Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesehatan ibu nifas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Promosi kesehatan ibu nifas adalah  upaya untuk mempromosikan kesehatan setelah masa persalinan untuk mencegah terjadinya komplikasi.Masa nifas atau puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Bidan mempunyai peran sebagai pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan mutu  kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam berbagai masalah tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan. Dimana sebagai promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menganggap pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu nifas.
Salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara Indonesia ialah masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang luas, dan promosi komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit waktu ibu pulang ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang didistribusikan oleh pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di televisi serta majalah. Oleh karena itu penulis tergugah untuk membuat suatu makalah yang membahas tentang upaya promosi kesehatan pada ibu nifas dan menyusui.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari masa nifas dan menyusui?
2.      Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada masa nifas?
3.      Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui?
4.      Apa saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu nifas?
5.      Apa saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu menyusui?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari masa nifas dan menyusui
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu nifas
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu menyusui
4.      Untuk mengetahui upaya kesehatan pada ibu nifas
5.      Untuk mengetahui upaya kesehatan pada ibu menyusui



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Masa Nifas
1.      Nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
2.      Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
3.      Masa yang dimulai setelah partus selesai,dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
4.      Masa yang dimulai setelah kehamilan placenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.

B.     Tahap Masa Nifas
1.      Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan,dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.      Peurperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.
3.      Remote puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-munggu atau tahunan.

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu :
1.      Perubahan fisik
2.      Involusi uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-otot involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena autolysis yaitu pecahnya zat protein dinding rahim yang diabsorbsi dan dibuang menjadi urine. Pelepasan plasenta dan selaput janin serta dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas stratum spongiosum yang tinggi menjadi nekrotis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis mengeluarkan lochea, sedangkan lapisan yang masih sehat menghasilkan endometrium yang baru.
Epitel baru terjadi karena proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru terbentuk dari jaringan ikat yang ada diantara kelenjar-kelenjar. Epitelasi berlangsung selama 10 hari kecuali pada implantasi plasenta memakan waktu 3 minggu.
Tonus otot uterus dipelihara oleh control persyarafan dan dapat dirangsang dengan massase / rangsangan putting susu.
                            Tabel Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut Masa Involusi
Involusi
Tinggi Fundus Uteri
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu 
Setinggi pusat
2-3 jari bawah pusat
Pertengahan pst-sympysis
Tidak teraba diatas syimpysis
Bertambah kecil
Sebesar ukuran normal
1000 gram
750   gram
500   gram
350   gram
50    gram
30    gram

3.      Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan plasenta mengecil karena adanya kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Setelah 2 minggu menjadi 3-4 cm dan minggu ke 6 1-2 cm dan akhirnya pulih. Penyembuhan luka plasenta khas sekali karena pertumbuhan endometrium di pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.

4.      Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi pada persalinan tidak diperlukan lagi, maka arteri akan mengecil lagi pada masa nifas.


5.      Perubahan Pada Serviks dan Vagina
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang –kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir ostium uteri externum dapat dilalui 2-3 jari dan pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui 1 jari saja. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke 3 post partum rugae mulai tampak kembali.

6.      Ligament-Ligament
Ligament-ligament dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali, sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendor setelah persalinan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berurut dimana sewaktu diurut tekanan infra abdomen bertambah tinggi, karena setelah melahirkan ligament fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan urut banyak wanita akan mengeluh “kandungannya turun untuk memulihkannya kembali sebaiknya melakukan latihan-latihan dan gymnastic pasca persalinan.

7.      After Paints (Mules-Mules)
Kontraksi uterus setelah persalinan sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. After paints lebih terasa bila wanita tersebut menyusui. Perasaan sakit timbul bila masih ada sisa plasenta, sisa selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri.
             
8.      Pengeluaran Lochea
Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea tidak lain dari pada secret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta. Sifat lochea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka.
1)      Lochea Rubra
a)      Waktu keluarnya pada saat 2 hari post partum
b)      Konsistensi cair
c)      Warnanya merah
d)     Baunya biasa atau khas
e)      Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua verniks caseosa, lanugo dan mekonium.

2)      Lochea Sanguinolenta
a)      Waktu keluarnya pada 3-7 hari post partum
b)      Konsistensinya lebih kental dan bercampur lender
c)      Warna cokelat
d)     Baunya biasa dan khas

3)      Lochea Serosa
a)      Waktu keluarnya pada 7-14 hari post partum
b)      Konsistensinya cair dan tidak bercampur darah
c)      Warnanya kuning
d)     Baunya khas atau biasa

4)Lochea Alba
a)      Waktu keluarnya pada saat lebih dari 14 hari post partum
b)      Konsistensinya kental dan hampir seperti albus
c)      Warnanya putih karena banyaknya leukosit didalamnya

5)Lochea Purulenta (lochea abnormal)
a)      Waktu keluarnya jika terjadi infeksi
b)      Konsistensinya kental dan bercampur nanah
c)      Warna kehijau-hijauan
d)     Baunya luar biasa / busuk, menandakan adanya infeksi

6)      Lochiostasis
a)      Lochea tidak lancar keluarnya
Jika lochea tetap berwarna setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna, yang sering disebabkan retrofleksio uteri.


C.    Tahap fase aktifitas penting sebelum menjadi seorang ibu menurut Rubin yaitu :
1.      Taking – In
a.       Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan.
b.      Perhatian ibu tertuju pada tubuhnya.
c.       Ibu mengulanga-ulang pengalamannya waktu bersalin.
d.      Mencegah gangguan tidur, pusing, iritabel, interferance dengan  pengembalian ke keadaan normal.
e.       Peningkatan nutrisi.

2.      Taking Hold
a.       Periode ini berlangsung 2-4 hari post partum.
b.      Ibu lebih memfokuskan perhatiannya untuk menjadi orang yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.
c.       Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya seperti BAB, BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
d.      Ibu berusaha keras untuk menguasai tentang ketrampilan perawatan bayi. Misalnya : Menggendong, menyusui, memandikan, dan memasang popok.

3.      Letting Go
a.       Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
b.      Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi.
c.       Ibu harus beradaptasi dengan keadaan bayi yang sangat bergantung.
d.      Depresi post partum biasanya terjadi pada periode ini.

D.    Asuhan Masa Nifas
1.      Mencegah infeksi.
2.      Meningkatkan penyembuhan jaringan.
3.      Meningkatkan involusi uterus dan kenyamanan serta mencegah komplikasi dari mobilisasi.
4.      Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat.
5.      Meningkatkan pembentukan laktasi atau supresinya.
6.      Meningkatkan pola eliminasi normal.
7.      Pencegahan isomunisasi Rh pada ibu dengan resus negative.
8.      Memenuhi kebutuhan belajar ibu, kebersihan diri, perawatan perinel, payudara, parenting, latihan peregangn otot, hubungan seksual dan kontrasepsi.
9.      Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta penurunan stress.
10.  Mendorong untuk mempertahankan kesehatan mealui penggunaan sumber-sumber kesehatan yang ada di masyarakat.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu. Sedangkan Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu.
2.      Pencegahan infeksi masa nifas merupakan salah satu upaya promosi kesehatan pada masa nifas
3.      Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah salah satu upaya promosi kesehatan pada ibu menyusui.

B.     Saran
            Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan ibu nifas dan menyusui serta menambah informasi dan wawaasan.
1.      Bagi instansi pendidikan
Disarankan agar mengembangkan pengetahuan tentang promosi kesehatan tentang masa nifas dan menyusui guna menunjang peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, sehingga dapat menjadi literature untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya ibu nifas dan menyusui.
2.      Bagi profesi kebidanan
Disarankan agar mengembangkan pengetahuan kesehatan terkait promosi kesehatan ibu nifas dan menyusui, terhadap klien. Guna memonitoring kesehatan ibu nifas dan menyusui.
3.      Bagi pembaca
Disarankan agar memahami dan memperluas wawasan mengenai promosi kesehatan ibu nifas dan menyusui


DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC


Post a Comment for "Kesehatan ibu nifas"