Proses dokumentasi keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Upaya
peningkatan derajat kesehatan secara optimal menuntut profesi keperawatan
mengembangkan mutu pelayanan yang profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat
di era globalisasi. Keperawatan menjadi salah satu profesi terdepan bagi tenaga
kesehatan dalam upaya menjaga mutu tempat pelayanan kesehatan baik di
masyarakat baik negeri maupun swasta. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk
dokumen asuhan keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas perbuatan
perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Dokumentasi
asuhan keperawatan menjadikan hal yang penting sebagai alat bukti tanggung
jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan tugasnya. Perawat
profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi dan
tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya intervensi
keperawatan yang diberikan kepada klien harus dihindarkan terjadinya kesalahan
- kesalahan (negligence) dengan melakukan pendekatan proses kepeerawatan dan
pendokumentasian yang akurat dan benar. Untuk mengetahui proses keperawatan
akan kami jelaskan di bab- bab berikutnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa itu dokumentasi?
2.
Bagaimana yang di maksud dengan dokumentasi proses
keperawatan ?
3.
Bagaimana proses pendokumentasian
keperawatan?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Agar kita dapat mengetahui defenisi
dan seluk beluk mengenai dokumentasi proses keperawatan.
2.
Agar kita dapat memahami proses
pendokumentasian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI
DOKUMENTASI
Dokumentasi
merupakan segala sesuatu yang ditulis atau dicetak , yang dapat dipercaya
sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein, 1990). Sedangkan proses
keperawatan adalah metoda sistematis yang mengarahkan klien dan perawat untuk
bersama-sama menetapkan kebutuhan terhadap asuhan, merencanakan dan
melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi hasil asuhan.
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami. Baik aktual maupun potensial proses keperawatan juga dapat
diartikan sebagai pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi. Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan dalam praktek
keperawatanpun turut berkembang berbagai penelitian berdasarkan fenomena yang
ada di dunia pelayanan keperawatan dilakukan. Asuhan keperawatan merupakan
tulang punggung pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh perawat yang kompeten di
bidangnya.
Pencatatan
proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk pengambilan keputusan yang
sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Dokumentasi proses
keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, dan
tindakan. Perawat kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan yang diberikan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga
kesehatan lainnya.
B.
PROSES
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
1. Pendokumentasian pengkajian
keperawatan
Pengkajian
adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik
fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian
yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah. Pengumpulan
dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu: status kesehatan
klien dan kekuatan masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
Dokumentasi
pengkajian ditujukan pada data klinik dimana perawat dapat mengumpulkan dan
mengorganisisr dalam catatan kesehatan. Format
pengkajian meliputi data dasar, flowsheet dan catatan perkembangan lainnya yang
memungkinkan sebagai alat komunikasi bagi tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya. Serta jenis dan bentuk data
yang tercakup dalam dokumentasi,dapat berupa data objektif atau subjektif,
sumber data tersebut primer, sekunder atau tersier, serta bagaimana metode
pengumpulan data tersebut.
Petunjuk penulisan pengkajian :
a.
Gunakan format yang sistematis
untuk mencatat pengkajian meliputi riwayat pasien masuk rumah sakit, respon
pasien terhadap persepsi tentang kesehatan, riwayat pengobatan, dan data
pasien rujukan, pulang dan keungan.
b.
Gunakan format yang telah
tersusun untuk pencatatan pengkajian mencakup Sistem
respirasi, Sistem kardiovaskular, Sistem persarafan, Sistem
perkemihan, Sistem pencernaan
c.
Kelompokkan data-data berdasarkan
model pendekatan yang digunakan.
d.
Tulis data objektif tanpa
mengartikan, menilai memasukkan pendapat pribadi.
e.
Sertakan pernyataan yang mendukung
interpretasi data objektif.
f.
Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis, termasuk devinisi karakteristiknya
g.
Ikuti aturan aturan atau prosedur
yang dipakai dan disepakati instansi
h.
Tulis secara jelas
dan singkat
i.
ROS (review of body system)
Untuk menentukan keadaan klien
secara umum
§
Untuk menentukan respon individu :
fisik, psikososial, spirituan dan budaya
§
Untuk menentukan status fungsi sistem tubuh
§
Mengkaji status mental klien,
perkemangantubuh, aktivitas, statusnutrisi, jenis kelamin dan ras, usia, postur
tubuh dan bicara klien.
§
Mengkaji status
klien pada : persepsi kesehatan, manajemen kesehatan, nutrisi, eliminasi,
aktifitas, istirahat tidur, kognitif, koping, nilai/kepercayaan.
§
Mengkaji sistem
tubuh secara berurutan biasanya: head to toe : integumen, kepala (mata hidung,
mulut gigi, tenggorokan, leher), respirasi, kardiovaskular, gastrointestinal,
genitourinari, gynekologi, muskuloskeletal, hematologi dan endokrin.
2. Pendokumentasian diagnosa
keperawatan
Petunjuk untuk penulisan
diagnosa keperawatan meliputi :
a.
Pemakaian PE dan PES : untuk
format diagnosa aktual, kecuali ketika petugas yang berbeda mengambil tindakan
segera (untuk contoh, tanda dan gejala pencatatan, sebelum dan sesudah
diagnosa)
§
Yakinkan masalah penyebab
utama dalam diagnosa sejalan dengan etiologi, contoh : perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
§
Tulis pernyataan supaya
permasalahan dan etiologi menunjukkan spesifik dan hasil yang berbeda.
§
Jika
penyebab tidak dapat ditentukan menentukan problem dan dokumentasi yang tak
dikenal etiologinya maka diagnosa keperawatan bisa dituliskan pernyataan
komunikasi verbal untuk pasien yang tidak diketahui etiologinya
b.
Catat diagnosa keperawatan
potensial dalam sebuah problem/format etiologi
c.
Pemakaian terminologi tetap
dengan diagosa keperawatan karangan Nanda sehuungan dengan (diantara problem
dan etiologi ) dan dibanding dengan (diantara etiologi, sign dan sympton)
tergantung bahasa, jika masalah tidak selesai menurut NANDA
d.
Merujuk pada daftar yang dapat
diterima, bentuk diagnosa keperawatan untuk catatan standar dalam saku atau
ringkasa
e.
Mulai pernyataan diagnosa
dengan menguabah redaksinya ke dalam keadaan diagnosa keperawatan
f.
Pastikan data mayor dan
penunjang data minor karakteristik pendefinisian diperoleh dokumentasi abgian
pengkajian pasien untuk menegakkan diagnosa keperawatan
g.
Pernyataan awal dalam
perencanaan keperawatan didaftar masalah dan nama dokumentasi dalam catatan
perawatan. Pemakaian masing-masing diagnosa keperawatan sebagai petunjuk untuk
membuat catatan perkembangan.
h.
Hubungkan pada
tiap-tiapdiagnosa keperawatan bila merujuk dan memberikan laporan perubahan.
i.
Setiap pergantian jaga
perawat, gunakan dignosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, tindakan
dan evaluasi.
j.
Catat bahan perawatan adalah
dasar untuk pertimbangan darilangkah-langkah proses keperawatan.
k.
Pencatatan semua diagnosa
keperawtaan harus merefleksikan dimensi dalam masalah yang berosientasi pada
pencatatan perawat.
l.
Suatu agenda atau pencatatan
mungkin memerlukan untuk membuat diuagnosa keperawatan dan sisitem pencatatan
yang relevan
3. Pendokumentasian intervensi
keperawatan
Rencana tindakan keperawatan mencakup tiga hal
meliputi :
a.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan harus
merupakan prioritas untuk merawat klien. Hal tersebut harus menyangkut langsung
kearah situasi yang mengancam kehidupan klien.
b.
Kriteria hasil
Setiap diagnosa keperawatan
hartus mempunyai sedikitnya satu kriteria hasil. Kriteria hasil dapat diukur
dengan tujuan yang diharapkan yang mencerminkan masalah klien
c.
Rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan adalah
memperoleh tanggung jawa mandiri, khususnya oleh perawat yang dikerjakan
bersama dengan perintah medis berdasarkan maslaah klien dan antuan yang dterima
klien adalah hasil yang diharapkan. Masing-masing masalah klien dan hasil yang
diharapkan didapatkan paling sedikit dua rencana tindakan.
Petunjuk penulisan rencana tindakan yang efektif:
a.
Sebelum menuliskan rencana
tindakan, kaji ulang semua data yang ada Sumber data yang memuaskan meliputi :
Pengkajian sewaktu klien masuk
rumah sakit, diagnosa keperawatan sewaktu masuk rumah sakit, keluhan utama
klien atau alasan dalam berhuungan dengan pelayanan kesehatan, laboratorium
ritme, latar belakang sosial budaya, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik,
observasi dari tim kesehatan lain
b.
Daftar dan jenis masalah
aktual resiko dan kemungkinan. Berikan prioritas utama pada maslah aktual yang
mengancam kesehatan.
c.
Untuk mempermudah dan bisa
dimengerti dalam memuar rencana tindakan erikanlah ganbaran dan ilustrasi
(contoh) bila mungkin diagnosa khususnya sangat membantu ketika teknologi
canggih digunakan untuk perawatan klien atau ketika menggambarkan lokasi
anatomi.
d.
Tuliskan dengan jelas khusus,
terukur, kriteria hasil yang diharapkan untuk mentapakan masalah bersama dengan
klien tentukan keterampilan kognitif, afektif dan psikomotor yang memerlukan
perhatian.
e.
Selalu ditanda tangani dan
diberi tanggal rencana tindakan, hal ini perting karena seorang perawat
profesionalakan bertanggung jawab dan ertanggung gugat untuk melaksanan rencana
tindakan yang telah tertulis.
f.
Mulai rencanatindakandengan
menggunakan kata perintah. Catat
tanda-tanda vital setiap pergantian dinas, timbang BB setiap hari, informasikan
kepada klien alasan isolasi
g.
Alasan prinsip specivity untuk
menuliskan diagnosa keperawatan. Bagaimana
prosedur akan dilaksanakan, kapan dan berapa lama, jelaskan secara singkat
keperluan apa yang perlu dipenuhi, termasuk tahapan-tahapan tindakan.
h.
Tuliskan rasional dari rencana
tindakan.
i.
Rencana tindakan harus selalu
tertulis dan ditanda-tangani
j.
Rencana tindakan harus dicatat
seagai hal yang permanen
k.
Klien dan keluarganaya jika
memungkinkan diikutsertakan dalam perencanaan
l.
Rencana tindakan harus sesuai
dengan waktu yangditentukan dan diusahakan untuk selalu diperbaharuai misalnya
setiap pergantian dinas, setiap hari, dan atau sewaktu-waktu diperlukan.
4. Pendokumentasian implementasi
keperawatan
Implementasian
tindakan keperawatan adalah tahap dalam proses keperawatan berdasarkan masalah
actual dari klien. Maksud dokumentasi adalah menemukan secara tepat sebagai
gambaran intervensi keperawatan yang meliputi:
a.
Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah
askep yang langsung sesuai keadaan klien. Rencana keperawatan yng lebih dari
satu harus di kerjakan sungguh-sungguh sesuai proritas masalah dalam diagnosa
keperawatan
b.
Intervensi pemantapan/
observasi
Proses ini membutuhkan
ketajaman observasi perawat termasuk keterampilan mengevaluasi yang tepat.
Progam yang lebih dari yang sangat menetukan kesehatan klien. Perawat harus
lebih melihat perkembangan yang baik dan buruk dari klien seperti Mengobservasi
tanda vital, diagnosa Keperawatan, tindakan Keperawatan (Terapeutik), therapi
Medicus, ketidak efektifan bersihan jalan nafas.
Komponen Penting Pada Dokumentasi Intervensi
Mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi
terhadap klien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana, dan siapa yang melakukan
intervensi :
Why : Harus dijelaskan alasan
tindakan harus dilaksanakan dan data yang ada dari hasil dokumentasi pengkajian
dan diagnosa keperawatan
What : Ditulis secara jelas, ringkas
dari pengobatan atau tindakan dalam bentuk kata perintah
When : Mengandung aspek yang penting
dari dokumentasi intervensi. Pencatatan pada waktu pelaksaan intervensi sangat
penting dalam hal pertanggung jawaban hukuj dan efektifitas tertentu
How : Tindakan dilaksanakan dalam
penambahan pencatatan yang lebih detail. Misalnya, “ miringkanan atau kiri
dengan bantuan perawat.” Menandakan suatu prinsip ilmiah dan rasional dari
rencana tindakan. Metode ini akan bisa meningkatkan dalam upaya - upaya
penggunaan prosedur keperawatan yang tepat.
Who : siapa yang melaksanakan
intervensi harus selalu dituliskan pada dokumentasi serta tanda tangan sebagai pertanggung jawaban
Intervensi yang memerlukan suatu dokumnetasi
khusus. Ada dua dokumentasi yang memerlukan dokumentasi khusus yaitu :
1)
Prosedur invasive
Tindakan invasive merupakan
bagian yang penting dari proses keperawatan, Karena memerlukan pengetahuan tentang
IPTEK yang tinggi. Untuk itu pengetahuan lanjutan di perlukan dalam upaya
meningkatkan tanggung jawab dalam pemberian intervensi. Misalnya perawat
memberikan tranfusi, kemoterapi, memasang kateter. Tindakan tersebut di atas
akan membawa resiko yang tinggi pada klien terhadap komplikasi, yang tentunya
perlu infomed consent sebelum tindakan dilaksanakan.
2)
Intervensi mendidik klien
Perawat berperan penting dalam
mengenal kebutuhan belajarkliendalam rencana mendidik klien dan memelihara
laporan kegiatannya. Membutuhkan Pendidikan.
5. Pendokumentasian evaluasi
keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Pernyataan evaluasi
terdiri dari dua komponen yaitu data yang tercatat yang menyatakan status
kesehatan sekarang dan pernyataan konklusi yang menyatakan efek dari tindakan
yang diberikan pada pasien.
a.
Tipe
Dokumentasi Evaluasi
Terdapat
dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi
yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera dan
evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis
status pasien pada waktu tertentu.
b.
Metode
catatan evaluasi
Untuk
mencapai penulisan yang benar dalam evaluasi, digunakan pedoman sebagai berikut
:
§
Awali atau ikuti
evaluasi dengan data pendukung.
§
Ikuti
dokumentasi intervensi keperawatan dengan evaluasi formatif.
§
Gunakan
evaluasi sumatif ketika pasien dipulangkan atau dipindahkan
§
Catat evaluasi
sumatif melalui pengkajian dan intervensi. Catat juga respon pasien
§
Pernyataan
evaluasi formatif dan sumatif dimasukkan kedalam catatan kesehatan
§
Korelasikan
data khusus yang ditampilkan dengan kesimpulan yang dicapaii perawat.
Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan, direvisi dalam rencana perawatan
atau dimasukkan
dalam ringkasan khusus dan dalam pelaksanaan dan tentu
perencanaan.
Pedoman untuk pendokumentasian evaluasi :
1)
Sebelum kesimpulan evaluasi dengan
data yang mendukung penilaian perawat. Contoh data pendukung (untuk klien
dengan myocard infark) : tidak ada dispnea.
Penilaian perawatannya : toleransi aktifitas meningkat.
2)
Mengikuti dokumentasi intervensi
keperawatan dengan pernyataan evaluasi formatif yang menjelaskan respon cepat
klien terhadap intervensi keperawatan atau prosedur. Contohnya mengantuk
setelah minum obat
3)
Menggunakan pernyataan evaluasi
sumatif ketika klien dipindahkan ke vasilitas lain atau dipulangkan
4)
Catatan evaluasi
sumatif untuk setiap hasil yang diharapkan diidentifikasikan pada perencanaan
keperawatan klien, bisa berjalan 100 m dan menaiki
12 tangga tanpa bantuan. Evaluasi sumatif : dapat berjalan 50m tanpa alat bantu dan dapat naik turun 6 tangga tanpa
bantuan.
5)
Menulis pernyataan evaluasi yang
merefleksikan keadaan perkemangan klien terhadap tujuan, pemasukan yang sesuai
dicatat sebagai berikut : kontrol sakit yang tidak efektif setelah medikasi,
terus tanpa henti, penghilang rasa sakit dari medikasi berlangsung selama 30
menit.
6)
Melalui suatu penilaian atau
modifikasi intervensi, mengawali dan mendokumentasikan respon perawat untuk
mengubah kondisi klien. Contoh : kesehatan klien memburuk, : jam 09.00 mengeluh
salit di pusat seperti ditikam.
Dilakukannya pendokumentasian intervensi dan kriteria
hasil yang baik dapat memberikan kontribusi pada :
§
Evaluasi
tercapainya tujuan keperawatan
§
Penentuan
perkembangan pasien secara langsung
§
Kesempatan
berkomunikasi bagi semua staf
§
Implementasi
keperawatan
§
Menentukan
pemberi pelayanan dan penentuan biaya yang dibutuhkan pasien
§
Menentukan
pemberi pelayanan dalam rangka proteksi legal
§
Data yang
baik yang dapat digunakan dalam riset
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami. Baik aktual maupun potensial proses keperawatan juga dapat
diartikan sebagai pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan dalam praktek
keperawatanpun turut berkembang berbagai penelitian berdasarkan fenomena yang
ada di dunia pelayanan keperawatan dilakukan. Asuhan keperawatan merupakan
tulang punggung pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh perawat yang kompeten di
bidangnya.
B. SARAN
Untuk
membuat asuhan keperawatan yang baik dan efektif sebaiknya kita lebih memahami
tentang prosedur dalam pembuatan asuhan keperawatan. Setiap melakukan tindakan
hendaknya selalu di sertai dengan pendokumentasian agar kelak bisa di
pertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz alimul (2001). Pengantar Dokumentasi Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC
Nursalam (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan
Konsep Dan Praktik.Jakarta : salemba medika.
Ali, Zaidin. 2001.
Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika
Aditama, Tjandra Yoga.
2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UIP
Lyer, patricia W. & Camp, Nancy H.. (2004).
Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Ed. 3. Jakarta:
EGC.
Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan:
Konsep dan Praktik . Jakarta: Salemba Medika.
Post a Comment for "Proses dokumentasi keperawatan"