Kesehatan ibu menyusui
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kesehatan
merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas
tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak,
menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah
akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Terjadinya
kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga
karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan
jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial
dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan
dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI
tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia
sekitar enam bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein
vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang
tertumpu pada beras.
Bidan dapat
berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti dan pendidik. Sebagai
pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat (peran pemimpin). Di samping
mendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasehat (konselor).
Sebagai promotor kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu menyusui.
Sebagai promotor kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti promosi kesehatan pada ibu menyusui.
B.
Tujuan
1.
Tujuan khusus
Untuk
mengetahui penyebab lecetnya putting susu ibu pada saat menyusui.
2.
Tujuan umum
§ Mengetahui
pengertian promosi kesehatan pada ibu menyusui
§ Mengetahui
lingkup promosi kesehatan pada ibu menyusui
§ Mengetahui
promosi kesehatan pada ibu menyusui
§ Mengetahui
cara atau teknik menyusui yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Promosi Kesehatan Pada
Ibu Menyusui
Promosi
kesehatan adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui
adalah pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI)
dari payudara ibu.
Promosi kesehatan
pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang dapat
berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui. Serta
mengajarkan kepada ibu bagaimana teknik dan cara menyusui yang benar agar tidak
terjadi lecet atau luka pada puting susu ibu.
B.
Lingkup Promosi Kesehatan Pada Ibu
Menyusui
Hak seorang
bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan
mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan
sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu
menyusui.
Lingkup
promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri,
istirahat, seksual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi
ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan
selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu
bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis karena akan
menyebabkan ASInya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan mitos tersebut bahwa
justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui karena mengandung protein
tinggi melalui promosi kesehatan.
C.
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Penyelenggaraan
Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara serentak di
seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus. Tujuannya adalah agar
setiap negara, secara terus menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang
nyata untuk membantu ibu agar berhasil menyusui. “Menyusui : Sepuluh Langkah
Menuju Sayang Bayi” adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan
Sayang Bayi, Beri ASI, adalah suatu komitmen nyata dari fasilitas kesehatan
untuk mendukung keberhasilan menyusui, melalui pemberian perlindungan dan
memberikan informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat menyusui bayinya
secara eksklusif.
Sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui merupakan promosi kesehatan pada ibu
menyusui yaitu:
1.
Mempunyai kebijakan tertulis tentang
pemberian ASI
Pada tahun
1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui
dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan Bersama mengenai “Perlindungan, Promosi,
dan Dukungan Menyusui: Peran Khusus Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu”. Tahun
1990 Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung pelaksanaan
Sepuluh Langkah di semua fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan ibu.
2.
Memberikan pelatihan bagi petugas
kesehatan
Keberhasilan
komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada umumnya akan melahirkan
kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya timbulnya empati atau
ikut merasakan apa yang sedang dialami oleh pasien. Pada promosi
kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai
berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan
keluarganya sehingga dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya pada
ibu menyusui dan meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang
baik.
3.
Menjelaskan manfaat menyusui
ASI sebagai
makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
§ ASI
merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi.
§ ASI
mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam
usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen, merangsang pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. memudahkan
penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
§ ASI
mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
§ ASI tidak
mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
§ Proses
pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan
bayi juga dapat memberikan manfaat bagi ibu, yaitu:
1. Suatu rasa
kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya
2.
Hubungan yang lebih erat karena
secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan
emosional antara ibu dan anak
3.
Dengan menyusui bagi rahim ibu akan
berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
4.
Mempercepat berhentinya pendarahan
post partum.
4.
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa
dimandikan terlebih dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi
akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan
demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama
keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui kolostrum
mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang keluar pada
hari-hari berikut setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama antara ibu dan
bayi akan semakin merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi. Lalu dilanjutkan
dengan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
5.
Menunjukkan teknik menyusui yang
benar
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia,
1994). Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya
kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan
dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah
makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam. Persiapan memperlancar
pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a.
Membersihkan puting susu dengan air
atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
b.
Puting susu ditarik-tarik setiap
mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
c.
Bila puting susu belum menonjol
dapat memakai pompa susu.
Cara
menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan berdiri, duduk, atau
rebahan. Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk, atau berbaring
dengan santai (sesuai keinginan).
Teknik menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang
bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri,
duduk, atau berbaring dengan santai (sesuai keinginan). Bayi diletakkan
menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher
dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke
badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi
terbuka lebar.
Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa
sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut
bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka
lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat
mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi
telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi
tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar,
dagu bayi menmpel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi,
areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
a.
Tidak memberikan makanan dan atau
minuman selain ASI
ASI tak
dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung
zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
b.
Melaksanakan rawat gabung
Rawat gabung
merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak
dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan. Manfaat
dilakukannyan rawat gabung yaitu:
§ Dengan rawat
gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding) yang dapat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya
§ Ibu mudah
menyusui kapan saja
§ Bayi dapat
disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin
yang mampu memacu proses produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu
pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim
§ Petugas kesehatan
lebih mudah untuk mengetahui perkembangan kondisi kesehatan ibu dan
bayi.
c.
Membantu ibu menyusui sesering
mungkin dan semau bayi
Sebaiknya
dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan
di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui
dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik,
karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada
malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
d.
Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak
disertai dengan botol/dot yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi
menjadi diare. Dan pengenceran atau perbandingan bubuk susu dan air kadang
tidak sesuai dengan ketentuan pada label yang berakibat bayi kurang gizi.
e.
Membina kelompok pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan
ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
Suami: Bentuk dukungan yang dapat
diberikan antara lain menemani istri ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi,
memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa
percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan
menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada
sang buah hati.
Keluarga: melengkapi pengetahuan seputar
pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan
agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
Tenaga kesehatan: tidak
mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang ASI dan
seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan agar para ibu
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai
bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang
bayi/anak ASI.
Lingkungan kerja/kantor: menerapkan
kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan
ruang menyusui, memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui
harus dilakukan selama waktu kerja.
Sesama ibu menyusui: saling
berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar
kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan
kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2
tahun atau lebih.
Pemerintah: senantiasa mensosialisasikan
keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi perangkat yang
mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala
bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian
ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.
D.
Cara atau teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui
adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan
bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Dalam waktu 30 menit setelah
melahirkan, sebaiknya Ibu mulai menyusui bayinya, karena refleks hisap bayi
paling kuat pada jam pertama dan hisapan bayi pada puting susu ibu akan
merangsang pengeluaran hormon prolaktin untuk sekresi dan hormon oksitosi untuk
mengeluarkan ASI dan mempercepat kontraksi uterus. Selain itu kontak dini akan
memperkuat hubungan bayi dan ibu.
Cairan yang
pertama kali disekresikan oleh kelenjar payudara disebut kolustrum, dalam
kolustrum konsentrasi imunoglobulin sangat tinggi. Volumenya berkisar 150-300
ml/24jam, yang merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning- kuningan
lebih banyak mengandung antibody yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi
sampai umur 6 bulan, juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan
mekoneum dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernakan
makanan bayi.
Seorang ibu
dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah karena tidak
mengetahuinya cara menyusui yang benar. Oleh sebab itu untuk mencapai
keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui.
Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI dilaksanakan dengan jalan:
1. Membersihkan
puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2.
Puting susu ditarik-tarik setiap
mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3.
Bila puting susu belum menonjol
dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi
Macam-Macam Posisi Menyusui Bayi
yang Benar
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara
menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring.
§
Posisi menyusui sambil berdiri yang
benar
§
Posisi menyusui sambil duduk yang
benar
§
Posisi menyusui sambil rebahan yang
benar
§
Posisi menyusui bayi baru lahir yang
benar di ruang perawatan
§
Posisi menyusui bayi baru lahir yang
benar di rumah dengan tiduran
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Promosi
kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang
dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu
menyusui. Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi
kebersihan diri, istirahat, seksual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi,
pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa
tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui merupakan promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1.
Mempunyai kebijakan tertulis tentang
pemberian ASI
2.
Memberikan pelatihan bagi petugas
kesehatan
3.
Menjelaskan manfaat menyusui
4.
Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
5.
Menunjukkan teknik menyusui yang
benar
6.
Tidak memberikan makanan dan atau
minuman selain ASI
7.
Melaksanakan rawat gabung
8.
Membantu ibu menyusui sesering
mungkin dan semau bayi
9.
Tidak memberikan dot atau kempeng
10. Membina
kelompok pendukung ASI
B.
Saran
Perlu
dukungan pihak terkait khususnya dukungan dari keluarga agar ibu tetap
memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia bayi 6 bulan. Perlunya
intervensi melalui pemberdayaan kepada petugas kesehatan (Dokter, Bidan
dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo,
Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku
Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo,
Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Post a Comment for "Kesehatan ibu menyusui"