Peranan sektor pertanian aceh timur
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Aceh Timur
salah satu daerah yang terparah terkena dampak konflik beberapa tahun silam.
Selain harta benda, korban jiwa dan sendi-sendi perekonomian masyarakat juga
menjadi korban. Namun pasca konflik dengan penuh semangat Pemerintah Kabupaten
Aceh Timur terus melakukan perbaikan di segala sektor demi meningkatkan
perekonomian warga yang beberapa tahun terpuruk.
Salah
satunya sektor pertanian, karena di sektor inilah perekonomian warga yang
dulunya terpuruk kini dapat bangkit kembali. Dengan kerja keras Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Holtikultura yang kini dipimpin Ir Marwi Umar, mereka
membuat kebijakan membuka lahan-lahan terlantar dan memberikan penyuluhan
kepada para petani disertai bantuan berbagai jenis bibit tanaman, sarana dan
prasarana lainnya.
Kepada
wartawan, Marwi Umar menuturkan, penggunaan benih padi yang kini mulai
diterapkan petani adalah jenis padi paling unggul yaitu padi gogo, selain itu
jagung, kedelai dan semangka juga berhasil dikembang oleh petani. "Kita
juga berhasil secara memuaskan mengembangkan tanaman jeruk Bali di daerah Lhok
Nibung dan akan kita beri nama jeruk Lhok Nibung, bukan jeruk Bali lagi,"
katanya, kemarin.
Pihaknya
juga melakukan optimasi terhadap sawah-sawah terlantar akibat konflik seluas
1.957 hektar. "Dan kami mulai melakukan optimasi sejak tahun 2005 hingga
2010, hasilnya kini menjadi sawah-sawah yang produktif," imbuhnya. Kemudian,
pihaknya melakukan indek penanaman hingga tiga kali tanam dalam setahun bagi
sawah- sawah yang punya irigasi teknis, setengah tehnis dan pompanisasi bagi
sawah yang berada di daerah aliran sungai, dengan menyalurkan bantuan berupa
pompa air sebanyak 183 unit.
"Selain
itu, kami juga melakukan pembangun infrastruktur pertanian antara lain pembuatan
saluran tertier sepanjang 120 kilometer, membangun jalan buntu untuk memudahkan
pengangkutan hasil produksi pertanian sepanjang 19.464 meter, menciptakan dan
melakukan cetak sawah seluas 1.178 hektar," paparnya.
Itu mulai
dilaksanakan pada tahun 2009 sampai 2011 di empat kecamatan yaitu Kecamatan
Indra Makmur, Pante Bidari, Pereulak Barat dan Ranto Perlak, dengan menyalurkan
bantuan benih padi sebanyak 300 ton per tahun berasal dari dana APBN dengan
program SLPTT bagi para petani di 23 kecamatan lainnya, untuk lahan seluas 12.000
hektar," paparnya lagi.
Dia
menyukuri, kerja keras selama ini menuai hasil, karena beberapa bulan lalu
Bupati Aceh Timur menerima piagam penghargaan dari Pesiden SBY atas prestasinya
sebagai kepala daerah yang mampu mengkondisikasn P2BN di daerahnya.’’
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa itu
sektor pertanian?
2. Bagaimana
potensi yang ada di Aceh Timur?
3. Bagaimana
peran sektor pertanian di Aceh Timur?
BAB II
TEORI KEPUSTAKAAN
A.
DEFINISI
SEKTOR PERTANIAN
Pertanian adalah
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri,
atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidayatanaman
atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation)
serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan
bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe,
atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.
Sektor pertanian merupakan sektor yang
strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan
hidup masyarakat, terutama dalam sumbangannya terhadap PDB, penyedia lapangan
kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut
menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian
mereka meskipun negara telah menjadi negara industri. Sehubungan dengan itu,
pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang
strategis untuk tetap memelihara industri pertanian primer dalam kapasitas
penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam
jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan pertanian.
Pembahasan dan penanganan masalah alih
fungsi lahan pertanian yang dapat mengurangi jumlah lahan pertanian, terutama
lahan sawah, telah berlangsung sejak dasawarsa 90-an. Akan tetapi sampai saat
ini pengendalian alih fungsi lahan pertanian belum berhasil diwujudkan. Selama
ini berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah pengendalian konversi
lahan sawah sudah banyak dibuat. Setidaknya ada 10 peraturan/perundangan yang
berkenaan dengan masalah ini.
B.
LETAK
ACEH TIMUR
Kabupaten
Aceh Timur terletak pada koordinat 4°09 5°16 Lintang Utara dan 97°13 98°02
Bujur Timur. Batas batas wilayah Aceh Timur adalah sebagai berikut :
" Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Selat Malaka
" Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues " Sebelah
Timur berbatasan dengan Selat Malaka, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang "
Sebelah Barat berbatasan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
Kabupaten
Aceh Timur Memiliki Luas wilayah sebesar 6.040,60 Km², secara administratif
Kabupaten Aceh Timur terdiri dari 24 Kecamatan, 512 Desa / Gampong, 1 Kelurahan
dan 1596 Dusun. Nama nama Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Timur adalah
Kecamatan Simpang Ulim,kecamatan Julok, Kecamatan Nurussalam, Kecamatan Darul
Aman, Kecamatan idi Rayeuk, Kecamatan Peureulak, Kecamatan Rantau Selamat,
Kecamatan Birem Bayeun, Kecamatan Serba Jadi, Kecamatan Ranto Peureulak,
Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan Madat, Kecamatan Indra Makmur, Kecamatan Idi
Tunong, Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Peudawa, Kecamatan Peurelak Timur,
Kecamatan Peurelak Barat, Kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Simpang Jernih,
Kecamatan Darul Iksan, Kecamatan Peunaron, Kecamatan Idi Timur, dan Kecamatan
Darul Falah.
Secara
umum Kabupaten Aceh Timur merupakan dataran rendah, perbukitan, sebagian
berawa-rawa dan hutan mangrove, dengan ketinggian berada 0-308 m diatas
permukaan laut. Keadaan tofografi faerah Kabupaten Aceh Timur dikelompokan atas
4 kelas lereng yaitu : 0-2%, 2-15%, 5-40% dan > 40%. Dilihat dari
penyebaran lereng tersebut yaitu memiliki kemiringan lereng >40% hanya
sebesar 6,7% yaitu meliputi Kecamatan Birem Bayeun dan Serbajadi. Sedangkan
wilayah yang memiliki kemiringan lereng 0-2%,2-15% dan 5-40% meliputi seluruh
Kecamatan. Komoditi unggulan Kabupaten Aceh Timur yaitu sektor pertanian dan
jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman
perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Kopi dan Kelapa Sub
sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Jagung dan Ubi kayu,
Pariwisatanya yaitu wisata alam, wisata adat dan budaya. Sebagai penunjang
kegiatan perekonomian, di Kabupaten Ini Tersedia 1 Pelabuhan Industri, yaitu
Pelabuhan Pelabuhan Idi, Di Provinsi ini juga terdapat tiga jalan, Yaitu jalan
Negara, jalan kabupaten dan jalan Provinsi. Panjang Jalan Provinsi adalah 89
km, panjang jalan kebupaten adalah 1.100 km dan panjang jalan negara adalah 102
km.
Untuk
industri tersedia 6 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri UMKM Pisang Sale,
Kawasan Industri Kelapa Terpadu, Kawasan Industri Pengolahan Rotan, Kawasan
Industri Agro dan Perikanan, Kawasan Industri Kelapa Terpadu Timur (KITAT) dan
Kawasan Industri Migas Pertambangan dan Energi yang didukung juga oleh
fasilitas listrik dan telekomunikasi.
C.
POTENSI ALAM DI ACEH TIMUR
Kabupaten
Aceh Timur mempunyai Sumber Daya Alam, dari hutan, gas hingga sektor kelautan
dan perikanan yang menjadikan Aceh Timur sebagai penghasil tangkap Ikan
terbesar di Seluruh Aceh.
Giografis
Secara
Giografis Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu dari 23 Kabupaten/ Kota
yang ada di Provinsi Aceh yang terletak pada koordinat
4•09'21,08"-5•06'02,16", Lintang Utara, dan
97•15'22,07"-97•34'47,22" Bujur Timur.
Dengan luas
6.040,60 Km persegi atau 10,53% dari luas provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Timur
terdiri dari 24 Kecamatan, 513 Desa, dan 59 Mukim yang terdiri dari 1606 Dusun
dengan jumlah penduduk sebanyak 423.820 ribu jiwa.
Pertumbuhan Ekonomi
Laju
pertumbuhan ekonomi di Aceh Timur mengalami pertumbuhan yang melimpah dari
berbagai sektor, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
pertenakan, dan perikanan serta industri yang memiliki kekayaan alam begitu
melimpah mulai dari potensi Kelautan, minyak dan gas dan pertambangan lainnya
yang didukung dengan ditemukan batu bara di Aceh Timur semakin lengkap dalam bidang
kekayaan alam.
Pertanian
Data yang
diperoleh dari Dinas Pertanian Aceh Timur, pada tahun 2014, luas lahan baku
sawah mencapai 35.065 Ha, luas panen sebesar 258.996 Ton/Tahun dengan Surplus
bentuk gabah sebesar 22.667,1 Ton/Tahun dengan setara beras sebesar 13.600,2
Ton/Tahun.
Tidak hanya
padi Kabupaten Aceh Timur juga mengembangkan Komoniti lainnya seperti kedelai
yang luasnya sebesar 15.000 Ha, dengan hasil panennya mencapai. 22.800
Ton/Tahun, sementara untuk jagung luas lahannya mencapai 15.000 Ha dengan
jumlah panennya mencapai 65.125 Ton/Tahun, tidak hanya itu Aceh Timur juga
mengembangkan tanaman kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.
Berkat
kerja keras semua lapisan masyarakat dan petani, Kabupaten Aceh Timur telah
berhasil memperoleh penghargaan UPSUS dari Presiden RI Joko Widodo melalui
Menteri Pertanian RI, Andi Ahmad Sulaiman yang diterima langsung oleh Bupati
Aceh Timur H. Hasballah Bin H.M Thaib atas keberhasilan Pemerintah Kabupaten
Aceh Timur dalam memenuhi kebutuhan PAJALE (Padi, Jangung, dan Kedelai) pada 20
Oktober 2015.
Aceh Timur
menduduki peringkat ke-6 di Indonesia, penghargaan ini merupakan bentuk
keberhasilan seluruh lapisan masyarakat petani Aceh Timur yang telah turut
andil dalam memajukan sektor pembangunan pertanian di tanah air Negara ini.
Perkebunan
Sektor
Perkebunan Aceh timur juga menjadi sektor primadona yang secara keseluruhannya
dengan luas 151.298.49 Ha, dengan hasil produksi 230.811,86 Ton/Tahun sedangkan
yang di kelola oleh Perusahaan Nasional dan BUMN seluas 80. 715,91
Ha. Hasil perkebunan di Kabupaten Aceh Timur dalam skala besar yaitu
Kelapa Sawit, karet, kakao, kelapa, dan pinang, untuk perkebunan kelapa sawit
yang di kelola masyarakat 24.297,50 Ha, dengan hasil 199.790,19 Ton/Tahun.
Untuk perkebunan karet dengan luas 22.019,50 Ha yang menghasilkan 14.973,89
Ton/Tahun sedangkan perkebunan Kakao atau Coklat luas lahan 12. 725,50 Ha yang
menghasilkan 6.714,60 Ton/Tahun.
Selain
perkebunan skala besar atau prioritas, Kabupaten Aceh Timur juga memiliki
komunitas andalan lainnya seperti pinang dengan luas lahan mencapai 2.697,00 Ha
dengan hasilnya 1.605,80 Ton/Tahun. Untuk kelapa Kabupaten Aceh Timur memiliki
luas lahan 6.851,50 dengan hasil panen 6.086,96 Ton/Tahun. Selain Dua jenis
tanaman tersebut Aceh Timur juga memiliki tanaman dalam skala kecil seperti
Kopi, Kemeri, dan lain-lain yang saat ini masih di kelola oleh masyarakat dan
hingga saat ini belum ada satupun perusahan Swasta atau BUMN yang mengembangkan
tanaman tersebut.
Kelautan
dan Perikanan
Kabupaten
Aceh Timur berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sehingga kaya akan hasil
lautnya. Pelabuhan perikanan pantai Kuala Idi yang merupakan penghasil ikan
terbesar di seluruh Aceh ini menjadi pusatnya aktifitas bagi para nelayan di
Aceh Timur.
Berdasarkan
data yang di himpun dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Timur pada tahun
2014 lalu jumlah nelayan mencapai 13. 216 orang, sementara jumlah Armada
tangkap ikan (Kapal dan Boat) mencapai 2.700 Unit dan hasil tangkapan laut
mencapai 21.807,66 Ton/Tahun dengan nilai uang rata-rata sebesar Rp.
420.940.189.000,-/Tahun.
Untuk
meningkatkan sektor perikanan Aceh Timur juga memiliki tambak dengan luas
17.837 Ha dengan jumlah petani tambak sebanyak 5.998 orang, dengan hasil
produksi setiap tahun mencapai 10.592 Ton dengan jumlah nilai produksi
perikanan budidaya tambak sebesar 229.531.000.000,- per tahun. Selain itu, Aceh
Timur juga terdapat usaha garam rakyat atau yang sering di kenal dengan petani
garam di tahun 2015 jumlah petani garam di Aceh Timur mencapai 242 Orang yang
terbagi di. Dalam 26 kelompok rakyat dan memiliki luas lahan 18.134 Ha.
Minyak
dan Gas (Migas)
Potensi
Alam lainnya yang primadona sekaligus menjadi kekuatan Ekonomi Kabupaten Aceh
Timur adalah minyak dan gas, yang saat ini sedang digarap oleh PT Medco E&P
Malaka. Kehadiran Perusahaan tersebut diharapkan mampu menampung tenaga kerja
local sebanyak mungkin sehingga mampu mengurangi angkat pegangguran pada usia
produktif.
PT Medco
Aceh Timur juga sudah membangun Rumah Sakit dr. Zubir Mahmud dari bantuan CRS
dan sudah difungsikan oleh pemerintah sebagai pemenuhan pelayanan kesehatan
terhadap rakyat Aceh Timur. Selain sektor-sektor itu, Pemerintah Aceh Timur
saat ini sedang giat melaksanakan pembenahan dan pembangunan di segala bidang,
baik itu insfrastruktur perdesaan, perkotaan, dan Infrastruktur pemerintah
sendiri.
Untuk di
tahun 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur sedang meningkatkan kapasitas
jalan jalur dua (atau jalan dua arah) dengan menggunakan dana APBN, di samping
ruas jalan dua arah, Pemerintah Aceh Timur juga sedang melaksanakan pembebasan
lahan untuk Jalan Elak yang berada di Kecamatan Peureulak dan Ibu Kota
Kabupaten Aceh Timur.
Kabupaten
Aceh Timur juga telah siap untuk menanggulangi bencana yang terjadi seperti
banjir, longsor dan bencana lainnya. Hal ini terlihat dengan dilakukannya
normalisasi alur atau anak sungai untuk mengantisipasi banjir. Pemkab membuka
selebar-lebarnya bagi para investor lokal maupun luar negeri yang akan
berinvestasi di Kabupaten Aceh Timur.
BAB
III
PEMBAHASAN
PERAN
SEKTOR PERTANIAN DI ACEH TIMUR PADA TAHUN 2010
Sektor
pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang
mendapat perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa.
Kebijakan Departemen pertanianpun menempatkan program tersebut ditingkatkan
dari sisi pendanaanya termasuk volume kegiatannya. Kabupaten Aceh Timur
memiliki potensi lahan pertanian yang cukup besar, produksinya terus mengalami
peningkatan dari tahun ketahun. Potensi pertanian itu tersebar di 5 kecamatan,
yakni kecamatan Pante Bidari, Simpang Ulim, Madat, peurlak dan Nurussalam.
Kenyataan itu diungkapkan Pj.Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten
Aceh Timur Sugiarto, SP.
Sejak
tahun 2006 hingga sekarang, produktivitas pertanian Kabupaten Aceh Timur terus
meningkat dan beberapa kali mengalami surplus. Hal itu didukung oleh kondisi
yang mulai kondusif, berbagai bantuan dari pemerintah seperti, benih, pupuk,
racun hama, alat pemotong padi, handtracktor, pompanisasi maupun bentuk
infrastruktur lainnya yang tersebar diseluruh kecamatan. Berdasarkan data
keadaan produksi padi di Kabupaten Aceh Timur, produksi tanaman padi tahun 2010
mencapai 210.824 ton. Setahun kemudian naik menjadi 272.889 ton. Sedangkan
produksi beras tahun 2010 dari 126494,40 ton meningkat menjadi 163733,40 ton.
Kabupaten
Aceh Timur saat ini memiliki luas baku sawah seluas 35.025 Ha, 3.325 Ha irigasi
teknis, 4.377 Ha menggunakan irigasi semi teknis, 4.420 Ha sederhana
pompanisasi, 3.755 Ha irigasi desa dan 19.148 Ha masih mengandalkan tadah
hujan. Sugiarto menjelaskan, langkah dalam upaya peningkatan produksi tersebut
dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)
yang setiap tahunnya mendapat alokasi kegiatan di seluruh Kabupaten Aceh Timur.
“Pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian di Kabupaten Aceh
Timur mencapai 5 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan secara nasional
mencapai 7 persen pertahun”. Jelas Sugiarto. Sugiarto menambahkan, penetapan
prioritas pembangunan pertanian juga penting dilakukan, hal itu dimaksudkan
agar pembangunan pertanian tersebut lebih fokus dan menyentuh aspek penting
yang berdampak besar bagi kesejahteraan petani dan keberhasilan pembangunan
pertanian itu sendiri. “Ketahanan pangan tetap harus menjadi prioritas utama
pembangunan pertanian, perlu peran dan kemauan petani, support dari pemerintah,
kerja sama yang baik dengan stake holder yang terlibat” Kemandirian petani dan
kelompok tani merupakan faktor pendorong utama keberhasilan program pembangunan
pertanian. Petani sebagai Sumber Daya Manusia yang bergerak dan memegang
kendali penting dalam pembangunan pertanian harus cerdas, memiliki keinginan
yang maju.
Sehingga
usaha tani yang dijalankannya tidak hanya berorientasi jangka pendek tapi sudah
berorientasi jangka panjang. Kemandirian petani itu bisa dibangun melalui
pembinaan rutin di lapangan melalui penyuluh pertanian, sekolah lapangan dan
berbagai kegiatan pembinaan lainnya yang dibimbing oleh Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL). Lebih efektif lagi jika pembinaan tersebut dilakukan dalam
kelompok tani. Jadi idealnya setiap desa memiliki satu kelompok tani andalan
yang bisa dijadikan sentra pendidikan petani di desa tersebut. Dalam program
pertanian berkelanjutan, pada tahun 2011 lalu Kabupaten Aceh Timur melakukan
pola cetak sawah dengan luas 700 Ha.
Sedangkan
untuk tahun ini pemerintah telah mengalokasikan dana 10 Milyar rupiah untuk
cetak sawah 1000 Ha. Infrastruktur juga sangat berperan penting dalam
menyukseskan pembangunan pertanian. Infrastruktur yang baik akan memudahkan
petani dalam proses budi daya mengakses sarana produksi dan menjual hasil
taninya. Infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh petani diantaranya yaitu,
sarana irigasi, jalan, jembatan dan pasar. Sugiarto mengakui infrastruktur di
Kabupaten Aceh Timur saat ini belum memadai karena banyak irigasi atau saluran
yang sudah mengalami pendangkalan. “Pada umumnya jalan usaha tani masih belum
memadai sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu, kedepan
kita coba prioritaskan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan
usaha tani dengan pengertian pembangunan baru, peningkatan kapasitas dan
rehabilitas jalan usaha tani yang memenuhi standar teknis untuk dilalui dan
alat mesin pertanian yang diperlukan” Ungkap Sugiarto.
Sementara
untuk penerapan teknologi pertanian dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), setiap kelompok tani yang memiliki
kegiatan untuk 25 Ha, hanya 1 Ha saja paket teknologi yang diterapkan pada
kelompok tersebut seperti sarana produksi, pupuk dan tehnik budi daya.
Sedangkan untuk 24 Ha hanya menerima bantuan benih saja. Melalui benih unggul
tersebut juga sudah meningkatkan produksi. “Kelompok tani yang memiliki
kegiatan 25 Ha, hanya 1 Ha saja yang menerapkan paket penuh teknologi,
sedangkan 24 Ha lainnya kami hanya sediakan bantuan benih unggul, dengan
penggunaan benih unggul itu juga sudah meningkatkan produksi”. Jelas Sugiarto.
Sugiarto juga menambahkan, pihaknya telah mengantisipasi berbagai serangan hama
seperti, keong emas dan penggerek batang. “Jika ada laporan patani soal
serangan hama kami langsung antisipasi dengan memberikan racun hama” Tambah
Sugiarto.
PERAN
Aceh Timur, dikenal kaya akan Sumber Daya Alamnya yang
melimpah ruah, sebagian masih tersimpan di perut bumi Aceh pesisir bagian timur
itu. Namun sangat disayangkan, mayoritas penduduknya belum memiliki kemampuan
teknis untuk menggali semuanya. Hingga saat ini, kekayaan sumber daya alam ini
belum sepenuhnya dieksploitasi dan eksplorasi. Sehingga wajar saja, bila
tuntutan itu memaksa Aceh Timur harus mendatangkan para ahli dari luar untuk
menanggulangi problem tersebut.
Potret Aceh Timur mayoritas penduduknya petani dan pekebun
hanya mampu memproduksi bahan mentah, fenomena ini sangat disayangkan, bila
tidak ada tindak lanjut dari pemerhati atau pakar sosial lainnya, maka sangat
disayangkan suatu saat masyarakatnya sebagai penonton di negeri sendiri.
Belum lagi para investor yang harus berfikir
seribu kali untuk menanamkan modal/investasi mengekploitasi Sumber Daya
Alam di Aceh timur hal ini di sebabkan keamanan Aceh Timur belum kondusif.
Berdampak pada lemahnya ekonomi dan terancamnya kesejahteraan
masyarakat. Kriminal besenjata Api di Aceh Timur seperti tak
pernah berakhir, kriminal tersebut lahir, dari lemah pendidikan warga
Atim yang sangat mudah untuk di propokasi pihak yang memilki kepentingan.
Lemahnya pendidikan sering membuat para pemuda
Atim, tidak berfikir panjang, dan memilih jalan pintas. Dan kurangnya peran
pemerintah membuka lapangan kerja, padahal di Aceh Timur terdapat sekira 30
perusahaan yang beroperasi. Melenggang bebas tanpa memikirkan kesejahteraan
masyarakat Atim.
"Siapa punya taring maka dia dapat menggigit. Begitulah
peribahsaa, sulitnya mencari kerja di Atim, membuat negeri ini seperti telur di
ujung tanduk.
Semua yang tertuang dalam karya tulis saya
Ardiansah. Menekankan pemegang tampuk kekuasaan di Aceh Timur harus mengatasi
persoalan mendasar masyarakat, dengan saling berkerja sama dan bersinergi.
Potret kemandirian Ekonomi masyarakat Aceh Timur, untuk
mencapai ini semua. Pemerintah harus menemukan titik permasalahan yang paling
mendasar dan memberikan bimbingan pada masyarakat, serta tetap mengawal peroses
tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat, sebagai contoh mengawasi harga jual
barang petani, dan dengan membuka koperasi, serta membuka pabrik pengolahan,
kakao, karet, kopi, tebu, sawit, kopra.
Dengan demikian kemandirian ekonomi masyarakat
berbasis petani lokal, mengembangkan ekonomi akan tetap bejalan seimbang
seperti yang diinginkan.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pertanian adalah
kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan,
bahan baku industri,
atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidayatanaman
atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation)
serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa
pemanfaatan mikroorganisme dan
bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe,
atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.
Sektor
pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam
perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam
sumbangannya terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam
negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat
masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi
negara industri. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan
salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri
pertanian primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah
kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan
pertanian.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna
perbaikan untuk masa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, C. E. dan W. D. Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Jakarta: Penerbit Mutiara
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga
Mubyarto. 1983. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan
Retno K, PERTANIAN DAN INDUSTRI. Perekonomian Indonesia.
Gunadharma University
Post a Comment for "Peranan sektor pertanian aceh timur"