Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kerajaan samudera pasai dan kerajaan medang kamulan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada akhir abad XIV Malaka telah berkembang sebagai pusat perdagangan yang paling ramai tidak hanya diwilayah itu, tetapi menurut sumber Portugis salah satu pusat perdagangan yang terbesar di Asia. Di situ bertemu pedagang dari Arab, Parsi, Gujarat, Benggala, Pegu, Siam, Negeri Cina pada satu pihak dan pedagang dari Sumatera, Jawa, Maluku, dan kepulauan kecil lainnya.(Sartono Kartodirdjo,1999:4-5).Malaka menjadi bandar transit perdagangan dan pelayaraan terpenting saat itu karena kerajaan Sriwijaya yang dikenal sebagai kerajaan Maritim pada akhir abad XII mengalami kemunduran. Kemunduran kerajaan di Palembang ini, serta merta diikuti oleh dua kerajaan besar di Jawa yaitu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Singasari meskipun Kerajaan Majapahit sempat menguasai arus perdagangan dan pelayaran di Malaka.
Persebaran Islam di Nusantara di pegang oleh para pedagang yang berasal dari tanah Arab, Persia dan Gujarat.Menurut Badri Yatim (2008:194) Sebenarnya cikal bakal kekuasaan islam telah dirintis pada abad VII-VIII, Tetapi tenggelam dalam Hegemoni maritim Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan Kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan Majapahit di Jawa timur.Islam merupakan agama yang damai yang tidak mengenal adanya stratifikasi masyarakat karena mengajarkan toleransi dan persamaan harkat terhadap sesama. Karena itu, dalam waktu singkat telah tersebar di kepulauan Nusantara. Hal ini juga didukung oleh peranan Malaka sebagai bandar transito bagi para pedagang Arab.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah Kerajaan Samudra Pasai?
2.      Bagaimana sejarah Kerajaan Medang Kamulan?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kerajaan Samudra Pasai
Latar Belakang Munculnya Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari kerajaan Pase dan Peurlak. Pasai merupakan kerajaan besar, pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam. Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Ada sejumlah sumber tertulis yang menjelaskan tentang berdirinya Kerajaan Samudra Pasai, diantaranya yaitu dua berasal dari Nusantara, beberapa dari Cina, satu dari Arab, satu dari Italia, dan satu dari Portugis. Sumber Nusantara antara lain Hikayat Raja Pasai (HRP) dan Sejarah Melayu (SM). Sumber Cina antara lain Ying-yai Sheng-lan dari Ma Huan, berita Arab dari Ibn Battutah, kisah pelayaran Marko Polo dari Italia. Sedangkan sumber yang berasal dari Portugis ialah Suma Oriental-nya Tome Pires.
Naskah HRP diduga berasal dari sekitar tahun 1383-90 (Hill, 1960: 41), atau sekurang-kurangnya akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15 (Jones, 1987: v). HRP dianggap sebagai karya historiografi Melayu tradisional tertua, namun hingga saat ini naskah yang sampai hanya satu yaitu yang dikenal sebagai naskah Raffles Malay no. 67 dan sekarang tersimpan di The Royal Asiatic Siciaty, London. Naskah itu berasal dari Jawa pada tahun 1815 pada masa Raffles menjadi letnan gubernur jenderal.
Berdasarkan isinya, HRP dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.      Mengenai pembukaan Negeri Samudra dan Pasai serta raja-raja yang pertama yang telah memeluk agama Islam.
2.      Cerita mengenai perkembangan keadaan di Pasai, yaitu raja Ahmad dari Pasai secara langsung atau tidak membunuh anak-anaknya, hal yang akhirnya mengakibatkan serangan angkatan laut Majapahit terhadap Pasai, yang dikalahkan dan kemudian takluk kepada Majapahit.
3.      Cerita kemenangan angkatan Majapahit di kepulauan Indonesia, dan cerita percobaannya yang gagal untuk menaklukkan daerah Minangkabau. (Roolvink 1986: 19).
Dibandingkan dengan HRP, naskah SM yang sampai kepada kita ada beberapa buah naskah aslinya diduga berasal dari awal abad ke-17, mengingat peristiwa terakhir yang dikisahkan dalam SM terjadi sebelum tahun 1613 (Hsu Yun Tsiao, 1986: 41). Dalam SM, kisah mengenai Pasai (dan Samudra) terdapat dalam cerita yang ketujuh, kedelapan, dan kesembilan (Teeuw dan Situmorang, 1952). Pada umumnya para pakar berpendapat bahwa SM dalam beberapa bagian mendasarkan uraiannya kepada HRP (de Jong, 1986: 60).
Sedangkan dalam berita Cina, memang tidak ada berita yang secara langsung menyebut Pasai, walaupun yang menyinggung kata samudra dan beberapa daerah lain di Sumatra bagian utara agak banyak ditemukan, namun mengingat pada masa para ahli tarikh atau musafir Cina itu hidup sezaman dengan masa berkembangnya Kerajaan (Samudra) Pasai, tidaklah terlalu dapat disalahkan jika para peneliti cenderung menyesuaikan berita itu dengan Pasai (Groeneveldt, 1960: 144). Seperti umumnya berita Cina, uraian tentang “Pasai” itu terutama berkenaan dengan berbagai keadaan alam dan keanehan adat atau tata kehidupan masyarakat yang berbeda dengan tata kehidupan masyarakat Cina.
Seorang tokoh Portugis bernama Tome Pires pernah singgah di beberapa daerah di Nusantara pada tahun 1512-1515. Ia mencatat apa yang dilihat, didengar, dan diketahuinya mengenai daerah yang disinggahinya itu. Ia mancatat bahwa pada saat itu Pasai masih berdiri. Laporannya tentang Pasai dan bandar-bandar di Sumatra Utara cukup memberikan gambaran menganai daerah itu, yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penduduk, kota, perdagangan, uang, dan bahkan pajak yang terdapat di Pasai. Berita Marko Polo pada tahun 1292 dan Ibn Battutah pada tahun 1346 juga tidak secara langsung berkenaan dengan Pasai. Hanya saja pada saat itu mereka melakukan pelayaran pada masa Pasai berdiri.
Bukti yang paling populer dan paling mendukung berdirinya kerajaan Samudra Pasai adalah adanya nisan kubur yang terbuat dari granit asal Samudra Pasai. Dari nisan itu dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 969 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M. Dari segi politik, munculnya kerajaan Samudra Pasai abad ke-13 M itu sejalan dengan suramnya peranan maritim kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya memegang peranan penting di kawasan Sumatra dan sekitarnya.

Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai
Pada abad ke-15 kerajaan Samudra Pasai kehilangan kekuasaan perdagangan atas Selat Malaka, dan kemudian dikacaukan Portugis pada tahun 1511-20. Akhirnya kerajaan ini dihisab kesultanan Aceh  yang timbul tahun 1520-an. Warisan peradaban Islam internasionalnya diteruskan dan dikembangkan di Aceh.
Hancur dan hilangnya peranan Kerajaan Pasai dalam jaringan antarbangsa ketika suatu pusat kekuasan baru muncul di ujung barat pulau Sumatera, yakni Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan ini muncul pada abad 16 Masehi. Kerajaan Islam yang dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah kala itu menaklukkan Kerajaan Pasai sehingga wilayah Pasai dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Islam Darussalam. Kerajaan Islam Samudera Pasai akhirnya dipindahkan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh).
Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan perkembangan yang terjadi di luar Pasai, tetapi lebih dititikberatkan dalam kesatuan zona Selat Malaka. Walaupun Kerajan Islam Pasai berhasil ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah, peninggalan dari kerajaan kecil tersebut masih banyak dijumpai sampai saat ini di Aceh bagian utara. Pada tahun 1524 M setelah Kerajaan Aceh Menakhlukan Kesultanan Samudera Pasai tradisi mencetak deurham menyebar keseluruh wilayah Sumatera, bahkan semenanjung Malaka.  Derham tetap berlaku sampai bala tentara Nippon mendarat di Seulilmeum, Aceh Besar pada tahun 1942.

Peninggalan Kerajaan
Cakra Donya
Cakra Donya
Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.

Deureuham atau Dirham
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_Inq3Ys5h_DCtWKGMrhtgbXQDbmct0cKVcQLA6P3SmhgIJeVvX5KBK38pP2ODW_8PByCATUJqZjM1_FE9l4ZyTdE6n42fbBKMEDB7SQaGCsv4S2q6c8Ld2WY87gJSi1Wjf_Lb-e_SNY/s1600/Emas+Pasai+-+Sultan+Muhammad.jpg
Dirham merupakan alat pembayaran dari emas tertua di Asia Tenggara. Mata uang ini digunakan Samuedera Pasai sebai alat pembayaran pada masa Sultan Muhammad Malik al-Zahir. Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir. Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat.
B.     Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang. 
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/28/Medang_Kingdom_id.svg/250px-Medang_Kingdom_id.svg.png
Dinasti Isana memerintah selama 1 abad sejak tahun 929 M. Pemindahan pusat kerajaan tersebut diduga dilatar belakangi karena  letusan Gunung Merapi, kemudian Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929 memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup:
§  Daerah Nganjuk disebelah barat
§  Daerah Pasuruan di sebelah timur
§  Daerah Surabaya di sebelah utara,
§  Daerah Malang di sebelah selatan
Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

Sumber Sejarah dan peninggalan kerajaan Medang Kawulan
1.      Berita Asing
a.      Berita India
Mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini  bertujuan untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan  Raja Dharmawangsa.
b.      Berita Cina
Berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan  bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai  peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu  Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.


2.      Prasasti
a.       Prasasti Tangeran (933 m) dari Desa Tangeran ( daerah Jombang ),  isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani;
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTpbBqyhkQXJOMdJdog2a13NwiNjjv2TvEPlgYxJtkRdxPPZTB8
b.      Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTyAbIcB_uKY9v0urizLpWj-gVPZ07XU2nIxh5hEoL0soFV8Ssaew


c.       Prasasti Lor (939 M) dari Lor ( dekat Ngajuk ), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho (tugu kemenangan) di Desa Anyok Lodang;
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQf_8HNZk8gmJ5wfNZZ4M3ER6v-8XpRgDESokkRigevmAVW3ocL
d.      Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRjqO_L-2Se3RokrlanZxANKJR4TV00EiWpB-RAkLpZn2uXyJ8s

Kehidupan Politik
1.      Mpu Sindok  ( 929 M – 949 M )
Merupakan raja pertama yang memerintah selama 20 tahun. Mpu Sindok bergelar Sri Maharaja Raka i Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Dan dalam pemerintahannya di bantu oleh permaisurinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kbin. Kekuasaan dia jalani dengan penuhrasa adil dan bijaksana.
Kebijakan:
*      Membangun bendungan/tanggul untuk pengairan
*      Melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari guna pelestarian sumber daya alam
*      Mpu Sindok memperhatikan usaha pengubahan kitab budha mahayana menjadi kitab sang hyang kamahayanikan

2.      Dharmawangsa Teguh ( 990M-1016M)
Menjadi raja karena menjadi cucu Mpu Sindok. Memiliki tekat untuk memperluas daerah perdagangan yang dikuasai oleh sriwijaya.
Kebijakan
*      Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan pertanian dan perdagangan akan tetapi terhalang kekuasaan sriwijaya maka kerajaan medang menyerang sriwijaya.Tetapi serangan itu tidak berhasil bahkan sriwijaya dapat membalas melalui Kerajaan Wurawari ,serangan tersebut di beri nama Pralaya Medang
*      Pada peristiwa itu, Dharmawangsa gugur

3.      Airlangga/Erlangga ( 1019M-1042)
Airlangga adalah putera dari Raja Bali Udayana dan Mahendradatta, saudari Dharmawangsa Teguh. Ia dinikahkan dengan putri Dharmawangsa Teguh Saat pernikahan itulah, terjadi Pralaya Medang. Tetapi Airlangga dapat melarikan diri ke hutan Wonogiri hingga pada tahun 1019 M ia dinobatkan sebagai raja. Airlangga dapat memulihkan kewibawaan Medang dengan menaklukan raja-raja terdahulu yaitu:
*      Raja Bisaprabhawa       (1029)
*      Raja Wijayawarman       (1030)
*      Raja Adhamapanuda       (1031)
*      Raja Wuwari             (1035)


Kebijakan Airlangga:
*      Memperbaiki pelabuhan Hujung Galung yang letaknya di Kali Brantas
*      Membangun waduk waringin sapta guna mencegah banjir
*      Membangun jalan antara pesisir dengan pusat kerajaan
Berkat jerih payah Airlangga, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran.
 
Berakhirnya Kerajaan Medang Kamulan
*      Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu hidup sebagai petapa dengan nama Resi Gentayu (Djatinindra). Menjelang akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya lebih memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri.
*      Dan tahta beralih kedua putra Airlangga yang lahir dari seorang selir
*      Untuk menghindari perang saudara maka Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi dua oleh Mpu Bharada yakni
1)      Kerajaan Janggala di sebelah timur diberikan kepada putra sulungnya yang bernama Garasakan (Jayengrana), dengan ibu kota di Kahuripan (Jiwana) meliputi daerah sekitar Surabaya sampai Pasuruan,
2)      Kerjaan Kediri ( Panjalu ) di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang bernama Samarawijaya (Jayawarsa), dengan ibu kota di Kediri (Daha), meliputi daerah sekitar Kediri dan Madiun.

Kehidupan Ekonomi
*      Mpu Sindok memerintah dengan bijaksana dilihat dari usaha yang ia lakukan, seperti banyak membangun bendungan dan kebijaka yang lainnya.
*      Dharmawangsa yakni dengan meningkatkan perdagangan dan pertanian rakyat.
*      Begitu pula pada masa pemerintahan Airlangga, ia berusaha memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Berantas dengan memberi tanggul-tanggul untuk mencegah banjir dan kebijakan lainnya

Kehidupan sosial-budaya
Dalam bidang toleransi dan sastra, Mpu Sindok mengizinkan penyusunan kitab Sanghyang Kamahayamikan (Kitab Suci Agama Buddha), padahal Mpu Sindok sendiri beragama Hindu. Pada masa pemerintahan Airlangga tercipta karya sastra Arjunawiwaha yang dikarang oleh Mpu Kanwa. Begitu pula seni wayang berkembang dengan baik, ceritanya diambil dari karya sastra Ramayana dan Mahabharata yang ditulis ulang dan dipadukan dengan budaya Jawa dan banyak karya sastra yang dihasilkan




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M sebagai hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8, dan seterusnya. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh.
Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang. 

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Aboe. 1985. Kamus Aceh Indonesia 1. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium sampai Imperium jilid 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muljana, Slamet. 2007. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Indonesia. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Reid, Anthony. 1998. Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal 3. Jakarta: Jayakarta Agung Offset.


Post a Comment for "Kerajaan samudera pasai dan kerajaan medang kamulan"