Komunikasi pada aseptor KB
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Konseling sering diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena
petugas KB tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling.
Padahal Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam
pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan
melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan klien merasa
puas.
Konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama, konsisten dan sukses. Konseling juga akan
mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan
hubungan dan kepercayaan yang telah ada, konseling juga pada akhirnya akan
meningkatkan keberhasilan program KB Nasional.
Konseling
adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas
KB untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan
membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Pengertian
Konseling ?
2.
Bagaimana Pengertian
Kontrasepsi ?
3.
Apa saja Jenis
Kontrasepsi ?
4.
Menjelaskan
Macam – Macam Alat Kontrasepsi ?
5.
Bagaimana Tujuan
Konseling Kb ?
6.
Bagaimana Prinsip
Konseling Kb ?
7.
Menganalisis
Keuntungan Konseling Kb ?
8.
Bagaimana Proses
Konseling Kb Dan Komunikasi Intrapersonal ?
9.
Bagaimana Peran
Konselor Kb ?
10. Bagaimana Perubahan Pada Konseling Akseptor Kb ?
11. Bagaimana Konseling Dan Persetujuan Tindakan Medik ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konseling
Konseling
adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas
untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat
keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
B.
Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi
merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan
sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan
keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia menyelenggarakan program Keluarga
Berencana atau KB melalui pengaturan kelahiran.
C.
Jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi
dapat dilakukan dengan alat bantu maupun tanpa alat bantu. Metode kontrasepsi
tanpa alat bantu disebut juga KB sistem kalender atau abstinesia. Cara KB
dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak melakukan
hubungan seksual pada saat wanita dalam masa subur. Masa subur berkaitan dengan
terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang
lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi.
Jenis kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu.
Jenis kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu.
Dengan alat
bantu kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu
walaupun terjadi ejakulasi di dalam vagina saat melakukan hubungan seksual.
Pemakaian alat kontrasepsi masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat,
terutama golongan agamawan. Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan
alat kontrasepsi untuk membantu mengatur kelahiran anak.
D.
Macam – Macam Alat Kontrasepsi
1.
IUD
IUD adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa tertentu.
Kelebihan penggunaan IUD adalah sangat efektif untuk mencegah kehamilan.
Sedangkan kekurangan penggunaan IUD adalah dapat menyebabkan pendarahan di luar
siklus menstruasi yang dialami wanita.
Cara kerja
IUD, banyak yang berpendapat bahwa cara kerja dari IUD ini adalah dengan
menyulitkan bertemunya sperma dan sel telur. Namun beberapa dokter muslim menjelaskan
bahwa sifat kerja IUD adalah mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi
di dalam Rahim (telah berbentuk zygot), sehingga dapat diartikan membunuh bayi
diusia dini. Sehingga beberapa ulama berpendapat bahwa penggunaan IUD haram.
2.
Kondom
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks. Kelebihan penggunaan kondom adalah mudah digunakan dan tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai. Kekurangan penggunaan kondom adalah terjadinya kebocoran cairan mani dan alergi pada pemakaian bahan-bahan kondom tertentu.
Kondom digunakan pada penis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi ejakulasi. Kondom berupa sarung karet yang terbuat dari bahan lateks. Kelebihan penggunaan kondom adalah mudah digunakan dan tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai. Kekurangan penggunaan kondom adalah terjadinya kebocoran cairan mani dan alergi pada pemakaian bahan-bahan kondom tertentu.
3.
KB Suntik
KB Suntik
dilakukan setiap 3 bulan sekali pada seorang wanita untuk mencegah terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur). Kelebihan menggunakan KB Suntik adalah efektif
mencegah kehamilan tanpa perlu banyak tahap yang sulit. KB Suntik juga termasuk
metode kontrasepsi yang terhitung murah untuk masyarakat Indonesia. Meski
demikian, suntikan KB pada uji coba hewan bisa meningkatkan terjadi resiko
kanker.
4.
Pil KB
Pil KB
disebut juga kontrasepsi oral. Pil KB berisi hormon yang menghambat pengeluaran
sel telur. Keunggulan menggunakan Pil KB adalah bisa mengatur kehamilan
sekaligus efektif mencegah kanker ovarium dan endometrium. Sedangkan kelemahan
penggunaan pil KB adalah harus diminum oleh wanita secara rutin. Bila tidak
diminum secara rutin dan disiplin maka kemungkinan hamil tetap terjadi.
5.
Implant
Metode
kontrasepsi implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan wanita dan
mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum. Metode kontrasepsi ini
terbilang efektif dan tidak memerlukan kedisiplinan tinggi seperti penggunaan
Pil KB. Kekurangan penggunaan implant adalah bisa menyebabkan fase menstruasi
tidak teratur. Selain itu, sejumlah kasus melaporkan implant yang tertanam
tidak berdiam di lengan namun bergerak ke bagian tubuh terdekat lainnya.
6.
Difragma
Diafragma atau
cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi
sel telur. Metode ini tidak biasa di Indonesia karena selain mahal,
pemasangannya harus dengan tenaga medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi
angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari
tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.
7.
Jeli, busa atau spons
Jeli
termasuk alat kontrasepsi yang dipakai oleh wanita yang mengandung spermisida
(zat yang membunuh sel sperma) sehingga sperma gagal memasuki uterus. Jeli saat
ini jarang dipakai dalam metode kontrasepsi karena tidak efektif mencegah
kehamilan dan menimbulkan alergi pada sebagian besar wanita yang memakai.
Demikian informasi seksologi seputar jenis, metode dan alat kontrasepsi yang umum dipakai oleh manusia. Selain cara ini, pencegahan kehamilan juga bisa dilakukan dengan metode operasi vasektomi dan tubektomi.
Demikian informasi seksologi seputar jenis, metode dan alat kontrasepsi yang umum dipakai oleh manusia. Selain cara ini, pencegahan kehamilan juga bisa dilakukan dengan metode operasi vasektomi dan tubektomi.
E.
Tujuan Konseling Kb
Konseling KB
bertujuan membantu klien dalam hal :
§
Menyampaikan informasi dari pilihan
pola reproduksi.
§
Memilih metode KB yang diyakini.
§
Menggunakan metode KB yang dipilih
secara aman dan efektif.
§
Memulai dan melanjutkan KB.
§
Mempelajari tujuan, ketidakjelasan
informasi tentang metode KB yang tersedia.
F.
Prinsip Konseling Kb
Prinsip
konseling KB meliputi :
§
Percaya diri / confidentiality,
§
Tidak memaksa / voluntary choice,
§
Informed consent,
§
Hak klien/ clien’t rights ,
§
Kewenangan / empowerment.
G.
Keuntungan Konseling Kb
Konseling KB
yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan
maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:
§
Klien dapat memilih metode
kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
§
Puas terhadap pilihannya dan
mengurangi keluhan atau penyesalan.
§
Cara dan lama penggunaan yang sesuai
serta efektif.
§
Membangun rasa saling percaya.
§
Mengormati hak klien dan petugas.
§
Menambah dukungan terhadap pelayanan
KB.
§
Menghilangkan rumor dan konsep yang
salah.
Hak Pasien
Pasien
sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut:
§
Terjaga harga diri dan martabatnya.
§
Dilayani secara pribadi (privasi)
dan terpeliharanya kerahasiaan.
§
Memperoleh informasi tentang kondisi
dan tindakan yang akan dilaksanakan.
§
Mendapat kenyamanan dan pelayanan
terbaik.
§
Menerima atau menolak pelayanan atau
tindakan yang akan dilakukan.
§
Kebebasan dalam memilih metode yang
akan digunakan.
H.
Proses Konseling Kb Dan Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi
interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :
1.
Motivasi
Motivasi pada pasien KB meliputi:
§
Berfokus untuk mewujudkan permintaan
§
Bukan pada kebutuhan individu klien
§
Menggunakan komunikasi satu arah
§
Menggunakan komunikasi
individu,kelompok atau massa.
2.
Edukasi / pendidikan
Pelayanan KB yang diberikan pada
pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut :
§
Menyediakan seluruh informasi metode
yang tersedia
§
Menyediakan informasi terkini dan
isu
§
Menggunakan komunikasi satu arah
atau dua arah
§
Dapat melalui komunikasi individu,
kelompok atau massa
§
Menghilangkan rumor dan konsep yang
salah.
3.
Konseling
Konseling KB antara lain:
§
Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan
§
Menjadi pendengar aktif
§
Menjamin klien penuh informasi
§
Membantu klien membuat pilihan
sendiri.
I.
Peran Konselor Kb
Proses
konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan keluarga
berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah
sebagai berikut:
§
Sahabat, pembimbing dan
memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai dengan
kebutuhannya.
§
Memberi informasi yang obyektif,
lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
§
Membangun rasa saling percaya,
termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan Medik.
Ciri Konselor Efektif :
§
Memperlakukan klien dengan baik.
§
Berinteraksi positif dalam posisi
seimbang.
§
Memberikan informasi obyektif, mudah
dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
§
Mampu menjelaskan berbagai mekanisme
dan ketersediaan metode konstrasepsi.
§
Membantu klien mengenali
kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya.
J.
Perubahan Pada Konseling Akseptor Kb
Tidak semua
akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga
yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah
penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah
akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing,
BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan,
gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan
atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian
alat kontrasepsi. Pelaksanaan komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada
KIE efek samping kontrasepsi dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan
alat kontrasepsi.
K.
Konseling Dan Persetujuan Tindakan
Medik
Maksud dari
konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali kebutuhan
klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami tujuan dan
risiko prosedur klinik terpilih.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Konseling
adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas
untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat
keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Tidak semua
akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga
yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis setelah
penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah
akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing,
BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan,
gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan
atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian
alat kontrasepsi.
Pelaksanaan
komunikasi bagi akseptor KB yaitu terfokus pada KIE efek samping kontrasepsi
dan cara mengatasinya, cara kerja dan penggunaan alat kontrasepsi.
B.
SARAN
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik
dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan KB. Jakarta:
Salemba Medika
Yulifah, Rita dan Yuswanto Tri Johan Agus. 2009. Komunikasi
dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Post a Comment for "Komunikasi pada aseptor KB "