Kesehatan Pranikah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang bingung ketika menghadapi pernikahan. Ada yang sibuk
mempersiapkan pernak-pernik pernikahan dan pesta pernikahan, tetapi lupa
mempersiapkan ilmu, mental dan spiritual dalam menjalaninya. Meskipun setiap orang
tahu bahwa pernikahan adalah ibadah, menggenapkan setengah agama, tetapi karena
kesibukan persiapan perlengkapan nikah dan pestanya sering membuat nuansa
ibadah dalam pernikahan tersebut terlupakan.
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu
persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi
pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik
sebelum menikah.
1.
Persiapan Ilmu
tentang pernikahan
2.
Persiapan
mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3.
Persiapan
Ruhiyyah/ spiritual
4.
Persiapan Fisik
B.
Tujuan
·
Untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menikah
·
Untuk
mengetahui pentingnya periksa kesehatan sebelum menikah
·
Untuk
mengetahui bahaya seks sebelum menikah
C.
Manfaat
·
Agar masyarakat
menetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menikah
·
Agar masyarakat
umum mengetahui pentingnya periksa kesehatan sebelum menikah dan mengetahui
bahaya seks sebelum menikah
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik
anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan
intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku
seks pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing
individu.
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang
tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks
pranikah. Motivasi merupakan penggerak perilaku. Hubungan antar kedua konstruk
ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut :
·
Motivasi yang
sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang
sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda.
·
Motivasi
mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu
·
Penguatan
positif / positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung
untuk diulang kembali
·
Kekuatan
perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak
menyenangkan.
Motivasi tertentu akan mendorong
seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku
seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan
didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya,
tanpa disertai komitmen yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan
romantic love); atau karena pengaruh kelompok (konformitas), dimana remaja
tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma
yang telah dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan
perilaku seks pranikah.
Faktor lain yang dapat
mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah karena ia didorong oleh
rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Hal
tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka ingin mengetahui
banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman
mereka sendiri,"Learning by doing".
Disinilah suatu masalah acap kali
muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal,
termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan
pasangannya. Namun dibalik itu semua, faktor internal yang paling mempengaruhi
perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah pada
remaja adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa gonads(kelenjar
seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan
tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan
juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial.
Pada kehidupan psikis remaja,
perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap
lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke
pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan dan romans yang
akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan pada
kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik
dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan
pertimbangan moral sering kali bertentangan. Bila dorongan seks terlalu besar
sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung
untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri. Dalam hubungan
ini, Jersild (1978) menulis: jika remaja bercerita tentang kegiatan seksual
mereka, maka mereka banyak membela diri dengan komentar "Everybody does
it."
Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan "cinta monyet" pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.
Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan "cinta monyet" pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.
Perlu pula dijelaskan bahwa
pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan
bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh.
Selain itu, energi seksual ataulibido/nafsu pun telah mengalami perintisan yang
cukup panjang; Sigmund Freud mengatakan bahwa dorongan seksual yang diiringi
oleh nafsu atau libido telah ada sejak terbentuknya Id. Namun dorongan seksual ini mengalami kematangan pada usia usia remaja.
Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini maka dibutuhkan penyaluran dalam
bentuk perilaku seksual tertentu. Cukup naif bila kita tidak menyinggung faktor
lingkungan, yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan faktor
pendorong perilaku seksual pranikah lainnya. Faktor lingkungan ini bervariasi
macamnya, ada teman sepermainan (peer-group), pengaruh media dan televisi,
bahkan faktor orang tua sendiri. Pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya
sangat tinggi karena selain ikatan peer-group menggantikan ikatan keluarga,
mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi
pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi
(Papalia, 2001). Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk
mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar
informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi
dari teman-temannya tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks
pranikah, tak jarang menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian
pertanyaan dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus
membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan
mengalami perilaku seks pranikah itu sendiri.
B.
Persiapan
Pranikah
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu
persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi
pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik
sebelum menikah.
1.
Persiapan Ilmu
tentang pernikahan.
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa
kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri
diharapkan akan melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya
karena cinta, atau mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena
sudah cukup umur tetapi masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-alasan
seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa juga menjadi sangat rapuh
ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika badai rumah
tangga datang menerjang.
2.
Persiapan
mental/psikologis menghadapi pernikahan.
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa
sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang berasal
dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua
sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk berlapang dada
menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang mutlak diperlukan. Begitu
juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan perasan kita dengan baik kepada
pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi negatif tidak mewarnai rumah
tangga kita.
Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga
tidak hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi berusaha untuk lebih dulu memenuhi
kewajibannya.
3.
Persiapan
Ruhiyyah/ spiritual.
Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam
pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai
pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa
penghambaan diri kepada Allah. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri dan
kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk mendapatkan suami
yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata.
4.
Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk
memasuki dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara
kerjanya sangat penting bagi kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi
juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah.
Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.
Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.
C. Pentingnya Periksa Kesehatan Pra Nikah
Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan
diri memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya masih
banyak dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari H,
sampai lupa dengan hal kecil yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan
besar sekali manfaatnya. Periksa kesehatan pra nikah memang belum umum
dilakukan di Indonesia, tetapi tahukah bahwa pemeriksaan ini merupakan salah
satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan
Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat
membantu menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu
sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi langkah antisipasi dan
tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk menghindarkan penyesalan
dan penderitaan rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu
keturunan) menyatakan bahwa sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga
bulan sebelum melakukan janji pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk
melakukan pengobatan jika ternyata salah seorang atau keduanya menderita
gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat disesuaikan
dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan
objektif. Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam
keluarga didapati riwayat kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya
lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan pemeriksaan standar, yaitu cek darah
dan urine.
Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon
ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam
pengalaman medis, kadang kala ditemukan gejala anti phospholipid syndrome
(APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga
kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu,
biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah ,
sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak
terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma.
Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan
seringnya kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar
melalui kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya,
agar dapat ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan toksoplasma,
rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan
pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea.
Selain itu banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma
untuk memastikan kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu
jumlah sperma, gerakan sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta
setiap cc-nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih
dari 30% . Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu
tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan
penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga
bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin
wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti
terapi khusus dan intens secara kontinyu.
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui
jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki
resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki
resus negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang
berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus berfungsi sama dengan
sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara seseorang
seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah
identifikasi. Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal
saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka
biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini
karena tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim
ibu. Meskipun pasangan ingin tetap mempertahankan janin,
nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini
biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas resus.
Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin
antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan
aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada
janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon
pengantin memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam
keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab,
riwayat itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot.
Adapun suntikan Tetanus Toxoid yang lebih dikenal dengan suntikan TT
sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat
terjadi pada vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
Suntikan TT biasanya juga diperlukan dan dianjurkan oleh para medis bagi para
ibu hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk mencegah terjadinya tetanus pada
luka ibu ataupun bayi saat proses kelahiran. Sedangkan kekhawatiran adanya
manipulasi serum TT pada suntikan yang diganti dengan serum kontrasepsi oleh
para medis sebaiknya dihilangkan dan jika terbukti adanya pengalaman sebelumnya
atau indikasi kuat mal praktik yang disengaja tersebut, maka dapat dilaporkan
para pihak terkait dan yang berwenang, dan hal itu di samping melanggar kode
etik kedokteran, juga merupakan suatu tindak pidana.
D.
Jenis
pemeriksaan kesehatan pra nikah yang dilakukan seperti :
1. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui
adanya kelainan atau penyakit darah.
2.
Pemeriksaan
urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain yang
berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan
rhesus yang akan berguna bagi calon janin.
Mengetahui Rhesus kedua calon
mempelai seringkali merupakan hal yang diabaikan, padahal hal tersebut adalah
hal yang penting. Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan
bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu
Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa
mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan (Rhesus negatif)
menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan
untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif,
tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul
pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin
yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif dan si pria
negatif. Karena itu sangat penting untuk mengetahui Rhesus kedua calon
mempelai.
3.
Pemeriksaan gula darah untuk
memantau kemungkinan diabetes melitus.
4.
Pemeriksaan HbsAG untuk
mengetahui kemungkinan peradangan hati.
5.
Pemeriksaan VDLR/ RPR untuk
mengetahui adanya kemungkinan penyakit sifilis.
6.
Pemeriksaan TORC untuk
mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma, virus Rubella dan virus
Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa kehamilan nanti.
E.
Manfaat Periksa
Kesehatan Pra Nikah:
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat
mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang
berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika
(keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya
bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk
calon keturunan.
Prosedur
Periksa Kesehatan Pra Nikah :
Prosedur yang harus dilakukan
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan kesehatan lain biasanya. Anda
dan pasangan membuat janji terlebih dahulu dengan dokter spesialis atau dokter
umum kemudian setelah melakukan wawancara singkat tentang sejarah kesehatan,
Anda dan pasangan wajib melakukan pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi
dan laboratorium untuk mendeteksi kelainan-kelainan apa saja yang mungkin
diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan
menjelang pernikahan. Namun ukuran itu sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti
kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan belum dilangsungkan, agar penyakit-penyakit
yang mungkin terdeteksi dapat ditanggulangi terlebih dahulu.
Persiapan
Menjelang Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah :
Yang pertama tentunya masalah
finansial. Pemeriksaan ini memang memakan biaya lebih. Maka dari itu, setiap
pasangan baiknya persiapkan dana lebih dari jauh-jauh hari dan Anda harus ingat
bahwa uang yang Anda keluarkan itu merupakan investasi jangka panjang untuk
kelangsungan hidup rumah tangga yang akan Anda jalani bersama dengan pasangan.
Selain itu, setiap pasangan pun diwajibkan untuk berpuasa mulai pukul 22.00
sehari sebelumnya dan setelah pengambilan darah, Anda dan pasangan bisa
menikmati sarapan. Selama berpuasa, setiap pasangan tetap boleh mengonsumsi air
putih dan bawalah sedikit contoh feses (tinja) atau urine pagi
hari dalam wadah yang bersih. Walaupun
setiap pasangan berada dalam kondisi yang sehat, tidak ada salahnya untuk tetap
melakukan pemerikasaan kesehatan pra nikah untuk kehidupan pernikahan yang
sehat dan jauh dari penyakit.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu
persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi
pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik
sebelum menikah.
1.
Persiapan Ilmu
tentang pernikahan
2.
Persiapan
mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3.
Persiapan
Ruhiyyah/ spiritual.
4.
Persiapan Fisik
Dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi
masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan
reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan Anda juga dapat
mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat
membahayakan Anda dan pasangan termasuk calon keturunan.
B.
Saran
Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan
diri memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya masih
banyak dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari H,
sampai lupa dengan hal kecil yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan
besar sekali manfaatnya. Misalnya dengan melakukan promosi kesehatan, maka
disarankan kepada calon pengantin untuk melakukan konseling pranikah
DAFTAR
PUSTAKA
Novita,
Nesi. Franciska,Y. (2011). Promosi
Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Anonim.http://obstetriginekologi.com/artikel/promkes+pra+nikah.html, diunduh
pada hari Senin tanggal 19 Desember 2011 pukul:09;21.
Desysaybani.blogspot.com/2011/10/promosi-kesehatan-pranikah.html, diunduh
pada hari Minggu tanggal 18 Desember 2011 pukul : 14;30.
Enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/upaya-promosi-kesehatan.html, diunduh
pada hari Minggu tanggal 18 Desember 2011 pikul: 14;08.
Post a Comment for "Kesehatan Pranikah"