Patoli muskuloskeletal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Konsep gerak
tidak hanya diartikan sebagai perpindahan tempat saja akan tetapi gerakan dari
bagian-bagian tubuh disebut juga sebagai suatu gerakan. Contohnya, pada saat
kita menulis, kita tidak berpindah tempat hanyatangan kita saja yang bergerak.
Pada saat kita menulus, kita dikatakan juga sedang bergerak.
Manusia bergerak berpindah tempat atau hanya menggerakkan bagian tubuhnya saja
sesuai dengan keinginananya. Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya
kerjasama anatar tulang danotot. Tulang tidak mempunyai kemampuan untuk
menggerakkan dirinya, oleh karena itu tulang disebut sebagai alat gerak pasif.
Sednagkan otot mempunyai kemmapuan untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga
dapat menggerakkan tulang, oleh karena itu otot disebut sebagai alat gerak
pasif.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot
(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah
jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang
–tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem
muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi
organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum
thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
1.2.Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu sistem musculoskeletal ?
2. Bagaimana klasifikasi dan struktur tulang ?
3. Bagaimana cara menjaga kesehatan ?
4. Bagaimana struktur dari anatomi apendikular
skeleton ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan paper ini
adalah :
1. Agar
mahasiswa mampu memahami mengenai definisi system muskuloskeletal.
2. Mahasiswa
mampu memahami pengklasifikasian dan struktur dari tulang.
3. Mahasiswa
mengetahui Penyembuhan Pada Gangguan Kesehatan Tulang
4. Mahasiswa
mengetahui cara menjaga kesehatan
5. Mahasiswa
mampu menjelaskan struktur dari apendikular skeleton.
1.4. Manfaat
1. Adapun
manfaat dari penulisan paper ini adalah :
2. Diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui mengenai pengertian dari system muskuloskeletal.
3. Dapat
dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari pengertian lebih
jauh dari system muskuloskeletal itu. .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Sistem
Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang
terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet).
Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri
dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan
posisi.
. Komponen
utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
Ø Muskuler/Otot
: Otot, tendon,dan ligamen
Ø Skeletal/Rangka
: Tulang dan sendi
Sebagai kerangka tubuh sistem muskuloskeletal memberi
bentuk bagi tubuh. Sebagai proteksi sistem muskuloskeletal melindungi
organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum
thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga). Fraktura
Sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada disekitarnya.
2.2. Klasifikasi
dan Struktur Tulang
Kelainan
akibat suatu penyakit seperti tuberculosis tulang dan penyakit tumor dapat
menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak
tubuh.Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang.
Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah
tulang belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
1. Memproteksi
organ-organ internal dari trauma mekanis.
2. Membentuk
kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.
3. Melekat
pada tulang
4. Berisi
dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu
jaringan pembentuk darah.
5. Merupakan
tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium dari dalam darah
6. Hemopoesis
Struktur Tulang
Secara
makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan
berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan
padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis
tipis jarigan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam
kanalikuli tulang kompak.
Membran
periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat
osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang
rusak.
Pars
kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit
rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)
sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih
banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan
anak-anak memiliki tulang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih
lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang
tangan.
Pars
spongiosa merupakan jaringan tulang yang beronga seperti spons (busa). Rongga
tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang
spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Secara
Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem
Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
2. Lamella
(lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna
(ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel
tulang).
4. Kanalikuli
(memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Klasifikasi Tulang
Berdasarkan bahan pembentuknya :
1. Tulang
Rawan
Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit
(sel tulang rawan) dam matriks bahan dasar). Matriks tulang rawan tersusun dari
kondrin, kolagen, dan kalsium. Tulang rawan ditemukan terutama pada sendi dan
di antara dua tulang. Tulang rawan dibedakan menjadi 3, yaitu :
a). Tulang Rawan Hialin
Mempunyai matriks yang transparan. Merupakan jenis tulag rawan yang paling
banyak terdapat di dalam tubuh mausia. Banyak terdapat di hidung, sendi
gerak dan ujung tulang rusuk.
b) Tulang Rawan Fibrosa
Mempunyai matriks yang berisi kolagen yang kaku. Merupakan jenis tulang rawan
yang dapat dijumpai di bagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar, mislanya
pada ruas tulang belakang dan lutut.
c) Tulang Rawan Elastik
Tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang lentur. Tulang rawan
ini tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang
tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai di dalam telinga, cuping hidung dan
epiglotis.
2. Tulang
Keras
Tulang ini berasal dari tulang rawan
yang mengalai asifikasi (pengerasan), dibentuk oleh asteosit yang banyak
mengeluarkan matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan
mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam
matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.
Berdasarkan penyusunnya :
1. Tulang
Kompak
· Padat,
halus dan homogen
· Pada
bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung “yellow bone marrow”
·
Haversian SystemàTersusun
atas unit : Osten
· Pada
pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan
saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
· Tulang
kompak dan spongiosa dikelilingi oleh mebarn tipis yang disebut periosteur,
membran ini mengandung :
· Bagian
luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang.
· Osteoblas.
2. Tulang
Spongiosa
· Tersusun
atas “honeycomb” network yang disebut trabekula.
· Struktur
tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
· Rongga
anatar trebakula terisis “red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang
memberi nutrisi pada tulang.
· Contoh,
tulang pelvis, rusuk, tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan
dan paha.
Berdasarkan Bentuknya :
1. Tulang
panjang : tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contoh : humerus,
femur, radius, ulna.
2. Tulang
pendek: tulang yang ukurannya pendek, contoh : tulang pergelangan tangan
dan pergelangan kaki.
3. Tulang
pipih : tulang yang ukurannya lebar, contoh : tulang tengkorak kepala,
tulang rusuk dan sternum.
4. Tulang
tidak beraturan, contoh : vertebra, tulang muka, pelvis.
Gangguan atau kelainan pada sistem
gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot. Gangguan atau kelainan
tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang berlebihan,
pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.
Gangguan pada Sistem Rangka
Gangguan pada sistem rangka dapat
terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara fisiologis,
gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.
• Gangguan fisik
• Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi
pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang.
Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang
runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran
tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.Berdasarkan jenis
fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat kelompok
sebagai berikut :
o Fraktura
sederhana
Fraktura sederhana merupakan
fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
o Fraktura
kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura
yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian
fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
o Greenstick
Greenstick merupakan fraktura
sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian.
o Comminuted
Comminuted merupakan fraktura yang
mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di
dalam otot.
• Gangguan
fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang
dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau vitamin. Gangguan fisiologis
pada tulang dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Rakhitis
Rakhitis merupakan penyakit tulang
yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D berperan dalam proses
penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan
tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki
(tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0
o Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan gangguan
pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kercil. Kepala berukuran
kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium.
o Osteoporosis
o Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan
tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini
dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali)
bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon
kelamin pada pria maupun wanita.
o Kelainan akibat
suatu penyakit
Penyakit seperti tuberkulosis tulang
dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap
mekanisme gerak tubuh.
• Gangguan
persendian
Gangguan persendian dapat terjadi
karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan
menjadi empat yaitu sebagai berikut :
§ Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan yang
terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi
disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik.
§ Terkilir
(keseleo)
Terkilir merupakan tertariknya
ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan.
Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi
§ Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang
terjadi karena tidak berfungsinya persendian
§ Artritis
Artritis merupakan gangguan yang
disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi
rhematoid, osteoartritis dan gautartritis. Rhematoid merupakan proses
peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang
di persendian. Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawa yang menghubungkan
persendian. Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme
asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian.
• Gangguan tulang belakang
Gangguan pada tulang belakang
terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan
perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh
kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
· Skoliosis,
melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung
ke arah kanan atau kiri
· Kifosis,
perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bongkok
· Lordosis,
melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan
sehingga kepala tertarik ke arah belakang
· Subluksasi,
gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke
arah kiri atau kanan.
• Gangguan pada
Sistem Otot
Otot berperan penting dalam
aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas
gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut
ini:
· Atrofi
Atrofi merupakan penurunan fungsi
otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi
otot ke anggota gerak bawah.
· Hipertrofi
Hipertrofi merupakan otot yang
berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi disebabkan aktivitas otot
yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar
· Hernia
abdominalis
Hernia abdominalis merupakan
sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebut.
· Tetanus
Tetanus merupakan otot yang
mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi sehingga tidak
mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri
Clostridium tetani.
· Distrofi
otot
Distrofi otot merupakan penyakit
kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit ini merupakan penyakit yang
disebabkan adanya cacat genetik.
· Miastenia
gravis
Miastenia gravis merupakan otot yang
secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini
disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak berfungsi dengan
normal.
2.3. Penyembuhan Pada Gangguan
Kesehatan Tulang
Gangguan Fisik
1. Inflamasi,
terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang, yaitu Ujung fragmen
tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera
kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar) yang akan membersihkan
daerah luka (patah tulang)
2. Proliferasi
sel, Dalam sekitar 5 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuk
benang-benang fibrin, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi
fibroblast dan osteoblast.
3. Pembentukan
kalus, Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh
mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur.
4. Osifikasi,
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu setelah patah
tulang melalui proses penulangan endokondral.
5. Remodelling,
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya
Gangguan Fisiologis
• Rakhitis
Pengobatan melibatkan peningkatan
asupan makanan kalsium, fosfat dan vitamin D, Paparan terhadap sinar
ultraviolet ß, minyak ikan cod, halibut minyak hati, dan viosterol merupakan
sumber vitamin D.
• Osteoporosis
1. Penanganan
secara non farmakologi
2. Penanganan
secara farmakologi
• Penanganan
secara non farmakologi ;
1. mengurangi
konsumsi kopi,
2. menghentikan
kebiasaan merokok,
3. Aerobic, dan
4. latihan
beban (misalnya berjalan kaki, naik tangga).
• Penanganan
secara farmakologi;
Terapi untuk meningkatkan kepadatan
tulang kalsium :
1. vitamin D
dan metabolitnya,
2. kalsitonin,
3. Estrogen,
dan terapi hormonal.
Gangguan Pada Tulang Belakang
• Pengobatan
yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan
serta stadium pertumbuhan tulang
• Kelengkungan
<200 biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan,
• Jika
kelengkungan antara 25-300 , biasanya dianjurkan untuk
menggunakan brace(alat penyangga) untuk membantu memperlambat
progresivitas kelengkungan tulang belakang.
• Jika
kelengkungan mencapai 400 atau lebih, biasanya dilakukan
pembedahan.
• Pada
pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang.
• Tulang
dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang
sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun).
• Sesudah
dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang
belakang.
2.4.Cara Menjaga
Kesehatan Tulang
Setelah
mengetahui beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada tulang, maka Anda
harus dapat mengantisipasi agar tidak mengalami gangguan-gangguan tersebut.
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan tulang kita
adalah sebagai berikut.
a. Makan makanan yang cukup mengandung kalsium.
a. Makan makanan yang cukup mengandung kalsium.
b. Olahraga yang teratur.
c. Berjemur pada sinar matahari pagi
karena sinarnya sangat baik untuk membantu pembentukan vitamin D yang sangat
penting sekali untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Selain
cara-cara itu, kita juga harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin
d. Tentunya Anda masih ingat bukan,
makanan makanan yang merupakan sumber vitamin D?
2.5. Aksial Skeleton
Terdiri atas sekelompok tulang yang
menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di
kepala, leher dan badan. Macam-macam skeleton aksial yaitu:
1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
1. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:
· Bagian
parietal terletak di bagian tulang dahi.
· Bagian
temporal terletak di tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga.
· Bagian
occipitas terletak pada daerah belakang dari tengkorak.
· Bagian
spenoid letaknya berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji.
· Bagian
ethmoid yaitu tulang yang menyususn rongga hidung.
Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang
tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas
tulang yang menyusun bagian wajah, tulang tengkorak bagian kepala merupakan
bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang
tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.
2. Tulang
tengkorak bagian wajah terdiri dari:
· Rahang
bawah letaknya yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. Hal
tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih
bebas.
· Rahang
bawah adalah tulang yang menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit.
· Palatinum
(tulang langit-langit) tulang yang menyusun sebagian dari rongga hidung dan
bagian atas dari atap rongga mulut.
· Zigomatik
yaitu tulang yang ada pada daerah pipi.
· Tulang
hidung
· Tulang
lakrimal yaitu sekat tulang hidung.
3. Tulang
Dada
Tulang
dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan
kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk. Bersama-sama dengan rusuk,
tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah
besar dari kerusakan.
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
· Tulang
hulu / manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian atas dari tulang dada,
tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
· Tulang
badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke
tiga sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
· Tulang
taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada.
Tulang ini terbentuk dari tulang rawan.
4. Tulang
rusuk
Tulang
rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-sama dengan tulang dada
membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk
dibedakan atas tiga bagian yaitu:
· Tulang
rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian
belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya
berhubungan dengan tulang dada dengan perantaraan tulang rawan.
· Tulang
rusuk palsu berjumlah 3 pasang.Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan
ruas-ruas tulang belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan
oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
· Rusuk
melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan
dengan ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a). Melindungi jantung dan paru-paru
dari
goncangan
b). Melindungi lambung, limpa dan
ginjal,
dan
c). Membantu pernapasan
5. Ruas-ruas
tulang belakang
Ruas-ruas tulang belakang disebut
juga tulang belakang, disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak
beraturan. Ke-33 buah tulang tersebut terbagai atas 5 bagian yaitu:
· Tujuh
ruas pertama disebut tulang leher. Ruas pertama dari tulang leher disebut
tulang atlas, dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari
tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
· Dua
belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung. Ruas-ruas tulang punggung pada
bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
· Lima
ruas berikutnya merupakan tulang pinggang.Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan
tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh
dan banyak melekat otot-otot.
· Lima
ruas tulang kelangkangan (sacrum), yang menyatu, berbentuk segitiga terletak
dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
· Bagian
bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (coccyx), tersusun
atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu. Ruas-ruas tulang
belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan.menyokong
kepala dan tangan, dan tempat melekatnya otot, rusuk dan beberapa organ.
2.6. Apendikular Skeleton
Apendikular
skeleton tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton
aksial. Apendikular skeleton ini terdiri dari :
• Anggota
gerak atas.
• anggota
gerak bawah.
• gelang
bahu.
• gelang
panggung.
• bagian
akhir dari ruas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.
1. Tulang
anggota gerak atas (extremitas superior).
Tulang penyusun anggota gerak atas
tersusun atas :
· Humerus
/ tulang lengan atas.Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya
besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat pada bagian bawah memiliki
dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
· Radius
dan ulna / pengumpil dan hasta.Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan
radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi
yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
· Karpal
/ pergelangan tangan. Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh
ligament.
· Metakarpal
/ telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan
dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
tulang-tulang jari (palanges).
· Palanges
(tulang jari-jari).tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga
buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
2. Tulang
anggota gerak bawah (ekstremitas inferior).
Tulang anggota gerak bawah disusun
oleh :
· Femur
/ tulang paha.Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang
panggul sampai ke lutut.
· Tibia
dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan
lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering
lebih besar dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau
berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
· Patela
/ tempurung lutut, terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. Patela
berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut.
· Tarsal
/ Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang
dengan salah satunya adalah tulang tumit.
· Metatarsal
/ Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
· Palanges
/ tulang jari-jari tangan. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang
ibu jari atas 14 tulang.
3. Tulang
gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka).
Tulang
selangka berbentuk seperti huruf “S”, berhubungan dengan tulang lengan atas
(humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya
berhubungan dengan tulang belikat. Tulang belikat (skapula) berukuran besar,
bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang
rusuk.Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
4. Gelang
panggul
Tulang gelang panggul
terdiri atas dua buah tulang pinggul. Pada anak anak tulang pinggul ini
terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang
ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari
gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas
tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan
ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama
untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang.melindungi
dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan
sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Secara umum fungsi sistem rangka adalah
membentuk kerangka yang kaku dengan jaringan-jaringan dan organ-organ yang
melekat padanya. Sistem rangka melindungi organ-organ vital seperti otak yang
dilindungi oleh tulang tengkorak, paru-paru dan jantung dilindungi oleh tulang
dada dan tulang rusuk. Gerakan tubuh terbentuk dari kerjasama antara sistem
rangka dengan otot, oleh sebab itu keduanya sering dikelompokkan menjadi satu
nama yaitu sistem musculo-skeletal. Rangka merupakan tempat melekatnya otot
melalui perantaraan tendon. Antara tulang yang satu dengan tulang yang
lain dikaitkan dengan perantaraan ligamen.
2.7. Articultion
Artikulasi
atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan
strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat
bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi
ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.
b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan tulang ditutupi oleh
lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam
kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini
biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi synovial (diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang
paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut,
bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara
relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam
kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi
cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial
normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan.
Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3
ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml
dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai
sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan
tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini
berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit
kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut,
rahang)
Jenis sendi
synovial :
· Sendi
Peluru, misal pada persendian panggul dan bahu. Memungkinkan gerakan bebas
penuh.
· Sendi
Engsel, misal siku dan lutut. Memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu
arah.
· Sendi
Pelana, memungkinakan gerakan dua bidang yang saling tegal lurus. Sendi pada
dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
· Sendi
Pivot, misal adalah sendi anatar radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk
melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
· Sendi
Peluncur, misal sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan. Memungkinkan
gerakan terbatas
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Rangka
aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan
menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi
tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang
iga.
Rangka
apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang
lengan serta tungkai. Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang
yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan
ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan
jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut
fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada
persendian).
3.2. Saran
Demi kebaikan
dan kesempurnaan makalah (Anatomi Muskuloskeletal) yang dibuat penyusun,
diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun menyadari
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi Muskuloskeletal)
ini.
Yang dibuat
penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah (Anatomi
Muskuloskeletal) ini.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
-
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan.
Jakarta: penerbit buku kedokteran.
-
Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta:
penerbit buku kedokteran.
- http://kinanta-biologi.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-tulang-rangka-pada-manusia.html. Diakses
pada tanggal ....
Post a Comment for "Patoli muskuloskeletal"