Remaja dan fungsi orang tua
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak adalah
anugerah dari sang pencipta, orang tua yang melahirkan anak harus bertangung
jawab terutama dalam soal mendidiknya, baik ayah sebagai kepala keluarga maupun
ibu sebagai pengurus rumah tangga. Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak
merupakan awal keberhasilan orang tua dalam keluarganya apabila sang anak
menuruti perintah orang tuanya terlebih lagi sang anak menjalani didikan sesuai
dengan perintah agama.
Bobroknya
moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari
orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga yang sedang
bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat anak menjadi orang yang
temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini, mereka
berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani,
peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya.
Dalam era
modernisasi sekarang ini, peran penting orang tua sangat dibutuhkan. Berkenaan
dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Sesuatu yang tidak dapat dihindari
bahwa teknologi berkembang dengan pesat sehingga penggunaannya banyak digunakan
tidak semestinya, Teknologi IT yang paling sering digunakan para anak muda
sekarang adalah akses internet yang mudah ditemui, padahal pemerintah sudah
mengeluarkan undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi masih saja mereka
kerap mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas dapat merusak moral sang
anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah
berakibat pada moral yang jelek.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI MASA USIA REMAJA
Masa remaja
seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan
tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan
perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
lingkungan .
Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu
menyelesaikan tugas perkembangan dengan
baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis, dan
sosial.
Melihat dari
fokus perkembangan sosial pada ramaja, batasan
remaja menurut usia kronologis yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Ada juga
yang membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun. Pada usia tersebut,
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1.
Mencapai hubungan yang baru dan
lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2.
Mencapai peran
sosial maskulin dan feminin
3.
Menerima
keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4.
Mencapai kemandirian secara
emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5.
Mencapai kepastian untuk mandiri
secara ekonomi
6.
Memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7.
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8.
Mengembangkan
kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai
warga negara
9.
Menginginkan
dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
B.
MASALAH-MASALAH
REMAJA
Remaja tidak semua yang dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut
Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi
tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.
Masalah Pribadi, yaitu masalah-masalah
yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik,
penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.
Masalah Khas Remaja, yaitu
masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah
pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip
yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban
dibebankan oleh orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan
tentang fenomena akhir abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan
dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami
banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan
serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa
sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan
tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan
obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang
kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era
teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil
untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti
perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal,
malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk
mencapai kemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan.
Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara
perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.
C.
FUNGSI
ORANG TUA
Orang tua adalah ayah kandung dan ibu kandung dari
anak yang membentuk keluarga inti (Nuclear family) (Rumbiak, 2007: 57). Secara
biologis orang tua dan ibu melahirkan anak-anak dan membesarkan, sedangkan
secara sosial ekonomi orang tua langsung bertanggung jawab untuk memelihara,
membesarkan dan memenuhi berbagai kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis
anak-anak mereka harus dilindungi agar mereka aman dan sejahtera.
Tanggung jawab orang tua pada anak adalah memelihara
(membesarkan dan mendewasakan) anak-anak sejak lahir, masa kanak-kanak sampai
masa remaja, atau selama mereka masih bergantung pada orang tua, sampai saat
mereka mulai mandiri bila seorang anak sudah bekerja dan sudah berkeluarga maka
berarti secara absolut sudah mandiri dan dapat terlepas dari tanggung jawab
orang tua. Menurut Gunarsa (2007: 57) peranan
orang tua dalam keluarga adalah:
1. Pemberian pendidikan (informasi)
Kunci
pertama dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental si anak terletak pada
peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada
budi pekerti orang tuanya. Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan
telah membawa fitrah beragama, maka orang tuanyalah yang merupakan sumber untuk
mengembang fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara
pergaulan, aqidah dan tabiat adalah warisan orang tua yang kuat untuk
menentukan subur tidaknya arah pendidikan terhadap anak.
Orang tua
diharapkan dapat menjadi media komunikasi untuk memberikan informasi dan
pelatihan moral bagi pemahaman dan pengembangan seksual remaja. Pendidikan
seksualitas informal dalam keluarga biasanya terjalin dalam bentuk komunikasi
yang hangat antara anak dan anggota keluarga lainnya (Purwandari, 2002: 56).
Orang tua (khususnya ibu) adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya, yang
memelihara perkembangan anak-anaknya dan juga mempengaruhi
aktivitas-aktivitas anak diluar rumahnya. Ibu merupakan tokoh yang dapat
melakukan apa saja untuk anaknya, yang dapat mengurus serta memenuhi kebutuhan
fisiknya dengan penuh pengertian. Ibu merupakan sumber informasi yang paling
penting tentang masalah haid. Ibu dapat memberikan keterangan spesifik yang
sederhana, misalnya seberapa sering haid terjadi, berapa lama berlangsungnya
atau seberapa banyak darah yang keluar dan bagaimana cara menggunakan pembalut
(Syarief, 2003 : 35)
Orang tua
mempunyai peranan yang besar dalam memberikan informasi tentang perkembangan
pada remaja, oleh karena itu, orang tua terutama ibu diharapkan dapat
memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman dan tidak takut untuk
mengalami perkembangan terutama pada remaja putri yaitu mengalami menstruasi
pertama (menarche). Pengetahuan yang dapat diberikan kepada remaja tentang
menstruasi pertama berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi
secara biologis, dukungan emosional, dan dukungan psikologis (Aboyeji, 2005:
63).
Peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada anak
perempuannya tentang menstruasi, sehingga anak bisa melewati masa menarchea
pada usia dini dan terjaga kesehatan reproduksinya. Selain itu orang tua
merupakan orang terdekat bagi anak untuk melakukan komunikasi dan orang tua
juga merupakan pendidik utama, pendidik yang pertama dan yang terakhir bagi
anaknya. Agar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai kesehatan
reproduksi maka peran orang tua sangat diharapkan (Masysaroh, 2004: 67).
2. Kasih sayang
Orang tua yang memberi
kasih sayang dan kebebasan bertindak sesuai dengan umur para remaja dapat
diharapkan akan mengalami perkembangan yang optimal. Orang tua
merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di
masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita
yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini,
ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu
orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di
dunia mi dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh
anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dan orang tuanya.
Orang tua
adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan
alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian ban
terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang
selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan
biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan
tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula
dikenal anak yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya.
3. Dukungan
Orang tua yang tidak
mendukung anak dalam memperkembangkan keinginan bertindak sendiri, atau mungkin
sama sekali menentang keinginan anak untuk bertindak sendiri, maka perkembangan
perubahan-perubahan peranan sosial tidak dapat diharapkan mencapai hasil
yang baik.
Dukungan
emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yang
bersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, misalnya
umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang
aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi.
Remaja
membutuhkan dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya, karena pada saat ini
remaja sedang mencari dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya
keterikatan dengan orang tua berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua,
sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja (Soetjiningsih, 2004 : 62).
4. Bimbingan dan bantuan
Orang tua
membimbing anaknya karena kewajaran karena kodratnya dan selain itu karena
cinta. Tujuan orang tua membimbing anaknya itu menjadi anak yang shaleh. Anak
yang shaleh dan berprestasi dalam belajar dapat mengangkat nama baik orang
tuanya yang telah membimbing anaknya dengan penuh kasih sayang.
Bimbingan orang tua merupakan faktor penguat yang memberikan peran untuk
mempertahankan perilaku. Faktor penguat yang mencakup peran sosial, peran teman
orang tua, serta saran dan umpan balik dari tenaga kesehatan mengenai proses
terjadinya perkembangan pada diri remaja. Penguatan mungkin juga berasal dari
individu maupun kelompok atau institusi di lingkungan atau masyarakat (Puspitaningrum,
2010: 67).
Orang tua merupakan tokoh yang dapat ditiru sang anak. Mereka adalah tokoh
yang menaruh perhatian bila anak dalam kesulitan
atau nestapa.
D. CARA-CARA YANG
DILAKUKAN OLEH ORANG TUA PADA REMAJA
Promosi kesehatan reproduksi pada remaja sering dikonotasikan sebagai
pendidikan seks dimana sebagaian besar masyarakat Indonesia masih mentabukan
hal ini. Sementara itu, masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan
saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi perubahan
fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan fungsi organ
reprodukai. Seiring dengan pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan
jiwa. Remaja menjdai individu yang sensitif, mudah menangis, mudah cemas,
frustasi, tetapi juga mudah tertawa. Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai
individu agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan. Remaja mulai mampu
berfikir abstrak, senang mengkritik, dan ingin mengetahui hal baru (Al-Mighwar,
2010: hal 45).
Cara-cara yang perlu diajarkan kepada orang tua/keluarga dalam rangka
memfasilitasi perkembangan remaja adalah sebagai berikut (Al-Mighwar,
2010; hal.73);
1. Jelaskan tentang ciri-ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang
2. Jelaskan cara yang dapat dilaksanakan orang tua/keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan remaja yang normal dengan cara:
a. Fasilitasi remaja berinteraksi dalam kelompok sebaya
b. Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang membuat remaja nyaman
mencurahkan perasaa, perhatian dan kekhawatirannya
c. Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif
d. Berperan sebagi teman berbagi cerita bagi remaja
e. Berperan sebagai contoh peran (role model) bagi remaja dalam melakukan
interaksi sosial yang baik
f. Berikan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktivitas
bersama kelompoknya
g. Membimbing remaja dalam menentukan rencana masa depannya
Perilaku remaja sangat rentan
terhadap penngaruh lingkungan. Di satu pihak, remaja mempunyai keinginan kuat
untuk mengadakan interaksi sosial dalm upaya memdapatkan kepercayaan dari
lingkungan, sedangkan di lain pihak ia mulai memikirkan kehidupan secara
mandiri serta terlepas dari pengawasan orang tua dan sekolah. Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Usai 4-5 tahun
dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri menurut jenis kelamin,
sehingga peran ibu dan ayah atau orang tua pengganti (nenek, kakek, dan orang
dewasa lain) sangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak berjalan
dengan lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah (Al-Mighwar,
2010: 74).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Masa remaja
seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan
tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan
perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan
lingkungan .
Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu
menyelesaikan tugas perkembangan dengan
baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis, dan
sosial.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna
perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung Dra. 2006. Psikologi perkembangan
(perkembangan peserta Didik). Bandung:
CV PUSTAKA SETIA
Aryani, NS. Ratna 2009.Kesehatan Jiwa Remaja dan
Konseling. Jakarta-Timur: Trans Info Media
Masdudi, Drs. 2010. Bimbingan dan Konseling
Perspektif Sekolah. Cirebon: At-Tarbiyah Press
Muhajir, Noeng 1997. Ilmu Pendidikan dan Perubahan
Sosial: Suatu Teori Pendidikan. Jogjakarta, Roke Sarasin
‘Furqona, Rama 2003. “Hubungan Antara Kesadaran Beragama
Dan Kematangan Sosial Dengan Agresiasivitas Remaja (santri) Pondok Pesantren
modern Islam Assalam Surakarta,:dalam Edukasi: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan, vol.1 (1) Januari-Maret,2003,hal. 74.
Post a Comment for "Remaja dan fungsi orang tua"