Konsep dasar asuhan kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman
tentang konsep dasar asuhan kehamilan sangat diperlukan oleh bidan sebagai
dasar pengetahuan bidan untuk mengikuti pembelajaran yang selanjutnya. Konsep
dasar asuhan kehamilan ini memeberikan gambaran kepada mahasiswa tentang asuhan
menyeluruh yang akan diterapkan dalam praktik kebidanan terutama asuhan
kehamilan.
Materi
konsep dasar asuhan kehamilan ini digunakan agar mahasiswa mengetahui
dasar-dasar proses kehamilan sampai pada asuhan yang diperlu berikan. Adapun
isi dari bab konsep dasar asuhan kehamilan ini adalah sebagai berikut :
kehamilan, filosofi asuhan kehamilan, prinsip pokok asuhan kehamilan, sejarah
asuhan kehamilan, tujuan asuhan kehamilan, refocusing asuhan kehamilan, standar
asuhan kehamilan, dan Trend an isu terkini dalam ANC Sebelumnya mahasiswa
sudah mendapatkan pengetahuan dari mata kuliah konsep kebidanan yang sekilas
telah membahas materi yang akan di bahas pada materi konsep dasar asuhan
kehamilan ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
fisiologi asuhan kehamilan?
2. Bagaimana
ruang lingkup asuhan kehamilan?
3. Apakah
prinsip asuhan kehamilan?
4. Bagaimana
sejarah asuhan kehamilan?
5. Bagaimana
tujuan asuhan kehamilan?
6. Bagaimana
refolusing asuhan kehamilan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN
Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,
bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional,
sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau
dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa
sudah mengenal si pemberi asuhan .
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta
keluarga (family centered)
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa
asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu
hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab
keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap,
perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi
yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat
memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan
haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan,
dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai
hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh
pelayanan kebidanannya.
4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk
berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan
kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus
mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi
dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus
diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan
keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.
Seorang bidan harus
memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan
fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi
sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian.
Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan kultural.
Kehamilan merupakan
pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan masyarakat.
Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku
ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta
mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan
yang utuh.
B.
LINGKUP
ASUHAN KEHAMILAN
a.
Konsepsi
Bersatunya ovum
dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi
b.
Ovulasi :
Runtuhnya ovum
dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2 x 24 jam →
mati/hancur
c.
Inseminasi :
Keluarnya
sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus
→ tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma → Ekor dengan
panjang rata-rata 10x bagian kepala
d.
Asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam
rangka
penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi
kehamilan.
C.
PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan
didukung oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama
asuhan kebidanan adalah :
a.
Kelahiran adalah
proses yang normal :
Kehamilan
dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai
bidan, kita membantu dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan
kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses
kelahiran normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama
kehamilan dan kelahiran.
b.
Pemberdayaan :
Ibu
dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tau kapan mereka akan
melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan dan merawat bayi bisa
ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan padanya dan
oleh lingkungan dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap negatif atau kritis,
hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya waktu
persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu ibu yang melahirkan daripada
untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah
aktor utama dan penolong persalinan adalah aktor pembantu selama proses
kelahiran.
c.
Otonomi :
Ibu
dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat suatu
keputusan. Kita harus tau dan menjelaskan informasi yang akurat tentang resiko
dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu
ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya
berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-kepercayaan budaya
dan agama)
d.
Jangan
Membahayakan :
Intervensi
haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasi
yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran atau periode pasca
persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau prosedur dapat membahayakan bagi
ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai
bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan pada semua
bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tau kapan harus melakukan sesuatu.
Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya juga
penanganan komplikasi harus dilakukan berdasarkan suatu bukti.
e.
Tanggung Jawab :
Setiap
penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yang ia
berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu
dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas
tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang
ini adalah tanggung jawab semua bidan.
D.
SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter
banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko
berdasarkan riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu.
Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang
beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus.
Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan
dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin
perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa
penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap
ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan
kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin
memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan
mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan
”beresiko tinggi” yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang
tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram
tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu
berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja
mengalami perdarahan pasca persalinan.
Dalam suatu studi di Zaire, dengan
menggunakan berbgai macam metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan
”resiko” diteliti. Studi ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus
macet tidak digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai
tambahan, 90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami
komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor
resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu contoh seorang
ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1 tanpa faktor resiko dan
persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan mengalami perdarahan 1000 cc
karena atonia uteri.
E.
TUJUAN
ASUHAN KEHAMILAN
Tujuan utama ANC adalah
menurunkan/mencegah kesakitan serta kematian maternal dan perinatal. Adapun
tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1.
Memonitor
kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang
normal
2.
Mengenali
secara dini penyimpangan dari normal dan memberikkan penatalaksanaan yang
diperlukan
3.
Membina
hubungan saling percaya antara ibu dan keluarga secara fisik, emosional serta
logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komplikasi
F.
REFOCUSING
ASUHAN KEHAMILAN
Focus lama ANC adalah sebagai
berikut :
1.
Mengumpulkan
data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang berisiko tinggi dan merujuknya untuk
mendapatkan asuhan khusus
2.
Temuan-temuan
fisik (TB, BB, ukuran pelvis, edem kaki, posisi, presentasi janin dibawah usia
36 minggu dan sebagainya) yang memperkirakan kategori risiko ibu
3.
Pengajaran
atau pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah risiko/komplikasi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan
beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu.
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,
bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya.
2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan
(continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional,
sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau
dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa
sudah mengenal si pemberi asuhan .
3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta
keluarga (family centered)
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin AB,Adriaasz
G,Wiknjosastro GH,Waspodo D. Buku Acuan
Nasional Pelayaan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR –
YBPSP,2000.
Departemen Kesehatan RI ( 1995 ), Perkembangan Kesehatan Masyarakat di
Indonesia.
Sofyan,Mustika.,et all (ed)., Bidan Menyongsong Masa Depan,341 hm,xxxiv,
Jakarta : PP IB,Cetakan ke VII 2006.
Dewi, Vvl dan Sunarsih, Tri (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan,
Jakarta : Salemba Medika
Syaifudin, Dkk (2007) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta : Jnpkkr
Post a Comment for "Konsep dasar asuhan kehamilan"