
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mungkin
tidak menyadari bahwa sejak lahir hingga
sekarang kita senantiasa menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kita
dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah kelompok yang dinamakan keluarga, selain
keluarga kita juga termasuk anggota
kelompok agama tertentu, anggota kelompok suku bangsa tertentu , anggota
kelompok olahraga tertentu, anggota kelompok organisasi seperti OSIS , anggota
kelompok pramuka , anggota kelompok partai politik, dan sebagainya.
Terlihat bahwa kelompok sosial
merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan kita karena sebagian
besar kegiatan kita berlangsung
didalamnya. Pada umumnya kita dilahirkan kedunia ini seorang diri akan tetapi
tidak berarti bahwa manusia secara alami merupakan mahluk individu semata. Pada
dasarnya manusia adalah mahluk yang memiliki naluri untuk hidup bersama dengan manusia-manusia
lain. Ia juga memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
B. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian kelompok sosial
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri kelompok sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi
kelompok sosial kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki
hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa
kebersamaan dan dan rasa memiliki. Sekolah merupakan contoh kelompok sosial.
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan
berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan
kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1.
Kelompok statistik, yaitu kelompok
yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di
antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2.
Kelompok kemasyarakatan, yaitu
kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan
sosial di antara anggotanya.
3.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang
anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya,
tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan,
kerabat.
4.
Kelompok asosiasi, yaitu kelompok
yang anggotanya mempunyai kesadaran Pihak yang berinteraksi mendefinisikan
dirinya sebagai anggota kelompok.
B.
CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
Ciri-ciri
kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Merupakan kesatuan yang nyata dan
dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.
2.
Memiliki struktur social
3.
Memiliki norma-norma yang mengatur
hubungan diantara para anggotanya.
4.
Memiliki faktor pengikat.
5.
Adanya interaksi dan komunikasi
diantara para anggotanya.
Maka
kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial
kecil dan kelompok sosial besar.
Kelompok Kecil adalah
kelompok yang saling mengenal anggotanya serta terdapat kerja sama yang
bersifat pribadi contohnya , Keluarga.
Kelompok Besar adalah kelompok-kelompok
besar yang terdiri dari banyak orang hubungan tidak harus saling mengenal
secara pribadi,kurang akrab,dan sifatnya tidak begitu langgeng karena mereka
berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama, contohnya adalah sekolah, jual
beli dalam pasar
C.
PROSES
PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
Faktor-faktor
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
- Dorongan untuk mempertahankan hidup
- Dorongan untuk meneruskan keturunan
- Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja
- Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
- Kesatuan Genealogis atau Faktor Keturunan
- Kesatuan Religius
- Kesatuan Teritorial (Community)
- Kesatuan Kepentingan (Asosiasi)
D.
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
1.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Solidaritas Antara anggota
Istilah ini
dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
·
Solidaritas Mekanik
Solidaritas
mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan
diikat oleh kesadaran kolektif serta belujm mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok.
·
Solidaritas Organik
Solidaritas
organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan
telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling
ketergantungan antaranggota.
2. Klasifikasi
Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh
Ferdinand Tonnies
·
Gemeinschaft (Paguyuban)
Gemeinschaft
adalah kelompok sosial yang memiliki ikatan erat dan intim.
·
Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft
adalah kehidupan publik yang bersifat sementara dan semu.
3.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Indentifikasi Diri
·
In-Group
·
Out-Group
4.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Hubungan diantara Para Anggotanya.
·
Kelompok Primer
Kelompok
Primer adalah kelompok sosial yang memiliki hubungan saling mengenal dan
memiliki perasaan kebersamaan.
·
Kelompok Sekunder
Kelompok
Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kepentingan yang
sama sehingga kerjasama didasarkan pada hitungan untung rugi.
5.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Sistem Hubungan
·
Kelompok Formal
Kelompok
Formal adalah kelompok yang memiliki sistem hubungan yang sengaja diciptakan,
sehingga unsur-unsur dalam suatu organisasi merupakan bagian-bagian fungsional
yang berhubungan.
·
Kelompok Informal.
Kelompok
informal adalah kelompok yang memiliki hubungan secara pribadi, bersifat erat
dan intim.
E.
MASALAH-MASALAH SOSIAL DI MASYARAKAT
Menurut
Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
Masalah
sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1.
Faktor Ekonomi : Kemiskinan,
pengangguran, dll.
2.
Faktor Budaya : Perceraian,
kenakalan remaja, dll.
3.
Faktor Biologis : Penyakit menular,
keracunan makanan, dll.
4.
Faktor Psikologis : Penyakit syaraf,
aliran sesat, dll.
5.
Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan
faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis
global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena
orang sudah sulit mencari pekerjaan.
6.
Faktor Budaya, Kenakalan remaja
menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja
sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba,
padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan
perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu
7.
Faktor Biologis, Penyakit menular
bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu
wilayah atau menjadi pandemik.
8.
Faktor Psikologis,Aliran sesat sudah
banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak
yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di
masyarakat sampai saat ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelompok
sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.Interaksi
sosial dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat Manusia dan menimbulkan
suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam yaitu contoh masalah sosial dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Astrid S.1983. Pengantar Sosiologi dan
Perubahan Sosial. Jakarta:Binacipta
Kretch, David and Crutchfield, Richard
S. 1962. Individual in Society: A Textbook of Social Psychology.
Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar
Sosiologi Kelompok. Bandung : Remadja Karya Susanto,
Santoso, Slamet. 1992. Dinamika
Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara
Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Roos, Ralph and Van den Haag, Ernest. 1975.
Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Roos, Ralph and Van den Haag, Ernest. 1975.
The Fabric of Society: An Introduction
to Social Sciences. New York : Harcourt, Brace, & World, Ltd.
Zanden, James W.V. 1979. Sociology.
Toronto : Willey
Post a Comment for "Pengertian dan ciri - ciri kelompok sosial"