Peradaban Islam pra kemerdekaan Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah Awal Masukya Islam di
Indonesia Bukti Sejarah Bukti Ekstern Bukti Intern Berita Arab Pada abad VII M,
banyak pedagang muslim yang berinteraksi dengan rakyat Sriwijaya Batu nisan
Fatimah binti Maimun Berangka tahun 1082 M di Leran, Gresik Berita Eropa Pada
tahun 1292 M, Marco Polo, Kesultanan Samudra Pasai Makam Sultan Malik al-Shaleh
(1297 M) di Sumatra Berita India Pedagang Gujarat sekaligus syiar Islam Makam
Syaikh Maulana Malik Ibrohim (1419 M) di Gresik. Berita Cina Pada tahun 1400 M,
Ma Huan Terdapat pedagang Islam di Jawa.
Penduduk Indonesia dikenal sebagai
pelayar-pelayar tangguh. Sejak awal masehi sudah terdapat rute-rute perdagangan
dan pelayaran Hasil bumi Nusantara yang menjadi perhatian dunia Nusantara sebagai
lintasan penting dunia, terutaam antara Cina dan India Pedagang Arab, Persia
dan India mulai berdagang sejak abab VII M (Islam berkembang di TT) Malaka
sebagai pusat pelayaran dan perdagangan (jembatan penghubung ekspor
rempah-rempah) Menjelang abad XIII M, terjadi islamisasi pada penduduk sekitar
koloni pedagang muslim. Di sejarah sudah di katakan bahwa islam di kembangkan
dan di sebarluaskan oleh para saudagar. Sejak zaman pra sejarah, penduduk
kepulauan Nusantara di kenal sebagai pelayar- pelayar di lautan. Awal masehi
sudah ada yang ikut rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan
Nusantara dengan darat Asia Tenggara.
Latar belakang masuknya islam di
Indonesia di awali hubungan dagang antara bangsa arab dengan bangsa Indonesia.
Sebelum kita menjelaskan lebih lanjut tentang teori kedatangan islam di
Indonesia, sejarah awal masuknya islam Indonesia, agama dan kekuatan politik
masa kolonialisme. Lebih baik harus adanya pembahasan tentang tiga argument
tadi agar mengetahui peradaban islam Indonesia Pra Kemerdekaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kondisi Peradaban Islam Pra Kemerdekaan?
2. Bagaimana
Teori Kedatangan islam di Indonesia?
3. Bagaimana
Sejarah awal masuknya islam Indonesia?
4. Bagaimana
Agama dan kekuatan politik pada masa Kolonialisme?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban
Islam Pra Kemerdekaan
Penyebaran islam pertama kali di
Indonesia di mulai dari pesisir. Tumbuh di berbagai pelabuhan di antaranya :
Sumatra Pasai, Sumatra Barat, Palembang, Sunda Kelapa(Jakarta), Jepara, Tuban,
Gresik, Madura, dan Ambon. Dan islam semakin
menyebar luas dan akhirnya menyebar diantaranya adalah Samudra Pasai,
Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Ternate, Tidore dan sebagainya. Ibu kota di
samping pusat politik dan perdagangan pusat perkumpulan para ulama’ dan
mubaligh isalm. Raja- raja Aceh mengangkat para ulama’ menjadi penasehat dan
pejabat di bidang keagamaan. Sultan Iskandar muda ( 1607-1636 ) mengangkat
Syekh Nuruddin ar-Raniri menjadi mufti kerajaan dan Sultan Saefuddin Syah
mengangkat Syekh Abdur Rauf Singkel[1].
Kedudukan ulama sebagai penasehat
raja, di Demak penasehat Raden Fatah, raja pertama Demak, Sunan Ampel dan Sunan
Kalijaga. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) yang berperan sebagi guru
agama dan mubalig saat di ternate di bantu sebuah penasehat. Kesimpulan nya
selain menjadi penasehat badan peradilan juga member nasehat kepada raja
apabila melanggar. Ulama sangat berperan sebagai penyebar agama juga
berpartisipasi dalam bidang pendidikan ,ada dua cara yang di lakukan sebagai
berikut :
1. Membentuk karder-karder ulama yang
bertugas sebagai muballig ke daerah-daerah yang luas.
2. Karya-karya yang tersebar dan dibaca
di berbagai tempat yang jauh. Karya-karya tersebut mencerminkan pemikiran dan
ilmu keagamaan di Indonesia pada masa itu.
Syekh
Muhammad Naqub al-Attas menyatakan menyaksikan suatu kesuburan dalam penulisan
sastra ,filsafat, metafisika, dan teologi rasional yang tidak ada tolok banding
di zaman apapun di Asia. Diantara ilmuan muslim pertama di Indonesia sebagai
berikut :
1. Hamzah Fansuri
Seorang
sufi terkemuka berasal dari Fansur (barus) Sumatra Utara. Karya nya yang
terkenal Asrarul Arifin fi Bayan ila
Suluk wa at-tauhid, tentang ilmu kalam menurut teologi islam.
2. Syamsuddin as- Sumatrani
Murid
dari Hamzah Fansuri, mengrang buku yang berjudul Miratul Mu’minin ( cermin
orang beriman) tentang ilmu kalam.
3. Nuruddin ar-Raniri
Berasal
dari India keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Dikenal sebgai orang yang membela
ajaran Ahlusunnah wal jama’ah. Kaya nya Al-lanah fi tafkir msn qala bi khalq
al-Qur’an.
4. Abdur Rauf Singkel
Mendalami
ilmu pengetahuan di Makkah dan Madinah. Menghidupkan kembali ajaran tassawuf
yang sebelumnya di kembangkan oleh Hamzah Fansuri.
Peran umat
islam dalam politik pemerintah tidaklah berhenti. Secara formal terdapat kaum
muslimin yang ada dalm jajaran pegawai. Di antaranya sebagai berikut:
1. Serikat Dagang Islam (SDI)
Pada
tanggal 10 desember 1911 M Serikat Dagang Islam (SDI) berubah menjadi Syarikat
Islam (SI). Cokro Aminoto pada tahun 1927 menjadi Partai Syarikat Islam Hindia
Timur dan pada tahun 1930 berubah lagi menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia
(PSII) ketuanya H. Samanhudi dan Cokro Aminoto.
2. Partai Arab Indonesia
Berdiri
tanggal 4 oktober 1953, turunan bangsa arab yang berjuang bagi tanah air dan
bangsa Indonesia Oleh al-Baswedan.
3. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Kumpulan
islam atas inisiatif K.Mas Mansur dan KH.Ahmad Dahlan.
4. Seni dan Arsitektur
Hasil
seni bangunan yang mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah Masjid Kuno
Demak, Sendang Duwur Agung kesepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh dan lain-lain. Beberapa masjid kuno mengingatkan pada seni
candi menyerupai bangunan meru pada zaman Indonesia Hindu. Selain itu nisan
kubur di daerah Tralaya, Tuban, Madura, Demak, Kudus.
Ada tiga
tahapan “masa” yang dilalui atau pergerakan sebelum kemerdekaan, yakni :
1. Pada Masa Kesultanan
Daerah yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan
Hindu-Budha adalah daerah Aceh, Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten di
Jawa. Agama islam secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama, social dan
politik penganut-penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut agama islam itu
telah menunjukkan dalam bentuk yang lebih murni. Dikerajaan tersebut agama
islam tertanam kuat sampai Indonesia merdeka. Salah satu buktinya yaiut banyaknya
nama-nama islam dan peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman. Dikerjaan
Banjar dengan masuk islamnya raja banjar.
Perkembangan islam selanjutnya tidak begitu sulit, raja
menunjukkan fasilitas dan kemudahan lainnya yang hasilnya membawa kepada
kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar bersendikan islam. Secara konkrit
kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan adanya Mufti dan
Qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang Fiqih dan
Tasawuf. Islam di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan jawa, ia
banyak memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan yang dianut agama Hindu-Budha.
Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi atau paling tidak mengurangi
kesulitan-kesulitan. Para wali terutama Wali Songo sangatlah berjasa dalam
pengembangan agama islam di pulau Jawa. Menurut buku Babad Diponegoro yang
dikutip Ruslan Abdulgani dikabarkan bahwa Prabu Kertawijaya penguasa terakhir
kerajaan Mojo Pahit, setelah mendengar penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri,
maksud agam islam dan agama Budha itu sama, hanya cara beribadahnya yang
berbeda. Oleh karena itu ia tidak melarang rakyatnya untuk memeluk agama baru
itu (agama islam), asalkan dilakukan dengan kesadaran, keyakinan, dan tanpa
paksaan atau pun kekerasan.
2. Pada Masa Penjajahan
Dengan datangnya pedagang-pedagang barat ke Indonesia yang
berbeda watak dengan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India yang beragama
islam, kaum pedagang barat yang beragama Kristen melakukan misinya dengan
kekerasan terutama dagang teknologi persenjataan mereka yang lebih ungggul
daripada persenjataan Indonesia. Tujuan mereka adalah untuk menaklukkan
kerajaan-kerajaan islam di sepanjang pesisir kepulauan nusantara. Pada mulanya
mereka datang ke Indonesia untuk menjalin hubungan dagang, karena Indonesia
kaya dengan rempah-rempah, kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan
tersebut. Waktu itu kolonial belum berani mencampuri masalah islam, karena
mereka belum mengetahui ajaran islam dan bahasa Arab, juga belum mengetahui
sistem social islam.
Pada tahun 1808 pemerintah Belanda mengeluarkan instruksi
kepada para bupati agar urusan agama tidak diganggu, dan pemuka-pemuka agama
dibiarkan untuk memutuskan perkara-perkara dibidang perkawinan dan kewarisan.
Tahun 1820 dibuatlah Statsblaad untuk mempertegaskan instruksi ini. Dan pada
tahun 1867 campur tangan mereka lebih tampak lagi, dengan adanya instruksi
kepada bupati dan wedana, untuk mengawasi ulama-ulama agar tidak melakukan
apapun yang bertentangan dengan peraturan Gubernur Jendral. Lalu pada tahun
1882, mereka mengatur lembaga peradilan agama yang dibatasi hanya menangani
perkara-perkara perkawinan, kewarisan, perwalian, dan perwakafan. Apalagi
setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan
Pribumi dan Arab, pemerintahan Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan
mengenai masalah islam di Indonesia, karena Snouck mempunyai pengalaman dalam
penelitian lapangan di negeri Arab, Jawa, dan Aceh[2].
Lalu ia mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan politik
islamnya. Dengan politik itu, ia membagi masalah islam dalam tiga kategori :
a. Bidang agama murni atau ibadah
Pemerintahan kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat islam untuk
melaksanakan agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
b. Bidang sosial kemasyarakatan Hukum
islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan adapt kebiasaan.
c. Bidang politik Orang islam dilarang
membahas hukum islam, baik Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang
politik kenegaraan dan ketata negaraan.
3. Pada Masa Kemerdekaan
Terdapat asumsi yang senantiasa
melekat dalam setiap penelitian sejarah bahwa masa kini sebagian dibentuk oleh
masa lalu dan sebagian masa depan dibentuk hari ini. Demikian pula halnya
dengan kenyataan umat islam Indonesia pada masa kini, tentu sangat dipengaruhi
masa lalunya. Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural, tetapi
islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia menurut versi islam. Sebagai
kekuatan moral dan budaya, islam diakui keberadaannya, tetapi tidak pada
kekuatan politik secara riil (nyata) di negeri ini. Seperti halnya pada masa
penjajahan Belanda, sesuai dengan pendapat Snouck Hurgronye, islam sebagai
kekuatan ibadah (sholat) atau soal haji perlu diberi kebebasan, namun sebagai
kekuatan politik perlu dibatasi. Perkembangan selanjutnya pada masa Orde Lama,
islam telah diberi tempat tertentu dalam konfigurasi (bentuk/wujud) yang
paradoks, terutama dalam dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru,
tampaknya islam diakui hanya sebatas sebagai landasan moral bagi pembangunan
bangsa dan negara.
B. Teori
Kedatangan islam di Indonesia
Sejak awal perdagangan antara
kepulauan Nusantara dengan daerah Asia tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan
sekitar malaka sejak masa kuno, lintasan nya antara Cina dan India. Pala dan
cengkeh di jual kepada pedagang asing melalui pelabuhan Sumatra dan jawa pada
abad ke-1 dan ke-7.
Bukti adanya hubungan
bangsa Arab dengan bangsa Indonesia, antara lain :
1. Hubungan Arab dengan India melalui
jalan laut. Ini hubungan pertama Arab dengan timur. Karena pedagang Arab
menggunakan India sebagai terminal pertama ke Sarandib.
2. Di samping dagang antara bangsa Arab
dengan bangsa Indonesia, dilator belakangi mundurnya politik dengan ekonomi
Sriwijaya. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan oleh pedagang muslim untuk
mendapatkan keuntungan politik dan perdagangan. Kerjaan Singasari juga
mengalami kemunduran dan samudra Pasai berkembang dan mencapai puncak kekuasaan
hingga abad ke-16 M.
Perkembangan
pelayaran dan perdagangan yang
besifat internasional antara asia bagian
barat dan timur. Karena kerjaan islam Bani Umayyah di bagian barat dan kerajaan
Cina zaman dinasti Tang di Asia bagian timur serta kerajaan Sriwijaya di Asian
Tenggara. Perkembangan agama islam di Indonesia ada 3 fase yaitu sebagai
berikut :
a. Singgah nya pedagang- pedagang di
pelabuhan Nusantara terutama Cina.
b. Adanya komunitas – komunitas islam
di beberapa daerah kepulauan Indonesia.
c. Berdirinya kerajaan-kerajaan islam
C. Sejarah
awal masuknya islam Indonesia.
Peran perdagangan dalam
Indonesia,dapat pengaruh dan penyebaran yang efektif. Apabila islam masuknya
tepat pada waktunya karena system kehidupan masyarakat mulai melorot dan
mundur. Ada dua fenomena yang menyertai masuknya islam ke Indonesia,yaitu :
a. Masyarakat pribumi menyambut agama
islam dengan antusias, sehingga agama islam merupakan agama mayoritas mutlak
dalam masyarakat.
b. Indonesia yang islami, tidak saja
tercantum dalam Al-qur’an Karim dan Sunah nabi yang tidak bisa di tipu dan di
palsu.
Tentang masuknya islam ke Indonesia ada beberapa pendapat
sebagai berikut :
a. Agama islam masuk ke Nusantara
berasal dari Persia
Kenyataan
islam di Sumatra tepatnya di Aceh perkumpulan orang Persia sejak abad ke-15,
Marrison mengatakan pengaruh orang Persia dalam kosakata kesusateraan melayu.
Dan menjadi ketegasan lainnya kedatangan ulama besar Al-Qadhi Amir Sayyid
as-Syirazi dari Persia.
b. Agama islam masuk ke Nusantara
berasal dari Gujarat ( India)
Penelitiannya
pada kesamaan madzab yang di anut oleh kaum muslimin di Nusantara dan Gujarat.
Yang mencolok batu nisan di pasaiyang tertulis tanggal 17 Zulhijah 831 H/ 27
September 1428 Mdan batu nisan Syeh Maulana Malik Ibrahim ( wali songo) di
Gresik dengan batu nisan dari Cambay,Gujarat[3].
c. Agama islam masuk ke Nusantara
berasal dari Mesir.
Adanya kesamaan mazhab,yaitu mazhab syafi’iyah. Dapat di
simpulkan agama islam masuk ke Nusantara pada abad ke 7 M langsung dari arab. Masuknya
islam ke Indonesia pertama melalui lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang
pesisir utara. Kedatangan islam dan penyebaran kepada golongan bangsawan dan
kerajaan umum,dilakukan secara damai. Menurut Uka Tjandrasasmita,saluran –
saluran islami yang berkembang ada enam, yaitu :
1) Perdagangan
Pedagang
yang menjadi pembawa dan penyebar islam di Indonesia,di samping berdagang juga berdakwah. Dan itu pedagang Indonesia
masuk islam.
2) Perkawinan
Dari
sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social yang lebih baik dari
pada kebnyakan pribumi, tertarik menjadi istri bangsawan sebelum kawin, mereka
di islamkan dulu. Ini sangat menguntungkan karena adipati atau bangsawan dapat
mempercepat proses islamisasi.
3) Tasawuf
Seorang
sufi di kenal dengan hidup dalam kesederhanaan dan hidup di tengah-tengah
masyarakat. Islam yang di ajarkan mempunyai persamaan dengan pemikiran mereka
yang sebelum nya menganut agama hindu sehingga mudah di terima.sufi pada ma
situ adalah Hamzah Fansuri.
4) Pendidikan
Baik
pesantren maupun pondok diselenggarakan oleh guru agama, kyai, ataupun
ulama-ulama. Yang di pesantren adalah calon guru,kyai atau ulama setelah keluar
dari pesantren akan berdakwah mengajarkan islam.
5) Kesenian
Penyebaran
agama islam yang melalui kesenian terkenal dengan pertunjukan gamelan dan
wayang. Karena Sunan Kalijaga mahir mementaskan wayang. Selain itu juga dengan
sastra,seni bangunan, dan seni ukir.
6) Politik
Di
Maluku dan Sulawesi Selatan kebanyakan masuk islam sebelum rajanya masuk isalm
terlebih dahulu. Kemenangan kerajaan islam secara politis menjadikan kerajaan
yang belum islam akhirnya menjadi islam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyebaran
islam pertama kali di Indonesia di mulai dari pesisir. Tumbuh di berbagai
pelabuhan di antaranya : Sumatra Pasai, Sumatra Barat, Palembang, Sunda
Kelapa(Jakarta), Jepara, Tuban, Gresik, Madura, dan Ambon. Dan islam
semakin menyebar luas dan akhirnya
menyebar diantaranya adalah Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon,
Ternate, Tidore dan sebagainya. Ibu kota di samping pusat politik dan
perdagangan pusat perkumpulan para ulama’ dan mubaligh isalm. Raja- raja Aceh
mengangkat para ulama’ menjadi penasehat dan pejabat di bidang keagamaan. Sultan
Iskandar muda ( 1607-1636 ) mengangkat Syekh Nuruddin ar-Raniri menjadi mufti
kerajaan dan Sultan Saefuddin Syah mengangkat Syekh Abdur Rauf Singkel.
Kedudukan
ulama sebagai penasehat raja, di Demak penasehat Raden Fatah, raja pertama
Demak, Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
yang berperan sebagi guru agama dan mubalig saat di ternate di bantu sebuah
penasehat. Kesimpulan nya selain menjadi penasehat badan peradilan juga member
nasehat kepada raja apabila melanggar.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan tentang Peradaban Islam Pra kemerdekaan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim,
Badri .2000. Sejarah Peradaban Islam,
Dirasah Islamiah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Al-Usairyi,
Ahmad .2003. Sejarah Islam, Jakarta:
Akbar.
Abu Bakar,
Istianah. 2008. Sejarah Peradaban Islam.
Malang: UIN Malang Press.
Pulungan,
J. Suyuthi.1994. Fiqh Siyasah,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moeslim
Abdurrahman. Islam Sebagai Kritik Sosial.
Pen. Erlangga. 2003.
2 comments for "Peradaban Islam pra kemerdekaan Indonesia"