Perkembangan kekuasaan barat di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kolonialisme
adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar
batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya,
tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada
suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau
mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari
pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Di Indonesia
juga kolonialisme telah merupakan menjadi sejarah, pasalnya kolonialisme pun
pernah terjadi di Indonesia sekitar tahun 1811 sampai tahun 1945. Yaitu
diantaranya kolonialisme Inggris(1811-1816) dan juga kolonialisme Jepang
(1942-1945).
Kolonialisme
di Indonesia berawal dari perdagangan rempah-rempah yang ada di dunia Timur.
Perjalanan pelayaran Belanda merupakan awal dari kolonialisme yang
terjadi di Indonesia, yang di awali oleh kekuasaan VOC pada tahun 1602 sampai
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Dari banyaknya
kolonialisme yang terjadi di Indonesia. Kolonialisme Barat yang terjadi di
Indonesia bisa dijadikan topik materi presentasi yang baik dan bermanfaat bagi
siswa khususnya. Dengan dijadikan media makalah , diupayakan materi ini bisa
dipresentasikan untuk menambahkan pengetahuan mengenai sejarah di Indonesia
khususnya. Dengan dibuatkannya makalah tersebut diharapkan para siswa dapat
mengetahui tentang pengetahuan sejarah Indonesia khususnya kolonialisme Barat
yang menjadi pokok topik presentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Terbentuknya VOC
Tanggal 20 Maret 1602 John van Olden Barnevalt membentuk VOC (Vereenigde
Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Dagang Hindia Timur .Latar belakang didirikannya VOC
adalah : Semakin banyaknya para pedagang Belanda yang datang ke Indonesia,
terjadi nya persaingan dagang antar pedagang Belanda , untuk menghadapi
persaingan dagang de ngan kongsi dagang bangsa lain, banyaknya perlawanan dari
rakyat Indonesia yang menen tang eksistensi Belanda, dan keinginan memperluas pengaruh
dan memperbesar kekuasaan.
Tujuan dibentuk VOC adalah : menghindari terjadinya persaingan dagang antar
bangsa Belanda , menghadapi persaingan dengan persekutuan dagang Inggris
(EIC) dan Perancis di Indo Cina, untuk menghadapi perlawanan dari rakyat
Indonesia, untuk mengokohkan kekuasaannya di Indonesia, untuk mencari dana guna
mendukung keuangan negara Belanda
Adapun hak-hak istimewa (Octroi) VOC adalah: memonopoli perdagangan,
memelihara angkatan perang, menyatakan perang, mengadakan perjanjian, mengangkat
pegawai, hak untuk memberi pengadilan, dan hak untuk mencetak dan mengedarkan
mata uang.
Gubernur Jendral VOC pertama Pieter Both (1610-1614) berpusat di
Ambon.Langkah pertama yang dilakukan Belanda adalah menguasai Maluku dan
merebut Benteng New Victoria milik Portugis dan berhasil di wujudkan pada tahun
1605 yang menjadi tonggak kekuasaan Belanda di Indonesia. Setelah Ambon
dikuasai, Jacob Van Neck dan Wybrec van Warwyick berusaha mendekati Sultan
Banten dengan sikap lebih baik dan berhati-hati akhirnya Belanda diterima
masyarakat Banten. Gubernur Jenderal VOC kedua JP Coen berhasil merebut
Jayakarta 30 Mei 1619 kemudian namanya diganti menjadi Batavia dan dijadikan
pusat VOC yang baru.
Tanggal 31 Desember 1799 VOC di bubarkan dan langsung dibawah kekuasaan
pemerintahan Belanda (Republik Bataaf) .VOC bubar disebabkan oleh :
kesulitan ekonomi dan cenderung bangkrut, kalah bersaing dengan kongsi dagang
Perancis dan Inggris, menurunnya daya beli masyarakat Indonesia, munculnya
perdagangan gelap menembus monopoli dagang Belanda, pegawai VOC banyak melakukan
korupsi, VOC banyak mengeluarkan biaya cukup besar untuk perang, VOC tidak
mampu lagi menggaji pegawai dan tentara, wilayah kekuasaan VOC yang terlalu
luas butuh dana tidak sedikit untuk mempertahankannya.
B.
Kekuasaan Republik Bataaf di
Indonesia
Seiring dengan dikuasainya kerajaan Belanda oleh Perancis, Napoleon
Bonaparte menugas kan saudaranya yaitu Louis Napoleon untuk menjadi raja di
kerajaan Belanda maka terbentuklah Republik Bataaf di Belanda atau pemerintahan
Belanda pro Perancis. Sedangkan raja Belanda Willem V berhasil melarikan diri
dan minta perlindungan raja Inggris dengan jaminan Inggris boleh menguasai
tanah jajahan di Indonesia dengan merebutnya dari kekuasaan Daendels sampai
Kerajaan Belanda kembali dikuasai..
Pemerintah Belanda pro Perancis menugaskan Daendels dengan tugas:
mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris, menjalankan pemerintahan
kolonial Belanda pro Perancis di Indonesia, mencari dana untuk menjalankan
pemerintahan serta untuk diserahkan ke negeri Induk
Untuk melaksanakan tugas Daendels berusaha memiliki tentara dan
benteng pertahanan yang kuat, dan dana banyak yang diambil dari rakyat
Indonesia sendiri, karena tidak mungkin menggan tungkan bantuan dari
negara Belanda di Eropa dan justeru Ia yang harus mengirim dana ke Eropa.
Kebijakan-kebijakan
Daendels di Indonesia :
1.
Bidang pertahanan dan keamanan
a.
Membangun benteng pertahanan
b.
Membangun pangkalan
angkatan laut di Anyer dan ujung kulon
c.
Meningkatkan jumlah
tentara
d.
Membangun jalan dari Anyer sampai
Panarukan sejauh 1.100 km dengan cara kerja rodi. Fungsinya untuk mem perlancar
arus transportasi, komunikasi dan pengiriman tentara
e.
Membangun pabrik-pabrik
senjata
2.
Bidang
pemerintahan
a.
Memperbaiki gaji para pegawai
dan memberantas korupsi
b.
Membagi pulau Jawa menjadi 9
daerah prefektur yang dipimpin prefek dan membawahi para Bupati tetapi tunduk
pada gubernur jendral
c.
Mengubah kedudukan bupati dari
penguasa feodal menjadi pegawai pemrintah dengan cara digaji
d.
Mendirikan badan-badan
pengadilan yang akan mengadili orang Indonesia sesuai adapt istiadatnya
e.
Merombak sistem pemerintahan
feudal menjadi sistem pemerintahan Barat yang modern
f.
Menjadikan Batavia sebagai
pusat pemerintahan
g.
Menyederhanakan upacara di
keraton Yogyakarta dan Surakarta
3.
Bidang sosial ekonomi
a.
Contingenten yaitu kewajiban
rakyat menyerahkan hasil bumi sebagai pajak kepada pemerintah
b.
Verplichte Leverantie yaitu
kewajiban rakyat menjual hasil panen hanya kepada pemerintah Belanda dengan
harga yang telah ditentukan.
c.
Prianger Stelsel yaitu
kewajiban penduduk Priangan untuk menanam kopi
d.
Kerja rodi yaitu kerja paksa
bagi penduduk untuk membuat jalan raya Anyer Panarukan
e.
Menjual tanah-tanah Negara
kepada pihak swasta atau partikelir (landelijk Stelsel)
Daendels akhirnya ditarik ke negara Belanda
dengan alasan untuk menjadi tentara yang akan dikirimkan guna menghadapi Rusia.
Adapun alasan sebenarnya karena ia telah berani menjual tanah negara kepada
swasta atau partikelir. Ia kemudian digantikan oleh Jan Willem Janssen yang semula
menjabat Gubernur Jendral di Tanjung Harapan. Dibawah kekuasaanya Indonesia
jatuh ke tangan Inggris.
C. Kekuasaan Inggris di Indonesia
Indonesia jatuh ke tangan Inggris ditandai dengan kapitulasi tuntang
yaitu penyerahan tanpa syarat Belanda pro perancis kepada Inggris (Jan Willem
Janssen dengan Raffles). Isi Kapitulasi Tuntang adalah seluruh kekuatan militer
Belanda di Asia Tenggara harus diserahkan Inggris, Hutang pemerintah Belanda
tidak diakui Inggris, pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar
Jawa menjadi kekuasaan Inggris.
Usaha-usaha
Raffles di Indonesia :
a.
Di Bidang
pemerintahan
1.
Menghapuskan kasultanan Banten
dan Cirebon
2.
Menciptakan 4daerah pengawasan
yaitu Jawa,Sumatera, Malaka,Maluku
3.
Membagi pulau Jawa dan Madura
menjadi 16 daerah karesidenan dipimpin seorang residen,
4.
Peran dan kedudukan Bupati
digantikan asisten residen sedang Bupati dijadikan pegawai pemerintah dengan
cara digaji.
5.
Menjual tanah Negara di
Kerawang,Priangan, Semarang, dan Surabaya kepada pihak swasta.
b.
Di bidang ekonomi
1.
Melaksanakan sistem sewa tanah
dan pajak tanah (land rent) nanti menjadi dasar perkembangan sistem
perekonomian uang
2.
Menghapuskan pajak dan
penyerahan wajib hasil bumi
3.
Menghapuskan kerja rodi dan
perbudakan
4.
Menghapuskan sistem monopoli
5.
Meletakkan desa sebagai unit
administrasi penjajahan
6.
Pajak tanah ditetapkan ½ dari
hasil (tanah subur) dan ¼ dari hasil (tanah yang kurang subur)
Program sistem sewa tanah atau land rente ini
gagal karena: kepala desa punya kekuasaan besar untuk menentukan jenis tanah ,
tidak ada dukungan dari para Bupati, belum adanya pengukuran tanah secara
tepat, sulit menentukan besarnya pajak tanah, Bupati kembali berperan seperti
pada masa VOC yaitu sebagai penguasa, kerja rodi dan perbudakan sulit
dihapuskan walaupun jumlahnya semakin berkurang. Dampak
positif kebijakan Raffles adalah Indonesia mulai mengenal sistem perekonomian
menggunakan uang sebagai alat tukar.
Akhir kekuasaan Inggris di Indonesia
ditandai dengan penandatanganan Konvensi London tanggal 19 Agustus 1814
antara John Fendell dari Inggris dengan Belanda yang diwakili Mr. Elout, Baron
Van der Capellen dan Buyske yang isinya Belanda memperoleh kembali tanah
jajahannya yang direbut Inggris termasuk wilayah Indonesia. Berdasar
kesepakatan tersebut Inggris mengembalikan Indonesia kepada Belanda pada tahun
1816 dan sebagai gantinya Inggris memperoleh daerah kekuasaan Belanda di India.
Jasa-jasa Raflles yaitu : menulis buku History of Java, menemukan bunga
Raflesia Arnoldi (bunga bangkai),merintis terbentuknya kebun raya Bogor,
menghapus sistem perbudakan.
D.
Kekuasaan Belanda di Indonesia
a. Masa pelaksanaan sistem tanam paksa
Pengganti
Raffles adalah Gubernur Jenderal Baron Van Der Capellen dari Belanda. Di masa
kekuasaanya diterapkan kebijakan politik liberal namun mengalami kegagalan. Hal
ini disebabkan oleh :
1.
Kebijakan politik liberal
tidak sesuai dengan sistem feodal di Indonesia
2.
Struktur birokrasi feodal yang
panjang menyebabkan pemerintah tidak dapat berhubungan langsung dengan rakyat
3.
Kas negeri Belanda mengalami
defisit karena beban utang yang banyak dalam perang 80 tahun dengan Spanyol dan
lepasnya daerah penopang ekonomi Belanda yaitu Belgia .
Tahun 1830 Indonesia di bawah kekuasaan Gubernur
Jenderal Van den Bosch dengan tugas utama mencari dana untuk menutup
hutang-hutang Belanda . Penyebab defisit keuangan Belanda adalah terjadinya
perang koalisi Inggris melawan Perancis dimana Belanda memihak Inggris,perang
kemerdekan untuk melepaskan dari Spanyol, terjadinya perang paderi, dan
perang Diponegoro di Indonesia. Maka untuk menutup hutang dilaksanakanlah
Cultuur Stelsel atau politik tanam paksa dengan aturan sebagai berikut :
1.
Penduduk menyediakan sebagian
tanah mereka untuk ditanami tanaman perdagangan
2.
Tanah untuk tanaman
perdagangan tidak boleh melebihi dari 1/5 tanah penduduk
3.
Waktu untuk menanam
perdagangan tidak boleh melebihi waktu tanam padi
4.
Tanah untuk tanaman
perdagangan dibebaskan dari pajak
5.
Hasil tanaman perdagangan
diserahkan pemerintah bila melebihi ketentuan dikembalikan
6.
Kegagalan panen yang bukan
disebabkan petani ditanggung pemerintah
7.
Penduduk yang tidak punya
tanah wajib bekerja di tanah pemerintah selama 66 hari
8.
Penanaman
tanaman perdagangan diawasi oleh penguasa lokal
Sistem tanam paksa telah menyebabkan penderitaan
bagi bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya Cultuur Procenten
yaitu imbalan atau hadiah bagi yang dapat menyerahkan hasil melebihi dari
ketentuan yang di tetapkan. Cultuur
procenten telah mendorong para pengawas lokal saling berlomba untuk
meningkatkan hasil tanaman perdagangan.Akibatnya terjadi banyak penyimpangan
dari ketentuan pokok aturan tanam paksa seperti:
1.
Tanah untuk tanaman
perdagangan melebihi dari 1/5 tanah penduduk
2.
Waktu untuk menanam
perdagangan melebihi waktu tanam padi
3.
Tanah untuk tanaman
perdagangan dikenakan pajak
4.
Hasil tanam perdagangan
diserahkan pemerintah bila lebih dari ketentuan tidak dikembalikan
5.
Kegagalan panen yang bukan
menjadi tanggungan petani
Akibat tanam paksa adalah: Belanda menjadi
makmur, Belanda dapat melunasi hutang-hutangnya bahkan dapat membangun kota
Amsterdam, sedangkan dampak positifnya adalah Indonesia mengenal berbagai macam
tanaman perdagangan selain penderitaan,kesengsaraan dan kelaparan yang dialami
oleh bangsa Indonesia .
Reaksi terhadap pelaksanaan tanam paksa:
kemenangan kaum liberal dalam parlemen menyebabkan STP (sistem tanam paksa)
dihapus diganti sistem ekonomi liberal. Kekejaman
STP diketahui dari : Edward Douwes Dekker lewat bukunya Max Havelaar
dengan nama samaran Multatuli, Frans van der Putte lewat buku berjudul
Zuicker Contracten (Kontrak-kontrak gula) yang berisi penyelewengan aturan
tanam paksa dan Baron van Hoevel yang memprotes sistem tanam paksa melalui
parlemen di negeri Belanda.
b. Pelaksanaan sistem politik ekonomi Terbuka / politik liberal
Akhirnya
pemerintah Belanda mulai menghapuskan tanam lada (1860), tanam nila dan teh
(1865) Hapusnya tanam paksa di tandai dengan keluarnya Suiker Wet atau
undang-undang gula dan UU Agraria 1870 yang isinya tanah adalah milik
rakyat dan melarang perpindahan hak milik rakyat pada Asing kecuali menyewa dan
masuknya usaha swasta serta modal asing di Indonesia. (Matroji:11-12)
Untuk
memperlancar usaha swasta ini dibangun jalan raya, jembatan, jalan kereta api
(1873), saluran irigasi dan benteng pertahanan dengan cara kerja paksa.
Pengaruh positif
politik liberal di Indonesia : Berkembangnya paham liberal yang menentang
kekuasaan raja yang sewenang-wenang, munculnya pengusaha swasta, hapusnya
politik tanam paksa (1870), masuknya modal asing ke
Indonesia, pembangunan sarana-prasarana seperti jalan raya saluran irigasi,
jalan kereta api, jembatan , tanah perkebunan semakin luas, penduduk kota
semakin padat, munculnya kaum buruh, rakyat pedesaan semakin mengenal
pentingnya uang sebagai alat tukar.
Akibat
negatif pelaksanaan politik liberal adalah: gaji yang diterima buruh kecil,
para pekerja terikat kontrak sehingga tidak bisa melepaskan diri dari
pekerjaannya, adanya peraturan Poenale Sanctie yaitu pemberian sanksi/hukuman
bagi para buruh yang melarikan diri bila tertangkap mereka diberi hukuman berat
mulai dari hukuman badan maupun penjara. Poenale Sanctie akhirnya dihapuskan
setelah munculnya pamlet yang berjudul De Milioener van Deli (Jutawan-Jutawan
dari Deli ) yang ditulis Van den Brand yang menimbulkan kemarahan dari
masyarakat Belanda, dan terdesaknya usaha kerajinan rakyat oleh barang impor.
Sistem
ekonomi liberal dan tanam paksa tetap tidak jauh beda persamaannya kedua-duanya
tetap menimbulkan penderitaan bagi bangsa Indonesia, sedangkan perbedaanya
sistem tanam paksa dilakukan oleh pemerintah sedangkan sistem ekonomi liberal
dilakukan swasta.
c. Masa politik etis
Pelaksanaan
sistem ekonomi terbuka menimbulkan protes dan kritik keras untuk menghapus
sistem usaha swasta dan lahirlah politik Etis atau politik Balas Budi.
Ini berkat perjuangan A.Keyper, Van Den Berg dan Van De Venter
lewat bukunya berjudul “Een Eresschuld” atau Hutang Kehormatan.Ia
mengusulkan untuk memperbaiki nasib rakyat
Indonesia
perlu dilaksanakan : irigasi, educatie (pendidikan) dan migrasi. Dalam praktek pelaksanaan politik Etis masih jauh dari harapan. Irigasi misalnya yang semula bertujuan mengairi sawah-sawah penduduk
diselewengkan untuk mengairi tanah-tanah perkebunan milik Belanda, migrasi
menjadi sarana pemerintah untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah dari Jawa
untuk ditempatkan di tanah-tanah perkebunan milik Belanda di luar Jawa. Edukasi
atau pendidikan terjadi diskriminasi antara Gbr. Van De Venter anak
orang Eropa dengan pribumi dan hanya mereka yang mampu yang bisa sekolah
seperti anak pejabat atau bangsawan. Yang bisa dipetik dari pendidikan ini
adalah munculnya kaum terpelajar yang melahirkan organisasi pergerakan nasional
yang akan memperjuangkan kemerdekaan lewat organisasi-organisasi modern.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Di Indonesia
juga kolonialisme telah merupakan menjadi sejarah, pasalnya kolonialisme pun
pernah terjadi di Indonesia sekitar tahun 1811 sampai tahun 1945. Yaitu
diantaranya kolonialisme Inggris(1811-1816) dan juga kolonialisme Jepang
(1942-1945).
Kolonialisme di Indonesia berawal dari perdagangan
rempah-rempah yang ada di dunia Timur. Perjalanan pelayaran Belanda merupakan
awal dari kolonialisme yang terjadi di Indonesia, yang di awali oleh
kekuasaan VOC pada tahun 1602 sampai kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Dari banyaknya kolonialisme yang terjadi di Indonesia.
Kolonialisme Barat yang terjadi di Indonesia bisa dijadikan topik materi
presentasi yang baik dan bermanfaat bagi siswa khususnya.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arkanda,Hada.2008.Kolonialisme
Inggris di Indonesia.jogjakarta.
Arkanda,Hada.2008.Dampak
kolonialisme Inggris di Indonesia.Jogjakarta.
Arkanda,Hada.2008.Masa
tanam paksa pada masa Inggris di Indonesia.Jogjakarta.
Arkanda,Hada.2008.Masa
liberalisasi pada masa Kolonialisme Inggris di Indonesia. Jogjakarta
Santoso,Gunawan
Budi, et al..2008.Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia ; Untuk SMA/MA kelas
XI. Jakarta Pusat perbukuan Departement Pendidikan Nasional.
Hamid,
Abdul, dkk.1981.Sejarah Untuk SMA/MA jilid 1 dan 2.Jakartra:depdikbud.
Tim Arya
Duta. 2011.Kolonialisme Inggris di Indonesia.Jakarta:Pelita.
Tim Arya
Duta.2011.Kolonialisme di Indonesia. Jakarta:Pelita.
Post a Comment for "Perkembangan kekuasaan barat di Indonesia"