Konflik sosial 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena
konflik selalu menjadi bagian hidup
manusia yang bersosial
dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan
perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003:
294). Konflik memiliki
dampak positif dan
dampak negatif, dampak positif dari
konflik sosial adalah
konflik tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas
berbagai kepentingan. Kebanyakan
konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah
satu pihak dan
kekalahan dipihak lainnya.
Konflik yang
terjadi di Indonesia,
ada juga yang dapat
diselesaikan dengan baik hingga
berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi ada
beberapa konflik justru berdampak
negatif hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan,
menciptakan
ketidakstabilan,
ketidakharmonisan, dan
ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini konflik
seringkali terjadi di
berbagai elemen masyarakat.
Hal demikian dikarenakan
berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.
B. Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini
penulis mempunyai tujuan bagi pembacanya yaitu:
1.
Agar
mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial.
2.
Agar
mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
3.
Agar
mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
4.
Agar
mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konflik social
Koflik berasal dari kata kerja Latin, configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (bsa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Secara umum konflik social merupakan
suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu pertikaian karena adanya
persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam sosiologi
banyak para tokoh menginterprestasikan konflik social berbeda-beda. Adapun
penjelasan konflik social secara sosiologis adalah sebagai berikut:
1. Menurut
Berstein (1965)
Konflik
merupakan suatu pertentangan perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik
mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negative dalam interaksi
manusia.
2. Menurut
Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik
adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan selain bertujuan
memperoleh keuntungan juga untuk menundukan saingannya.
3. Menurut
Drs. Ariyono Suyono
Konflik
adalah proses atau keadaan terdiri dari du pihak yang berusaha saling
menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.
4. Dalam
buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein
Konflik
diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntunan ha katas
kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan
dan bertujuan untuk menetralkan, merugikan atau menjatuhkan lawan mereka.
5. Menurut
Soerjono Soekanto
Konflik
adalah suatu proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dan
disertai dengan ancaman dan kekerasan
B.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
social
1. Perbedaan
Individu
Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor
penyebab konflik social, sebab dalam menjalani hubungan social, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya.
2. Perbedaan
Latar Belakang Kebudayaan
Dalam
hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran
kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaan yang berbeda-beda.
Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula yang diasuh dalam
lingkunagn keudayaan yang menerapkan pola ketergantungan.
3. Perbedaan
Kepentingan
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentinagn yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan
Nilai yang Cepat
Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik social.
C.
Bentuk-Bentuk Konflik Sosial
Seorang ahli sosiolog, Soerjono
Soekanto (1989:90) berusaha menklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik
sebagai berikut:
1. Konflik
Pribadi
Konflik
terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi
diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan
perasaan benci yang mendalam.
2.
Konflik Rasial
Konflik rasial umumnya terjadi di suatu Negara yang memiliki
keragaman suku dan ras.
3.
Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu
yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
4.
Konflik Politik Antargolongan dalam
Satu Masyarakat maupun antara Negara-negara yang Berdaulat
Konflik politik terjadi karena setiap golongan di masyarakat
melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah yang
sama.
5.
Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya terjadi karena
perbedaan-perbedaan kepentingan dimana menyangkut kedaulatan Negara yang saling
berkonflik.
D. SITUASI-SITUASI
KONFLIK SOSIAL
Konflik yang terjadi di antara individu dalam menjalankan
interaksinya banyak dibahas dalam studi psikologis social. Dalam kaitannya
dengan cara pengelolaan konflik terdapat 3 tipe situasi konflik.
1.
Konflik Interindividu
Penyebab dari konflik ini adalah benturan secara emosional
antara individu dengan individu lain di dalam masyarakat. Ada dua penyebabnya
yaitu kelebihan beban (role over loods) atau karena ketidaksesuaian seseorang
dalam melaksanakan peranan (person role).
2.
Konflik Antarindividu
Dalam kehidupan masyarakat benturan
kepentingan antarindividu selalu terjadi. Jika benturan tersebut tidak
termanajemen dengan baik maka akan timbullah konflik antar individu yang
mengarah ke dalam kekerasan.
3.
Konflik Antarkelompok
Masyarakat Indonesia seringa mengalami jenis konflik
demikian. Kasus di Sambas, Papua, dan Ambon merupakan bagian konflik kelompok
yang dikarenakan dengan perbedaan dalam menjalani kehidupan. Konflik
antarkelompok bias dihindari jika setiap kelompok saling memahami keneradaannya
dan juga dapat mempersempit perbedaan.
E. PENYELESAIAN
KONFLIK SOSIAL
Konflik social dalam masyarakat harus dapat diselesaikan
agar keutuhan masyarakat dapat dipertahankan. Penyelesaian konflik tidak bias
dilaksanakan dengan waktu yang singkat. Penyelesaian harus dilakukan dengan
berbagai cara dan dalam tempo yang sama.
Dalam
ilmu sosiologi untuk menyelesaikan suatu konflik dilakukan dengan berbagai
tahap. Tahapan ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan tidak boleh
dilewatkan. Hal ini dikarenakan setiap tahapan saling melengkapi tahapan yang
lainnya. Adapun tahapan dalam menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Akomodasi
Pada tahapan ini adalah pelaksaan
untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan konflik dengan cara mengurangi
pertentangan dan peleburan atau penyatuan terhadap kelompok yang bertikai
melalui suatu lembaga penengah.
2.
Tahap Kerjasama
Kerjasama adalah suatu keadaan
dimana adanya suatu kegiatan bersama antara kedua individu dalam masyarakat,
tahap kerjasama dilakukan setelah proses akomodasi berhasil sehingga masyarakat
sudah mulai melakukan pendekatan baik secara mandiri maupun berkelompok.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua lapisan masyarakat di dunia pernah mengalami konflik.
Secara teortis konflik sosial sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi
masyarakat hanya saja cara dan jalannya kebanyakan mengarah ke dampak negative.
Sehingga di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di mana-mana. Konflik sosial
juga membawa dampak positif walaupun pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat
kebanyakan dampak negative.
Koflik berasal dari kata kerja
Latin, configure yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social
antara dua orang atau lebih (bsa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Secara
umum konflik social merupakan suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu
pertikaian karena adanya persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam
masyarakat. Dalam sosiologi banyak para tokoh menginterprestasikan konflik
social berbeda-beda.
B.
Saran
Sebaiknya
kita sebagai bangsa dan negara yang beragama dan juga bernegara hukum,
seharusnya kita berusaha menghindari adanya konflik sosial di antara
masyarakat, agar Negara kita ini bisa menjadi Negara yang penuh dengan
kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis konflik dan pertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Tom. Tujuh Teori Sosial, Sketsa Penilaian Perbandingan.Yogyakarta:
Kanisius, 1994.
Soekanto,
Soerjono. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo, 2006.
Ahsanudin.
Sosiologi, Modul Sosiologi. Solo : Hayati
Post a Comment for "Konflik sosial 4"