Konflik sosial 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konflik sudah menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Ketika orang memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya
memperebutkan sebidang tanah saja, namun juga sumber daya alam seperti air dan
hutan yang terkandung di dalamnya. Upreti (2006) menjelaskan bahwa pada umunya
orang berkompetisi untuk memperebutkan sumber daya alam karena empat alasan
utama. Pertama, karena sumber daya alam merupakan “interconnected space” yang
memungkinkan perilaku seseorang mampu mempengaruhi perilaku orang lain. Sumber
daya alam juga memiliki aspek “social space” yang menghasilkan
hubungan-hubungan tertentu diantara para pelaku. Selain itu sumber daya alam
bisa menjadi langka atau hilang sama sekali terkait dengan perubahan
lingkungan, permintaan pasar dan distribusi yang tidak merata. Yang terakhir,
sumber daya alam pada derajat tertentu juga menjadi sebagai simbol bagi orang
atau kelompok tertentu.
Konflik merupakan kenyataan hidup,
tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan
masyarakat tidak sejalan, berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya bisa
diselesaikan tanpa kekerasaan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik
bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat (Fisher, 2001).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian dari konflik sosial?
2. Ada berapa jenis konflik sosial?
3. Faktor faktor apa saja yang
menyebabkan timbulnya konflik sosial?
4. Bagaimana cara penanggulangan dan
penanganan konflik sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
konflik social
Konflik berasal dari kata kerja
latin configure, yang berarti saling memukul, yang dimaksud dengan konflik
sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak
lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam,
menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan
suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang
relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas. Dengan demikian, terjadilah
persaingan hingga menimbulkan suatu benturan-benturan fisik baik dalam skala
kecil maupun dalam skala besar. Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang
pengertia konflik :
1. Berstein, menyebutkan bahwa konflik
merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang belum pernah dicegah, konflik
mempunnyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negative
didalam interaksi manusia.
2. Robert M. Z Lawang mengemukakan
bahwa konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasan
dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hany memperoleh keuntungan,
tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
3. Soerjono Soekanto, konflik merupakan
proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan kekerasan.
B.
Jenis
konflik social
Sebagaimana diungkapkan di depan,
bahwa munculnya konflik dikarenakan adanya perbedaan dan keragaman. Berkaca
dari pernyataan tersebut, Indonesia adalah salah satu negara yang berpotensi
konflik. Lihat saja berita-berita di media massa, berbagai konflik terjadi di
Indonesia baik konflik horizontal maupun vertikal. Konflik horizontal menunjuk
pada konflik yang berkembang di antara anggota masyarakat. Yang termasuk dalam
konflik horizontal adalah konflik yang bernuansa suku, agama, ras, dan
antargolongan seperti di Papua, Poso, Sambas, dan Sampit. Sedangkan konflik
vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara. Umumnya
konflik ini terjadi karena ketidakpuasan akan cara kerja pemerintah. Seperti
konflik dengan para buruh, konflik Aceh, serta daerah-daerah yang muncul
gerakan separatisme.
Namun, dalam kenyataannya ditemukan
banyak konflik dengan bentuk dan jenis yang beragam. Soerjono Soekanto
(1989:90) berusaha mengklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik tersebut.
Menurutnya, konflik mempunyai beberapa bentuk khusus, yaitu:
1. Konflik Pribadi
Konflik terjadi dalam diri seseorang
terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka
terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang
mendalam. Perasaan ini mendorong tersebut untuk memaki, menghina, bahkan
memusnahkan pihak lawan. Pada dasarnya konflik pribadi sering terjadi dalam
masyarakat.
2. Konflik Rasial
Konfilk rasial umumnya terjadi di
suatu negara yang memiliki keragaman suku dan ras. Lantas, apa yang dimaksud
dengan ras? Ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri
biologisnya, seperti bentuk muka, bentuk hidung, warna kulit, dan warna rambut.
Secara umum ras di dunia dikelompokkan menjadi lima ras, yaitu Australoid,
Mongoloid, Kaukasoid, Negroid, dan ras-ras khusus. Hal ini berarti kehidupan
dunia berpotensi munculnya konflik juga jika perbedaan antarras dipertajam.
3. Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat
karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan
kekuasaan. Kesemua itu menjadi dasar penempatan seseorang dalam kelas-kelas
sosial, yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Seseorang yang memiliki
kekayaan dan kekuasaan yang besar menempati posisi atas, sedangkan orang yang
tidak memiliki kekayaan dan kekuasaan berada pada posisi bawah. Dari setiap
kelas mengandung hak dan kewajiban serta kepentingan yang berbeda-beda. Jika
perbedaan ini tidak dapat terjembatani, maka situasi kondisi tersebut mampu memicu
munculnya konflik rasial.
4. Konflik Politik Antargolongan dalam
Satu Masyarakat maupun antara Negara-Negara yang Berdaulat
Dunia perpolitikan pun tidak lepas
dari munculnya konflik sosial. Politik adalah cara bertindak dalam menghadapi
atau menangani suatu masalah. Konflik politik terjadi karena setiap golongan di
masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu
masalah yang sama. Karena perbedaan inilah, maka peluang terjadinya konflik
antargolongan terbuka lebar. Contoh rencana undang-undang pornoaksi dan
pornografi sedang diulas, masyarakat Indonesia terbelah menjadi dua pemikiran,
sehingga terjadi pertentangan antara kelompok masyarakat yang setuju dengan
kelompok yang tidak menyetujuinya.
5. Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya
terjadi karena perbedaanperbedaan kepentingan di mana menyangkut kedaulatan
negara yang saling berkonflik. Karena mencakup suatu negara, maka akibat
konflik ini dirasakan oleh seluruh rakyat dalam suatu negara. Apabila kita mau
merenungkan sejenak, pada umumnya konflik internasional selalu berlangsung
dalam kurun waktu yang lama dan pada akhirnya menimbulkan perang antarbangsa
C.
Faktor
penyebab timbulnya konflik social
Banyak orang berpendapat bahwa
konflik terjadi karena adanya perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
Adapula yang berpendapat bahwa konflik muncul karena adanya
ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat, terutama antara kelas atas dan kelas
bawah. Selain itu juga karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan,
dan tujuan dari masing masing anggota masyarakat. Sementara itu, Soerjono
Soekanto mengemukakan bahwa sebab sebab terjadinya konflik antara lain
sebagai berikut.
1. Perbedaan Antar perorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian,
atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau
istimewa, karena tidak
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan
kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam
kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran
individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan
kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam
melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok
tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan
kelompok lain.
Perubahan
tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian
mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru.
D.
Penanggulangan
dan penanganan konflik sosial
Pendekatan penanggulangan dan
penanganan konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah
kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam
dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian
konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik Sosial adalah Pertentangan
antar anggota atau antar kelompok dalam masyarakat yang sifatnya menyeluruh,
yang di sebabkan oleh adanya beberapa perbedaan. Diantaranya, Individu, Pola Budaya,Status Sosial, Kepentingan dan
Terjadinya perubahan sosial.
Konflik berasal dari kata kerja
latin configure, yang berarti saling memukul, yang dimaksud dengan konflik
sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak
lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam,
menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial sesungguhnya merupakan
suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang mempunnyai kepentingan yang
relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas. Dengan demikian, terjadilah
persaingan hingga menimbulkan suatu benturan-benturan fisik baik dalam skala
kecil maupun dalam skala besar.
B. Saran
Agar supaya konflik tersebut tidak
menimbulkan disintegrasi dalam masyarakat, maka diperlukan upaya-upaya untuk
mengatasinya. Cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi konflik tersebut adalah
melalui :
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrase
4. Paksaan dan
5. Detente
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.komputerbutut.com/campuran/menyelesaikan-permasalahan-konflik-sosial.php
Post a Comment for "Konflik sosial 2"