Peninggalan islam dalam bentuk seni bangunan, seni sastra dan seni rupa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedatangan Islam membawa perubahan
besar dalam segala bidang terutama sekali di Jazirah Arab. Selama masa Nabi dan
Khulafaur Rasyidin pada umumnya mereka sibuk dengan dakwah, jihad dan
penaklukan. Islam datang dengan Qur’an dan Hadits, keduanya menyelundup ke
dalam lubuk hati mereka dan bersemi abadi dalam zihin mereka, sehingga dengan
sangat cepat merubah adat istiadat mereka, budi dan akhlak mereka, bahkan
merubah seluruh bidang kehidupan mereka dan berbekaslah perubahan itu pada ilmu
pengetahuan, tata cara hidup, tata cara berpikir atau dengan kata lain berbekas
pada kebudayaan mereka.
Revolusi Islam yang bernapaskan
Al-qur’an dan Sunnah, telah membangun suatu kebudayaan baru di atas puing-puing
kebudayaan Jahiliyyah yaitu kebudayaan Islam. Dari latar belakang ini penulis
akan membahas secara lebih luas lagi yang berkaitan dengan kebudayaan Islam,
seperti peninggalan-peninggalannya yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Penulis
merasa perlu membatasi masalah dalam penulisan makalah ini dengan rumusan
masalah peninggalan islam dalam sentuk seni bangunan, seni sastra dan seni
rupa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Seni Bangunan
Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam
sampai sekarang terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun
peninggalan sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut.
1.
Mesjid
Mesjid adalah tempat beribadah bagi
pemeluk agama Islam. Ciri-ciri mesjid adalah sebagai berikut:
·
Atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang
bersusun semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas berbentuk
limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup puncak);
·
Terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan
adzan;
·
Biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para
pembesar kerajaan;
·
Di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk
berwudhu;
·
Pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti
keraton atau candi.
2. Pesantren
Pusat
pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai sekarang dikenal dengan
namapesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal sebagai tempat anak-anak
Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama Islam. Di dalam kehidupan pesantren,
seluruh peserta didiknya diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan
untuk bekal hidup di masyarakat. Peserta didiknya disebutsantri. Para
santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu mengamalkan
ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masingmasing.
3. Ketaton atau Istana
Keraton atau Istana adalah tempat tinggal raja yang
digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan urusan kerajaan. Keraton terletak di pusat kerajaan yang dikelilingi
oleh pagar tembok dan parit. Keraton peninggalan sejarah kerajaan Islam di
Indonesia, antara lain..
·
Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat (D.I.Yogyakarta)
·
Pura
Paku Alaman (D.I.Yogyakarta)
·
Keraton
Surakarta Hadiningrat (Jawa Tengah)
·
Pura
Mangkunegaran (Jawa Tengah)
·
Keraton
Banten (Banten)
·
Keraton
Kasepuhan (Jawa Barat)
·
Keraton
Kanoman (Jawa Barat)
·
Keraton
Kacirebonan (Jawa Barat)
·
Keraton
Maimun (Sumatra Barat)
·
Istana
Bima (Nusa Tenggara Barat)
B.
Seni
Sastra
1.
Hikayat
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng
yang sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Hikayat-hikayat peninggalan
kerajaan Islam mendapat pengaruh dari Arab, Persia, India, dan lain-lain.
Kebanyakan hikayat-hikayat ini pada awalnya berisi dakwah kepada masyarakat
atau ajakan kepada umat Islam supaya memperkuat keimanannya. Dalam hikayat
bernapas Islam di Nusantara, biasanya tokoh-tokoh pahlawan tersebut dikisahkan
memperjuangkan kedaulatan suatu daerah.
·
Hikayat
Raja-raja Pasai, diperkirakan ditulis abad ke-14. Berkisah tentang Merah Silu
yang bermimpi bertemu Nabi Muhammad, kemudian Marah Silu bersyahadat dan
menjadi Sultan Pasai pertama bergelar Malik al-Saleh.
·
Hikayat
Si Miskin, dikenal juga dengan nama Hikayat Marakarma. Berkisah tentang
Manakarma yang lahir dari keluarga miskin, namun karena kebaikan budinya
akhirnya menjadi raja. Selain pokok-pokok ajaran Islam, hikayat ini berisi
ajaran moral dan anjuran menuntut ilmu.
·
Hikayat
Amir Hamzah, berkisah tentang kepahlawanan Amir Hamzah dalam memperjuangkan
Islam dan mempertahankan Melaka dari serangan Portugis, dan melawan mertuanya
yang masih kafir. Diperkirakan ditulis sebelum tahun 1511.
·
Hikayat
Bayan Budiman, berupa kisah berbingkai yang disadur dari hikayat India,
Sukasaptati, yang sebelumnya telah diadaptasi ke dalam bahasa Persia oleh Kadi
Hassan pada 1371. Berisi kisah tentang burung bayan yang mencegah seorang
perempuan muda yang hendak berselingkuh.
·
Hikayat
Prang Sabi, ditulis oleh Tgk Chik Pante Kulu pada 1881, dan menjadi inspirator
jihad rakyat Aceh melawan Belanda. Berisi kisah tentang bidadari surga (ainul
mardhiyah) yang menjadi jodoh bagi para pejuang yang syahid.
2. Syair
Syair
menjadi media penyebaran Islam bukan saja di Nusantara, tapi hampir di seluruh
dunia. Syair-syair peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain:
·
Syair
Perahu, karya Hamzah Fansuri yang hidup di Aceh masa pemerintahan Sulthan
Alaiddin Riayat Syah Sayidil Mukamil (1589-1604 M). Syair ini berisi pengajaran
tentang adab.
·
Syair
Kompeni Walanda, yang di dalamnya berisi riwayat Nabi.
·
Syair
Perang Banjarmasin, diperkirakan ditulis abad ke-16. Kendati di dalamnya berisi
beberapa pokok ajaran Islam, namun syair yang tidak diketahui pengarangnya ini
dipastikan pro-Belanda, sebab teks pembukanya berisi pujian atas pemerintahan
Belanda. Syair ini juga mendiskreditkan Pangeran Hidayatullah sementara di mata
rakyat, beliau adalah patriot.
·
Syair
Siak Sri Indrapura yang berisi silsilah raja-raja Siak.
·
Syair
Ikan Terubuk, syair anonim yang berupa kisah fiksi berisi kisah-kisah dengan
muatan adab dan tuntunan perilaku beragama.
3. Suluk
Suluk adalah karya sastra yang berisi tentang tasawuf
mengenai keesaan dan keberadaan Allah SWT. Suluk dan tembang gubahan Sunan
Bonang ditulis pada daun lontar. Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk
suluk atau tembang tamsil, antara lain Suluk Wijil. Suluk adalah karya sastra
yang berisi tentang ilmu tasawuf. Dia juga menggubah tembang Tombo Ati (Obat
Hati) yang kini masih sering dinyanyikan orang. Beberapa suluk yang lain adalah
:
·
Suluk
Sukarsa, berisi ajaran tentang hakikat kepemimpinan.
·
Suluk
Syarab al Asyiqin, karya Hamzah Fansuri yang berisi ajaran wahdat al-wujud, dan
tahap-tahap pencapaian makrifat.
·
Suluk
Malang Sumirang, ditulis oleh Sunan Panggung dari Demak, sekitar tahun 1520.
Berisi kritikan terhadap Sultan Demak, dan ajaran Sunan Panggung dianggap
sesat.
4. Sastra dalam bentuk Kitab
Beberapa
kitab peninggalan sejarah Islam, antara lain:
·
Kitab
Manik Maya, ditulis pada 1740 oleh Raden Mas Ngabei Ronggo, berisi sejarah
perkembangan Islam di Pulau Jawa.
·
Kitab
Sasana-Sunu, digubah pada 1798 oleh Raden Tumenggung Sastranegara, berisi
ajaran tentang tata cara hidup Islam, dan ajaran meneladani Rasulullah.
·
Kitab
Nitisastra, digubah pada abad ke-15, tidak diketahui penulisnya. Berisi ajaran
moral dan pandangan hidup berupa kebijaksanaan.
·
Kitab
Nitisruti, berisi ajaran tentang filsafat dan moral. Tidak diketahui
penulisnya.
·
Kitab
Sastra Gending, karya Sultan Agung yang memuat ajaran filsafat dan kebajikan.
5. Babad
Babad
adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan
masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara
lain:
·
Babad
Tanah Jawi, ditulis oleh Carik Braja pada 1788 atas perintah Sunan Paku Buwono
III. Babad ini berisi silsilah raja-raja dari zaman Mataram Hindu hingga
Mataram Islam.
·
Babad
Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin).
·
Babad
Raja-Raja Riau, yang berisi tentang silsilah raja-raja Riau yang bercorak
Islam.
·
Babad
Demak, berisi kisah Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak.
·
Babad
Cirebon, berisi kisah Pangeran Cakrabuwana membangun kota Cirebon dan membangun
perkampungan Muslim.
·
Babad
Gianti, diperkirakan ditulis pada 1803, membahas fenomena-fenomena politik
Pulau Jawa sekitar 1741 - 1757.
C.
Seni
Rupa
1.
Seni Pahat Atau Seni Ukir
Seni
pahat atau seni ukir berkembang seiring dengan kaligrafi. Di dinding depan
Masjid Mantingan, terdapat seni pahat yang sekilas merupakan pahatan tanaman(
gaya arabek) tetapi apabila diteliti dengan seksama di dalamnya terdapat
pahatan monyet. Di Cirebon merupakan pahatan harimau. Contoh lainya adanya
gambaran makhuk hidup yang disamarkan(distilir) antara lain adalah pintu masjid
Demak yang di sebut dengan Lawang Bledek dan pada masjid kudus yang
disebut dengan Lawang kembar. Untuk seni hias ini pola-pola yang
banyak diambil adalah dari zaman purba yang terutama sekali terdiri atas
pola-pola daun-daunan , bunga-bugaan ( teratai ) bukit-bukit karang,
pemandangan dan garis-garis geometri. Sering juga terdapatkan pola-pola kala makara
dan kalamrga ( kepala kijang menjadi pengganti ,makaranya), gambar-gambar naga
juga sering muncul. Begitu juga dengan tulisan Arab. Menurut salah satu hadis
bahwa sebaiknya masjid sesederhana mungkin. Untuk menghiasnya hanya diperlukan
beberapa tulisan yang berisi mengingat kepada Allah dan Nabi serta seruan
terhadap firman-firmanya. Pada akhirnya dimimbar masjid sajalah yang dihiasi
dengan ukir-ukiran. Masjid yang dihiasi ukir-ukiran adalah masjid
Mantingan berupa gambar-gambar pigura yang ditempelkan ditembok-temboknya.
Beberapa makam
juga dihiasi dan biasanya yang diberi hiasan adalah jiratnya atau cangkupnya.
Gapura-gapuara juga dihiasi dengan ukiran dan pahatan, antara lain adalah
adanya hiasan-hiasan pada candi bentar Tembayat ( Klaten) yang diketahui bahwa
yang mendirikan adalah Sultan Agung Mataram ( 1633) sedangkan sangat mewaha
dalah hiasan pada gapuara Sendangduwur (Tuban) yang polanya terutama sekali
berupa gunung-gunung karang. Puncak gapura berupa puncak gunung pula, didukung
dengan sayap-sayap yang melebar melingkupi seluruh pintu gerbangnya. Corak dan
pola-pola hiasan Sendangduwur itu banyak persamaanya dengan gapura-gapura di
ujung Selatan pulau Bali yaitu Pura Ulu Watu dan Pura Sakenan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedatangan Islam membawa perubahan
besar dalam segala bidang terutama sekali di Jazirah Arab. Selama masa Nabi dan
Khulafaur Rasyidin pada umumnya mereka sibuk dengan dakwah, jihad dan
penaklukan. Islam datang dengan Qur’an dan Hadits, keduanya menyelundup ke
dalam lubuk hati mereka dan bersemi abadi dalam zihin mereka, sehingga dengan
sangat cepat merubah adat istiadat mereka, budi dan akhlak mereka, bahkan
merubah seluruh bidang kehidupan mereka dan berbekaslah perubahan itu pada ilmu
pengetahuan, tata cara hidup, tata cara berpikir atau dengan kata lain berbekas
pada kebudayaan mereka.
Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam
sampai sekarang terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun
peninggalan sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Mesjid
2. Keraton
3. Pesantren
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambary,
Hasan Muarif, Menemukan Peradaban, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998.
Hasjmy,
A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Pijper,
G.F., Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, Jakarta: Universitas
Indonesia, 1985.
Post a Comment for "Peninggalan islam dalam bentuk seni bangunan, seni sastra dan seni rupa"