Kecepatan sudut
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Fisika berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan
gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang
dialami oleh indra kita, misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya,
pendengaran menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat
merasakan panas.
Fisika menjadi ilmu pengetahuan yang
mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda, khususnya benda
mati. Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai
dengan pengamatanpengamatan dari gerakan benda-benda langit, bagaimana
lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain. Bidang ilmu ini telah dimulai
berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada zaman Galileo dan Newton. Galileo
merumuskan hukum-hukum mengenai benda yang jatuh, sedangkan Newton mempelajari
gerak pada umumnya, termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.
Fisika adalah salah satu ilmu
pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang
lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan.
Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang
bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi
Matahari) maupun yang bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak
elektron mengelilingi inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Fisika
menjadi dasar berbagai pengembangan ilmu dan teknologi. Kaitan antara fisika
dan disiplin ilmu lain membentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya dengan ilmu
astronomi membentuk ilmu astrofisika, dengan biologi membentuk biofisika,
dengan ilmu kesehatan membentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk
fisika material, dengan geologi membentuk geofisika, dan lain-lain. Pada bab
ini akan dipelajari tentang dasar-dasar ilmu fisika.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah pengertian kecepatan sudut?
2. Bagaimana cara kerja tachometer?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KECEPATAN SUDUT
Di
dalam fisika,
kecepatan sudut adalah besaran vektor (lebih tepatnya, vektor semu)
yang menyatakan frekuensi sudut
suatu benda dan sumbu putarnya. Satuan SI untuk kecepatan sudut
adalah radian per detik, meskipun dapat diukur
pula menurut derajat per detik, rotasi per detik, derajat per jam, dan
lain-lain. Ketika diukur dalam putaran per waktu (misalnya rotasi per menit),
kecepatan sudut sering dikatakan sebagai kecepatan rotasi dan besaran skalarnya
adalah laju rotasi.
Kecepatan sudut biasanya dinyatakan oleh simbol omega
(Ω atau ω). Arah vektor kecepatan sudut adalah tegak lurus dengan
bidang rotasi, dalam arah yang biasa disebut kaidah tangan kanan.
Kecepatan
sudut menjelaskan laju dan orientasi rotasi suatu benda pada sumbunya. Arah
vektor kecepatan sudut berimpit dengan sumbu rotasi; pada gambar ini (rotasi
berlawanan arah jarum jam) vektor naik.
B. KECEPATAN SUDUT SUATU PARTIKEL
1.
Dimensi
dua
Kecepatan
sudut suatu partikel pada P relatif terhadap titik asal O ditentukan oleh komponen tangensial dan normal vektor kecepatan v.
Kecepatan
sudut suatu partikel di dalam bidang dua dimensi adalah yang paling mudah
dipahami. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di kanan (biasanya menyatakan
ukuran sudut φ dan θ di dalam radian), jika garis dilukiskan dari titik
asal (O) ke partikel yang dimaksud (P), maka vektor kecepatan (v)
partikel akan memiliki komponen sepanjang jari-jari (komponen
jari-jari, v∥) dan komponen yang tegak lurus
dengan jari-jari (komponen silang jari-jari, v). Tetapi, harus
diingat bahwa vektor kecepatan dapat juga diuraikan menjadi komponen tangensial dan normal.
Gerak
radial (gerak memancar) tidak menghasilkan perubahan jarak partikel terhadap
titik asal; sehingga untuk menentukan kecepatan sudut, komponen sejajar
(radial) dapat diabaikan. Oleh karena itu, rotasi sepenuhnya dihasilkan oleh
gerak tangensial (seperti yang terjadi pada partikel yang bergerak pada lingkaran),
dan kecepatan sudut sepenuhnya ditentukan oleh komponen tegak lurus
(tangensial). Dapat dilihat bahwa laju perubahan kedudukan sudut suatu partikel
adalah berhubungan dengan kecepatan silang jari-jari berdasarkan:[1]
Dengan
memanfaatkan θ, sudut antar-vektor v∥ dan v, atau setara dengan
sudut antar-vektor r dan v, menghasilkan:
Dengan
memadukan kedua-dua persamaan di atas dan dengan mendefinisikan kecepatan sudut
sebagai ω=dΦ/dt, diperoleh:
Di dalam
dimensi dua kecepatan sudut hanyalah nilai atau bilangan yang tak-berarah.
Bilangan yang tak-berarah adalah skalar atau skalar
semu, perbedaannya adalah skalar tidak
mengubah tanda sumbu x dan y (atau dibalik), sedangkan skalar
semu mengubah. Sudut sebagaimana halnya kecepatan sudut adalah contoh skalar
semu. Arah positif rotasi diambil, berdasarkan perjanjian, sebagai arah menuju
sumbu y dari sumbu x. Jika sumbu-sumbu itu dipertukarkan, tetapi
rotasi tidak dibalik, maka tanda sudut rotasi, dan oleh karenanya pula
kecepatan sudut akan berubah. Adalah penting untuk mengetahui bahwa kecepatan
sudut skalar semu suatu partikel bergantung kepada pilihan titik asalnya.
2. Dimensi tiga
Di
dalam dimensi tiga, kecepatan sudut menjadi lebih kompleks. Di dalam kasus ini,
kecepatan sudut umumnya dipikirkan sebagai vektor, atau lebih tepatnya vektor
semu. Kini kecepatan sudut tidak hanya
memiliki besaran, tetapi juga arah. Besarannya adalah frekuensi sudut, dan
arahnya menjelaskan sumbu rotasi. Kaidah tangan kanan menunjukkan bahwa arah positif
vektor semu kecepatan sudut adalah:
Jika
empat jari tangan kanan (selain jempol) digenggamkan menurut arah rotasi, maka arah
vektor kecepatan sudut ditunjukkan oleh jempol tangan kanan.
Seperti
pada kasus dua dimensi, suatu partikel akan memiliki komponen kecepatannya
sepanjang jari-jari dari titik asalnya terhadap partikel, dan komponen lain
yang tegak lurus terhadap jari-jarinya. Paduan titik asal dan komponen tegak
lurus kecepatan mendefinisikan bidang
rotasi di mana
perilaku partikel (pada saat itu) tampak seperti kasus dua dimensi. Sumbu
rotasi yang tegak lurus dengan bidang ini, dan sumbu ini mendefinisikan arah
vektor semu kecepatan sudut, sedangkan besarannya sama dengan nilai vektor semu
yang dijumpai pada kasus dua dimensi. Dimisalkan adalah vektor satuan
yang bergerak pada arah vektor semu kecepatan sudut. Kecepatan sudut dapat
ditulis dengan cara yang sama dengan yang biasa dilakukan pada dimensi dua:
Contoh
Soal :
Sebuah generator berputar dengan kecepatan sudut 100
rad/menit, berapakah kecepatan sudut generator tersebut.
Penyelesaian :
C.
Cara
Kerja Tachometer
Tachometer
merupakan Alat yang memberikan output yang proporsional terhadap kecepatan
putar (kecepatan sudut).Tachometer (penunjuk kecepatan putaran mesin) untuk
mengukur kecepatan sepedamotor yang akurat, prinsip kerjanya menghitung jarak
tempuh roda belakang (keliling roda belakang) dikali putaran roda belakang yang
berhubungan dengan putaran mesin.
Cara Kerja Tachometer
Metode untuk mengukur data kecepatan putar pada tachometer
:
1. Diukur langsung pada
potensiometer.
2. Menggunakan penurunan waktu yang
diambil untuk setiap pilihan celah yang dilewati cahaya laser.
D. Macam-Macam Tachometer
1.
Tachometer optik
Tachometer
Optik adalah sebuah alat untuk mengukur kecepatan sudut putar dengan besaran
rpm.Tachometer optik terdiri dari jalur atau garis (stripe) yang terdapat di
dalam batang lalu terdapat sebuah atau lebih photosensor yang menghadap pada
batang tersebut.
Cara Kerja Tachometer
·
Setiap
batang tersebut berputar maka photosensor akan mendeteksi jumlah stripe yang
melewatinya.
·
Kemudian
akan menghasilkan output yang akan berbentuk pulsa.
·
Pada
gelombang pulsa tersebut periode ≈ kebalikan dari kecepatan angular.
·
Dapat
diukur dengan menggunakan rangkaian counter seperti yang digambarkan pada
encoder batang optik.
Keunggulan dan Kelemahan Tachometer Optik
Keunggulan
·
Memiliki
photosensor sehingga dapat mendeteksi setiap garis yang melewatinya
Kelemahan
·
Tidak
dapat merasakan posisi dan jarak, namun dapat diatasi dengan memasang 2 buah
photosensor
2.
Tachometer Rotor bergigi
Tachometer
Rotor Bergigi terdiri dari sebuah sensor tetap dan sebuah pemutar gerigi, roda,
dan bahan besi.
Ada
2 jenis sensor yang digunakan :
a. Variable reluctance sensor
b. Hall effect sensor
Pada
Tachometer ini juga terdapat magnet yang menggantung sebagai sensornya
Cara Kerja Tachometer Rotor Bergigi
·
Rotor
berputar, kemudian bagian rotor bergigi yang akan diukur.
·
Sensor
yang berupa magnet akan mendeteksi setiap gerigi tersebut yang
melewatinya.
·
Setiap
gerigi melewatinya maka medan magnet akan bertambah dan menginduksi tegangan
pada belitan kawat sehingga akan dihasilkan pulsa.
·
Pulsa
tersebut akan dikonversi menjadi sebuah gelombang kotak yang bersih dengan
rangkaian ambang detektor
Keunggulan
Tachometer Rotor Bergigi
·
Memberikan
sebuah pulsa setiap waktu apabila gigi besi melewatinya.
·
Menghasilkan
pulsa yang berupa sinyal kotak yang jernih
3.
Tachometer DC
Tachometer
DC adalah sebuah generator DC yang memproduksi tegangan keluaran DC yang
proporsional dengan kecepatan batang. Tachometer DC ini terdiri dari magnet
permanen dan bagian yang beputar yang terbuat dari koil.
Prinsip Kerja Tachometer DC
Prinsip
kerjanya adalah terjadinya proses konversi langsung antara kecepatan dan
tegangan
Keunggulan dan Kelemahan Tachometer DC
·
Keunggulan
: Untuk menjaga inersia turun dapat diatasi dengan penggunaan sikat
·
Kelemahan
: Penggunaan sikat untuk menjaga inersia dapat aus.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Fisika adalah salah satu ilmu
pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu yang
lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan.
Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang
bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi
Matahari) maupun yang bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak
elektron mengelilingi inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi. Fisika
menjadi dasar berbagai pengembangan ilmu dan teknologi. Kaitan antara fisika
dan disiplin ilmu lain membentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya dengan ilmu
astronomi membentuk ilmu astrofisika, dengan biologi membentuk biofisika,
dengan ilmu kesehatan membentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk
fisika material, dengan geologi membentuk geofisika, dan lain-lain. Pada bab
ini akan dipelajari tentang dasar-dasar ilmu fisika.
Di
dalam fisika,
kecepatan sudut adalah besaran vektor (lebih tepatnya, vektor semu)
yang menyatakan frekuensi sudut
suatu benda dan sumbu putarnya. Satuan SI untuk kecepatan sudut
adalah radian per detik, meskipun dapat diukur
pula menurut derajat per detik, rotasi per detik, derajat per jam, dan
lain-lain. Ketika diukur dalam putaran per waktu (misalnya rotasi per menit),
kecepatan sudut sering dikatakan sebagai kecepatan rotasi dan besaran skalarnya
adalah laju rotasi.
Kecepatan sudut biasanya dinyatakan oleh simbol omega
(Ω atau ω). Arah vektor kecepatan sudut adalah tegak lurus dengan
bidang rotasi, dalam arah yang biasa disebut kaidah tangan kanan.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://temukanpengertian.blogspot.com/2013/09/pengertian-kecepatan-sudut.html
Post a Comment for "Kecepatan sudut"