Pelayanan kebidanan pada anak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebidanan Komunitas sebagai segala
aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan
kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang
dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita
di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan
kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan
dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1).
POSYANDU Adalah suatu forum
komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu
juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana –
Kesehatan di tingkat desa.
Deteksi dini tumbuh kembang anak /
balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit
infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi
kebidanan komunitas ?
1.2.2
Apa definisi
posyandu ?
1.2.3
Apa definisi
DDTK dan fungsinya ?
1.2.4
Apa yang
dimaksud dengan imunisasi beserta macam-macamnya ?
1.2.5
Apa saja
masalah yang ada diposyandu ?
1.2.6
Bagaimana
penatalaksanaan untuk meningkatkan keaktifan dalam berposyandu ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Bidan Komunitas
Konsep merupakan kerangka ide yang
mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “bidan“.
Menurut kesepakatan antara ICM; IFGO dan WHO tahun 1993, mengatakan
bahwa bidan (midwife) adalah “seorang yang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang diakui oleh Pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan
tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktek
kebidanan” (Syahlan, 1996 : 11).
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “
seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan formal dan lulus serta
terdaftar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan
melakukan kegiatan praktek mandiri” (50 Tahun IBI).
Kebidanan (Midwifery) mencakup
pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan
bayi. (Syahlan, 1996 : 12).
Komunitas berasal dari bahasa Latin
yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti
sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang
berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1).
Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem
sosial.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan
definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan
untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan
komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan
masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin,
1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
Peran dan fungsi kebidanan komunitas
yang mengacu pada pelayanan kesehatan pada bayi dan balita, di antaranya
kunjungan pada bayi baru lahir atau neonatus, menejemen terpadu balita sehat
atau sakit, deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita serta tindak lanjutnya,
dan imunisasi. Dan kegiatan ini dapat direalisasikan pada pelayanan di
posyandu.
2.1.2 Definisi Posyandu
POSYANDU Adalah suatu forum
komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu
juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga Berencana –
Kesehatan di tingkat desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu
adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
a)
Manfaat di
adakannya posyandu bagi masyarakat
· Dengan posyandu
masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak bayi dan balita dapat mengetahui
secara dini apabila terjadi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada
bayinya.
· Posyandu
dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI untuk
kesehatan dam kecerdasan bayi.
· Posyandu
dapat meningkatkan pembangunan gizi dan kesehatan masyarakat.
b)
Alasan Pendirian Posyandu
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
·
Posyandu
dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit
dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
·
Posyandu
dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa
memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga
berencana (Effendi, 1998).
·
Penyelenggara
Posyandu
·
Pelaksana
kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan
setempat dibawah bimbingan Puskesmas.
·
Pengelola
posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder
PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di
wilayah tersebut (Effendi, 1998).
c)
Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
Adapun pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu meliputi:
·
Pemeliharaan
kesehatan bayi dan balita
·
Penimbangan
bulanan
·
Pemberian
tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
·
Immunisasi
bayi 3-14 bulan
·
Pemberian
orlit untuk menanggiulangi diare
·
Pengobatan
penyakit sebagai pertolongan pertama
Cangkupan pelayanan dalam posyandu meliputi pemantauan
tumbuh kembang bayi dan balita atau deteksi dini.
2.2 Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Dan
Balita/Deteksi Dini
2.2.1
Definisi
Ddtk
Deteksi dini tumbuh kembang anak /
balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran fisik(anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya
karena adanya multiplikasi (bertambah banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan
ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya,
seperti pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar kepala.(IDAI,
2002)
Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dari struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirkan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya yang
terorganisasi (IDAI, 2002)
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian (Depkes RI,
2005).
2.2.2
Cara deteksi
tumbuh kembang anak
1. Mendeteksi
tumbuh kembang pada anak diantaranya :
a.
Pengukuran antropometri
·
Pengukuran
antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan , lingkar
kepala dan lingkar lengan atas.
b.
Pengukuran
berat badan
·
Pengukuran
berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yg ada pada tubuh.
c.
Pengukuran tinggi badan
·
Pengukuran
ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan untuk menilai
status perbaikan gizi di samping factor genetik
2. Pertumbuhan
dan perkembangan anak :
·
Anak pada
usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
·
Anak pada
usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
·
Anak pada
usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
·
Anak pada
usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
·
Anak pada
usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian
sendiri
·
Anak pada
usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
·
Anak pada
usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan (Depkes RI, 2005).
2.2.3
Tujuan DDTK
·
Sebagai
upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental
dan sosial.
·
Menegakkan
diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang.
·
Kemungkinan
penanganan yang efektif.
·
Mencari
penyebab dan mencegahnya.
2.2.4
Ciri-ciri
tumbuh kembang anak / balita
1)
Perkembangan
menimbulkan perubahan
Ø Perkembangan
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan misal, perkembangan intelgensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2)
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
Ø Setiap anak
tidak akan bisa melewati tahapan sebelumnya misal, seorang anak tidak bias
berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat karena perkembangan awal merupakn masa kritis untuk menentukan
perkembangan selanjutnya
3)
Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Ø Sebagaimana
pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatn yng berbeda baik perkembangan
fisik maupun fungsi organ
4)
Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan
Ø Anak sehat,
bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
5)
Perkembangan
mempunyai pola yang tetap
Ø Perkembangan
fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum:
1.
Perkembangan
terjadi dahulu di daerah kepala kemudian menuju arah anggota tubuh.
2.
Perkembang
antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembng ke bagin distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimosdital).
6)
Perkembangan
memiliki tahap yan berurutan
Ø Misalnya
anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak
anak mampu berdiri sebelum berjalan.(Depkes, 2005 : 4).
2.3 Imunisasi
Imunisasi
adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi
Vaksin adlh bahan yg dipakai utk merangsang pembentukan zat anti yg
dimasukkan ke dlm tubuh,sprti vaksinBCG,DPT,campak,Hepatitis B dan polio
Ada
2 jenis vaksin,yaitu: life atenuated (virus
atau bakteri hidup yg dilemahkan) &
Contoh vaksin life atenuated
(virus: campak,gondongan,rubela,polio; bakteri: BCG,tipoid oral)
Contoh vaksin inactivated
(virus: influenza, rabies & Hepatitis A; bakteri:
pertusis,kolera,lepra) inactivated
(virus atau bakteri yg dibuat tdk aktif)
Ø Tujuan imunisasi
-Kebal terhadap penyakit
-Morbiditas dan mortalitas
-Mengurangi kecacatan
Ø MACAM IMUNISASI
Imunisasi aktif
Ialah pemberian zat sbg antigen yg diharapkan
akan trjd suatu proses infeksi buatan.
Imunisasi pasif
Ialah pemberian zat yh dihasilkan melalui suatu
proses infeksi yg digunakan utk mengatasi mikroba yg diduga masuk dlm tubuh yg
terinfeksi
Ø Faktor keberhasilan imunisasi
Status imun pejamu
Dipengaruhi oleh terjadinya antibodi
spesifik,maturitas imunologik,pemberian obat (imunosupresan),penyakit infeksi
sistemik,keadaan gizi buruk.
Faktor genetik pejamu
Dipengaruhi oleh variabilitas genetik.Seorang individu dpt memberikan
respon rendah thdp antigen tertentu,tetapi thdp antigen lain dpt tinggi respon
imunnya
Kualitas
dan kuantitas vaksin
Dipengaruhi oleh cara pemberian,dosis,frekuensi ,jarak pemberian vaksin
dan jenis vaksin (life attenuated dan
inactivated)
Ø APA SAJA MACAM IMUNISASI
1. IMUNISASI
BCG
Imunisasi BCG (Bacicile Calmette Guerin) utk mencegah terjadinya
penyakit TBC yg berat sebab TBC yg primer atau ringan dpt terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG.Contohnya: TBC pd selaput otak,TBC milier pd
lapang paru,TBC tulang .
Vaksin BCG merupakan vaksin yg mengandung kuman TBC yg
dilemahkan,diberikan melalui intradermal dg dosis 0,05 ml
Efek samping imunisasi BCG yaitu terjadinya ulkus pd daerah
suntikan,reaksi panas .
v REKOMENDASI
· Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bln
· Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg
imunodefisiensi (HIV,gizi buruk).
· Pd bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH
profilaksis,jika kontak sdh tenang dpt diberi BCG
2. IMUNISASI
HEPATITIS B
ü Penyakit Hepatitis B sering menyebabkan hepatitis kronik yg dlm kurun
waktu 10-20 th dpt berkembang menjadi hepatitis akut.
ü Penularan penyakit melalui: hub.seksual,dari ibu kpd bayinya,melalui
alat2 kedokteran.
ü Imunisasi diberikan melalui intramuskular dg dosis 0,5 ml dan dapat
menimbulkan efek samping yg pd umumnya ringan,hanya berupa
nyeri,bengkak,panas,mual & nyeri sendi maupun otot.
3. IMUNISASI
POLIO
Imunisasi polio digunakan utk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis
yg dpt menyebabkan kelumpuhan pd anak.Kandungan vaksin adlh virus yg
dilemahkan.
Imunisasi polio diberikan melalui oral bersamaan dg suntikan vaksin DPT
& hepatitis B.
Vaksin yg digunakan scr rutin sejak bayi lahir dg dosis 2 tetes oral yg
menempatkan diri di usus & memacu pembentukan antibodi baik dalam darah
maupun pd epitelium usus yg menghasilkan pertahanan lokal trhdp virus polio
liar yg datang masuk kemudian
4. IMUNISASI
DPT
o Imunisasi
DPT (diphteria,pertusis,tetanus) digunakan utk mencegah terjadinya penyakit
difteri,pertusis & tetanus.
o Vaksin
mengandung racun kuman difteri yg telah dihilangkan sifat racunnya,namun msih
dpt merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
o Imunisasi
DPT diberikan melalui intramuskular dg dosis 0,5 ml & dpt menimbulkan efek
samping ringan,misal: trjdi pembengkakan,nyeri & demam.Efek samping
berat,misal:terjadi menangis hebat,kesakitan ± 4 jam,kesadaran menurun,kejang
& syok
5. IMUNISASI
CAMPAK
Ø Imunisasi campak digunakan mencegah terjadinya penyakit campak.Vaksin ini
adlh virus yg dilemahkan.
Ø Imunisasi campak diberikan melalui subkutan walaupun dpt jg diberikan scr
intramuskular (dosis 0,5 ml) dg efek samping seperti terjadinya ruam pd tempat
suntikan & panas.
Ø Kontraindikasi berlaku bagi mereka yg sedang menderita demam
tinggi,sedang memperoleh pengobatan imunosupresi,memiliki riw.alergi.
2.4 Masalah Yang
Ada Pada Posyandu
1. Bidan
komunitas atau bides
ü Bidan
kurang aktif
ü Bidan
mengesampingkan posyandu karena pekerjaan lain
ü Bidan
kurang komunikatif
ü Tidak
pernah memberikan penyuluhan
2. Orang Tua
Bayi Dan Balita Kurang Aktif
ü Malas
pergi keposyandu
ü Banyak
pekerjaan, lupa , jarak posyandu yang terlalu jauh , ortu menganggap posyandu
tidak begitu penting
3. Kurangnya peran serta kader posyandu
ü Persiapan
alat dan bahan untuk pelayanan posyandu yang kurang
ü Kurangnya menggerakkan masyarakat
untuk datang ke posyandu
ü Kurangnya kader memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang kepada
oarang tua bayi dan balita.
4. Kurangnya
sarana prasarana posyandu
ü Dana yang
di berikan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para kader desa, maka sarana dan
prasarana tidak lengkap seperti timbangan, pengukur tinggi badan.
2.5 Penatalaksanaan
Untuk Meningkatkan Keaktifan Dalam Berposyandu
Karena perlu mengaktifkan kembali
Posyandu, serta meningkatkan posyandu, yaitu dengan memberikan imunisasi
lengkap kepada bayi, melakukan penimbangan bayi dan balita setiap bulan, dan
memberantas jentik nyamuk, serta menjaga lingkungan agar tetap bersih.
ibu-ibu yang sudah aktif agar
selanjutnya dibina dengan petugas kesehatan dan masyarakat sehingga posyandu
dapat berjalan lebih baik. Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti
faktor-faktor lain yang belum diteliti dengan sampel dan ruang lingkup yang
lebih luas sehingga dapat meningkatkan ketelitian hasil penelitian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posyandu adalah pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu
adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
Deteksi dini tumbuh kembang anak /
balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Imunisasi
adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi
3.2 Saran
Dengan di buatnya
makalah ini diharapkn mahasiswa khususnya D III kebidanan dapat mengerti dan
lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas serta tugas-tugasnya diwilayah
kerja mengenai pelayanan posyandu, pelayanan deteksi dini tumbuh kembang bayi
dan balita serta imunisasi. Dan lebih diharapkan makalah ini dapat memotivasi
bidan dimasa depan untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam memajukan
pelayanan bidan komunitas sehingga tercipta pelayanan yang berkualitas untuk
menuju indonesia sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan, Mustika. (2003). Bidan Menyongsong Masa
Depan; 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta: PP IBI
Soepardan, Dra. Hj. Suryani. (2005). Konsep
Kebidanan. Jakarta
Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta. Hal. 109
Saifuddin,Abdul Bari.dkk.2006.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Simatupang,Erna Juliana. 2008.Manajemen Pelayanan Kebidanan.Jakarta;EGC.
Saifuddin,Abdul Bari.dkk.2006.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Simatupang,Erna Juliana. 2008.Manajemen Pelayanan Kebidanan.Jakarta;EGC.
Post a Comment for "Pelayanan kebidanan pada anak"