Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan.
Perilaku dikatakan wajar apabilam ada penyesuaian diri yang harus
diselaraskandengan peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan.
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang
berjalan, naik sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu,
misal : kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun
pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai
tubuh, didalam tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, baik didalam maupun diluar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu
sistem masyarakat?
2.
Bagaimana
peran masyarakat?
3.
Bagaimana
yang dikatakan organisasi?
4.
Bagaimana
karakteristik populasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Masyarakat
Masyarakat (society) diartikan sebagai
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar
dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Adapun pengertian masyarakat
menurut para ahli adalah :
1.
Selo Soemardjan, Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2.
Max Weber, Masyarakat sebagai
suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan
nilai-nilai yang dominan pada warganya.
3.
Emile Durkheim, Masyarakat adalah
suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya.
4.
Karl Marx, Masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena
adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
Sistem kemasyarakatan adalah sistem dari keseluruhan komponen
fundamental sebagai dasar pergerakan yang dinamis dari determinan struktur
sosial/masyarakat.
B.
Peran Masyarakat
Masyarakat
suatu tipe sistem sosial dapat dianalisis dari empat perannya yang diperlukan
yakni:
1.
Peran pemeliharaan pola, Fungsi ini berkaitan dengan
hubungan antara masyarakat sebagai suatu sistem sosial dengan subsistem
kultural. Fungsi ini mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi masyarakat sambil
menyediakan dasar dalam berprilaku menuju realitas yang tinggi.
2.
Peran interaksi, Fungsi ini mencakup koordinasi yang
diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari suatu stem sosial.
Khususnya yang berkaitang dengan kontribusi unit-unit pada organisasi dan
fungsinya unit-unit terhadap keselurahan sistem.
3.
Peran untuk tujuan/pencapaian
tujuan, fungsi ini mengatur hubungan antar masyarakat sebagai sistem sosial
dengan subtansi kepribadian. Fungsi ini tercemin dalam penyusunan skala
prioritas dari segala tujuan yang hendak dicapai dan menentukan bagaimana suatu
sistem mobilitas sumber daya serta tenaga yang bersedia untuk mencapai tujuan
tersebut.
4.
Peran adaptasi, menyangkut hubungan antara
masyarakat dengan sistem sosial dengan subsistem organisasi tindakan
dengan alam psiko-organik Secara umum fungsi ini menyangkut hubungan
kemampuan masyarakat menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup.
C.
STRUKTUR KELOMPOK
Struktur kelompok adalah pola interaksi yang stabil antara anggota
kelompok, yang berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,
perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya. Kelompok juga
berfungi dan terbentuk dari interaksi antar anggotanya. Kelompok juga dapat
disebut sebagai jaringan kerja dari hubungan antar manusia dan sebuah kelompok
hanya akan efektif jika kerjasama yang dilakukan antar anggota kelompok
tersebut efektif. Ketika dua atau lebih individu bergabung untuk mencapai suatu
tujuan, disaat itulah struktur kelompok berkembang. Namun norma-norma yang
berkembang didalamnya berbeda-beda. Interaksi yang terjadi antara anggota
kelompok terbentuk dari peran-peran kelompok atau aturan-aturan dan norma-norma
yang ada di dalam kelompok. Bahasan utama dalam perkembangan struktur kelompok
adalah norma, peranan dan hubungan antar anggota kelompok itu sendiri.
Setiap kelompok memiliki karateristik pembentuk kelompok, karakteristik
tersebut antara lain :
1.
Adanya tujuan yang menentukan
teritori kelompok dan yang menyatukan semua anggota.
2.
Ada pembagian peran atau struktur
kelompok.
3.
Ada prosedur untuk mengendalikan
konflik.
4.
Ada norma.
5.
Adaptasi kelompok pada organisasi.
6.
Ada dasar sosial budaya.
7.
Ada keeratan antar anggota.
D.
Organisasi
Pengertian Organisasiyaitu satu kelompok orang yang bekerja bersama untuk
tujuan berbarengan. Sedang secara terinci pengertian organisasi yaitu sebagai
tempat atau wadah untuk orang berkumpuldan berkerja sama dengan cara rasional
serta systematis, terencana, terpimpin, serta terkendali, dalam memakai sumber
daya baik uang, cara, material, serta lingkungan, serta sarana-prasarana, data
serta lain sebagainya yang dipakai dengan cara efisen serta efisien untuk
meraih tujuan.
Tiap-tiap manusia mempunyai kebutuhan serta tujuan yang tidak sama, hal
itu jadi sebab ada tujuan dalam organisasi, dengan menjadikan satu kebutuhan
serta tujuan yang tidak sama untuk jadi kebutuhan serta tujuan yang sama.
tujuan organisasi punya pengaruh dalam meningkatkan organisasi baik dalam
perekrutan anggota, serta pencapaian apa yang menginginkan dikerjakan dalam
berjalannya organisasi itu.
Tujuan-tujuan
organisasi diantaranya seperti berikut…
1.
Menangani terbatasnya kekuatan,
kemandirian serta sumber daya yang dipunyainya dalam meraih tujuan
2.
Sebagai tempat meraih tujuan dengan
selektif serta efektif lantaran lakukan dengan cara bersama-sama
3.
Sebagai tempat memperoleh jabatan
serta pembagian kerja
4.
Tempat mencari keuntungan
bersama-sama
5.
Sebagai tempat mengelola dalam
lingkungan secara bersama-sama
6.
Sebagai tempat memperoleh
penghargaan
7.
Sebagai tempat dalam memperoleh
kekuasaan serta pengawasan
8.
Sebagai tempat menambat pergaulan
serta memakai saat luang
Ciri-Ciri Organisasi Dengan cara umum
§ Memiki
tujuan serta tujuan
§ Mempunyai
komponen yakni atasan serta bawahan
§ Ada kerja
sama yang terstruktur
§ Mempunyai
pendegelasian wewenang serta koordinasi beberapa pekerjaan.
§ Mempunyai
keterikatakan format serta tatat tertip yang perlu ditaati
Unsur-Unsur Organisasi Dengan cara Umum
§ Man, yaitu
unsur paling utama pembentuk organisasi yang dikatakan sebagai personil atau
anggota yang menurut manfaat serta tingkatannya terdiri atas unsur pimpinan
(administrator) sebagai pemimpin paling tinggi organisasi, beberapa manajer
pemimpin unit spesifik satu kerja sesuai sama manfaatnya serta beberapa pekerja
(workers). Tiap-tiap hal itu adalah kemampuan organisasi.
§ Kerja Sama, yaitu
unsur organisasi di mana tiap-tiap anggota atau personil lakukan perbuatan
dengan cara berbarengan untuk tujuan berbarengan.
§ Tujuan
bersama, yaitu Tujuan yang menginginkan diraih/diinginkan
baik dari prosedur, program, pola atau titik akhir dari pekerjaan organisasi
itu.
§ Peralatan
(Equipment), yaitu fasilitas serta prasarana yang berbentuk kelengkapan dari
organisasi itu baik itu berbentuk bangunan (gedung, kantor), materi, duit,
serta kelengkapan yang lain.
§ Lingkungan
(Environment), yaitu unsur organisasi yang juga mempunyai
dampak. Aspek itu yaitu ekonomi, sosial budaya, kiat, kebijaksanaan. biaya,
serta ketentuan yang sudah diputuskan.
§ Kekayaan
Alam, yang termasuk juga dengan kekayaan alam yaitu air,
cuaca, kondisi iklim, flora serta fauna.
§ Kerangka/Kontruksi
Mental Organisasi, yaitu landasan dari organisasi yang ada pada visi
organisasi itu di buat.
E. Karakteristik
Populasi
Populasi adalah kumpulan organisme
yang berasal dari spesies yang sama dan hidup di wilayah geografis yang sama
pada waktu tertentu. Wilayah yang dihuni oleh populasi merupakan wilayah
yang memungkinkan pasangan populasi dapat berkembangbiak melalui interaksi
genetik sedemikian rupa, sehingga kecil kemungkinannya berinteraksi genetik
dengan individu dari daerah lain.
Populasi memiliki
sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara statistik dan bukan sifat
daripada individu-individu penyusunnya, di antara sifat-sifat tersebut adalah
kepadatan, natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi biotic,
penyebaran dan bentuk pertumbuhan.
1.
Kepadatan /kerapatan populasi
Kepadatan
adalah ukuran besarnya populasi dalam satuan ruang atau volume, yang pada
umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas
populasi per satuan ruang atau volume. Dalam penentuan kepadatan populasi dapat
dibedakan atas populasi kasar yaitu besarnya populasi per-satuan ruang
keseluruhan, dengan kepadatan ekologis yaitu besarnya populasi per-satuan ruang
habitat yang dapat ditempati oleh populasi bersangkutan. Dalam menentukan
kepadatan populasi dalam skala ruang yang relatif sempit maka kita dapat
melakukan perhitungan cacah individu atau biomas secara menyeluruh, namun pada
ruang yang relative luas kita dihadapkan pada keterbatasan.
Untuk
mengenal satu populasi maka kepadatan biasanya merupakan sifat pertama yang
perlu mendapat perhatian. Pengaruh yang diberikan oleh satu populasi dalam satu
komunitas atau ekosistem bukan hanya bergantung kepada jenis organisme tetapi
juga kepada banyaknya individu atau kepadatan populasi itu. Ada beberapa metode
untuk mengukur kepadatan populasi antara lain dapat disebutkan :
- Menghitung
jumlah (total counts), biasanya dipergunakan untuk mengukur populasi
organisme besar dan nyata, atau yang berkumpul dalam koloni-koloni.
- Metode
sampel kuadrat (kuadrat sampling method), menghitung atau menimbang
organisme dalam petak-petak persegi atau petak-petak melintang dengan
luas dan banyaknya yang sesuai untuk mendapat taksiran kepadatan populasi
daerah yang bersangkutan.
- Metode
memberi tanda tangkap kembali sesuai untuk bintang-bintang yang bergerak
cepat seperti serangga yang terbang. Dalam hal ini satu sampel populasi
ditangkap di beri tanda lalu dilepaskan. Kemudian setelah individu yang
diberi tanda sudah bercampur kembali dalam populasi bersangkutan kembali.
2. Natalitas
Natalitas merupakan
kemampuan suatu populasi untuk menambah jumlah anggotanya secara inheren/besar.
Laju natalitas adalah sama dengan laju kelahiran dalam terminology ilmu kependudukan
(demography). natalitas maksimum adalah penambahan jumlah anggota populasi
dalam kondisi ideal (tidak ada faktor eksternal yang membatasi). Sedangkan
natalitas ekologi adalah pertambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi alam
senyatanya.
Natalitas biasanya
dinyatakan sebagai laju yang diperoleh dengan membagi jumlah individu baru yang
dihasilkan dengan satuan waktu (dNt/dt, laju natalitas absolute) yang dapat
juga dinyatakan dalam jumlah individu baru per-satuan waktu per-satuan populasi
(dNt/Ndt) disebut natalitas spesifik). Untuk natalitas dNn menunjukkan jumlah
individu baru yang ditambahkan kepada populasi. Laju natalitas dapat nol (0)
atau positip, tetapi tidak pernah negatif. Tetapi untuk laju pertumbuhan dN
menunjukkan jumlah bersih penambahan atau pengurungan dalam populasi yang
merupakan hasil bukan saja oleh natalitas tetapi juga oleh mortalitas,
emigrasi. Jadi laju pertumbuhan mungkin negatip, nol atau positip karena
populasi dapat berkurang atau tetap bertambah besar.
Faktor-faktor Pronatalitas
:
- Kawin
usia muda.
- Tingkat
kesehatan.
- Anggapan
banyak anak banyak rejeki.
Faktor-faktor
Antinatalitas
- Pembatasan
umur menikah.
- Program
keluarga berencana.
- Pembatasan
tunjangan anak.
- Anak
merupakan beban.
3. Mortalitas
Mortalitas adalah pengurangan
cacah individu suatu populasi. Laju mortalitas adalah sama dengan laju kematian
dalam demografi manusia. Moralitas dapat dibedakan atas mortalitas fisiologik
dan ekologik. Mortalitas fisiologik adalah pengurangan individu anggota
populasi dalam kondisi yang ideal. Semua organisme dalam kondisi ideal
sekalipun akan mengalmi kematian sekalipun dalam umur relatif tua, yang secara
teoritis ditentukan oleh longivitas fisiologik. Sedangkan mortalitas ekologik
adalah pengurangan individu anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya.
Angka kematian ini biasanya lebih besar dibandingkan dengan kematian dalam
kondisi ideal dan bukan merupakan tetapan.
Umurnya mortalitas
spesifik dinyatakan sebagai persentase yang mati dalam waktu yang tertentu dari
populasi permulaan. Karena kita sering tertarik kepada organisme yang hidup
dari pada mati, maka sering mortalitas ditunjukkan dari segi kadar (persentase)
survival.
Faktor-faktor
Promortalitas
- Kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesahatan.
- Kurangnya
fasilitas kesahatan masyarakat yang memadai.
- Sering
terjadi kecelakaan lalu lintas.
- Adanya
bencana alam yang memakan korban jiwa.
- Terjadi
peperangan.
Faktor-faktor
Antimortalitas
- Fasilitas
kesehatan yang memadai.
- Lingkungan
yang bersih dan teratur.
- Larangan
bunuh diri.
- Tingkat
kesehatan masyarakat yang tinggi.
4.
Komposisi (distribusi) Umur
Populasi
Struktur umur adalah
sifat populasi yang penting mempengaruhi baik natalitas maupun mortalitas.
Motalitas biasanya berbeda menurut umur dan kemampuan berkembangbiak sangat
kering terbatas pada kelompok umur tertentu. Secara umum populasi mempunyai
struktur umum yang secara garis besar dapat di golongkan atas tiga pola, yaitu:
- Struktur
umum menurun, yaitu struktur umum yang mempunyai kerapatan kecil pada
umur muda, besar pada kelompok umur sedang dan kecil pada kelompok umur
tua. Perkembangan populasi pada pola struktur umur yang demikian ini
cenderung menurun dan pada periode waktu tertentu akan punah.
- Struktur
umur stabil, yang jika di gambarkan distribusi kelompok umur ini
mempunyai bentuk seperti piramida sama sisi. Populasi dengan pola stuktur
umum semacam ini dapat mempertahankan keberadaannya dalam waktu yang
relatif lama.
- Struktur
umum meningkat ( berkembang), yaitu populasi dengan kerapatan kelompok
umur muda paling besar. Populasi dengan pola stukutur ini akan mengalami
perkembangan kerapatan yang relatif tinggi pada peride waktu mendatang.
Bodenheimer (1938)
mengemukakan tiga kelompok umur ekologis yaitu masa sebelum berbiak
(prereproductif) masa pembiakan (reproduktif) dan masa sesudah pembiakan
(postreproduktif). Perbandingan masa-masa umur ini berbeda-beda pada setiap
organisme, pada manusia modern misalnya, perbandingan ketiga masa umur itu
relatif sama yaitu kira-kira sepertiga panjang umur seluruhnya. Manusia
primitif dalam perbandingan, masa sesudah pembiakan jauh lebh singkat (odum
1971). Lotka (1925, dalam Odum, 1971) menunjuk secara teoritis bahwa populasi
cenderung berkembang kesatu pola komposisi distribusi umur yang stabil. Jika
komposisi yang stabil itu tergantung misalnya oleh perubahan sementara dalam
lingkungan atau menbanjirkan perpindahan di antara dalam lingkungan atau
menbanjirkan perpindahan dari atau ke populasi lain, pola komposisi umur yang
stabil itu cenderung dikembalikan apabila situasi yang stabil ini penting,
karena memberikan dasar untuk menilai komposisi distribusi umur yang aktual.
Komposisi distribusi
umur dalam satu populasi, ialah mengatur data dalam bentuk polygon atau
piramida umur dimana jumlah atau persentase individu dalam kelompok umur yang
berbeda-beda di tunjukkan dengan batang-batang dengan panjang relatif dan
disusun horizontal berturut-turut. Komposisi umur beberapa Negara di dunia,
diterbitkan pada tahun 1965) (Hartley 1972).
5. Bentuk Pertumbuhan Populasi Dan Pengertian Daya Dukung
Bentuk pertumbuhan
populasi adalah tiap populasi mempunyai pola pertumbuhan yang khas. Apabila
angka-angka pertumbuhan populasi di atur di atas grafik, kurva yang akan
terjadi mungkin berbentuk huruf J atau berbentuk huruf S. bentuk kurva grafik
seperti huruf J dan S tersebut merupakan pola dasar tersebut berbentuk sebagai
variasi sesuai dengan sifat-sifat organisme dan lingkungan populasi
bersangkutan.
Mac Arthur dan Wilson
(1967) melihat perbedaan penyesuaian organisme terhadap pemanfaatan sumber
makanan yuang ada di dalam ekosistem yang berbeda kestabilannya. Dalam
ekosistem yang senantiasa berubah umumnya organisme akan mengembangkan
kemampuan untuk mungkin (mempergunakan kesempatan selagi masih ada) organisme
seperti ini di golongkan sebagai organisme akan mengembangkan kemampuan
menggunakan sumber makanan yang ada seefisien mungkin agar tidak hampir,
meskipun diperebutkan di antara populasi yang hamper jenuh kepadatannya,
organisme seperti ini di golongkan sebagai organisme “seleksi K”.
Organisme yang bentuk
pertumbuhan populasinya seperti huruf J adalah organisme yang bersifat seleksi
r ( r adalah symbol laju pertumbuhan populasi), karena organisme seleksi r
hampir selalu dapat dalam keadaan potensial untuk bertambah. Sebaliknya
organisme yang bentuk pertumbuhan populasinya seperti huruf S (sigmoid) adalah
organisme seleksi K ( k adalah symbol padat populasi pada populasi pada daya
dukung (carrying capacity) karena organisme seleksi K hampir selalu terdapat
dalam keadaan populasi dekat atau pada daya dukung habitatnya. Umumnya
organisme di daerah kutub bentuk pertumbuhan populasinya kebanykan organisme di
daerah tropis. Puncak dari suatu grafik menunjukkan jumlah populasi yang
kira-kira tetap, dimana di atasnya tidak ada lagi pertambahan populasi yang
berarti di sebut daya dukung ( lingkungan). Tetapi karena factor-faktor
lingkungan sering berubah-ubah, maka sering pula kepadatan populasi naik
mungkin sampai di sebelah bawah batas daya dukung kemudian naik lagi dan
seterusnya.
Deeevy (1958, dalam Odum, 1971)
mengemukakan bahwa pola pertumbuhan bantuk B-2 yang paling umum dan pola yang
paling mungkin diperlihatkan oleh populasi manusia apabila hnya dikendalikan
oleh pengaruh “kesesakan sendiri” yaitu tidak ada pengendalian dari luar yang
di jalankan seperti keluarga berencana yang sistimatik. Penyebaran/perpindahan
populasi yaitu pergerakan individu-individu atau alat-alat pembiakannya masuk
atau keluar suatu populasi atau daerah populasi, turut mempengaruhi bentuk
pertumbuhan serta kepadatan populasi bersangkutan bersama-sama dengan natalitas
dan mortalitas. Ada tiga penyebaran/perpindahan populasi yaitu (1) emigrasi
yaitu pergerakan keluar, (imigrasi) pergerakan ke dalam dan yang (3) migrasi
yaitu pergi (keluar) dan kembali (masuk secara periodic).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Masyarakat (society) diartikan sebagai
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar
dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
B.
SARAN
Penulis
menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan
saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto.2006.Ekologi
Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
Pemerintah RI dan WHO,
2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005, Pemerintah Republik
Indonesia bekerjasama dengan World
Health Organization, Agustus 2000.
https://dinkelpsiunair07.wordpress.com/2007/10/09/kelompok-2-struktur-kelompok/
Post a Comment for "Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia"